Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah Riset Operasi (Operation Reseach) pertama kali digunakan pada


tahun 1940 oleh Mc Closky dan Trefthen di suatu kota kecil Bowdsey Inggris. Riset
Operasional adalah suatu metode pengambilan keputusan yang dikembangkan dari
studi operasi-operasi militer selama Perang Dunia II. Pada masa awal perang 1939,
pemimpin militer Inggris memanggil sekelompok ahli-ahli sipil dari berbagai
disiplin dan mengkoordinasi mereka ke dalam suatu kelompok yang diserahi tugas
mencari cara-cara yang efisien untuk menggunakan alat yang baru ditemukan yang
dinamakan radar dalam suatu sistem peringatan dini menghadapi serangan udara.
Kelompok ahli Inggris ini dan kelompok-kelompok lain berikutnya melakukan
penelitian (research) pada operasi-operasi (operations) militer.

Setelah kesuksesan tim riset operasional ini, militer Inggris dan Amerika
Serikat melanjutkan mengaktifkan tim riset operasional. Sebagai hasilnya, tim riset
operasional semakin banyak yang disebut dengan peneliti operasi militer yang
mengaplikasikan pendekatan riset operasional pada permasalahan pertahanan
nasional. Beberapa teknik yang mereka kembangkan memasukkan ilmu politik,
matematik, ekonomi, teori probabilitas dan statistik.

Setelah perang, keberhasilan kelompok-kelompok penelitian operasi-


operasi dibidang militer menarik perhatian para industriawan dalam dunia usaha
yang berkembang semakin kompleks. Perkembangan dunia usaha ini sangat terlihat
dengan jelas setelah revolusi industri. Industri semakin kompleks, sumber daya yang
dimiliki digunakan untuk berbagai kegiatan atau aktivitas, organisasi industri
semakin besar, dan semua itu sering menggunakan sumber daya yang terbatas.

1
Keterbatasan sumber daya menyebabkan kepentingan masing-masing aktivitas atau
bagian saling bentrok.

Melihat kesuksesan tim riset operasional pada militer, industri secara


bertahap mengaplikasi penggunaan riset operasional. Sejak tahun 1951, riset
operasional diaplikasikan di dunia industry dan bisnis di Inggris dan juga di
Amerika Serikat. Sejak itu riset operasional memberikan dampak besar pada
organisasi manajemen. Baik jumlah maupun variasi aplikasinya bertumbuh sangat
cepat.

Berdasarkan survei yang dilakukan di industri Amerika Serikat terhadap


teknik riset operasional yang banyak digunakan dan bidang yang banyak
menggunakan teknik riset operasional, dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2 di bawah.
Tabel 1 menunjukkan peringkat penggunaan teknik riset operasional pada berbagai
perusahaan. Peringkat 1 menunjukkan teknik paling banyak digunakan. Tabel 2
menunjukkan peringkat bidang yang paling banyak menggunakan teknik riset
operasional dua perusahaan yang disurvei. Peringkat 1 menunjukkan bidang yang
paling banyak menggunakan.

Paling sedikit ada dua faktor lainnya yang turut berkontribusi dalam
pengembangan riset operasional. Pertama adalah kemajuan mendasar yang dibuat
di awal dalam pengembangan teknik yang ada terhadap riset operasional. Setelah
perang, banyak ilmuwan yang berpartisipasi dalam tim riset operasional atau yang
mendengarkan keberhasilan tim termotivasi untuk melanjutkan penelitian relevan
terhadap suatu bidang, yang menunjukkan pengembangan penting dari sudut seni
yang dihasilkan. Salah satu contoh paling penting adalah ditemukannya metode
simpleks untuk menyelesaikan permasalahan pemrograman linear oleh George
Dantzig tahun 1947. Banyak teknik riset operasional, seperti pemrograman linear,
pemrograman dinamis, teori antrian dan teori inventori telah dikembangkan dengan
baik di akhir tahuan 1950-an.

2
Faktor kedua adalah perkembangan teknologi komputer. Perhitungan
kompleks sering harus dilakukan untuk permasalahan kompleks. Jika dilakukan
dengan tangan (secara manual) sering menjadi masalah dan bahkan sering tidak
mungkin dilakukan. Pengembangan komputer digital elektronik dengan
kemampuan melakukan perhitungan aritmetik tinggi telah memberikan penyelesian
yang ribuan atau jutaan kali lebih cepat daripada yang bisa manusia lakukan dengan
tangan.

Perkembangan disiplin operation research diawaili dari keberhasilan-


keberhasilan penelitian dari kelompok kelompok studi militer yang kemudian telah
menarik kalangan Industriawan untuk membantu memberikan berbagai solusi
terhadap masalah-masalah manajerial yang rumit. Dalam perkembangannya
sekarang ini, Operation Reseach (OR) banyak diterapkan dalam menyelesaikan
masalah-masalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas atau efisiensi.
Operation Reseach sering dinamakan sebagai Management Science.

B. Tujuan Penulisan

Kami membuat tulisan ini dengan tujuan untuk membantu teman teman sekalian
dalam hal pembelajaran Riset Operasional Persediaan agar kita semua dapat
mengetahui yang belum kita ketahui.

C. Metode Penulisan

Kami membuat tulisan ini dengan cara mengambil sumber dari beberapa
buku dan melalui internet. Kami mendapat beberapa kesulitan saat membuat tulisan
ini, seperti saat mencari bahan tentang pemecahan masalah. Akhirnya kami dapat
menyelesaikan tulisan ini tepat waktu. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. CONTOH OPERASI PERMASALAHAN DIDALAM LINGKUP RISET


1. Persoalan Biaya Pemasaran Berbagai Produk
Dalam hal ini RO sangat berguna untuk memecahkan persoalan
pembelian bahan mentah, penyimpanannya, produksinya dan penjualannya.
Sehingga jumlah biaya ( pengeluaran secarakeseluruhan mulai dari pembelian
bahan mentah, memprosesnya menjadi barang produksi sertamenjualnya )
menjadi minimum.
2. Perencanaan Produksi
Sebagai contoh misalnya seorang produsen memiliki 2 bahan mentah
masing masing tersedia 60 unit dan 48 unit. Akan dibuat 2 macam produk
dimana masing masing produk membutuhkan 2 macam bahan mentah
tersebut. Satu unit produk pertama memerlukan 4 unit bahanmentah pertama
dan 2 unit bahan mentah kedua. Satu unit produk kedua memerlukan 2 unit
bahanmentah pertama dan 4 unit bahan mentah kedua. Kalau dijual satu unit
produk pertama harganyaRp. 8 juta dan produk kedua Rp. 6 juta. Seandainya
produk pertama sebesar x1unit dan produk kedua x2 unit , maka persoalannya
ialah berapa besarnya x1 dan x2 sehingga hasil penjualan maksimum.

4
3. Persoalan Atau Masalah Pencampuran
Persoalan pencampuran ( mixed problems ), terjadi dalam proses
produksi makanan ternak, perusahaan penyulingan minyak, perusahaan
peleburan logam, yang akan diuraikan di bawah ini :Seorang produsen makanan
ternak akan memproduksi makanan ternak tertentu yang harusmengandung
vitamin dan -3- protein dalam jumlah tertentu yang harus dipenuhi. Dalam
persoalan inikita harus menentukan berapa jumlah bahan baku masing masing
agar ternak dapat memperolehvitamin dan proten yang diperlukan agar dapat
gemuk, akan tetapi jumlah biaya untuk pembelian bahan bahan baku harus
minimum. Perusahaan penyulingan minyak menghadapi masalah yangsama
seperti perusahaan makanan ternak tersebut
4. Persoalan Transportasi
Cara pengaturan persoalan transportasi yaitu menentukan berapa
jumlah barang yang diangkut dari tempat asal yang mana ke tempat tujuan yang
mana agar jumlah biaya transportasiminimum dengan memperhatikan
pembatasan (kendala) berikut :a)Jumlah barang yang diangkut tidak boleh
melebihi suplai dari setiap daerah asal. B)Jumlah permintaan dari setiap daerah
tujuan harus dipenuhi.c ) J u m l a h p e r m i n t a a n s a m a dengan jumlah
suplai
Dalam bab ini akan dipelajari masalah transportasi yang berupa masalah
pengaturan pengangkutan barang dari beberapa tempat asal langsung ke
beberapa tempat tujuan, dengan tujuan meminimumkan biaya pengangkutan
barang. Bentuk baku masalah transportasi berupa peminimuman biaya dengan
total banyaknya persediaan sama dengan total banyaknya permintaan (bentuk
seimbang).Masalah transportasi tersebut dapat diformulasikan ke dalam model
matematis berupa model pemrograman linear. Walaupun demikian, masalah
transportasi tidak diselesaikan dengan menggunakan metode pemrograman
linear, tetapi menggunakan metode transportasi.

5
Metode transportasi terdiri dari dua tahap utama, yaitu (1) penentuan
penyelesaian awal dan (2) perbaikan penyelesaian sampai diperoleh
penyelesaian optimum. Untuk melakukan tahap (1) digunakan metode North-
West Corner, metode Least Cost. Sedangkan untuk melakukan tahap (2)
digunakan metode MODI. Di dalam metode ini terdapat langkah pemeriksaan
keoptimuman dan langkah pendistribusian nilai modifikasi pada isi sel-sel
dalam suatu lintasan tertutup untuk menghasilkan penyelesaian baru.
Terdapat kasus khusus yang jarang terjadi, yaitu keadaan kemerosotan.
Keadaan ini terjadi bilamana banyaknya peubah basis lebih kecil dari m+n1,
dengan m dan n masing-masing menyatakan banyaknya tempat asal dan
banyaknya tempat tujuan. Untuk bentuk model transportasi yang tidak
seimbang, kita dapat membawanya ke dalam bentuk seimbang dengan
menambahkan tempat asal rekaan ataupun tempat tujuan rekaan Tujuan sesuai
Sumberbentuk ketakseimbangannya
5. Persoalan Antrian dan Inventori
(a) Teori antrian (queuing or waiting line theory) mulai dikembangkan oleh
ahli matematikadari Denmark yang bernama A.K. Erlang, khususnya
dalam lalu lintas telepon. Persoalan persoalan yang dapat diselesaikan
dengan teori antrian meliputi antara lain bagaimana perusahaan dapat
menentukan waktu dan fasilitas yang sebaikbaiknya agar dapat melayani
langganan dengan efisien dan efektif. Di dalam hal ini tentu saja
diperhitungkanantara biaya ekstra yang harus dikeluarkan perusahaan
untuk menambah pelayanan (service) baru dan tingkat kepuasan konsumen
yang tidak harus lama antri untuk memperoleh giliranmenerima pelayanan.
(b) Persoalan inventori pada dasarnya masalah penyediaan barang dalam
jumlah dan waktu yang tepat sesuai dengan permintaan. Dalam praktek
sering kali terjadi menyimpan barangdalam jumlah yang besar (biaya
mahal) tetapi permintaan tidak kunjung 8ating. Sebaliknyadisediakan
barang dalam jumlah yang sedikit (biaya murah), tetapi permintaan sering

6
dating sehingga tidak dapat dilayani, menimbulkan
ketidakpuasan/kekecewaan.

6. Persoalan Net Work Planning atau PERT


Merupakan metode untuk penjadwalan (scheduling) dan penganggaran
(8ariable8) berbagai sumber (resources), antara lain waktu, tenaga dan biaya
guna mencapai suatu pekerjaan (job), misalnya proyek dapat selesai pada waktu
yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal.

7
B. TEKNIK YANG DIKEMBANGKAN DALAM APLIKASI RISET OPERASI
1. Linier Programming
Linear programming adalah suatu teknis matematika yang dirancang
untuk membantu manajer dalam merencanakan dan membuat keputusan dalam
mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memaksimalisasi keuntungan,
namun karena terbatasnya sumber daya, maka dapat juga perusahaan
meminimalkan biaya. Linear Programming memiliki empat 9aria khusus yang
melekat, yaitu :
a. penyelesaian masalah mengarah pada pencapaian tujuan maksimisasi atau
minimisasi
b. kendala yang ada membatasi tingkat pencapaian tujuan
c. ada beberapa 9ariable9ve penyelesaian
d. hubungan matematis bersifat linear

Secara teknis, ada lima syarat tambahan dari permasalahan linear


programming yang harus diperhatikan yang merupakan asumsi dasar, yaitu:

a. certainty (kepastian). Maksudnya adalah fungsi tujuan dan fungsi kendala


sudah diketahui dengan pasti dan tidak berubah selama periode analisa.
b. proportionality (proporsionalitas). Yaitu adanya proporsionalitas dalam
fungsi tujuan dan fungsi kendala.
c. additivity (penambahan). Artinya aktivitas total sama dengan penjumlahan
aktivitas individu.
d. divisibility (9ari dibagi-bagi). Maksudnya solusi tidak harus merupakan
bilangan integer (bilangan bulat), tetapi 9ari juga berupa pecahan. Non-
negative variable (9ariable tidak 9ariable). Artinya bahwa semua nilai
jawaban atau 9ariable tidak 9ariable. Dalam menyelesaikan permasalahan
dengan menggunakan Linear Programming, ada dua pendekatan yang 9ari
digunakan, yaitu metode grafik dan metode simpleks. Metode grafik hanya

8
9ari digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana 9ariable
keputusan sama dengan dua. Sedangkan metode simpleks 9ari digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan dimana 9ariable keputusan dua atau
lebih.
2. Dynamic Programing
Richard Bellman (1940) menyatakan bahwa Dynamic Programming
digunakan untuk menggambarkan proses pemecahan masalah dimana akan
dicari keputusan terbaik dari keputusan-keputusan yang ada. Dynamic
Programming adalah sebuah metode yang termasuk dalam teori optimasi.
Dynamic Programming adalah strategi untuk membangun masalah optimal
bertingkat, yaitu masalah yang dapat digambarkan dalam bentuk serangkaian
tahapan (stage) yang saling mempengaruhi.

Umumnya tiap tahapan mempunyai 4 (empat) variabel yang


mempunyai pengaruh, baik langsung maupun tidak langsung terhadap tahapan
lainnya dari sistem. Adapun empat variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Input untuk tahapan n, Xn, yang tergantung dari keputusan yang dibuat
pada tahapan terdahulu atau tergantung dari input asal yang tetap pada
sistem, dalam tugas akhir ini Xn = beban generator.
b. Set keputusan pada tahap n, Dn yang menentukan kondisi atau syarat
operasi dari tahapan, dalam tugas akhir ini Dn = Cn (konsumsi bahan bakar
pada generator ke n).
c. Output dari tahapan n, Xn-1 yang biasa tergantung dari input pada tahapan
n dan keputusan Dn Output berupa beban yang akan dipikul masing-
masing generator.
d. Hasil dari tahapan n yang merupakan keseluruhan biaya operasi generator.
Dalam Dynamic Programming tidak ada rumusan (formulasi) matematis
standar.

9
Dynamic Programming lebih merupakan suatu tipe pendekatan umum
untuk pemecahan masalah, dan persamaan-persamaan khusus yang akan
digunakan harus dikembangkan sesuai dengan setiap situasi individual.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode Dynamic


Programming adalah sebagai berikut :

a. Metode Dynamic Programming digunakan ketika masalah dapat dipecah


menjadi sub masalah berulang yang lebih kecil.
b. Metode Dynamic Programming digunakan ketika solusi dapat diselesaikan
secara rekursif.
c. Metode Dynamic Programming memerlukan sebuah tabel pengingat untuk
menyimpan hasil perhitungan dari sub masalah yang akan digunakan untuk
perhitungan solusi optimal secara keseluruhan.
d. Dengan adanya tabel pengingat, kita dapat mengimplementasikan
algoritma secara rekursif.

Dynamic Programming dapat diaplikasikan apabila peningkatkan biaya


linear dan diskrit. Dalam menyelesaikan persoalan dengan Dynamic
Programming, kita dapat menggunakan 2 pendekatan yaitu: a. Maju (forward
atau up-down) : bergerak mulai dari tahap 1, terus maju ke tahap 2, 3, .., n.
Urutan variabel keputusan adalah x1, x2, ..., xn b. Mundur(backward atau
bottom-up) : bergerak mulai dari tahap n, terus mundur ke tahap n-1, n-2, .., 2,
1. Urutan variabel keputusan adalah xn, xn1, x2, x1. Secara umum ada 4
langkah yang dilakukan dalam mengembangkan algoritma Dynamic
Programming: 1. Karakteristikkan struktur solusi optimal. 2. Definisikan secara
rekursif nilai solusi optimal. 3. Hitung nilai solusi optimal secara maju atau
mundur. 4. Konstruksi solusi optimal.

10
Dynamic Programming telah banyak diterapkan dalam masalah-
masalah bisnis dan industri. Seperti masalah-masalah scheduling produksi,
pengendalian persediaan, analisa network, proyek-proyek penelitian dan
pengembangan, dan penjadwalan operasi unit pembangkit semuanya dapat
dipecahkan dengan menggunakan programasi dinamis. Masalah-masalah ini
dipecahkan dengan menggunakan prosedur-prosedur penyelesaian programasi
dinamis yang berbedabeda tergantung pada sifat masalah optimisasinya.

3. Teori Antrian
Antrian terdapat pada kondisi apabila obyek-obyek menuju suatu area
untuk dilayani, namun kemudian menghadapi keterlambatan disebabkan oleh
mekanisme pelayanan mengalami kesibukan. Antrian timbul karena : Adanya
ketidakseimbangan antara yang dilayani dengan pelayanannya.

Antrian adalah gambaran kondisi kinerja suatu sistem


produksi/pelayanan yang ditandai dengan adanya suatu panjang antrian dan
waktu tunggu tertentu. Antrian terjadi karena adanya unsur random
(memoriless) dalam sistem kedatangan dan pelayanan. Permasalahan dalam
antrian adalah mendesain layout sebuah fasilitas, keputusan tentang pemilihan
staf/jumlah staf, program queue dalam sistem komputer, masalah pelayanan
fisik, dll. Teori antrian biasanya sangat berguna untuk membuat jadwal, desain
pekerjaan, tingkat intensitas kerja, dll.

Contoh antrian :

Antrian pada pelayanan kasir supermarket


Antrianmembeli bahan bakar
Antrian pada lampu merah (orang menyebrang maupun kendaraan)
Antrian pesawat akan mendarat di suatu bandara
Antrian pelayanan dokter, dan lain-lain.

11
Proses pada Antrian

1. Proses stochastic atau Proses Discrete-State atau Continuous State


Proses discrete state memiliki bilangan nilai yang terbatas atau
dapat dihitung. Sebagai contoh jumlah job dalam sistem n(t) hanya
dapat menggunakan nilai 0, 1,..n. Waktu tunggu di lain pihak dapat
mengambil semua nilai pada garis hitung nyata. Maka proses ini
merupakan proses yang berkelanjutan. Proses discrete-state stochastic
sering pula disebut rantai stochastic.
2. Proses Markov
Jika state pada masa yang akan datang dari proses itu tidak
tergantung pada masa yang telah lalu dan hanya tergantung pada masa
sekarang saja, proses ini disebut Proses Markov. Pengetahuan state
proses pada masa sekarang ini harus memadai. Proses discrete state
Markov disebut rantai Markov. Untuk memprediksi proses Markov
selanjutnya yang ada di masa datang diperlukan pengetahuan state yang
sedang berlangsung saat ini. Tidak dibutuhkan pengetahuan berapa
lama proses terjadi di masa sekarang ini. Hal ini memungkinkan jika
waktu state menggunakan distrtibusi eksponensial (memoryless). Ini
akan membatasi aplikabilitas proses Markov.
3. Proses Birth-death
Area diskrit proses Markov dimana transisi jadi terlarang bagi
state lain di sekelilingnya, disebut proses birth death. Untuk proses ini
memungkinkan untuk merepresentasikan state dengan suatu integer
dimana proses pada state n dapat berubah hanya ke state n+1 atau n-1.
Sebagai contoh adalah jumlah job dalam antrian. Kedatangan job dalam
antrian (birth) menyebabkan state berubah menjadi +1 (plus satu), dan
keberangkatan dari antrian karena telah sampai waktunya mendapatkan
layanan (death) menyebabkan state berubah menjadi -1 (minus satu).

12
4. Proses Poisson
Jika waktu interarrival IID dan distribusi eksponensial tercapai,
jumlah kedatangan dari n berlangsung dalam interval (t, t+x) berarti
memiliki distribusi Poisson, dan oleh karena itu proses kedatangan
diarahkan pada proses Poisson atau aliran Poisson. Aliran Poisson
sangat populer dalam teori antrian karena kedatangan biasanya
memoryless sebagai waktu interarrival terdistribusi secara
eksponensial. Sebagai tambahan aliran Poisson memiliki properti : 1.
Menggabungkan k aliran Poisson dengan mean rate i hasil dalam aliran
Poisson dengan mean rate diberikan dengan : 2. Jika aliran Poisson
di-split ke dalam k sub-aliran maka probabilitas job yang bergabung
pada i sub-aliran adalah pi, Setiap sub-aliran juga Poisson dengan mean
rate pi. 3. Jika kedatangan pada suatu server tunggal dengan waktu
layanan yang eksponensial adalah Poisson dengan mean rate ,
Keberangkatan yang terjadi juga Poisson dengan rate yang sama .
Menyediakan rate kedatangan lebih kecil dibandingkan rate pelayanan
. 4. Jika kedatangan pada fasilitas layanan dengan m pusat layanan
adalah Possion dengan mean rate , Keberangkatan juga merupakan
aliran Poisson dengan rate yang sama , Menyediakan rate kedatangan
lebih kecil dari rate total layanan . Ini adalah asumsi pada server, untuk
memiliki distribusi eksponensial waktu layanan.

4. Teori Inventory atau Persediaan


Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan
digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi
atau perakitan, untuk dijual kembali, dan untuk suku cadang dari suatu
peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu,
barang dalam proses, barang jadi, ataupun suku cadang (Herjanto, 1999, hal:

13
219). Setiap perusahaan perlu mengadakan persediaan untuk menjamin
kelangsungan hidup usahanya. Untuk mengadakan persediaan, dibutuhkan
sejumlah uang yang diinvestasikan dalam persediaan tersebut. Oleh karena itu,
setiap perusahaan haruslah dapat mempertahankan suatu jumlah persediaan
optimum yang dapat menjamin kebutuhan bagi kelancaran kegiatan perusahaan
dalam jumlah dan mutu yang tepat dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Untuk mengatur tersedianya suatu tingkat persediaan yang optimum, maka
diperlukan suatu sistem pengawasan persediaan.

Tujuan dari pengawasan persediaan ini adalah (Assauri, 1998):

a. Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan yang mengakibatkan


terhentinya kegiatan produksi.
b. Menjaga agar pembentukan persediaan tidak terlalu besar atau berlebih,
sehingga biaya yang timbul oleh persediaan tidak terlalu besar.
c. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena
mengakibatkan meningkatnya biaya pemesanan.

Pada Dasarnya, masalah persediaan dikelola oleh perusahaan sendiri


tanpa melibatkan faktor luar. Manajemen persediaan seperti ini adalah
manajemen persediaan konvensional. Pengelolaan persediaan konvensional
hanya memandang dari satu aspek saja, yaitu pemasok atau pembeli. Hal ini
tidak menguntungkan bagi kedua belah pihak karena kebijakan yang optimal
bagi pemasok belum tentu optimal bagi pembeli.

Dewasa ini, persaingan bisnis tidak lagi terjadi antar perusahaan tetapi
melibatkan beberapa jaringan supply chain. Supply chain (rantai pengadaan)
merupakan jaringan antar perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk
menghasilkan dan mengantarkan suatu produk ke konsumen akhir. Mengelola
aliran produk yang tepat adalah salah satu tujuan dari supply chain.

14
Konsep supply chain merupakan konsep baru dalam mengelola masalah
persediaan. Tuntutan pelanggan yang terus berkembang dan jumlah retailer
yang semakin banyak menyebabkan perlunya koordinasi yang baik antara
pemasok dan pembeli. Oleh karena itu, pengelolaan persediaan dengan cara
konvensional dianggap tidak efektif untuk menghadapi persaingan yang ada.

Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar


terhadap kinerja finansial suatu perusahaan. Jumlah uang yang tertanam dalam
bentuk persediaan biasanya sangat besar sehingga persediaan adalah salah satu
aset terpenting yang dimiliki supply chain (Pujawan, 2005, hal: 99). -10Fungsi
Persediaan

Berdasarkan fungsinya, persediaan dapat dikelompokkan dalam 4 jenis,


yaitu (Herjanto, 1999):

a. Fluctuation Stock
Merupakan persediaan untuk menjaga terjadinya fluktuasi permintaan
yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, dan untuk mengatasi jika terjadi
kesalahan/ penyimpangan dari perkiraan penjualan, waktu produksi, atau
waktu pengiriman barang.
b. Anticipation Stock
Merupakan persediaan yang dibutuhkan untuk menghadapi permintaan
yang diramalkan, misalnya pada saat jumlah permintaan besar, tetapi
kapasitas produksi tidak mampu memenuhi permintaan tersebut. Jumlah
permintaan yang besar ini diakibatkan oleh sifat musiman dari suatu
produk. Persediaan ini juga menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh
bahan baku, agar proses produksi tidak berhenti.
c. Lot Size Inventory
Merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih besar
daripada kebutuhan saat itu. Persediaan jenis ini dilakukan untuk

15
mendapatkan potongan harga (discount) karena pembelian barang dalam
jumlah besar. Persediaan jenis ini juga dapat menghemat biaya
pengangkutan karena memperkecil frekuensi pengiriman barang dan biaya
per unit pengangkutannya lebih murah.
d. Pipeline/ Transit Inventory
Merupakan persediaan yang sedang dalam proses pengiriman dari tempat
asal ke tempat di mana barang itu akan digunakan. Persediaan ini timbul
karena jarak dari tempat asal ke tempat tujuan cukup jauh dan bias
memakan waktu beberapa hari atau beberapa minggu.

Jenis- Jenis Persediaan Persediaan dapat dikelompokkan menurut jenis


dan posisi barang tersebut di dalam urutan pengerjaan produk, yaitu (Assauri,
1998):

a. Persediaan Bahan Baku (Raw Material Stock)


Merupakan persediaan dari barang-barang yang dibutuhkan untuk proses
produksi. Barang ini bisa diperoleh dari sumber-sumber alam, atau dibeli
dari supplier yang menghasilkan barang tersebut.
b. Persediaan Bagian Produk (Purchased Parts)
Merupakan persediaan barang-barang yang terdiri dari parts yang diterima
dari perusahaan lain, yang secara langsung diassembling dengan parts lain
tanpa melalui proses produksi.
c. Persediaan Bahan-Bahan Pembantu (Supplies Stock)
Merupakan persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses
produksi untuk membantu kelancaran produksi, tetapi tidak merupakan
bagian dari barang jadi.
d. Persediaan Barang Setengan Jadi (Work in Process)
Merupakan barang-barang yang belum berupa barang jadi, akan tetapi
masih diproses lebih lanjut sehingga menjadi barang jadi.
e. Persediaan Barang Jadi (Finished Good)

16
Merupakan barang-barang yang selesai diproses atau diolah dalam pabrik
dan siap untuk disalurkan kepada distributor, pengecer, atau langsung dijual
ke pelanggan.
5. Teori Permainan ( Game Theory )
Teori permainan merupakan suatu model matematika yang digunakan
dalam situasi konflik atau persaingan antara berbagai kepentingan yang saling
berhadapan sebagai pesaing. Dalam permaian peserta adalah pesaing.
Keuntungan bagi yang satu merupakan kerugian bagi yang lain. Model-model
permainan dapat dibedakan berdasarkan jumlah pemain, jumlah keuntungan
atau kerugian, dan jumlah startegi yang digunakan dalam permainan. Bila
jumlah pemain ada dua, permainan disebut sebagai permainan dua pemain. Bila
keuntungan atau kerugian sama dengan nol, disebut permainan jumlah nol.

6. Simulasi

Simulasi adalah suatu cara untuk menduplikasi/menggambarkan ciri,


tampilan, dan karakteristik dari suatu sistem nyata. Dalam mata kuliah ini kita
mempelajari bagaimana untuk mensimulasi suatu sistem bisnis atau manajemen
dengan membangun suatu model matematis yang diusahakan untuk mewakili
kenyataan dari sistem sedekat mungkin.

Ide awal dari simulasi adalah untuk meniru situasi dunia nyata secara
matematis, kemudian mempelajari sifat dan karakter operasionalnya, dan
akhirnya membuat kesimpulan dan membuat keputusan berdasar hasil dari
simulasi. Dengan cara ini, sistem di dunia nyata tidak disentuh /dirubah sampai
keuntungan dan kerugian dari apa yang menjadi kebijakan utama suatu
keputusan di uji cobakan dalam sistem model.

17
Untuk menggunakan simulasi, halhal yang perlu dilakukan adalah:

1. Menentukan permasalahan
2. Mengajukan variabel yang berhubungan dengan permasalahan
3. Membangun model numeris
4. Menentukan rangkaian kemungkinan aksi untuk percobaan
5. Menjalankan eksperimen
6. Mempertimbangkan hasil eksperimen (memodifikasi model atau merubah
input)
7. Memutuskan langkah yang akan diambil

Keuntungan Simulasi

1. Relative apa adanya dan fleksibel


2. Dapat digunakan untuk mengangalisa situasi dunia nyata yang besar dan
kompleks yang tidak dapat dipecahkan oleh model analisa kuantitatif
konvensional.
3. Kadangkala simulasi adalah satusatunya metode yang memungkinkan.
Peneliti kadangkala karena berbagai sebab tidak bisa mengobservasi
langsung objek penelitiannya, maka perlu dilakukan simulasi.
4. Model simulasi dibuat untuk problem manajemen dan membutuhkan input
dari manajemen. Analis yang mengerjakan model harus berhubungan
secara ekstensif dengan manajer, ini berarti pengguna biasanya turut serta
dalam proses pemodelan, dan mempunyai peran dalam pembuatannya,
sehingga tidak takut / ragu untuk menggunakannya
5. Simulasi memungkinkan adanya pertanyaan bagaimana jika / kalau?
(what if question)
6. Simulasi tidak mengganggu sistem dunia nyata

18
7. Dengan simulasi dapat dipelajari efek interaktif dari suatu komponen atau
variabel individual untuk menentukan mana yang penting.
8. Simulasi memungkinkan penghematan waktu
9. Simulasi dapat mengikutsertakan komplikasi dunia nyata yang model
kuantitatif pada umumnya tidak bisa. Pemakaian ceteris paribus bisa
dikurangi.

Kerugian Simulasi

2. Model simulasi yang baik mungkin akan sangat mahal. Biasanya


merupakan proses yang panjang dan rumit
3. Simulasi tidak menghasilkan solusi optimal dari permasalahan seperti
teknik analisa kuantitatif yang lain.
4. Harus dijalankan semua kondisi dan hambatan untuk mendapatkan solusi
yang ingin diuji. Model simulasi tidak menghasilkan jawaban dengan
sendirinya
5. Tiap model simulasi adalah unik. Solusi dan kesimpulannya tidak dapat
digunakan untuk permasalahan lain. Model Ekonomi Makro

7. Net Work Planning


a. Sejarah dan Pengertian Network Planning
Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan
dan proses penetapan tujuan. Untuk dapat melaksanakan proses ini perlu
adanya informasi yang tepat dan kemampuan pengambilan keputusan yang

19
tinggi. Proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan serta proses
penyelenggaraan merupakan sistem operasi pada perencanaan proyek.
Bila perencanaan proyek merupakan sebuah total sistem, maka
penyelenggaraan proyek tersebut terdiri dari dua sub sistem, yaitu sub sistem
operasi dan sub sistem informasi. Sub sistim operasi menjawab pertanyaan
bagaimana cara melaksanakan kegiatan sedang sub sistem informasi
menjawab pertanyaan kegiatan apa saja yang sudah, sedang dan akan
dilaksanakan. Network planning merupakan sub sistem informasinya.
Konsep network ini mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan
manajemen Boaz, Allen dan Hamilton (1957) yang berada dibawah naungan
perusahaan pesawat terbang Lockheed. Kebutuhan penyusunan network ini
dirasakan perlu karena adanya koordinasi dan pengurutan kegitan-kegiatan
pabrik yang kompleks, yang saling berhubungan dan saling tergantung satu
sama lain. Hal ini dilakukan agar perencanaan dan pengawasan kegiatan
dapat dilakukan secara sistimatis, sehingga dapat diperoleh efisiensi kerja.
Adanya network ini menjadikan sistem manajemen dapat menyusun
perencanaan penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling
efisien. Di samping itu network juga dapat dipergunakan sebagai alat
pengawasan yang cukup baik untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Diagram network merupakan kerangka penyelesaian proyek secara
keseluruhan, ataupun masing-masing pekerjaan yang menjadi bagian
daripada penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Pada prinsipnya network dipergunakan untuk perencaan penyelesaian
berbagai macam pekerjaan terutama pekerjaan yang terdiri atas berbagai unit
pekerjaan yang semakin sulit dan rumit.
Menurut Sofwan Badri (1997 : 13) dalam bukunya Dasar-Dasar
Network Planning adalah sebagai berikut : Network planning pada
prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan
(variabel) yang digambarkan / divisualisasikan dalam diagram network.

20
Dengan demikian diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang harus
didahulukan, bila perlu dilembur (tambah biaya), pekerjaan mana yang
menunggu selesainya pekerjaan yang lain, pekerjaan mana yang tidak perlu
tergesa-gesa sehingga alat dan tenaga dapat digeser ke tempat lain demi
efesiensi. Sedangkan menurut Soetomo Kajatmo (1977: 26) adalah :
Network planning merupakan sebuah alat manajemen yang memungkinkan
dapat lebih luas dan lengkapnya perencanaan dan pengawasan suatu
proyek. Adapun definisi proyek itu sendiri adalah suatu rangkaian kegiatan-
kegiatan (aktivitas) yang mempunyai saat permulaan dan yang harus
dilaksanakan serta diselesaikan untuk mendapatkan tujuan tertentu.
Pengertian lainnya yang dikemukakan oleh Tubagus Haedar Ali (1995: 38)
yaitu: Network planning adalah salah satu model yang digunakan dalam
penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai
kegiatan-kegiatan yang ada dalam network diagram proyek yang
bersangkutan.

b. Manfaat Network Planning


Network planning merupakan teknik perencanaan yang dapat
mengevaluasi interaksi antara kegiatan-kegiatan. Manfaat yang dapat
dirasakan dari pemakaian analisis network adalah sebagai berikut :
Dapat mengenali (identifikasi) jalur kritis (critical path) dalam hal ini
adalah jalur elemen yaitu kegiatan yang kritis dalam skala waktu
penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Dapat diketahui dengan pasti kesukaran yang akan timbul jauh sebelum
terjadinya sehingga dapat diambil tindakan yang presentatif.
Mempunyai kemampuan mengadakan perubahan-perubahan sumber
daya dan memperhatikan efek terhadap waktu selesainya proyek.
Sebagai alat komunikatif yang efektif.

21
Memungkinkan tercapainya penyelenggaraan proyek yang lebih
ekenomis dipandang dari sudut biaya langsung dan penggunaan sumber
daya yang optimum.
Dapat dipergunakan untuk memperkirakan efek-efek dari hasil yang
dicapai suatu kegiatan terhadap keseluruhan rencana.

c. Bentuk Network Planning


Network adalah grafik dari suatu rencana produk yang menunjukkan
interelasi dari berbagai aktivitas. Network juga sering disebut diagram
panah, apabila hasil-hasil perkiraan dan perhitungan waktu telah dibubuhkan
pada network maka ini dapat dipakai sebagai jadwal proyek (project
schedulle). Untuk membentuk gambar dari rencana network tersebut perlu
digunakan simbol-simbol, antar lain :
Arrow / anak panah yang menyatakan aktivitas / kegiatan yaitu suatu
kegiatan atau pekerjaan dimana penyelesaiannya membutuhkan durasi
(jangka waktu tertentu) dan resources (tenaga, alat, material dan biaya).
Kepala anak panah menjadi pedoman arah tiap kegiatan, dimana
panjang dan kemiringan tidak berpengaruh.
Node / event, yang merupakan lingkaran bulat yang artinya saat
peristiwa atau kejadian yaitu pertemuan dari permulaan dan akhir
kegiatan :
Dummy /anak panah terputus-putus yang menyatakan kegiatan semu
yaitu aktivitas yang tidak membutuhkan durasi dan resources. :
Double arrow / dobel anak panah yang menunjukkan kegiatan di
lintasan kritis (critical path)

22
BAB III

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Hamdy A. Taha, Operation Research. An Introduction, MacMillan, 1992

Sri mulyono, Riset Operasi, LPEM, UI, 2002

Hiller, F.S. 1990. Pengantar Riset Operasi : .Jakarta : Erlangga.

Hamdi A Taha.1993 Riset Operasi,Edisi Ke lima,Binarupa Aksara

A Taha, Hamdy, 1996, Riset Operasi Jilid 1, Jakarta : Binarupa Aksara. -20-

23

Anda mungkin juga menyukai