Anda di halaman 1dari 9

DASAR TEORI

Protein merupakan persenyawaan kompleks yang dihasilkan dari polimerisasi asam asam
amino yang terikat satu sama lain melalui ikatan peptide(-CO-NH-). Protein merupakan
senyawa yang sangat penting dalam sistem kehidupan karena protein memainkan peran yang
sangat vital dalam semua aktivitas sel-sel tubuh makhluk hidup. Protein dignakan untuk
dukungan struktural, penyimpanan, transport substansi lain, pergerakan dan pertahanan
melawan substansi asing. Sebagai contoh, fibrosa mempunyai peran yang sangat penting
dalam menyangga atau melindungi tubuh, sedangkan protein globuler seperti albumain
memiliki peranan dalam aliran darah untuk penahan tekanan osmosis.

Semua protein terdiri dari rantai polipeptida yang memiliki struktur tertentu dalam tiga
dimensi. Struktur protein terdiri dari 3 macam yaitu sekunder, tersier, dan kuartener. Pada
struktur tersier, terdapat ikatan hidrogen, ikatan disulfida atau ikata ionik. Struktur pada
protein menentukan sifat-sifat protein baik daya larutnya maupun peranannya sebagai enzim
suatu reaksi. Jika dari ketiga ikatan itu pecah maka rantai polipeptida akan diubah bentuknya
yang mempunyai sifat berbeda. Proses yang terjadi ini disebut dengan dinaturasi dan
disebabkan oleh pemanasan, larutan asam atau basa atau dengan molekul polar.

Berdasarkan bentuk molekulnya protein dibagi menjadi dua, yaitu protein fibrosa, adalah
protein yang bentuknya memanjang, misalnya kolagen fibrin, miyosin dan keratin;
dan protein globuler, yaitu protein yang rantai polipeptidanya melinhkar sehingga
membentuk molekul membulat, misalnya albumin, globulin, protein, enzim dan protein
hormon. Berdasarkan elemen penyusunnya, terbagi menjadi dua yaitu protein sederhana
adalah protein yang apabila terhidrolisis sempurna menghasilkan alfa asam amino saja; dan
protein majemuk adalah protein ynang mengandung gugus non protein atau prostetik di
dalamnya.

Uji kualitatif protein dapat dilakukan berdasarkan uji warna atau melalui ujiendapan. Uji
warna meliputi Ninhidrin, Biuret, Reduksi Sulfur, Xantroprotein, dan Millon Nasse.
Sedangkan untuk uji pengendapan biasanya menggunakan garam logam.

(Elizabeth, 2010)

Protein termasuk senyawa yang terpenting dalam organisme hewan. Sesuai dengan
peranannya protein berasal dari kata proteos yang yang artinya pertama. proteinadalah
poliamina dan jika dihidrolisis protein menghasilkan asam-asam amino yang hanya 20 asam
amino yang lazim kita jumpai dalam protein tumbuhan dan hewan. Namun ke-20 asam amino
ini dapat dihubungkan dengan berbagai cara membentuk otot, enzim dan lainnya. Asam asam
amino yang terdapat pada protein adalah asam amino karboksilat. Variasi dalam struktur
monomer monomer ini terjadi dalam rantai samping.

Asam amino tidak selalu bersifat seperti senyawa organic. Titik leleh diatas 200 0C,
sedangkan kebanyakan senyawa organik dengan bobot molekul sekitar itu berupa cairan pada
temperaturekamar, asam amino larut dalam pelarut air dan organic, tetapi tidak larut dalam
pelarut nonpolar. Asam amino memiliki momen dipole yang besar, juga mereka bersifat
kurang asam dibandingkan sebagian besar asamkarboksilat dan kurang basa dibandingkan
sebagian besar senyawa amina yang lain.

(Fessenden, 1989)
Beberapa jenis protein sangat peka terhadap perubahan lingkungannya. Suatu protein
memiliki arti bagi tubuh jika melakukan aktivitas biokimiawi yang menunjang bagi
kebutuhan tubuh. Aktifitas ini mengandung struktur dan konformasi protein yang tepat
apabila konformasi protein berubah. Misalnya karena perubahan suhu, pHatau karena reaksi
dengan senyawa lain, ion-ion logammaka aktifitas biokimianya akan berkurang. Enzim
merupakan salah satu contoh protein yang memiliki aktivitas katalis reaksi didalam tubuh.
Ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereasi dengan sebagian enzim ditubuh
sehingga menyebabkan koagulasi atau penggumpalan.

(Poedjiadi, 1994)

Peptide sederhana mengandung dua, tiga, empat, atau lebih residu asam amino, masing-
masing disebut dipeptida, tripeptida, tetrapeptida, dan seterusnya. Peptide didapatkan dari
hidrolisis rantai panjang suatu polipeptida (protein). Sebagaimana asam amino, peptide
memiliki pH isolistrik (pHI). Reaksi kimia peptide disebabkan karena adanya gugus junh
NH2, R, dan COOH. Seperti pada asam amino, gugus -NH2 pada peptide dapat direaksikan
dengan 2,4 dinitrofenil florobenzene fenilisotianat dan gugus COOH. Dapat diesterfikasi
dengan dan direduksi. Caa reaksi berwarna yang lain untuk pepetida dan protein tetapi tidak
untuk asam amino bebas, adalah reaksi biuret. Reaksi ini terjadi antara pepetida atau protein
dengan CuSO4 dan alkali, yang menghasilkan senyaw kompleks berwarna ungu.

(Wirahardikusumah, 2008)

TUJUAN

1. Keterampilan dalam melakukan berbagai uji kualitatif protein


2. Kemampuan dalam memehami dan menerapkan fungsi protein
3. Menggolongkan jenis protein dengan berbagai spesifikasi tertentu

ALAT

1. Tabung reaksi
2. pipet tetes
3. waterbath

BAHAN

1. Sampel asam amino


2. NaOH 40%
3. Pb asetat 5%
4. asam sulfat pekat
5. HNO3 pekat
6. NH4 OH (ammonia)
7. NaNO2 10%
8. ammonium molibdat
9. K3Fe(CN)6 5%
10. asam cuka glacial
11. HgCl2 5%
12. CH3COO
13. Ag-nitrat 5%
14. Reagen Ninhidrin
15. Reagen Biuret
16. Reagen Hopkins Cole
17. Reagen Millon Nasse
18. Reagen Xantoprotein.

CARA KERJA

Uji Ninhidrin (Uji warna)

Tabung reaksi disiapkan


Tetesi 5 pipet sampel ke dalam tabung reaksi.
Ditambah dengan 5 tetes Reagen Ninhidrin.
Panasi dalam pemanas air (air mendidih) selama 3 menit.
Amati perubahan warna yang terjadi

Uji Biuret

Tabung reaksi disiapkan


Dimasukkan 5 pipet sampel ke dalam tabung reaksi.
Tetesi 5tetes pipet NaOH 40%
Ditambah 5 tetes Reagen Biuret.
Panasi dalam pemanas air (air mendidih) selama 3 menit.
Amati perubahan warna yang terjadi.

Uji Reduksi Sulfur

Tabung reaksi disiapkan


Tetesi 5 pipet sampel ke dalam tabung reaksi.
Ditambah 3 pipet NaOH 40%
Dicampur dangan 5 tetes CH3COO
Panasi dalam waterbath selama 3 menit
Amati warna pada endapan yang terjadi.

Uji Xantoprotein

Tabung reaksi disiapkan


Tetesi 5 tetes pipet sampel ke dalam tabung reaksi.
Ditambah 5 tetes HNO3 pekat.
Panasi dalam pemanas air (air mendidih)
Amati warna
Dinginkan dengan air yang mengalir.
Campur dengan NH4OH tetes demi tetes sampai larutan menjadi basa.
Amati perubahan warna yang terjadi.

Uji Millon Nasse

Tabung reaksi disiapkan


Tetesi 5 tetes pipet sampel ke dalam tabung reaksi
Campur 5 pipet Reagen Millon Nasse.
Panaskan di penangas air
Amati adanya endapan
Dinginkan dengan air mengalir.
Tambahkan 3 tetes larutan NaNO2 10%.
Amati perubahan warna dan pembentukan endapan yang terjadi.

Uji Pengendapan

Tabung reaksi disiapkan


Tetesi 5 tetes pipet sampel ke dalam tabung reaksi
Campur 3 tetes Kalium Ferrycyanida 5% (K3Fe(CN)6
Amati terbentuknya endapan yang terjadi.

Uji Pengendapan dengan Logam

Tabung reaksi disiapkan


Tetesi 5 tetes pipet sampel ke dalam tabung reaksi
Tetesi 5 tetes larutan HgCI2 2%.
Amati perubahan yang terjadi.
HASIL PENGAMATAN

Uji Nihidrin.

5 tetes Albumin + 5 tetes Reagen Ninhidrin (dipanaskan) = Biru Ungu


5 tetes Metionin + 5 tetes Reagen Ninhidrin (dipanaskan) = Tak Berwarna
5 tetes Triptofan + 5 tetes Reagen Ninhidrin (dipanaskan) = Kuning
5 tetes Cystein + 5 tetes Reagen Ninhidrin (dipanaskan) = Orange Coklat

Uji Biuret

5 tetes Albumin + 5 tetes NaOH 40% + 5 tetes reagen biuret (dipanaskan) = Coklat
5 tetes Metionin + 5 tetes NaOH 40% + 5 tetes reagen biuret(dipanaskan) = Tak
Berwarna
5 tetes Triptofan + 5 tetes NaOH 40% + 5 tetes reagen biuret (dipanaskan) = Tak
Berwarna
5 tetes Cystein +5 tetes NaOH 40% + 5 tetes reagen biuret (dipanaskan) = Kuning
Coklat

Uji Reduksi Sulfur

5 tetes Albumin + 3 tetes NaOH 40% (dipanaskan) + 5 tetes CH3COO = Coklat,


Tidak terdapat endapan
5 tetes Metionin + 3 tetes NaOH 40% (dipanaskan) + 5 tetes CH3COO = Tidak
Berwarna, Tidak terdapat endapan
5 tetes Triptofan + 3 tetes NaOH 40% (dipanaskan) + 5 tetes CH3COO = Tidak
Berwarna, Tidak terdapat endapan
5 tetes Cystein +3 tetes NaOH 40% (dipanaskan) + 5 tetes CH3COO = Tidak
Berwarna, Tidak terdapat endapan

Uji Xantoprotein

5 tetes Albumin + 5 tetes HNO3 (dipanaskan) = kuning ada endapan + NH4OH=


kuning kental
5 tetes Metionin + 5 tetes HNO3 (dipanaskan) = tidak berwarna + NH4OH= Oranye
5 tetes Triptofan + 5 tetes HNO3 (dipanaskan) = orange + NH4OH= Orange
5 tetes Cystein + 5 tetes HNO3 (dipanaskan) = tidak berwarna + NH4OH= kuning
muda

Uji Millon Nasse

5 tetes Albumin + 5 tetes Reagen Millon Nasse (dipanaskan) = putih susu + 3 tetes
NaNO210% = terdapat endapan berwarna merah
5 tetes Metionin + 5 tetes HNO3 (dipanaskan) = tidak berwarna + 3 tetes
NaNO210%= Tidak Berwarna, tidak terdapat endapan
5 tetes Triptofan + 5 tetes HNO3 (dipanaskan) +3tetes NaNO210%= Terdapat
endapan berwarna merah
5 tetes Cystein + 5 tetes HNO3 (dipanaskan) + 3 tetes NaNO210% = Tidak Berwarna,
tidak terdapat endapan

Uji Pengendapan

3 tetes K3fe (CN)6 + 5 tetes albumin = kuning ada endapan


3 tetes K3fe (CN)6 + 5 tetes Metionin = kuning tidak ada endapan
3 tetes K3fe (CN)6 + 5 tetes Triptofan = kuning ada endapan
3 tetes K3fe (CN)6 + 5 tetes Cystein = kuning ada endapan

Uji Pengendapan dengan Logam

5 tetes Albumin + 5 tetes HgCl2 = Emulsi


5 tetes Metionin + 5 tetes HgCl2 = Tidak Berwarna
5 tetes Triptofan + 5 tetes HgCl2 = Tidak Berwarna
5 tetes Cystein + 5 tetes HgCl2 = Tidak Berwarna
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kita akan menguji protein. Uji kualitatif protein dapat dilakukan
berdasarkan uji warna yang meliputi Uji Ninhidrin, uji Biuret, uji Reduksi Sulfur, uji
Xantroprotein, dan uji Millon Nasse. Sedangkan untuk uji pengendapan dilakukan
menggunakan pengujian garam logam.

Pada percobaan yang pertama kita akan menguji protein dengan menggunajan reagen
ninhidrin. Langkah pertama siapkan terlabih dahulu Tabung reaksi masukkan 5 tetes pipet
sampel (Albumin, Metionin, Triptofan, Cystein) ke dalam tabung reaksi. Tambahkan dengan
5 tetes Reagen Ninhidrin. Panaskan dalam pemanas air (air mendidih) selama 3 menit. Amati
perubahan warna yang terjadi. Dalam percobaan ini simbol positif ditunjukkan dengan warna
biru ungu.

Pada uji Biuret tabung reaksi disiapkan yang kemudian dimasukkan 5 pipet sampel
(Albumin, Metionin, Triptofan, Cystein) ke dalam tabung reaksi. Lalu tetesi 5 tetes pipet
NaOH 40% ditambah 5 tetes Reagen Biuret. Panasi larutan tersebut dalam pemanas air (air
mendidih) selama 3 menit. Kemudian amati dan catat perubahan warna yang terjadi. Uji
positif ditunjukkan dengan munculnya warna merah muda sampai ungu.

Percobaan yang ketiga adalah Uji Reduksi Sulfur, uji ini dilakukan untuk menguji kandungan
asam amino dengna atom S. Pertama kita masukkan 5 tetes pipet sampel (Albumin,
Metionin, Triptofan, Cystein) ke dalam tabung reaksi yang sudah dicuci bersih, kemudian
tambahkan 3 pipet NaOH 40%, selanjutnya campur dangan 5 tetes larutan CH3COO lalu
Panaskan reaksi tersebut ke dalam waterbath selama 3 menit. Amati dan catat warna pada
endapan yang terjadi.

Uji Xantoprotein dilakukan untuk mengetahui protein yang mengandung asam amino dengan
cincin benzine. Langkah pertama untuk memulai Uji Xantoprotein dengan menyiapkan
tabung reaksi, selanjutnya tetesi 5 tetes pipet sampel (Albumin, Metionin, Triptofan, Cystein)
ke dalam tabung reaksi tersebut, lalu tambahkan 5 tetes HNO3 pekat kemudian Panasi dalam
pemanas air (air mendidih). Amati warna. Setelah warna dari reaksi tersebut terbantuk,
Dinginkan dengan air yang mengalir, Campur dengan NH4OH tetes demi tetes sampai larutan
menjadi basa lalu amati perubahan warna yang terjadi.

Percobaan selanjutnya, siapkan tabung reaksi, tetesi 5 tetes pipet sampel (Albumin, Metionin,
Triptofan, Cystein) ke dalam tabung reaksi tersebut. Campur 5 pipet Reagen Millon Nasse.
Panaskan di pemanas air lalu amati adanya endapan atau tidak. Dinginkan dengan air
mengalir. Setelah itu tambahkan 3 tetes larutan NaNO2 10%., lalu amati perubahan warna dan
pembentukan endapan yang terjadi dan catat hasilnya. Pengujian ini disebut Uji Millon Nasse
untuk menguji kandungan tyrosin pada protein.

Pada percobaan yang keenam, dilakukan Uji Pengendapan menggunakan kalium


ferrycyanida. Mula mula tabung reaksi disiapkan. Kemudian masukkan 5 tetes pipet sampel
(Albumin, Metionin, Triptofan, Cystein) ke dalam tabung reaksi. Lalu campur 3 tetes Kalium
Ferrycyanida 5% (K3Fe(CN)6 dan amati terbentuknya endapan yang terjadi pada reaksi
tersebut.

Percobaan yang terakhir adalah Uji Pengendapan dengan menggunakan Logam dimana kita
siapkan tabung reaksi. Tetesi 5 tetes pipet sampel (Albumin, Metionin, Triptofan, Cystein) ke
dalam tabung reaksi, kemudian masukkan 5 tetes larutan HgCI2 2%. Lalu amati perubahan
yang terjadi.

KESIMPULAN

1. 1. Uji kualitatif protein dapat dilakukan berdasarkan uji warna yang meliputi Uji
Ninhidrin, Biuret, Reduksi Sulfur, Xantroprotein, dan Millon Nasse. Sedangkan untuk
uji pengendapan dilakukan menggunakan pengujian garam logam.
2. 2. Suatu protein memiliki arti bagi tubuh jika melakukan aktivitas biokimiawi yang
menunjang bagi kebutuhan tubuh. Protein juga berperan dalam memperlancar aliran
darah untuk penahan tekanan osmosis.
3. 3. Semua protein terdiri dari rantai polipeptida yang memiliki struktur tertentu
dalam tiga dimensi. Berdasarkan bentuk molekulnya protein dibagi menjadi protein
fibrosa dan globuler. Berdasarkan elemen penyusunnya, terbagi menjadi protein
sederhana dan majemuk.

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, Ralph J dan Joan S. Fessenden. 1989. Kimia Organik Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.

Kristiani, Elizabeth. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia. Salatiga: UKSW.

Poedjiadi, Anna, dan F.M. Titin Supriyanti. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: VIPress.
Wirahardikkusumah, Muhammat. 2008. Biokimia. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai