Anda di halaman 1dari 6

Teknik spektroskopi adalah salah satu teknik analisis fisika-kimia yang mengamati tentang interaksi

antara atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik (REM). Radiasi elektromagnetik panjang
gelombang 380 nm-780 nm merupakan radiasi yang dapat diterima oleh panca indera mata
manusia, sehingga dikenal sebagai cahaya tampak (visibel). Diluar rentang panjang gelombang
cahaya tampak, REM sudah tidak dapat ditangkap oleh panca indera mata manusia (Setiyowati,
2009).

Setiyowati. 2009. Validasi dan Pengembangan Penetapan Kadar Tablet Besi Sulfat dengan
Spektrofotometri Visibel dan Serimetri sebagai Pembanding. Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Instrumen serapan atom sebagian menggunakan tabung pengganda foto sebagai transduser. Seperti
disebutkan sebelumnya, sistem elektronik mampu membedakan antara sinyal termodulasi dari
sumber dan sinyal kontinyu dari nyala api yang diperlukan. Kebanyakan instrumen saat ini di pasaran
dilengkapi dengan sistem komputer mikro yang digunakan untuk mengontrol parameter instrumen
dan untuk mengontrol dan memanipulasi data (Skoog et al, 1998).

Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada
proses penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat energi dasar
(ground state). Penyerapan tersebut menyebabkan tereksitasinya elektron dalam kulit atom ke
tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan ini bersifat labil, elektron akan kembali ke tingkat
energi dasar sambil mengeluarkan energi yang berbentuk radiasi. Dalam AAS, atom bebas
berinteraksi dengan berbagai bentuk energi seperti energi panas, energi elektromagnetik, energi
kimia dan energi listrik. Interaksi ini menimbulkan proses-proses dalam atom bebas yang
menghasilkan absorpsi dan emisi (pancaran) radiasi dan panas. Radiasi yang dipancarkan
bersifat khas karena mempunyai panjang gelombang yang karakteristik untuk setiap atom
bebas (Basset, 1994).
Spektrofotometri molekuler pita absopsi inframerah dan UV-tampak yang di
pertimbangkan melibatkan molekul poliatom, tetapi atom individu juga menyerap radiasi yang
menimbulkan keadaan energi elektronik tereksitasi. Spectra absorpsi lebih sederhana
dibandingakan dengan spectra molekulnya karena keadaan energi elektronik tidak mempunyai
sub tingkat vibrasi rotasi. Jadi spectra absopsi atom terdiri dari garis-garis yang jauh lebih tajam
daripada pita-pita yang diamati dalam spektrokopi molekul (Underwood, 2001).
Spektrrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis kuantitatif dari unsur-
unsur yang pemakaiannya sangat luas, diberbagai bidang karena prosedurnya selektif, spesifik,
biaya analisa relatif murah, sensitif tinggi (ppm-ppb), dapat dengan mudah membuat matriks
yang sesuai dengan standar, waktu analisa sangat cepat dan mudah dilakukan. Analisis AAS
pada umumnya digunakan untuk analisa unsur, teknik AAS menjadi alat yang canggih dalam
analisis.ini disebabkan karena sebelum pengukuran tidak selalu memerluka pemisahan unsur
yang ditetukan karena kemungkinan penentuan satu logam unsur dengan kehadiran unsur lain
dapat dilakukan, asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia. AAS dapat digunakan
untuk mengukur logam sebanyak 61 logam. Sember cahaya pada AAS adalah sumber cahaya
dari lampu katoda yang berasal dari elemen yang sedang diukur kemudian dilewatkan ke dalam
nyala api yang berisi sampel yang telah terakomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan ke
detektor melalui monokromator. Chopper digunakan untuk membedakan radiasi yang berasal
dari nyala api. Detektor akan menolak arah searah arus ( DC ) dari emisi nyala dan hanya
mnegukur arus bolak-balik dari sumber radiasi atau sampel. Atom dari suatu unsur
padakeadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom tersebut akan menyerap energi dan
mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik ke tingkat energi yang lebih tingi atau
tereksitasi. Atom-atom dari sampel akan menyerpa sebagian sinar yang dipancarkan oleh
sumber cahaya. Penyerapan energi cahaya terjadi pada panjang gelombang tertentu sesuai
dengan energi yang dibutuhkan oleh atom tersebut (Basset, 1994).
Hubungan kuantitatif antara intensitas radiasi yang diserap dan konsentrasi unsur yang ada
dalam larutan cuplikan menjadi dasar pemakaian SSA untuk analisis unsur-unsur logam. Untuk
membentuk uap atom netral dalam keadaan/tingkat energi dasar yang siap menyerap radiasi
dibutuhkan sejumlah energi. Energi ini biasanya berasal dari nyala hasil pembakaran campuran
gas asetilen-udara atau asetilen-N2O, tergantung suhu yang dibutuhkan untuk membuat unsur
analit menjadi uap atom bebas pada tingkat energi dasar (ground state). Disini berlaku
hubungan yang dikenal dengan hukum Lambert-Beer yang menjadi dasar dalam analisis
kuantitatif secara SSA. Hubungan tersebut dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut
(Ristina, 2006).
I = Io . a.b.c
Atau,
Log I/Io = a.b.c
A = a.b.c
dengan,
A = absorbansi, tanpa dimensi
a = koefisien serapan, L2/M
b = panjang jejak sinar dalam medium berisi atom penyerap, L
c = konsentrasi, M/L3
Io = intensitas sinar mula-mula
I = intensitas sinar yang diteruskan
Pada persamaan diatas ditunjukkan bahwa besarnya absorbansi berbanding lurus dengan
konsentrasi atom-atom pada tingkat tenaga dasar dalam medium nyala. Banyaknya konsentrasi
atom-atom dalam nyala tersebut sebanding dengan konsentrasi unsur dalam larutan cuplikan.
Dengan demikian, dari pemplotan serapan dan konsentrasi unsur dalam larutan standar
diperoleh kurva kalibrasi. Dengan menempatkan absorbansi dari suatu cuplikan pada kurva
standar akan diperoleh konsentrasi dalam larutan cuplikan. Bagian-bagian AAS adalah sebgai
berikut (Day, 1986).

Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisa Kuantitatif Anorganik. EGC: Jakarta
Ristina, maria. 2006. Petunjuk Praktikum Instrumen Kimia. STTN – Batan: Yogyakarta
Day, R.A. 1986. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga: Jakarta
Underwood, A.L. dan Day R.A. 2001. Analisa Kimia Kualitatif Edisi Keenam. Erlangga: Jakarta

Peristiwa serapan atom pertama kali diamati oleh Fraunhofer, ketika mengamati garis-
garis hitam pada spektrum matahari. Spektroskopi serapan atom pertama kali digunakan pada
tahun 1955 oleh Walsh. Spektroskopi serapan atom digunakan untuk analisis kuantitatif unsur-
unsur logam dalam jumlah sekelumit (trace) dan sangat kelumit (ultratrace). Cara analisis
memberikan kadar total unsure logam dalam suatu sampel dan tidak tergantung pada bentuk
molekul dari logam dalam sampel tersebut. Cara ini cocok untuk analisis kelumit logam karena
mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi kurang dari 1 ppm), pelaksanaannya relatif
sederhana, dan interferensinya sedikit. Dalam garis besarnya prinsip spektroskopi serapan atom
sama saja dengan spektrofotometri sinar tampak dan ultraviolet. Perbedaannya terletak pada
bentuk spektrum, cara pengerjaan sampel dan peralatannya (Hendayana, S., 1994).

Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) adalah suatu metode analisis yang didasarkan
pada proses penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat energi dasar
(ground state). Penyerapan tersebut menyebabkan tereksitasinya elektron dalam kulit atom ke
tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan ini bersifat labil, elektron akan kembali ke tingkat
energi dasar sambil mengeluarkan energi yang berbentuk radiasi. Dalam AAS, atom bebas
berinteraksi dengan berbagai bentuk energi seperti energi panas, energi elektromagnetik, energi
kimia dan energi listrik. Interaksi ini menimbulkan proses-proses dalam atom bebas yang
menghasilkan absorpsi dan emisi (pancaran) radiasi dan panas. Radiasi yang dipancarkan
bersifat khas karena mempunyai panjang gelombang yang karakteristik untuk setiap atom
bebas (Basset, 1994).

Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom-atom. Atom-atom menyerap
cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Misalkan
natrium menyerap pada 589 nm, uranium pada 358,5 nm, sedang kalium pada 766,5 nm.
Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat
elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu unsur bersifat spesifik. Dengan absorpsi
energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan
tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Tingkat-tingkat eksitasinya pun bermacam-macam. Kita
dapat memilih diantara panjang gelombang ini yang menghasilkan garis spektrum yang tajam
dengan intensitas maksimum. Inilah yang dikenal dengan garis resonansi. Spektrum atomik
unsutk masing-masing unsur terdiri atas garis-garis resonansi. Garis-garis lain yang bukan
resonansi dapat berupa spektrum yang berasosiasi dengan tingkat energy molekul, biasanya
berupa pita-pita lebar ataupun garis tidak berasal dari eksitasi tingkat dasar yang disebabkan
proses atomisasinya (Khopkar, 2008).

Di dalam kimia analisis yang mendasarkan pada proses interaksi itu antara lain cara
analisis spektrofotometri serapan atom yang bisa berupa cara emisi dan cara absorpsi (serapan).
Pada cara emisi, interaksi dengan energi menyebabkan eksitasi atom yang mana keadaan ini
tidak berlangsung lama dan akan kembali ke tingkat semula dengan melepaskan sebagian atau
seluruh energi eksitasinya dalam bentuk radiasi. Frekwensi radiasi yang dipancarkan bersifat
karakteristik untuk setiap unsur dan intensitasnya sebanding dengan jumlah atom yang
tereksitasi dan yang mengalami proses deeksitasi. Pemberian energy Dalam bentuk nyala
merupakan salah cara untuk eksitasi atom ke tingkat yang lebih tinggi. Cara tersebut dikenal
dengan nama spektrofotometri emisi nyala. Pada absorpsi, jika pada populasi atom yang berada
pada tingkat dasar dilewatkan suatu berkas radiasi maka akan terjadi penyerapan energi radiasi
oleh atom-atom tersebut. Frekwensi radiasi yang paling banyak diserap adalah frekwensi
radiasi resonan dan bersifat karakteristik untuk tiap unsur. Pengurangan intensitasnya
sebanding dengan jumlah atom yang berada pada tingkat dasar. Metode spektrofotometri
serapan atom (SSA) mendasarkan pada prinsip absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom akan
menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya (Gandjar,
2007).
Kalsium adalah logam putih perak yang agak lunak, melebur pada suhu 845, ia terserang
oleh oksigen atmosfer dan lembab. Pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida atau kalsium
hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan hydrogen.
(Svehla,1985).

Basset, J., 1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisa Kuantitatif Anorganik, Penerbit EGC, Jakarta.
Day, R. A., dan Underwood, A. L., 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Gandjar, I. G. dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan 1 dan 3. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Hendayana, S. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Edisi Kesatu. Cetakan I. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Cetakan I. Jakarta: UI – Press.
Svehla, 1965, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif: Makro dan Semimikro, Jakarta: PT.
Kalman Media Pusaka

JURNAL
(N. Assubaie, 2015)
spektrofotometri serapan atom (AAS) secara luas digunakan sebagai teknik rutin untuk analisis unsur
dalam sampel air. Dalam masalah ini, penggunaan AAS di seluruh dunia secara luas dikaitkan dengan
popularitas, keakraban, kemudahan penggunaan dan efektivitas biaya dibandingkan dengan teknik
unsur lain seperti plasma induktif ditambah. Selain itu, AAS adalah teknik sensitif, yang dapat
mendeteksi unsur-unsur hingga tingkat ng / mL terutama ketika mode tungku grafit digunakan untuk
atomisasi. Selanjutnya, AAS memiliki selektivitas yang baik, yang disebabkan oleh penggunaan sumber
iradiasi selektif.

(Ata et al., 2014)


Teknik saat ini digunakan untuk menentukan seng dalam insulin termasuk kolorimetri, analisis aktivasi
neutron, polarografi, fluoresensi sinar-X, spektroskopi emisi, fluorometri dan spektrofotometri
serapan atom. Teknik spektrofotometri serapan atom lebih disukai karena spesifisitas, sensitivitas,
presisi, kesederhanaan dan biaya per analisis yang relatif rendah

Anda mungkin juga menyukai