Anda di halaman 1dari 12

FUN !!

Selasa, 29 Oktober 2013

Rangkuman PKN Kelas X Semester 1

BAB 1 HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA

Hakikat bangsa menurut tokoh :


a. Ernest Renant : Suatu nyawa, suatu akal yang terjadi 2 hal yaitu rakyat riwayat dan rakyat
bersatu
b. Hans Kohn : Bangsa terjadi karena persamaan ras, bahasa, adat istiadat, agama yang
merupakan faktor pembeda bangsa yang satu dengan yang lain
c. Otto Bauer : Bangsa terbentuk karena adanya : suatu persamaan, 1 karakter, 1 watak (yang
tumbuh dan lahir karena adanya persatuan pengalaman

Pengertian negara : Kelanjutan dari keinginan manusia untuk bergaul dengan orang lain
dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya

Pengertian negara menurut tokoh :


a. George Jelinek : Organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di
wilayah tertentu
b. George Wilhelm : Organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan
individu dan kemerdekaan universal
c. R. Djokosoentono : Organisasi manusia yang berada dibawah pemerintahan yang sama

Unsur-unsur pembentukan negara :


Unsur konstitutif
Rakyat
1. Penduduk : Orang yang tinggal dalam suatu wilayah dalam jangka waktu lama. Warga
negara : Orang yang secara sah menurut hukum menjadi anggota suatu negara. Bukan warga
negara : Mereka yang menurut hukum tidak diakui/bukan warga negara (Warga Negara Asing)
2. Bukan penduduk : Mereka yang tinggal dalam suatu wilayah hanya untuk sementara waktu
Wilayah
1. Daratan
2. Lautan
Res nulius : Laut dapat diambil dan dimiliki negara (John Sheldon)
Res communis : Milik masyarakat dunia, tidak dapat diambil/dimiliki negara (Hugo de Groot)
Laut teritorial : 12 mil dari pulau terluar. Hak kedaulatan penuh
Zona bersebelahan : 12 mil dari laut teritorial
ZEE : 200 mil ke laut bebas. negara pantai berhak menggali & mengolah kekayaan
Landas kontinen : Daratan dibawah luar laut teritorial dengan kedalaman 200 m atau lebih
Landas benua : Wilayah laut negara yang lebarnya lebih dari 200 mil laut. Negara boleh mengelola
kekayaan dengan kewajiban membagi kentungan dengan masyarakat internasional
3. Udara
1. Teori udara bebas (Air freedom theory)
2. Teori negara berdaulat di udara (The air sovereignty)
- Teori keamanan : Menjaga keamanan Negara
- Teori pengawasan Cooper : Kedaulatan negara ditentukan kemampuan negara untuk
mengawasi ruang udara yang ada di atas wilayahnya
- Teori udara Schacter : Wilayah negara mencapai ketinggian dimana udata mampi mengangkat
pesawat udara
4. Wilayah ekstrateritorial : Wilayah suatu negara diluar wilayah negara itu. Co : Kantor kedutaan
besar suatu negara di negara lain
Unsure deklaratif
Pemerintah yang berdaulat
Kedaulatan negara bersifat : Asli, tertinggi, dan tidak dapat dibagi-bagi
Jean Bodin, 4 sifat kedaulatan : Asli, permanen, tunggal, dan tidak terbatas
Pemerintah dalam arti luas : Eksekutif, legislatif, dan yudikatif
Pemerintah dalam arti sempit : Eksekutif
De Facto
Bersifat tetap (Hanya bidang perdagangan dan ekonomi)
Bersifat sementara (Tanpa melihat perkembangan negara tersebut)
De Jure
Bersifat tetap (Pengakuan untuk selamanya karena pemerintahan stabil)
Bersifat penuh (Hubungan antarnegara dalam hubungan dagang, ekonomi, & diplomasi)

Sifat negara :
1. Memaksa : Kekuatan fisik secara legal
2. Mencakup semua : UU berlaku untuk orang
3. Monopoli : Tujuan negara, baik/tidak baik

Asal mula terjadinya negara


1. Faktual (OCAFPIAS)
Occupatie/pendudukan : Liberia, Amerika, Australia
Cessie/penyerahan : Austria, Jerman, Malaysia
Accesie/penaikan : Mesir, Jerman, Belanda
Fusi/peleburan : Jerman Barat - Jerman Timur
Proklamasi : Indonesia
Innovation/pembentukan baru : Uni soviet - Rusia, Chech, Uzbekistan
Annexatie/pencaplokan : Israel - Mesir, Palestina
Separatie/pemisahan : Indonesia - Timur Leste
2. Teoritis
1. Teori ketuhanan : Agustinus, Kranenburg, & Aquinas
2. Teori kekuasaan : Leon Duguit, Harold, & Karl Marx
3. Teori perjanjian masyarakat : T. Hobbes, John Locke, J.J. Rosseau
4. Teori hukum alam
Proses pertumbuhan
a. Secara primer : Suku - kerajaan - negara nasional - negara demokrasi
b. Secara sekunder : Negara telah ada sebelumnya - revolusi, intervensi - negara baru

Bentuk negara :
1. Kesatuan : 1 pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah
2. Serikat/federasi : Gabungan dari beberapa negara bagian

Jumlah orang yang memerintah :


1. Monarki : 1 orang
2. Oligarki : Beberapa orang kalangan feodal
3. Demokrasi : Pemerintah tertinggi negara ditangan rakyat

Bentuk kenegaraan :
1. Koloni : Jajahan negara lain
2. Trustee (perwalian) : Wilayah jajahan negara yang kalah pada PD 2 & berada dibawah Dewan
Perwalian PBB
3. Mandat : Wilayah jajahan negara yang kalah pada PD 1 & dibawah pengawasan Dewan Mandat
Liga Bangsa-Bangsa
4. Protektorat : Negara yang berada dibawah lindungan negara kuat
5. Dominion : Negara bekas jajahan Inggris yang telah merdeka dan berdaulat tapi masih
mengakui raja Inggris sebagai simbol persatuan
6. Uni : Gabungan 2/lebih negara merdeka dan berdaulat dengan 1 kepala negara yang sama

Teori tujuan negara :


1. Mencapai kekuasaan
Shang Yang : Memperoleh kekuasaan dengan cara menjadikan rakyat bodoh dan lemah
Machiavelli : Kekuasan digunakan untuk mencapai kebesaran dan kehormatan negara, walaupun
raja harus licik dan kejam
2. Perdamaian dunia
Dante Alighieri : Dapat dicapai bila seluruh negara berada dalam 1 kerajaan dunia dengan UU yang
seragam
3. Jaminan atas hak dan kebebasan
Immanuel Kant : Negara berfungsi sebagai penjaga malam
Kranenburg : Selain menjaga ketertiban, negara berkewajiban memperjuangkan kesejahteraan
rakyat
Teori tentang fungsi negara :
1. G.A. Jacobsen dan M.H. Lipman
Fungis esensial
Fungsi jasa
Fungsi perniagaan
2. Lliyd Vernon Ballard
Social conservation
Social control
Social Amelioration
Social improvment
3. John Locke
Fungsi legislatif
Fungsi eksekutif
Fungsi federatif
4. Montesquieu
Fungsi eksekutif
Fungsi legislatif
Fungsi yudikatif

Nasionalisme menurut Hertz terdiri dari 4 unsur :


1. Hasrat untuk mencapai kesatuan
2. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan
3. Hasrat untuk mencapai keadilan
4. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa

Nasionalisme adalah paham kebanggaan yang mengandung makna kesadaran & semangat
cinta tanah air, memiliki rasa kebangsaan sebagai bangsa memelihara kehormatan bangsa

Patriotisme adalah suatu sikap yang berani, pantang menyerah, & rela berkorban demi
bangsa dan negara

BAB 2 SISTEM HUKUM DAN PERADILAN

Pengertian hukum :
1. Hugo de Groot : Peraturan tentang perbuatan moral yang menjamin keadilan
2. Van Vollenhoven : Suatu gejala dalam pergaulan hidup yang bergolak terus-menerus dalam
keadaan bentur
3. Aristoteles : Rangkaian peraturan yang mengikat baik rakyat maupun penguasa
4. Leon Duguit : Aturan tingkah laku para anggota masyarakat
5. Samidjo : Peraturan memaksa
6. S.M. Amin : Kumpulan peraturan terdiri dari norma dan sanksi
7. J.C.T. Simorangkir & Woerjono Sastropranoto : Peraturan memaksa yang menentukan tingkah
laku manusia dibuat oleh badan resmi

Ciri hukum :
A. Adanya perintah/larangan,
B. Memaksa & mengikat

Unsur hukum :
1. Peraturan tentang tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup
2. Peraturan dibentuk oleh badan resmi
3. Peraturan bersifat memaksa
4. Sanksi tegas dan nyata

Penggolongan hukum :
1. Sumbernya
1. Hukum UU : Hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan. Co : KUHP
2. Hukum adat & kebiasaan : Hukum yang diambil dari peraturan adat & kebiasaa. Co : Hukum
adat minangkabau
3. Hukum Yurisprudensi : Hukum yang terbentuk dari putusan pengadilan
4. Hukum traktat : Hukum yang ditetapkan oleh negara peserta perjanjian internasional. Co :
Hukum batas negara
5. Hukum doktrin : Hukum yang berasal dari pendapat para ahli hokum
2. Bentuknya
1. Hukum tertulis : Hukum yang dapat ditemui dalam bentuk tertulis. Co : KUHP, KUHD
2. Hukum tidak tertulis : Hukum yang masih dalam keyakinan & kenyataan di dalam masyarakat.
Co : Hukum adat

3. Isinya
1. Hukum publik : Hukum yang mengatur hubungan antara warga negara dan menyangkut
kepentingan umum/publik. Co : Hukum pidana
2. Hukum privat : Hukum yang mengatur hubungan antar individu dan bersifat pribadi. Co :
Hukum perdata
4. Tempat berlakunya
1. Hukum nasional : Hukum yang berlaku dalam suatu negara. Co : Hukum Indonesia
2. Hukum internasional : Hukum yang mengatur hubungan antara 2 negara/lebih. Co : Hukum
perang
3. Hukum asing : Hukum yang berlaku dalam negara lain. Co : Hukum Australia
4. Hukum gereja : Kaidah yang ditetapkan gereja untuk para anggotanya. Co : Hukum gereja
vatikan Roma
5. Masa berlakunya
1. Hukum positif (Ius Constitutum) : Hukum yang berlaku saat ini
2. Hukum yang akan datang (Ius Constituendum) : Hukum yang dicita-citakan, direncanakan akan
berlaku pada masa yang akan datang. Co : RUU
3. Hukum universal : Hukum yang berlaku tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Berlaku
sepanjang masa, di manapun, dan terhadap siapapun. Co : Piagam PBB tentang DUHAM
6. Cara mempertahankannya
1. Hukum material : Hukum yang mengatur tentang isi hubungan antarsesama anggota
masyarakat, antaranggota masyarakat dengan penguasa negara, antar masyarakat dengan penguasa
negara.
2. Hukum formal : Hukum yang mengatur bagaimana cara penguasa mempertahankan dan
menegakan serta melaksanakan kaidah-kaidah hukum material dan bagaimana cara menuntutnya
apabila hak seseorang telah dilanggar oleh orang lain. Co : Hukum acara peradilan tata usaha
negara
7. Sifatnya
1. Kaidah hukum yang memaksa
2. Kaidah hukum yang mengatur/melengkapi

Perbedaan hukum privat dan hukum publik


Hukum Privat Hukum Publik
Mengutamakan kepentingan
Mengutamakan pengaturan
individu
kepentingan umum
Mengatur hal ihwal (mendasar) yang
Mengatur hal ihwal yang bersifat
bersifat khusus
umum
Dipertahankan oleh individu
Dipertahankan oleh negara melalui
Asas perdamaian diutamakan dan
jaksa
diupayaka oleh hakim
Tidak mengenal asas perdamaian
Gugatan dari pihak penggugat dapat
Gugatan tidak dapat dicabut kembali
ditarik kembali setiap saat
Sanksinya umum : macam
Sanksinya berbentuk perdata :
hukumannya adalah hukuman mati,
macam hukumannya berupa
penjara, kurungan, denda, dan
denda/hukuman kurungan sebagai
hukuman tambahan
pengganti denda


Dalam hukum positif di Indonesia, berlaku tata hukum sebagai berikut :
1. Hukum tata negara (HTN) : Ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang organisasi untuk
mencapai tujuannya dalam kemasyarakatan
2. Hukum administrasi negara : Ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang pengelolaan
administrasi yang bertujuan untuk mengetahui cara tingkah lau negara dan alat-alat perlengkapan
negara
3. Hukum perdata : Mengatur kepentingan perseorangan
4. Hukum pidana : Mengatur kepentingan umum
5. Hukum acara atau hukum formal : Mengatur cara menjalankan peraturan hukum material.
Terbagi atas :
Hukum acara pidana : Pelaksanaan hukum pidana material
Hukum acara perdata : Menjalankan peraturan hukum perdata material

Lembaga peradilan di Indonesia :


1. Pengadilan umum : Memeriksa dan memutus perkata tingkat pertama dari segala perkara
perdata dan pidana sipil untuk semua golongan penduduk
2. Pengadilan agama : Memeriksa dan memutus perkara-perkara yang timbul diantara umat islam.
Co : Nikah, rujuk, talak
3. Pengadilan militer : Khusu mengadili bidang pidana bagi anggota TNI dan POLRI, dan yang
dapat dipersamakan dengan TNI dan POLRI
4. Pengadilan tata usaha negara : Memeriksa dan memutus semua sengketa tata usaha negara

Alat kelengkapan peradilan :


1. Hakim : Bertugas menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dengan jalan
menafsirkan hukum
2. Jaksa : Lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan
serta kewenangan lain berdasarkan undang-undang
3. Polisi : Lembaga negara yang berperan sebagai pemelihara kamtibnas, penegak hukum,
pelindung serta pengayom dan pelayan masyarakat

Tingkatan, peranan, dan fungsi lembaga peradilan


1. Pengadilan tingkat pertama (Pengadilan negeri) : Dibentuk oleh menteri kehakiman dengan
persetujuan MA yang mempunyai kekuasaan hukum pengadilan meliputi 1 kabupaten/kota.
Wewenangnya memeriksa dan memutus :
Sah/tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian, penyidikan, atau penghentian tuntutan
Ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkaranya dihentikan pada tingkat
penyidikan/penuntutan
2. Pengadilan tingkat kedua (Pengadilan tinggi) : Dibentuk dengan UU, daerahnya meliputi 1
provinsi. Fungsinya :
Pimpinan pengadilan negeri dalam daerahnya
Pengawas jalannya peradilan dalam daerahnya
Mengawasi dan meneliti perbuatan hakim pengadilan negeri dalam daerahnya
3. Mahkamah Agung : Pemegang pengadilan negara tertinggi, berkedudukan di ibu kota RI.
Fungsi :
Puncak semua peradilan dan sebagai pengadilan tertinggi
Melakukan pengawasan tertinggi
Mengawasi perbuatan hakim
Ciri-ciri korupsi :
1. Pengkhianatan terhadapa kepercayaan
2. Penipuan terhadap badan pemerintah, lembaga swasta atau masyarakat umum
3. Melalaikan kepentingan umum
4. Dilakukan dengan rahasia
5. Lebih dari 1 orang/pihak

Bentuk-bentuk korupsi :
1. Korupsi jalan pintas : Korupsi dalam hal penggelapan uang negara, perantara ekonomi/politik,
sektor ekonomi membayar keuntungan untuk kepentingan politik
2. Korupsi upeti : Bentuk korupsi yang dimungkinkan karena jabatan strategis, mendapatkan
persentasi, upaya untuk mark up
3. Korupsi kontrak : Korupsi yang tidak bisa dilepaskan dari upaya untuk mendapatkan
proyek/pasar, usaha untuk mendapatkan fasilitas pemerintah
4. Korupsi pemerasan : Korupsi yang sangat terkait dengan jaminan keamanan dan urusan-urusan
gejolak internal dan eksternal, pencantuman nama perwira tinggi militer dalam dewan komisaris
perusahaan, penggunaan jasa keamanan pada perusahaan multinasional, bahkan pemeraan
langsung terhadap perusahaan dengan alasan keamanan

Macam-macam gerakan & organisasi anti korupsi :


1. GEMPITA (Gerakan Masyarakat Peduli Harta Negara)
2. OAK (Organisasi Anti Korupsi)
3. ICW (Indonesian Corruption Watch)
4. SoRAK (Solidaritas Gerakan Anti Korupsi)
5. SAMAK (Solidaritas Masyarakat Anti Korupsi)
6. DLL

Ketidakberdayaan lembaga anti korupsi melaksanakan fungsi dan perannya dipengaruhi


1. Tidak mempunyai wewenang memeriksa instansi pemerintah
2. Memiliki keterbatasan dalam kualitas SDM
3. Keterbatsan dalam mencari sumber dana
4. Kurang mendapat dukungan dari masyarakat

BAB 3 HAK ASASI MANUSIA (HAM)

HAM adalah hak dasar yang dimiliki manusia diberikan oleh Tuhan YME

Dasar hukum terdapat dalam : UU no. 39 tahun 1999 / UUD pasal 28A-28J

Sejarah HAM :
1. Magna Charta Libertatum : 1215 - Larangan perampasan benda dengan sewenang-wenang
2. Habeas Corpus Act : 1679 - Menghadap hakim untuk mengetahui kesalahan
3. Bill of Rights : 1689 - Raja tunduk kepada parlemen

Jenis HAM :
1. Briefly
Hak mempertahankan diri
Hak kemerdekaan
Hak persamaan pendapat
Hak untuk dihargai
Hak bergaul dengan sesama
2. D. Roosevelt
Hak mengeluarkan pendapat
Mencukupi kebutuhan
Menganut agama
Bebas dari rasa takut
3. "Kesimpulan"
No Jenis HAM Contoh
Kebebasan menyatakan pendapat
Hak-hak asasi pribadi
1 Kebebasan memeluk agama
(personal rights)
Kebebasan bergerak
Hak-hak asasi ekonomi Kebebasan memiliki sesuatu
2
(property rights) Hak mendapat tunjangan hidup
Hak-hak asasi politik Hak ikut serta dalam pemerintahan
3
(political rights) Hak pilih dalam pemilu
Hak-hak asasi hukum Hak untuk mendapatkan perlakuan yang
4
(rights of legal equality) sama dalam hukum
Hak-hak asasi sosial dan Hak memperoleh jaminan pendidikan dan
5 kebudayaan (social and kesehatan
cultural rights) Hak mengembangkan kebudayaan
Hak-hak asasi dalam tata
Hak mendapatkan perlakuan & tata cara
cara peradilan dan
6 peradilan & perlindungan dalam hal
perlindungan (procedural
penangkapan dll
rights)

Dasar hukum komnas HAM : kepres no.50 tahun 1993

Dasar hukum pengadilan HAM : UU no.26 tahun 2000


Instrumen/dasar hukum HAM : Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia (DUHAM) tahun
1948 terdiri dari 30 pasal

Setiap individu mempunyai hak asasi, baik yang bersifat :


1. Non degorable rights : Hak yang dalam keadaan perang pun harus dilindungi
2. Degorable rights : Hak yang dalam keadaan normal harus dilindungi

Nickel mengajukan 3 alasan mengapa individu memiliki tanggung jawab dalam penegakan
HAM :
1. Sejumlah besar besar masalah HAM tidak hanya melibatkan aspek pemerintahan tapi juga
kalangan swasta/kalangan di luar negeri
2. HAM bersandar pada human dignity-nya
3. Tanggung jawab atas prinsip demokratis

Pelanggaran HAM oleh negara :


1. By commission : Secara langsung
2. By omission : Secara tidak langsung. Co : Dengan kebijakan menaikkan harga BBM
3. Fullfil : Pelanggaran terhadap pemenuhan

Dalam UU no.39 tahun 1999 tentang HAM juga mendepankan tanggung jawab terhadap
1. Perlindungan (protect)
2. Pemajuan (promote)
3. Penghormatan (respect)
4. Pemenuhan (fullfill)

Tujuan negara : Pembukaan alinea keempat


1. Pendidikan : Pasal 31
2. Fakir miskin : Pasal 34 ayat 1
3. Kebudayaan : Pasal 32

Pelanggaran HAM berat :


1. Kejahatan genosida (genocide crime) : Perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian bangsa, ra, kelompok etnis, atau
kelompok agama
2. Kejahatan terhadap kemanusiaan (crime against humanity) : Serangan secara luas/sistematis
yang ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil. Co : Pembunuhan, pemusnahan,
perbudakan
Ada 2 asas dalam menentukan kewarganegaraan seorang anak yang dianut negara-negara didunia,
yaitu:
- Asas Ius Soli atau jus soli (bahasa Latin untuk "hak untuk wilayah").
- Asas Ius Sanguinis atau jus sanguinis (bahasa Latin untuk "hak untuk darah").
Berikut saya akan mencoba menjelaskan prinsip dari kedua asas tersebut dan beberapa
permasalahan yang timbul dengan penerapan kedua asas tersebut.

Pengertian dari 2 asas di atas, yaitu:


1. Asas Ius Soli atau jus soli (bahasa Latin untuk "hak untuk wilayah")
adalah asas pemberian kewarganegaraan berdasarkan tempat kelahiran (terbatas). Negara yang
menganut asas ini akan mengakui kewarganegaraan seorang anak yang lahir sebagai
warganegaranya hanya apabila anak tersebut lahir di wilayah negaranya, tanpa melihat siapa dan
darimana orang tua anak tersebut. Asas ini memungkinkan adanya bangsa yang modern dan
multikultural tanpa dibatasi oleh ras, etnis, agama, dll.
Contoh beberapa negara yang menganut asas Ius Soli, yaitu:
- Argentina
- Brazil
- Jamaika
- Kanada
- Meksiko
- Amerika Serikat

2. Asas Ius Sanguinis atau jus sanguinis (bahasa Latin untuk "hak untuk darah")
adalah asas pemberian kewarganegaraan berdasarkan keturunan orang tuanya. Negara yang
menganut asas ini akan mengakui kewarganegaraan seorang anak sebagai warga negaranya apabila
orang tua dari anak tersebut adalah memiliki status kewarganegaraan negara tersebut (dilihat dari
keturunannya). Asas ini akan berakibat munculnya suatu negara dengan etnis yang
majemuk.Contoh negara yang menganut asas ini adalah negara-negara yang memiliki sejarah
panjang seperti negara-negara Eropa dan Asia.
Contoh beberapa negara yang menganut asas ius sanguinis, yaitu:
- China
- Kroasia
- Jerman
- India
- Jepang
- Malaysia

Masalah yang timbul dari kedua asas ini, yaitu:


1. Bipatride
Yakni timbulnya 2 kewarganegaraan. Hal ini terjadi karena seorang Ibu berasal dari negara
yang menganut asas ius sanguinis melahirkan seorang anak di negara yang menganut asas ius soli.
Sehingga kedua negara (negara asal dan negara tempat kelahiran) sama-sama memberikan status
kewarganegaraannya.
Misalnya:
Asep dan Nani adalah suami isteri yang bernegara B atau berasas Ius Sanguinis. Mereka
berdomisili di negara A yang berasas Ius Soli . Kemudian lahirlah anak mereka, Udin. Menurut
negara B yang menganut asas Ius Sanguinis, Udin adalah warga negaranya karena mengikuti
kewarganegaraan orang tuanya. Begitu pula menurut negara A yang menganut asas Ius Soli, Udin
juga warga negaranya, karena tempat kelahirannya di negara A yang menganut asas Ius Soli.
Dengan demikian Udin mempunyai status dua kewarganegaraan atau Bipatride.

2. Apatride
Yakni kasus dimana seorang anak tidak memiliki kewarganegaraan. Keadaan ini terjadi karena
seorang Ibu yang berasal dari negara yang menganut asas ius soli melahirkan seorang anak di
negara yang menganut asas ius sanguinis. Sehingga tidak ada negara baik itu negara asal Ibunya
ataupun negara kelahirannya yang mengakui kewarganegaraan anak tersebut.
Misalnya:
Alex dan Marie adalah suami isteri yang bernegara A atau berasas Ius Soli. Mereka berdomisili di
negara B yang berasas Ius Sanguinis. Kemudian lahirlah anak mereka, Amel. Menurut negara A
yang menganut asas Ius Soli, Amel tidak diakui sebagai warganegaranya, karena lahir di negara
lain. Begitu pula menurut negara B yang menganut asas Ius Sanguinis, Amel tidak diakui sebagai
warganegaranya, karena orang tuanya bukan warganegara. Dengan demikian Amel tidak
mempunyai kewarganegaraan atau Apatride.

Nilai Konstitusi UUD 1945 (Normatif , Nominal dan Semantik)

Suatu konstitusi memiliki 3 nilai , yaitu :

1. Normatif , suatu konstitusi dapat dikatakan memiliki nilai normatif apabila konstitusi
tersebut tidak hanya tertulis didalam hukum melainkan dilakukan juga oleh seluruh
rakyat dan ditaati
2. Nominal , suatu konstitusi dapat dikatakan memiliki nilai nominal apabila konstitusi
tersebut hanya dijalankan oleh para penguasa
3. Semantik , suatu konstitusi dapat dikatakan memiliki nilai semantik apabila konstitusi
tersebut hanya menjadi jargon para penguasa untuk mempertahankan kekuasaannya

Anda mungkin juga menyukai