Pengertian negara : Kelanjutan dari keinginan manusia untuk bergaul dengan orang lain
dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya
Sifat negara :
1. Memaksa : Kekuatan fisik secara legal
2. Mencakup semua : UU berlaku untuk orang
3. Monopoli : Tujuan negara, baik/tidak baik
Bentuk negara :
1. Kesatuan : 1 pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah
2. Serikat/federasi : Gabungan dari beberapa negara bagian
Bentuk kenegaraan :
1. Koloni : Jajahan negara lain
2. Trustee (perwalian) : Wilayah jajahan negara yang kalah pada PD 2 & berada dibawah Dewan
Perwalian PBB
3. Mandat : Wilayah jajahan negara yang kalah pada PD 1 & dibawah pengawasan Dewan Mandat
Liga Bangsa-Bangsa
4. Protektorat : Negara yang berada dibawah lindungan negara kuat
5. Dominion : Negara bekas jajahan Inggris yang telah merdeka dan berdaulat tapi masih
mengakui raja Inggris sebagai simbol persatuan
6. Uni : Gabungan 2/lebih negara merdeka dan berdaulat dengan 1 kepala negara yang sama
Nasionalisme adalah paham kebanggaan yang mengandung makna kesadaran & semangat
cinta tanah air, memiliki rasa kebangsaan sebagai bangsa memelihara kehormatan bangsa
Patriotisme adalah suatu sikap yang berani, pantang menyerah, & rela berkorban demi
bangsa dan negara
Pengertian hukum :
1. Hugo de Groot : Peraturan tentang perbuatan moral yang menjamin keadilan
2. Van Vollenhoven : Suatu gejala dalam pergaulan hidup yang bergolak terus-menerus dalam
keadaan bentur
3. Aristoteles : Rangkaian peraturan yang mengikat baik rakyat maupun penguasa
4. Leon Duguit : Aturan tingkah laku para anggota masyarakat
5. Samidjo : Peraturan memaksa
6. S.M. Amin : Kumpulan peraturan terdiri dari norma dan sanksi
7. J.C.T. Simorangkir & Woerjono Sastropranoto : Peraturan memaksa yang menentukan tingkah
laku manusia dibuat oleh badan resmi
Ciri hukum :
A. Adanya perintah/larangan,
B. Memaksa & mengikat
Unsur hukum :
1. Peraturan tentang tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup
2. Peraturan dibentuk oleh badan resmi
3. Peraturan bersifat memaksa
4. Sanksi tegas dan nyata
Penggolongan hukum :
1. Sumbernya
1. Hukum UU : Hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan. Co : KUHP
2. Hukum adat & kebiasaan : Hukum yang diambil dari peraturan adat & kebiasaa. Co : Hukum
adat minangkabau
3. Hukum Yurisprudensi : Hukum yang terbentuk dari putusan pengadilan
4. Hukum traktat : Hukum yang ditetapkan oleh negara peserta perjanjian internasional. Co :
Hukum batas negara
5. Hukum doktrin : Hukum yang berasal dari pendapat para ahli hokum
2. Bentuknya
1. Hukum tertulis : Hukum yang dapat ditemui dalam bentuk tertulis. Co : KUHP, KUHD
2. Hukum tidak tertulis : Hukum yang masih dalam keyakinan & kenyataan di dalam masyarakat.
Co : Hukum adat
3. Isinya
1. Hukum publik : Hukum yang mengatur hubungan antara warga negara dan menyangkut
kepentingan umum/publik. Co : Hukum pidana
2. Hukum privat : Hukum yang mengatur hubungan antar individu dan bersifat pribadi. Co :
Hukum perdata
4. Tempat berlakunya
1. Hukum nasional : Hukum yang berlaku dalam suatu negara. Co : Hukum Indonesia
2. Hukum internasional : Hukum yang mengatur hubungan antara 2 negara/lebih. Co : Hukum
perang
3. Hukum asing : Hukum yang berlaku dalam negara lain. Co : Hukum Australia
4. Hukum gereja : Kaidah yang ditetapkan gereja untuk para anggotanya. Co : Hukum gereja
vatikan Roma
5. Masa berlakunya
1. Hukum positif (Ius Constitutum) : Hukum yang berlaku saat ini
2. Hukum yang akan datang (Ius Constituendum) : Hukum yang dicita-citakan, direncanakan akan
berlaku pada masa yang akan datang. Co : RUU
3. Hukum universal : Hukum yang berlaku tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Berlaku
sepanjang masa, di manapun, dan terhadap siapapun. Co : Piagam PBB tentang DUHAM
6. Cara mempertahankannya
1. Hukum material : Hukum yang mengatur tentang isi hubungan antarsesama anggota
masyarakat, antaranggota masyarakat dengan penguasa negara, antar masyarakat dengan penguasa
negara.
2. Hukum formal : Hukum yang mengatur bagaimana cara penguasa mempertahankan dan
menegakan serta melaksanakan kaidah-kaidah hukum material dan bagaimana cara menuntutnya
apabila hak seseorang telah dilanggar oleh orang lain. Co : Hukum acara peradilan tata usaha
negara
7. Sifatnya
1. Kaidah hukum yang memaksa
2. Kaidah hukum yang mengatur/melengkapi
Dalam hukum positif di Indonesia, berlaku tata hukum sebagai berikut :
1. Hukum tata negara (HTN) : Ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang organisasi untuk
mencapai tujuannya dalam kemasyarakatan
2. Hukum administrasi negara : Ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang pengelolaan
administrasi yang bertujuan untuk mengetahui cara tingkah lau negara dan alat-alat perlengkapan
negara
3. Hukum perdata : Mengatur kepentingan perseorangan
4. Hukum pidana : Mengatur kepentingan umum
5. Hukum acara atau hukum formal : Mengatur cara menjalankan peraturan hukum material.
Terbagi atas :
Hukum acara pidana : Pelaksanaan hukum pidana material
Hukum acara perdata : Menjalankan peraturan hukum perdata material
Bentuk-bentuk korupsi :
1. Korupsi jalan pintas : Korupsi dalam hal penggelapan uang negara, perantara ekonomi/politik,
sektor ekonomi membayar keuntungan untuk kepentingan politik
2. Korupsi upeti : Bentuk korupsi yang dimungkinkan karena jabatan strategis, mendapatkan
persentasi, upaya untuk mark up
3. Korupsi kontrak : Korupsi yang tidak bisa dilepaskan dari upaya untuk mendapatkan
proyek/pasar, usaha untuk mendapatkan fasilitas pemerintah
4. Korupsi pemerasan : Korupsi yang sangat terkait dengan jaminan keamanan dan urusan-urusan
gejolak internal dan eksternal, pencantuman nama perwira tinggi militer dalam dewan komisaris
perusahaan, penggunaan jasa keamanan pada perusahaan multinasional, bahkan pemeraan
langsung terhadap perusahaan dengan alasan keamanan
HAM adalah hak dasar yang dimiliki manusia diberikan oleh Tuhan YME
Dasar hukum terdapat dalam : UU no. 39 tahun 1999 / UUD pasal 28A-28J
Sejarah HAM :
1. Magna Charta Libertatum : 1215 - Larangan perampasan benda dengan sewenang-wenang
2. Habeas Corpus Act : 1679 - Menghadap hakim untuk mengetahui kesalahan
3. Bill of Rights : 1689 - Raja tunduk kepada parlemen
Jenis HAM :
1. Briefly
Hak mempertahankan diri
Hak kemerdekaan
Hak persamaan pendapat
Hak untuk dihargai
Hak bergaul dengan sesama
2. D. Roosevelt
Hak mengeluarkan pendapat
Mencukupi kebutuhan
Menganut agama
Bebas dari rasa takut
3. "Kesimpulan"
No Jenis HAM Contoh
Kebebasan menyatakan pendapat
Hak-hak asasi pribadi
1 Kebebasan memeluk agama
(personal rights)
Kebebasan bergerak
Hak-hak asasi ekonomi Kebebasan memiliki sesuatu
2
(property rights) Hak mendapat tunjangan hidup
Hak-hak asasi politik Hak ikut serta dalam pemerintahan
3
(political rights) Hak pilih dalam pemilu
Hak-hak asasi hukum Hak untuk mendapatkan perlakuan yang
4
(rights of legal equality) sama dalam hukum
Hak-hak asasi sosial dan Hak memperoleh jaminan pendidikan dan
5 kebudayaan (social and kesehatan
cultural rights) Hak mengembangkan kebudayaan
Hak-hak asasi dalam tata
Hak mendapatkan perlakuan & tata cara
cara peradilan dan
6 peradilan & perlindungan dalam hal
perlindungan (procedural
penangkapan dll
rights)
Nickel mengajukan 3 alasan mengapa individu memiliki tanggung jawab dalam penegakan
HAM :
1. Sejumlah besar besar masalah HAM tidak hanya melibatkan aspek pemerintahan tapi juga
kalangan swasta/kalangan di luar negeri
2. HAM bersandar pada human dignity-nya
3. Tanggung jawab atas prinsip demokratis
Dalam UU no.39 tahun 1999 tentang HAM juga mendepankan tanggung jawab terhadap
1. Perlindungan (protect)
2. Pemajuan (promote)
3. Penghormatan (respect)
4. Pemenuhan (fullfill)
2. Asas Ius Sanguinis atau jus sanguinis (bahasa Latin untuk "hak untuk darah")
adalah asas pemberian kewarganegaraan berdasarkan keturunan orang tuanya. Negara yang
menganut asas ini akan mengakui kewarganegaraan seorang anak sebagai warga negaranya apabila
orang tua dari anak tersebut adalah memiliki status kewarganegaraan negara tersebut (dilihat dari
keturunannya). Asas ini akan berakibat munculnya suatu negara dengan etnis yang
majemuk.Contoh negara yang menganut asas ini adalah negara-negara yang memiliki sejarah
panjang seperti negara-negara Eropa dan Asia.
Contoh beberapa negara yang menganut asas ius sanguinis, yaitu:
- China
- Kroasia
- Jerman
- India
- Jepang
- Malaysia
2. Apatride
Yakni kasus dimana seorang anak tidak memiliki kewarganegaraan. Keadaan ini terjadi karena
seorang Ibu yang berasal dari negara yang menganut asas ius soli melahirkan seorang anak di
negara yang menganut asas ius sanguinis. Sehingga tidak ada negara baik itu negara asal Ibunya
ataupun negara kelahirannya yang mengakui kewarganegaraan anak tersebut.
Misalnya:
Alex dan Marie adalah suami isteri yang bernegara A atau berasas Ius Soli. Mereka berdomisili di
negara B yang berasas Ius Sanguinis. Kemudian lahirlah anak mereka, Amel. Menurut negara A
yang menganut asas Ius Soli, Amel tidak diakui sebagai warganegaranya, karena lahir di negara
lain. Begitu pula menurut negara B yang menganut asas Ius Sanguinis, Amel tidak diakui sebagai
warganegaranya, karena orang tuanya bukan warganegara. Dengan demikian Amel tidak
mempunyai kewarganegaraan atau Apatride.
1. Normatif , suatu konstitusi dapat dikatakan memiliki nilai normatif apabila konstitusi
tersebut tidak hanya tertulis didalam hukum melainkan dilakukan juga oleh seluruh
rakyat dan ditaati
2. Nominal , suatu konstitusi dapat dikatakan memiliki nilai nominal apabila konstitusi
tersebut hanya dijalankan oleh para penguasa
3. Semantik , suatu konstitusi dapat dikatakan memiliki nilai semantik apabila konstitusi
tersebut hanya menjadi jargon para penguasa untuk mempertahankan kekuasaannya