Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk
monoatomik.. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi).
Gas ini mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia
lain. Gas mulia juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya memiliki elektron
valensi luar penuh. Unsur-unsurnya adalah He (Helium), Ne(Neon), Ar (Argon),
Kr (Kripton), Xe (Xenon), dan Rn (Radon) yang bersifat radioaktif.
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik
karena sifat stabilnya. Unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia yaitu Helium (He),
Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn). Gas-gas ini pun sangat
sedikit kandungannya di bumi.
Gas Mulia terdapat dalam atmosfer bumi, untuk Helium terdapat di luar atmosfer.
Helium dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium. Semua unsur
- unsur gas mulia terdiri dari atom -atom yang berdiri sendiri. Unsur gas mulia yang
terbanyak di alam semesta adalah Helium (banyak terdapat di bintang) yang merupakan
bahan bakar dari matahari. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan
sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radio
aktif. Dan karena jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagi gas
jarang.
Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 7 (VII atau
VIIA pada sistem lama) di tabel periodik. Halogen berasal dari bahasa Yunani, yang
terdiri dari kata halos yang berarti garam dan kata genes yang berarti pembentuk. Jadi
halogen merupakan pembentuk garam. Hal ini didasarkan pada sejarah penemuan unsur
unsur halogen yang selalu didapatkan dari garam. Unsur unsur yang termasuk golongan
halogen adalah Fluor ( F ), Klor ( Cl ), Brom ( Br ), Iod ( I ), dan Astatin ( At ). Halogen
memiliki 7 elektron valensi, sehingga sangat reaktif karena mudah menerima 1 elektron.
Karena kereaktifannya unsur unsur halogen tidak dijumpai dalam keadaan bebas.
Halogen banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam tubuh
manusia beberapa unsur halogen berperan dalam metabolism tubuh. Misalnya, ion
klorida yang mengatur osmosis pada jaringan sel dan plasma darah. Iodin terdapat pada
kelenjar tiroid sebagai hormon tiroksin (C15H11O4NI4 ). Natrium klorida ( NaCl )
digunakan sebagai garam dapur. Dan masih banyak lagi kegunaan unsur unsur halogen.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang didapat adalah :

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka diperoleh tujuan penulisan makalah


ini sebagai berikut :

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 GAS MULIA

2.1.1 Pengertian Gas Mulia

Gas mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi
standar, they semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan reaktivitas
yang sangat rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel periodike
(sebelumnya dikenal dengan grup 0). 6 gas mulia tersebut terdapat di alam dengan bentuk
helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat
radioaktif (Rn). sejauh ini, 3 atom dari grup selanjutnya, ununoctium (Uuo) telah berhasil
disintesis di supercollider, tapi sangat sedikit yang diketahui mengenai elemen ini karena
jumlah yang dihasilkan sangat sedikit dan memiliki waktu paruh hidup yang sangat
pendek .
Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang
struktur atom: valensi elektron kulit luar mereka dianggap "penuh", memberi mereka
sedikit sekali kesempatan untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan hanya beberapa
ratus senyawa yang telah disiapkan. Titik didih dan titik leleh gas mulia mempunyai nilai
yang dekat, berbeda kurang dari 10 C (18 F); yang mengakibatkan mereka berbentuk
cairan dalam jangkauan suhu yang pendek.
Neon, argon, krypton, dan xenon are didapatkan dari udara mengunakan metode
mencairkan/mengembunkan gas dan penyulingan bagian. Helium biasanya terpisah dari
gas alami, dan radon biasanya diisolasi dari penguraian radioaktif dari elemen radium
yang terurai. Gas mulia mempunyai beberapa aplikasi penting di industri seperti
penerangan, pengelasan, dan perjalanan angkasa luar. Gas prnapasan Helium-oksigen
biasanya digunakan oleh penyelam laut dalam yang biasanya lebih dari 180 kaki (55 m)
untuk menjaga penyelam dari oksigen toxemia, efek berbahaya dari oksigen dalam
tekanan tinggi, dan nitrogen narcosis, efek narkotik yang membingungkan dari nitrogen
di udara melebihi tekanan biasa. After setelah bahaya yang ditimbulkan hidrogen atas
mudah meledaknya elemen tersebut, gas tersebut diganti dengan helium.
2.1.2 Sejarah gas mulia

Pada tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama William Ramsay
mengidentifikasi zat baru yang terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah diketahui
mengandung nitrogen, oksigen, dan karbondioksida dipisahkan. Ternyata dari hasil
pemisahan tersebut, masih tersisa suatu gas yang tidak reaktif (inert). Gas tersebut tidak
dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga dinamakan argon (dari bahasa Yunani argos
yang berarti malas). Empat tahun kemudian Ramsay menemukan unsur baru lagi, yaitu
dari hasil pemanasan mineral kleverit. Dari mineral tersebut terpancar sinar alfa yang
merupakan spektrum gas baru. Spektrum gas tersebut serupa dengan garis-garis tertentu
dalam spektrum matahari.
Untuk itu, diberi nama helium (dari bahasa Yunani helios berarti matahari). Pada
saat ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke dalam golongan unsur-
unsur yang sudah oleh Mendeleyev karena memiliki sifat berbeda. Kemudian Ramsey
mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan pada suatu golongan tersendiri, yaitu
terletak antara golongan halogen dan golongan alkali. Untuk melengkapi unsur-unsur
dalam golongan tersebut, Ramsey terus melakukan penelitian dan akhirnya menemukan
lagi unsur-unsur lainnya, yaitu neon, kripton, dan xenon (dari hasil destilasi udara cair).
Kemudian unsur yang ditemukan lagi adalah radon yang bersifat radioaktif. Pada masa
itu, golongan tersebut merupakan kelompok unsur-unsur yang tidak bereaksi dengan
unsur-unsur lain (inert) dan dibri nama golongan unsur gas mulia atau golongan nol.
Di tahun 1898, Huge Erdmann mengambil nama Gas Mulia (Noble Gas) dari bahasa
Jerman Edelgas untuk menyatakan tingkat kereaktifan Gas Mulia yang sangat rendah.
Nama Noble dianalogikan dari Noble Metal (Logam Mulia), emas, yang dihubungkan
dengan kekayaan dan kemuliaan.
Gas Mulia pertama ditemukan pada tanggal 18 Agustus 1868 oleh Pierre Janssen
dan Joseph Horman Lockyer. Ketika sedang meneliti gerhana matahari total mereka
menemukan sebuah garis baru di spektrum sinar matahari. Mereka menyakini bahwa itu
adalah lapisan gas yang belum diketahui sebelumnya, lalu mereka menamainya Helium.

Berikut ini adalah asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia, yaitu:

- Helium Helios (Yunani) : matahari


- Argon Argos (Yunani) : malas
- Neon Neos (Yunani) : baru
- Kripton Kriptos (Yunani) : tersembunyi
- Xenon Xenos (Yunani) : asing
- Radon Radium

Nama-nama di atas diambil dari bahasa Yunani. Pada awalnya, Gas Mulia dinyatakan
sebagai gas yang inert tetapi julukan ini disanggah ketika ditemukan senyawa Gas Mulia.

2.1.3 Sifat Gas Mulia


Gas mulia memiliki beberapa sifat baik secara fisis maupun kimia, sebelum
membahas hal tersebut mari kita lihat data-data dari gas mulia. Berikut merupakan
beberapa ciri fisis dari gas mulia.

Helium Neon Argon Kripton Xenon Radon


Nomor atom 2 10 18 32 54 86
Elektron valensi 2 8 8 8 8 8
Jari-jari atom() 0,50 0,65 0,95 1,10 1,30 1,45
Massa atom (gram/mol) 4,0026 20,1797 39,348 83,8 131,29 222
3
Massa jenis (kg/m ) 0.1785 0,9 1,784 3,75 5,9 9,73
Titik didih (0C) -268,8 -245,8 -185,7 -153 -108 -62
0
Titikleleh ( C) -272,2 -248,4 189,1 -157 -112 -71
Bilangan oksidasi 0 0 0 0;2 0;2;4;6 0;4
Keelekronegatifan - - - 3,1 2,4 2,1
Entalpi peleburan (kJ/mol) * 0,332 1,19 1,64 2,30 2,89
Entalpi penguapan (kJ/mol) 0,0845 1,73 6,45 9,03 12,64 16,4
Afinitas elektron (kJ/mol) 21 29 35 39 41 41
Energi ionisasi (kJ/mol) 2640 2080 1520 1350 1170 1040

*= Helium dipadatkan dengan cara menaikkan tekanan bukan menurunkan suhu.


Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi
elektronnya. Berikut adalah konfigurasi elektron gas mulia

He = 1s2
Ne = 1s2 2s2 2p6
Ar = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Kr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
Xe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
Rn = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6

Karena konfigurasi elektronnya yang stabil gas mulia juga biasa digunakan untuk
penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.
contoh :
Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
menjadi
Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5
A. Sifat Fisis

Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa
derajat di atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya mulanya
bertambah seiring bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.
Dari data-data di atas kita bisa lihat bahwa nomor atom, jari-jari atom, massa
atom, massa jenis, titik didih, titik beku, entalpi peleburan dan entalpi penguapan selalu
bertambah dari He ke Rn. Sedangkan energi ionisasi mengalami penurunan dari He ke
Rn. Beberapa dari sifat tersebut mengalami kenaikan karena gaya london terutama pada
entalpi peleburan dan entalpi penguapan.
Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah duplet untuk He dan kaidah
Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn. Sedangkan untuk He, Ne, Ar tidak memiliki nilai
keelektronegatifan. Dan bilangan oksidasi yang di atas adalah bilangan oksidasi yang
sudah diketahui hingga sekarang.

B. Sifat Kimia

Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi
kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-
jari atom menyebabkan daya tarik inti terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga
semakin mudah ditarik oleh atom lain.
Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi
elektron yang sudah satbil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu
berada sebagai atom tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat
berreaksi, hingga sekarang gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat
berreaksi dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen.

2.1.4 Pembuatan gas mulia


a. Gas Helium
Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas helium
mempunyai titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8C sehingga pemisahan gas
helium dari gas alam dilakukan dengan cara pendinginan sampai gas alam akan mencair
(sekitar -156C) dan gas helium terpisah dari gas alam.

b. Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon


Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan xenon (Xe)
walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri diperoleh sebagai hasil samping
dalam industri pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen dengan proses destilasi udara
cair.
Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air) didinginkan sehingga
terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon bercampur dengan banyak gas
oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik didih gas argon (-189,4C) tidak jauh beda
dengan titik didih gas oksigen (-182,8C). Untuk menghilangkan gas oksigen dilakukan
proses pembakaran secara katalitik dengan gas hidrogen, kemudian dikeringkan untuk
menghilangkan air yang terbentuk. Adapun untuk menghilangkan gas nitrogen, dilakukan
cara destilasi sehingga dihasilkan gas argon dengan kemurnian 99,999%. Gas neon yang
mempunyai titik didih rendah (-245,9C) akan terkumpul dalam kubah kondensor sebagai
gas yang tidak terkonsentrasi (tidak mencair).
Gas kripton (Tb = -153,2C) dan xenon (Tb = -108C) mempunyai titik didih yang
lebih tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam kolom oksigen cair di
dasar kolom destilasi utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-
masing gas akan terpisah.
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali Radon(Rn) yang hanya terdapat
sebagai isotop radioaktif berumur pendek, yang diperoleh dari peluruhan radio aktif atom
radium. Unsur radon (Rn) yang merupakan
88Ra226 86Rn222 + 2He4

2.1.5 Pembentukan senyawa pada gas mulia

Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki
kestabilan yang tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat bereaksi dengan atom lain.
Karena sebenarnya tidak semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6

Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit d jadi

Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0

jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.


Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia
tidak bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil
membuat persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu XePtF6.
Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi:

PtF6 + O2 (O2)+ (PtF6)-

PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi
1165 kJ/mol,harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe
= 1170 kJ/mol.
Atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlet mencoba
mereaksikan Xe dengan PtF6 dan ternyata menghasilkan senyawa yang stabil sesuai
dengan persamaan reaksi:

Xe + PtF6 Xe+(PtF6)-

Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF6, maka gugurlah anggapan bahwa


gas mulia tidak dapat bereaksi. Kemudian para ahli lainnya mencoba melakukan
penelitian dengan mereaksikan xenon dengan zat-zat oksidator kuat, diantaranya
langsung dengan gas flourin dan menghasilkan senyawa XeF2, XeF4, dan XeF6.
Reaksi gas mulia lainnya, yaitu krypton menghasilkan senyawa KrF2. Radon
dapat bereaksi langsung dengan F2 dan menghasilkan RnF2. Hanya saja senyawa KrF2
dan RnF2 bersifat (tidak stabil).

Tingkat Senyawaan Bentuk Titik Didih Struktur Tanda-tanda


Oksidasi (C)
II XeF2 Kristal tak 129 Linear Terhidrolisis menjadi Xe + O2;
berwarna sangat larut dalam HF
IV XeF4 Kristal tak 117 Segi-4 Stabil
berwarna
VI XeF6 Kristal tak 49,6 Oktahedral Stabil
berwarna terdistorsi
Cs2XeF8 Padatan kuning Archim. Stabil pada 400
XeOF4 Cairan tak Antiprisma
XeO3 berwarna -46 Piramid segi- Stabil
Kristal tak 4 Mudah meledak, higroskopik;
berwarna Piramidal stabil dalam larutan
VIII XeO4 Gas tak Tetrahedral Mudah meledak
berwarna
XeO6 4- Garam tak Oktahedral Anion- anion HXeO63-,
berwarna H2XeO62-, H3XeO6- ada juga
Tabel 3. Beberapa senyawaan Xenon

Senyawa gas mulia He dan Ne sampai saat ini belum dapat dibuat mungkin
karena tingkat kestabilannya yang sangat besar. Gas-gas ini pun sangat sedikit
kandungannya di bumi. dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia
sebagai berikut : Helium = 0,00052 %; Neon = 0,00182 %; Argon = 0,934 %; Kripton =
0,00011 %; Xenon = 0,000008; Radon = Radioaktif*

2.1.6 Kegunaan gas mulia

c. Helium
Campuran helium dan oksigen digunakan sebagai udara buatan untuk para penyelam
dan para pekerja lainnya yang bekerja di bawah tekanan udara tinggi. Perbandingan
antara He dan O2 yang berbeda-beda digunakan untuk kedalaman penyelam yang
berbeda-beda.
Helium cair yang digunakan di Magnetic Resonance Imaging (MRI) tetap bertambah
jumlahnya, sejalan dengan ditemukannya banyak kegunaan mesin ini di bidang
kesehatan.
Helium juga digunakan untuk balon-balon raksasa yang memasang berbagai iklan
perusahaan-perusahaan besar, termasuk Goodyear. Aplikasi lainnya sedang
dikembangkan oleh militer AS adalah untuk mendeteksi peluru-peluru misil yang terbang
rendah. Badan Antariksa AS NASA juga menggunakan balon-balon berisi gas helium
untuk mengambil sampel atmosfer di Antartika untuk menyelidiki penyebab menipisnya
lapisan ozon. Menghirup sejumlah kecil gas ini akan menyebabkan perubahan sementara
kualitas suara seseorang.

d. Neon
Neon biasanya digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Selain itu juga neon dapat
digunakan untuk berbagi macam hal seperti indicator tegangan tinggi, zat pendingin,
penangkal petir, dan mengisi tabung televisi.

e. Argon
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket.
Argon juga digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola lampu pijar
karena argon tidak bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas.

f. Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan
rendah. Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.

g. Xenon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh
bakteri) dan pembuatan tabung elektron.

h. Radon
Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Namun
demikian, jika radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker
paru-paru. Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila
lempengan bumi bergerak kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya
gempa dari perubahan kadar radon.

***
2.2 HALOGEN

2.2.1 Definisi halogen

Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal dengan
golongan 17 dalam tabel sistem periodik unsur, yang mempunyai elektron valensi 7 pada
subkulit nsnp. Istilah halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-
18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang artinya pembentuk garam
karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen
merupakan sekumpulan unsur nonlogam yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna
terang. Dan secara alamiah bentuk molekulnya diatomik.Halogen digolongkan sebagai
pengoksidator kuat karena kecenderungannya membentuk ion negatif. Selain itu,
halogen adalah golongan yang paling reaktif karena unsur-unsurnya memiliki konfigurasi
elektron pada subkulit ns2 np5.Golongan halogen terdiri dari beberapa unsur yaitu
Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium yang
belum diketahui dengan jelas. Salah satu golongan penting dalam susunan berkala unsur
adalah golongan VIIA yang diberi nama halogen. Golongan VIIA perlu untuk diingat
atau dihapal karena merupakan unsur-unsur yang banyak membentuk persenyawaan di
alam atau senyawa di laboratorium. Halogen memiliki arti pembentuk garam, di alam
unsur-unsur ini banyak ditemukan dalam bentuk garam. Unsur-unsur halogen semuanya
berwarna, pada suhu kamar mempunyai wujud yang berbeda-beda. Dengan tujuh elektron
pada kulit terluar, menyebabkan halogen sangat reaktif sehingga di alam selalu ada dalam
bentuk persenyawaan.
Halogen merupakan golongan non-logam yang sangat reaktif, sehingga unsur-
unsurnya tidak dijumpai pada keadaan bebas. Pada umumnya ditemukan dialam dalam
bentuk senyawa garam-garamnya. Garam yang terbentuk disebut Halida. Flourin
ditemukan dalam mineral-mineral pada kulit bumi: fluorspar (CaF2) dan kriolit
(Na3AlF6). Klorin, Bromin, dan Iodin terkandung pada air laut dalam bentuk garam-
garam halida dari natrium, magnesium, kalium, dan kalsium. Garam halida yang paling
banyak adalah NaCl 2,8% berat air laut. Banyaknya ion halida pada air laut : 0,53 M Cl - ;
8X10-4 M Br- ; 5X10-7 M I-.

2.2.2 Sifat-sifat unsur halogen

Adapun sifat-sifat yang yang dimiliki unsur halogen dapat di kelompokan sebagai
sifat fisik dan sifat kimia ;

1. Berdasarkan sifat fisik

a. Wujud halogen
Wujud Halogen pada suhu kamar, flourin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat
cair yang mudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah menyublim.
Pemanasan iodin padat pada tekanan atmosfer tidak membuat unsur itu meleleh,
tetapilangsung menyublim. Hal ini terjadi karena tekanan uap iodin padat pada suhu
kamar lebih besar dari 1 atm.
b. Titik Didih dan Titik Leleh

Titik didih dan titik leleh dari fluorin sampai iodin bertambah besar,karena ikatan
antar molekulnya juga makin besar. Kenaikan titik didih dan titik lebur halogen
sebanding dengan naiknya nomor atom. Hal ini berhubungan dengan banyaknya energi
yang harus dipakai untuk mengatasi gaya tarik-menarik antara molekul-molekul zat,
contohnya gaya van der waals yang menarik molekul-molekul berdekatan satu sama lain.
Dari fluorin sampai iodin ikatan bertambah kuat maka dari fluorin sampai iodin
bertambah besar pula titik didih dan titik lelehnya. Jari-jari atom halogen dalam satu
golongan makin ke atas makin kecil. Ini berarti makin ke atas ukuran molekul makin
kecil, maka gaya tarik-menarik antar-molekul (gaya Van der Waals) akan makin kecil.
Perhatikan juga titik didih dan titik lelehnya, makin ke atas makin kecil.Kecenderungan
titik leleh dan titik didih halogen tersebut dapat dijelaskansebagai berikut. Molekul
halogen (X2) bersifat nonpolar, dengan demikian gaya tarik-menarik antarmolekul
halogen merupakan gaya dispersi. Sebagaimana diketahui, gayadispersi bertambah besar
sesuai dengan pertambahan massa molekul (Mr ). Itulah sebabnya mengapa titik leleh
dan titik didih halogen meningkat dari atas ke bawah dalam tabel periodik unsur.

c. Warna dan aroma

Halogen mempunyai warna dan aroma tertentu. Flourin berwarna kuning muda,
klorin berwarna hijau muda, bromin berwarna merah tua, iodin padat berwarna hitam,
sedangkan uap iodin berwarna ungu. Semua halogen berbau rangsang dan menusuk, serta
bersifat racun.

d. Kelarutan

Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin menyebabkan gaya
tarik inti dengan elektron valensi (pada kulit terluar) makin lemah sehingga
keelektronegatifan (kemampuan menarik elektron) semakin lemah dan kemampuan
membentuk ion negatifnya juga semakin berkurang. Dengan kata lain dari fluorin sampai
iodin kereaktifan halogen melemah. Halogen merupakan senyawa yang sangat
elektronegatif karena mempunyai 7 elektron valensi (ns2 np5) dan mudah menarik satu
elektron menjadi ion negatif agar susunan elektronnya stabil seperti gas mulia (ns2 np6).
Kelarutan halogen dari fluor sampai yod dalam air semakin berkurang. Fluor selain larut
dalam air juga mengalami reaksi. Fluor, klor, dan brom larut dalam air sedangkan iod
sukar larut. Iod lebih mudah larut dalam KI dan pelarut organic seperti alkohol, eter,
CHCl3, CCl4

2. Berdasarkan sifat kimia


a. Kereaktifan

Unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini terbukti keberadaan halogen di
alam sebagai senyawa. Kereaktifan halogen dipengaruhi oleh keelektronegatifannya.
Semakin tinggi keelektronegatifan maka semakin reaktif unsur halogen karena semakin
mudah menarik elektron.
Kereaktifan halogen juga di pengaruhi oleh energi ikatan halogen.semakin kecil
energi ikatan halogen, semakin mudah di putuskan ikatan tersebut sehingga semakin
reaktif halogen.

b. Daya oksidasi

Halogen merupakan pengoksidasi kuat. Sifat oksidator dari atas kebawah semakin
lemah, sehingga halogen-halogen dapat mengoksidasi ion halida di bawahnya.
Sedangkan sifat reduktor ion halida makin ke bawah semakin kuat. Semua halogen
mempunyai potensial reduksi standar positif. Hal ini menunjukkan bahwa semua halogen
merupakan oksidator dan mempunyai kecenderungan daya oksidasi semakin lemah dari F
ke I (F2 > Cl2 > Br2 > I2).
Menurunnya daya oksidasi halogen, berarti menunjukkan semakin kuatnya daya
reduksi halida dengan kecenderungan daya reduksi I- > Br- > Cl- > F-.
Dengan memperhatikan harga potensial elektroda dari masing-masing halogen, maka
halida akan dapat dioksidasi oleh halogen yang mempunyai daya oksidasi lebih tinggi.
Harga potensial reduksi standar halogen adalah sebagai berikut:

F2(g) + 2e 2F-(aq) Eo = + 2,87 V


Cl2(g) + 2e 2 Cl- (aq) Eo = +1,36 V
Br2(l) + 2e 2 Br-(aq) Eo = + 1,07 V
I2(s) + 2e 2 I-(aq) Eo = +0,58 V

Dari harga potensial reduksi standar di atas, maka :


2Cl-(aq) + F2(g) 2 F-(aq) + Cl2(g) Eo = +1,51 V (reaksi spontan)
2Cl-(aq) + Br2(g) Cl2(g) + 2Br-(aq) Eo = -0,03 V ( reaksi tidak spontan)

Dari reaksi tersebut dapat disimpulkan dalam sistem periodik unsur, halogen dapat
mendesak halida di bawahnya dari suatu senyawa.

c. Membentuk molekul diatomik

Unsur halogen selalu dalam bentuk molekul diatomik yang sangat reaktif terhadap
unsur logam maupun nonlogam.

d. Reaksi-reaksi halogen

1. Reaksi unsur Halogen dengan unsur Logam


Halogen bereaksi dengan sebagian besar logam menghasilkan senyawa garam/halida
logam.

2Na + Cl2 NaCl


2Fe + 3Cl2 2FeCl3
Sn + 2Cl2 SnCl4
Mg + Cl2 MgCl2
2Al + 3Cl2 2AlCl3

Halida logam yang terbentuk bersifat ionic jika energi ionisasina rendah dan
logamnya memiliki biloks rendah. Hamper semua halide bersifat ionik. Contoh Na +,
Mg2+, Al3+. Sedangkan yang bersifat semi ionok adalah AlCl3.

2. Reaksi dengan non logam

Halogen bereaksi dengan non-logam membentuk asam halida/senyawa halide.


Halogen dapat bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain. Contoh :

Xe + F2 XeF2
2Kr + 2F2 KrF4
2P + 3Cl2 2PCl3

3. Reaksi dengan metalloid

2B +3Cl2 2BCl3
2Si + 2Cl2 SiCl4
4. Reaksi halogen dengan air

Fluorin bereaksi dengan air membentuk asam fluoride dengan reaksi sebagai berikut:

2F2(g) + H2O(g) <--> 4HF(g) + O2(g)

Reaksi air dan fluorin berlangsung hebat karena air terbakar di dalam fluorin.
Sementara halogen lainnya bereaksi dengan air melalui reaksi disproporsionasi
membentuk asam halide dan senyawa oksihalogen dengan reaksi sebagai berikut:

X2 + H2O <--> HOX + HX

Contoh reaksi halogen (kecuali F2) dengan air adalah sebagai berikut:

Cl2 + H2O <--> HOCl + HCl


Br2 + H2O <--> HOBr + HBr
I2 + H2O <--> HOI + HI
5. Reaksi halogen dengan basa
Halogen bereaksi dengan basa membentuk senyawa halida yang kemudian
mengalami reaksi disproporsionasi membentuk senyawa oksihalogen. Berikut contoh
reaksi halogen dengan basa: Fluorin bereaksi dengan basa membentuk oksigen
difluorida OF2 dan ion fluoride F-, dengan reaksi sebagai berikut:

2F2(g) + OH-(aq) --> OF2(g) + 2F-(aq) + H2O(l)

Sedangkan klorin, bromine, dan iodine bereaksi dengan basa membentuk ion
hipohalit OX- dan ion halida X- dengan reaksi sebagai berikut:

X2(g) + 2OH-(aq) --> OX-(aq) + X-(aq) + H2O(l)

Ion OX- yang terbentuk mengalami reaksi disproporsionasi membentuk ion halat
XO3 dan ion halida X-, dengan reaksi sebagai berikut:
-

3OX-(aq) --> XO3-(aq) + 2X-(aq)

Contoh reaksi halogen dengan basa adalah sebagai berikut:


Chlorine dan basa : ion OCl- yang stabil pada suhu ruang akan terdisproporsionasi
menjadi ClO3- jika dipanaskan, reaksinya adalah sebagai berikut:

Cl2(g) + 2OH-(aq) --> OCl-(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)


3OCl-(aq) --> ClO3-(aq) + 2Cl-(aq)

Bromine dan basa : ion OBr- terdisproporsionasi dengan cepat pada suhu ruang,
reaksinya adalah sebagai berikut:

Br2(g) + 2OH-(aq) --> OBr-(aq) + Br-(aq) + H2O(l)


3OBr-(aq) --> BrO3-(aq) + 2Br-(aq)

Iodine dan basa : ion OI- bereaksi sangat cepat, sehingga sulit untuk diamati, reaksinya
adalah sebagai berikut:
I2(g) + 2OH-(aq) --> OI-(aq) + I-(aq) + H2O(l)
3OI-(aq) --> IO3-(aq) + 2I-(aq)
6. Reaksi antar halogen

Reaksi antar halogen termasuk reaksi substitusi, membentuk senyawa antar halogen,
dengan reaksi sebagai berikut:
X2 + Y2 --> 2XY

Contoh reaksi antar halogen adalah sebagai berikut:

Cl2 + F2 --> 2ClF


I2 + Cl2 --> 2ICl
At2 + Br2 --> 2AtBr
Unsur halogen dengan periode 3 ke atas (Cl, Br, I, At) dapat bereaksi menurut persamaan
reaksi berikut:
X2 + nY2 --> 2XYn
Reaksi ini menghasilkan senyawa halogen dengan beberapa bilangan oksidasi. Contoh
reaksinya adalah sebagai berikut:
Biloks +3
Cl2 + 3F2 --> 2ClF3
Biloks +5
Br2 + 5F2 --> 2BrF5
Biloks +7
I2 + 7F2 --> 2IF7

7. Reaksi unsur halogen dengan hidrokarbon

Reaksi unsur halogen dengan hidrokarbon disebut halogenasi. Melalui reaksi


halogenasi, unsur halogen dapat menyusup pada suatu hidrokarbon dan mengantikan
salah satu atom hidrogen yang ada disana. Contohnya reaksi halogenasi alkana. Alkana
dapat bereaksi dengan gas klor jika terkena sinar atau suhu tinggi. Reaksinya merupakan
reaksi eksoterm. Raksi halogenasi alkana terjadi dalam beberapa tahap melalui
mekanisme radikal bebas dimana pada salah satu tahapan reaksi dihasilkan alkil klorida.

e. Reaksi pendesakan antarhalogen

Berlangsungnya suatu reaksi tidak hanya ditentukan oleh potensial sel. Tetapi,
berlangsung tidaknya suatu reaksi dapat dilihat dari reaksi pendesakkan halogen. Halogen
yang terletak lebih atas dalam golongan VII A dalam keadaan diatomik mampu mendesak
ion halogen dari garamnya yang terletak dibawahnya.
Contoh:
F2 + 2KCl 2KF + Cl2
Br- + Cl2 Br2 + Cl-
Br2 + 2I- Br- + I2
Br2 + Cl- (tidak bereaksi)
I2 + Br- (tidak bereaksi)

2.2.3 Proses pembuatan halogen

1. Pembuatan Halogen dalam Industri

Fluor (F2)
Elektrolisis KHF2, dalam HF bebas air. Fluor yang terbentuk dikompres kedalam
tabung baja. Flourin diperoleh melalui proses elektrolisis garam kalium hydrogen
flourida (KHF2) dilarutkan dalam HF cair, ditambahkan LiF 3% untuk menurunkan suhu
sampai 100oC. Elektrolisis dilaksanakan dalam wajah baj dengan katode baja dan anode
karbon. Campuran tersebut tidak boleh mengandung air karena F 2yang terbentukakan
menoksidasinya.
KHF2 K+ + HF2-
HF2 H+ + 2F-
Katode : 2H+ + 2e- H2
Anode : 2F- F2 + 2e-
Untuk mencegah kontak (reaksi) antara logam Na dan gas Cl 2 yang terbentuk
digunakan diafragma berupa monel ( sejenis campuran logam ).

Klor(Cl2)
a. Sel down : elektrolisi leburan natrium klorida
Proses downs yaitu elektrolisis leburan NaCl (NaCl cair). Sebelum dicairkan,
NaCl dicampurkan dahulu dengan sedikit NaF agar titik lebur turun dari 800 oC menjadi
600oC.
Katode : Na+ 2e- Na
Anode : 2Cl- Cl2 + 2e-
Untuk mencegah kontak (reaksi) antara logam Na dan Cl2 yang tebentuk,
digunakan diafragma lapisdan besi tipis.

b. Sel Castner-Kellner atau sel Billitar, elektrolisis larutan pekat NaCl.

c. Proses gibbs, yaitu elektrolisis larutan NaCl.


Katode : 2H2O + 2e- 2OH- + H2
Anode : 2Cl- Cl2 + 2e-

d. Modifilasi proses Deacon


Oksidasi gas HCl yang mengandung udara dengan menggunakan katalis tembaga.
4 HCl + O2 2 Cl2 + 2 H2O
Berlangsung pada suhu 430oC dan tekanan 200 atm. Hasil reaksinya teercampur
44% N2.

Brom (Br2)
a) Dalam ekstra KCl dan MgCl2 dari carnalite terdapat MgBr2 0,2%
MgBr2 + Cl2 MgCl2 + Br2

b) Air laut disamakan dengan H2SO4 encer dan direaksikan dengan klor, penambahan
asam dilakukan agar tidak terjadi hidrolisis. Dengan penghembusan udara diperoleh
volume yang cukup besar yang mengandung brom kemudian dicampur dengan SO 2 dan
uap air.
SO2 + Br2 + H2O 2 HBr + H2S04
Kemudian direaksikan dengan Cl2
2 HBr + Cl2 2 HCl + Br2
Penyulingan dengan KBr dapat menghilangkan klor dan dengan penambahan
KOH dapat menghilangkan I2.
Cl2 + 2 KBr 2 KCl + Br2
I2 + OH- I- + OI- + H2O

Yod(I2)
a) Garam chili mengandung NaIO3 0,2 %
Setelah mengkristalkan NaNO3, filtrat yang mengandung IO-3 di tambah NaHSO3 lalu di
asamkan.
IO-3 +3 HSO-3 I- + 3 HSO-4
5 I- + IO-3 + 6 H+ 3 I2 + 3 H2O

b) Dari ganggang laut.

c) 2NaIO3 + 5NaHSO3 3NaHSO4 + 2Na2SO4 + H2O + I2 Atau :2IO3- + 5HSO3-


5SO42- + 3H+ + H2O +I2
Endapan I2 yang terbentuk disaring dan dimurnikan dengan cara sublimasi.

2. Pembuatan HaLogen di Laboratorium

Di laboratorium, zat-zat kimia dibuat dalam jumlah seperlunya untuk digunakan


eksperimen/praktikum dengan cara yang cepat dan alat yang sederhana. Klorin, bromin,
dan iodine dapat dihasilkan dari oksidasi terhadap senyawa halida dengan oksidator
MnO2 atau KMnO2 dalam lingkungan asam. Senyawa halide dicampurkan dengan
MnO2 atau KMnO2 ditambahkan H2SO4 pekat, kemudian dipanaskan. Reaksi yang
berlangsung secara umum :

2X- + MnO2 + 4H+ X2 + Mn2+ + 2H2O


10X- + 2MnO4- + 16H+ 5X2 + 2Mn2+ + 8H2O

Senyawa klorin juga dapat dibuat dalam skala labooratorium dengan cara :
o Proses Weldon
Dengan memanaskan campuran MnO2, H2SO4, dan NaCl
Reaksi : MnO2 + 2H2SO4 + 2 NaCl Na2SO4 + MnSO4 + H2O + Cl2
o Mereaksikan CaOCl2 dan H2SO4
CaOCl2 + H2SO4 CaSO4 + H2O + Cl2
o Mereaksikan KMnO4 dan HCl
KMnO4 + HCl 2KCl + MnCl2 + 8H2O + 5Cl2
Sifat oksidator bromin yang tidak terlalu kuat. Dalam proses industri, bromine dibuat
dengan cara mengalirkan gas klorin ke dalam larutan bromide.
Reaksi : Cl2 + 2Br- Br2 +2Cl-
Dalam skala laboratorium, bromin dibuat dengan cara :
o Mencampurkan CaOCl2, H2SO4, dengan bromida.
CaOCl2 + H2SO4 CaSO4 + H2O + Cl2
Cl2 + 2Br- Br2 + 2Cl-
o Mencampurkan KMnO4 dan HBr pekat.
o Mencampurkan bromide, H2SO4, dan MnO2.
Unsur iodine dapat dibuat dengan cara.
o Dengan mereaksikan NaIO3 dan natrium bisilfit.
2NaIO3 + 5N4H2SO3 3NaHSO4 + 2Na2SO4 + H2O + I2
o Dalam skala laboratorium pembuatan iodin analog dengan pembuatan bromin, hanya
saja bromida diganti dengan iodida.
Senyawa HF dan HCl dapat dibuat juga di laboratorium dengan mereaksikan garam
halide (NaF dan CaCl2) dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan sesuai dengan
persamaan reaksiberikut :
2NaF + H2SO4 Na2SO4 + 2HF
CaCl2 + H2SO4 CaSO4 +2HCl
Senyawa HI dan HBr tidak dapat dibuat seperti itu karena Br- atau I- akan dioksidasi oleh
H2SO4.
2NaBr + H2SO4 Na2SO3 + Br2 + H2O
MgI2 + H2SO4 MgSO3 + I2 + H2O
HBr dan HI biasanya dibuat dengan pereaksi H3PO4.
3NaBr +H3PO4 Na3PO4 + 3HBr
3MgI2 + 2H3PO4 Mg3(PO4)2 + 6HI
Cl2, Br2 dan I2 dapat di buat dengan mereaksikan suatu halide alkali dengan asam sulfat
encer dan MnO2.
MnO2 + 4 H+ + 2X- Mn2+ + 2 H2O + X2
Klor dapat di buat juga dengan reaksi
2 MnO-4 + 10 Cl- + 16 H+ 2 Mn2+ + 8 H2O + Cl2
Brom dan yod dapat di buat dengan cara oksidasi bromide dan yodida dengan gas klor.
Cl2 + 2 Br- 2 Cl- + Br2
Cl2 + 2 I- 2 Cl- + I2
T. KEGUNAAN HALOGEN
Penggunaan fluor
1. pembuatan UF6 agar dapat memisahkan 235U dan 238U dengan cara difusi atau
sentrifuga.
2. pembuatan Teflon (-CF2-CF-)n , freon (CCl2F2), dan insektisida (CCl3F)
3. pembuatan sulfur heksafluorida
4. Asam flourida digunakan untuk mengukir (mengetsa) gelas.
Reaksi : CaSiO3 + 8HF H2SiF6 + CaF2 + 3H2O
5. Natrium heksafluoroksilikat ( Na2SiF6 ) digunakan untuk bahan campuran pasta gigi.
6. Natrium fluorida ( NaF ) untuk mengawetkan kayu.
7. Belerang hexafluorida ( SF6 ) sebagai insulator.
8. Kriolit ( Na3AlF6 ) sebagai bahan pelarut dalam pengolahan bahan alumunium.
9. Freon-12 ( CF2Cl2 ) sebagai zat pendingin pada kulkas dan AC.
10. Teflon digunakan sebagai pada peralatan mesin.
Penggunaan klor
1. pembuatan plastic (PVC)
2. pembuatan pelarut untuk cat, untuk membersihkan logan dari lemak, dry cleaning,
3. pembuatan unsur (Mg, Ti, Br2)
4. pembuatan senyawa organic, insektisida
5. klor dalam jumlah yang banyak digunakan dalam industri pengelantang
Ca(OCl2).CaCl2.Ca(OH)2.H2O
NaOCl
Cl2 cair.
6. klorinasi kaleng bekas untuk mendapatkan kembali (recovery) timah.
7. pembuatan klorat (V) dan klorat (VII) di pakai sebagai bahan peledak dan bahan bajar
roket.
8. Asam klorida ( HCl ) digunakan pada industri logam. Untuk mengekstrasi logam
tersebut.
9. Natrium klorida ( NaCl ) digunakan sebagai garam dapur.
10. Kalium klorida ( KCl ) sebagai pupuk tanaman.
11. Amoniumklorida ( NH4Cl ) sebagai bahan pengisi batu baterai.
12. Natrium hipoklorit ( NaClO ) digunakan sebagai pengelontang ( breaching agent )
untuk kain dan kertas.
ClO- + zat pewarna Cl- + zat tak berwarna
13. CaOCl2/( Ca2+ )( Cl- )( ClO- ) sebagai serbuk pengelontang atau kapur klor.
14. Kalsium hipoklorit ([Ca( OCl2 )2 ] sebagai zat disenfekton pada air ledeng.
15. Kalium klorat (KCl) bahan pembuat mercon dan korek api.
16. Seng klorida (ZnCl2) sebagai bahan pematri (solder).
Penggunaan brom
1. pembuatan 1-2 dibromometna untuk ditambah kedalam bensin
2. pembuatab senyawa organik
3. obat-obatan
4. Natrium bromide (NaBr)sebagai obat penenang saraf
5. Perak bromide(AgBr)disuspensikan dalam gelatin untuk film fotografi
6. Metil bromide(CH3Br)zat pemadam kebakaran
7. Etilen dibromida(C2H4Br2)ditambahkan pada bensin untuk mengubah Pb menjadi
PbBr2
Pnggunaan yod
1. obat-obatan
2. pembuatan zat warna
3. Quartz-Yod untuk bola lampu, NH4I untuk lensa Polaroid, AgI intuk fotografi.
4. mengidentifikasi amilum
5. Kalium Iodat(KIO3)ditambahkan pada garam dapur.
6. odoform(CHI3)merupakan zat organic
7. Perak Iodida(AgI)digunakan dalam film fotografi.
BAB III
PENUTUP
Istilah halogen adalah unsur yang menghasilkan garam, bila bergabung dengan logam.
Kata halogen berasal dari tatanama saintifik Perancis pada abad ke-18.
Semua halogen wujud sebagai molekul-molekul dwiatom. Halogen lebih elektronegatif
kerana mempunyai 7 elektrovalens - dua dalam subpetala s dan lima dalam subpetala p.
Oleh kerana satu sahaja lagi elektron diperlukan untuk mencapai susunan oktet, maka
halogen cenderung untuk menerima elektron dari unsur lain untuk memenuhkan petala
elektron luarnya. Ini akan menghasilkan ion bertanda negatif satu, dan dipanggil ion
halida; garam yang mengandungi ion ini dipanggil halida. Namun, klorin mampu
menunjukkan nomor pengoksidaan dari -1 sehingga +7. Halogen boleh membentuk
ikatan kovalen maupun ionik untuk mencapai susunan oktet.
Ion halida juga bias bereaksi dengan atom hidrogen/air untuk menghasilkan asid. Contoh
reaksinya ialah klorin bereaksi dengan air menghasilkan asid hidroklorik dan asid
hipoklorus (agen peluntur).
Unsur-unsur halogen mempunyai konfigurasi ns2 np5. unsure halogen merupakan unsure
yang paling reaktif diantara unsure non logam. Titik leleh dan titik didih pada halogen
bertambah jika no atom bertambah., halogen mempunyai sifat-sifat fisika dan sifat kimia.

Anda mungkin juga menyukai