Anatomi Kepala Bayi
Anatomi Kepala Bayi
2. Bagian tengkorak
Tengkorak merupakan bagian terpenting dalam persalianan, yang terdiri dari:
a. Tulang dahi (os. Frontale) 2 buah
b. Tulang ubun-ubun (os. Parietale) 2 buah
c. Tulang pelipis (os. Temporal) 2 buah
d. Tulang belakang kepala (os. Occipital)
b. Diameter suboksipito-frontalis
1. Antara foramen magnum ke pngkal hidung
2. Jaraknya 11cm
3. Ukuran yang melalui jalan lahir sirkumferensia suboksipito-frontalis dengan kedudukan
fleksi sedang, belakang kepala.
c. Diameter fronto-oksipitalis
1. Antara titik pangkal hidung ke jarak terjauh pada belakang kepala
2. Jaraknya 12cm
3. Lingkaran fronto-oksipitalis dengan sirkumferensia 34cm melalui jalan lahir pada letak
puncak kepala.
d. Diameter mento-oksipitalis
1. Antara dagu ke titik terjauh belakang kepala.
2. Jaraknya 13,5cm
3. Dengan sirkumferensia 35cm. melalui jalan lahir pada letak dahi.
e. Diameter submento-bregmatika
1. Antara os hyoid ke ubun-ubun besar.
2. Jaraknya 9,5cm.
3. Dengan sirkumferensia 32cm. melalui jalan lahir pada letak muka.
1. Ukuran Melintang
a. Diameter biparietalis, antara kedua parietalis dengan ukuran 9cm.
b. Diameter bitemporalis, antara kedua tulang temporalis dengan ukuran 8cm.
Dengan demikian kepala bayi dalam proses persalinan dapat menyesuaikan diri pada
jalan lahir yang berbentuk corong melengkung ke depan yang disebut putaran paksi dalam.
Sampai beberapa bulan setelah dilahirkan, tulang-tulang kepala bayi belum menyambung
satu sama lain. Namun letaknya telah tersusun berdampingan secara rapi. Keadaan ini
memungkinkan jaringan otak berkembang menjadi lebih besar, karena terdapat ruang yang
bisa mengikuti besarnya otak.Kepala bayi dibentuk oleh beberapa lempeng tulang, yaitu 1
buah tulang di bagian belakang (tulang oksipital), 2 buah tulang di kanan dan kiri (tulang
parietal), dan 2 buah tulang di depan tulang frontal). Di antara tulang-tulang yang belum
bersambung itu terdapat celah yang disebut sutura. Sutura-sutura ini ada yang membujur dan
ada pula yang melintang.
Titik silang celah-celah itulah yang membentuk ubun-ubun depan (besar) dan ubun-
ubun belakang (kecil). Ubun-ubun dan sutura-sutura ini normalnya menutup antara usia 6-20
bulan. Jika ternyata di bawah usia 6 bulan sutura tulang tengkoraknya sudah menutup, bisa
dikatakan menutup terlalu cepat. Jika masing-masing tulang sudah bersambungan satu sama
lain, biasanya ubunubun juga ikut menutup. Istilah medis untuk penutupan sutura ini,
craniosynostosis, berasal dari kata cranio yang berarti tulang tengkorak, syn yang berarti
bergabung, dan ostosis yang artinya tulang.
Secara kasat mata, akibat proses penutupan tulang tengkorak yang kelewat dini bisa
dilihat melalui bentuk kepala yang tak normal.Ketidaknormalan ini terjadi karena
pertumbuhan kepala cenderung mengarah ke tulang yang suturanya menutup belakangan.
Ketidaknormalan bentuk itu tentu saja tampak berbeda-beda, tergantung sutura mana yang
menutup lebih dulu. Sebagai contoh, kalau sutura
bagian depan sudah menutup lebih dulu, pertumbuhan kepala akan lebih mengarah ke
belakang, dan akibatnya kepala jadi panjul.
Sutura atau ubun-ubun yang sudah menutup bisa mulai diketahui dari pemeriksaan
yang dilakukan saat bayi baru lahir. Dokter yang menolong persalinan biasanya dengan
mudah bisa melihat kelainan itu. Ia akan curiga bila kepala bayi tampak lebih kecil
dibandingkan badan. Yang normal, kepala bayi justru terlihat lebih besar daripada bagian
tubuh lainnya karena keliling lingkar luar kepalanya sama dengan keliling dadanya.
Tujuan mengukur lingkar kepala bayi pada saat ia lahir ialah untuk mengetahui
adanya kecenderungan ubun-ubun menutup terlalu cepat. Pengukuran ini tentusaja tidak
hanya sekali, tapi terus dilakukan setiap bulan bersamaan dengan pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan anak. Untuk mengetahui apakah ukuran lingkar kepala bayi normal atau
tidak, nakes berpatokan pada grafik lingkar kepala berdasarkan umur yang disebut grafik
Nellhaus.
Dengan grafik ini, adanya kelainan pada ukuran lingkar kepala dan proses
pertumbuhannya bisa terdeteksi, baik jik akepala terlalu besar (misalnya karena hidrosefalus)
atau terlalu kecil, misalnya karena craniosynostosis. Selain itu, pemeriksaan bisa dilakukan
dengan meraba ubun-ubun besar bayi, apakah ukurannya normal atau tidak. Diameter ubun-
ubun besar yang normal berkisar antara 0,63,6 cm dan bila diraba akan terasa berdenyut
karena memang ada pembuluh darah di bawahnya. Pemeriksaan ubun-ubun dan lingkar
kepala ini sebenarnya tidak sulit namun untuk perabaan terhadap sutura kepala bayi yang
biasanya agak lebih sulit. Bagaimanapun, celah antar tulang ini memang tak sebesar ubun-
ubun. Jika dari pemeriksaan ukuran dan perabaan kepala dicurigai ubun-ubun menutup terlalu
cepat, nakes akan memeriksanya lebih jauh dengan CT Scan. Alat ini bisa memberi gambaran
yang lebih jelas.
http://missyoanpurple.blogspot.com/2012/09/anatomi-kepala-janin.html