Anda di halaman 1dari 11

Waspada,Banyak Penipu Yang Berpura-

Pura Jadi Pembeli Tanah

593 tayangan
diinformasikan 23 Nov 2015 dalam SHARING
PENGALAMAN oleh sasongko
Kejadian ini dialami oleh kakak pacar saya sekitar
2bulan yang lalu. Beliau, sebut saja mas Teddy,
berniat menjual rumahnya di daerah Srengseng.
Karena ingin lebih banyak menjaring pembeli,
maka beliau memasang iklan penjualan rumahnya
di beberapa media pengiklanan, seperti internet,
harian Pos Kota dan Kompas.

Tidak berapa lama setelah iklan di pasang,


beberapa calon pembeli rumah mulai menelpon
dan menanyakan macam2 tentang rumah yang
akan di jual kakak pacar saya. Hingga ada satu
calon pembeli yang kedengarannya ramah, karena
menghubungi kakak pacar saya dengan bahasa
yang santun dan terlihat sopan sekali (walaupun
belum pernah bertemu, karena komunikasi selama
ini hanya dilakukan melalui telepon).

Duduk persoalannya adalah ketika calon pembeli


tersebut (yang notabene penipu) itu menghubungi
kakak pacar saya beberapa kali, sehingga seolah-
olah dia sudah melihat rumah yang akan dibeli dan
berhasil meyakinkan sekali kakak pacar saya
bahwa dia benar2 akan membeli rumah tersebut.

Kali pertama telepon, si penipu tersebut


menanyakan macam2 tentang rumah, bagaimana
kondisinya, sudah dimiliki berapa lama, apakah
ada surat tanah, PBB dsb. Kali kedua, si penipu
tersebut meyakinkan bahwa dia sudah pernah
berkunjung dan melihat kondisi rumah tersebut,
karena rumah tersebut tidak ada yg jaga dan
kebetulan lokasinya berada di luar kota Jakarta
jadi calon pembeli hanya bisa melihat dari luar
saja. Penipu tersebut berkata seolah2 memang
benar2 pernah melihat rumah tersebut dengan
menyebutkan ciri2 fisik rumah, misal: Pagar
rumah bapak warna putih kan?, Temboknya
warna krem kan pak? Yang ada tanaman sokanya
di depan rumah, Gentengnya warna abu2,
terasnya agak luas dsb. Hingga akhirnya mas
Teddy, benar2 percaya bahwa penipu itu benar2
akan membeli rumah tersebut.

Hingga akhirnya setelah deal2 harga OK dilakukan


kedua belah pihak, maka transaksipun terjadi.
Disinilah sebenarnya hal yang paling penting dari
semua percakapan yang telah terjadi sebelumnya.
Dan saya ingatkan sebelumnya, jangan pernah
anda melakukan transaksi melalui ATM maupun
hanya lewat telepon, sekalipun anda benar2 sudah
percaya dengan orang yang belum anda pernah
lihat sebelumnya, usahakan transaksi dilakukan
secara tunai atau kalaupun amount yang akan di
transfer dalam jumlah besar, usahakan untuk selalu
bertemu muka atau minimal anada mengenal
tipikal orang tersebut, kalau perlu ada pihak ketiga
dari anda yang mengetahui jalannya transaksi,
minimal yang mengerti dan pernah melakukan
transaksi jual beli dalam jumlah yang besar
amountnya.

Oke kita lanjut, si penipu bilang kepada mas


Teddy bahwa dia akan mentransfer sejumlah uang
yang di minta mas Teddy seharga rumah yang
dijual dengan harga yang sudah di sepakati
sebelumnya. Penipu tersebut bilang bahwa kira2
sore uangnya sudah tertransfer, sehingga mas
Teddy bisa langsung mengeceknya. Tetapi tidak
sampai sore, penelpon tersebut menelpon bahwa
uangnya sudah di transfer dari rekening si penipu
ke rekening mas Teddy. Sore harinya, mas Teddy
mengecek, ternyata masih kosong, belum ada
penambahan uang di rekeningnya. Lalu mas
Teddy, telepon balik ke si penipu tersebut. Dengan
gayanya yg sok ramah dan terkesan bersahabat,
penipu itu bilang bahwa: Oh maaf pak, mungkin
sedang ada masalah di BCA nya, padahal saya tadi
sudah transfer. Oke akan saya hubungi pihak BCA
nya pak, agar saya bisa langsung mengadukan
masalah ini. Transaksi dilakukan melalui ATM
BCA.

Selang beberapa menit, orang tersebut


menghubungi mas Teddy kembali, tetapi kali ini
dia sepertinya sedang terhubung dengan
(ngakunya) pihak BCA, bagian Customer
Servicenya. Percakapan berjalan antara 3 orang,
yaitu mas Teddy, si penipu dan (orang yang
ngaku2) pihak BCA. Setelah itu dengan gaya
bahasanya yang meyakinkan si pihak BCA ini
memandu mas Teddy untuk mengoperasikan
mesin ATM BCA terdekat.

Dan hingga akhirnya setelah beberapa langkah


pengecekan dilakukan mas Teddy berdasarkan
panduan si pihak BCA, ada satu tombol yang
tinggal sekali di pencet oleh mas Teddy (entah
tombol apa), yang pasti ada wanita di belakang
mas Teddy yang kebetulan melihat mas Teddy
akan memencet tombol tersebut, dan dengan sigap
dan reflek, wanita tersebut berteriak dan bilang
seper berapa detik sebelum mas Teddy memencet
tombol itu, karena telunjuknya sudah menyentuh
tombol yg dimaksud: PAK JANGAN PENCET
TOMBOL ITU!!!!. Tetapi karena mas Teddy
sudah terlanjur percaya dengan orang yang
menelpon nya, apalagi dipandu langsung dari
pihak BCA, maka iapun tak peduli dan memang
waktunya sangat mendesak, karena yang antri
banyak dan lagi tidak ada waktu untuk berpikir
panjang. Akhirnya..

BLASS..

Ditekanlah tombol itu.

Terimakasih pak, uangnya sudah tertransfer dari


rekening pak A (si penipu itu) ke rekening bapak.
Silahkan di cek beberapa menit lagi.

Pak tombol itu berbahaya, itu akan mentransfer


seluruh rekening bapak ke nomor rekening tujuan,
kata wanita di belakang mas Teddy tadi.

Segera setelah itu mas Teddy mengecek informasi


saldo rekeningnya. Dan tahukah anda apa yg
terjadi? Yap betul, seluruh rekening mas Teddy
amblas, hanya tersisa 10.000 rupiah. Lemaslah
mas Teddy setelah melihat sisa rekening di
tabungannya.

Segera mas Teddy menghubungi kembali si pak


penipu yang mau membeli rumah, tetapi apa lacur,
nomor yang dihubungi tidak diangkat2. Setiap jam
di telepon, tetapi sepertinya nomornya sudah di
non aktifkan. Semakin hampa saja harapan mas
Teddy untuk mendapatkan uangnya kembali.
Pulang kerumah, setelah bercerita apa yg dialami,
ternyata kakak mas Teddy, yang merupakan kakak
pacar saya, mas Tony, juga pernah mengalami hal
seperti itu, tetapi dulu ia menyiapkan rekening
kosong untuk menerima uang dari calon pembeli,
tapi memang ternyata yang mau beli adalah penipu
juga, karena kejadiannya sama persis seperti yang
dialami oleh mas Teddy.

Kasian mas Teddy sekarang, padahal itu adalah


seluruh tabungan yang di kumpulkan selama ini
untuk kehidupan hari tuanya, dan anak2nya,
istrinya hanya bisa mengelus dada dan terus
istigfar atas apa yang dialami mas Teddy.

Dari kejadian ini ada beberapa poin yang menjadi


concern saya:
1. Jangan pernah hanya punya satu tabungan, jadi
selalu ada backup tabungan anda jika sewaktu2
terjadi hal2 yang tidak diinginkan
2. Usahakan kenali calon pembeli anda terlebih
dahulu sebelum transaksi terjadi, bertemu muka
atau minimal anda bisa mendapatkan kopian
KTPnya, apalagi berhubungan dengan penjualan
yang harganya diatas 1 juta-an (karena menurut
saya angka satu juta juga sudah lumayan besar)
3. Jangan pernah percaya dengan orang yang
menelpon anda yg ngakunya dari bank. Pastikan
yang menelpon anda benar2 dari bank dan
menanyakan tau nomor kita dari mana.
4. Waspadai jenis2 penipuan jaman sekarang dan
selalu update akan informasi terbaru tentang
penipuan jaman sekarang, entah itu hipnotis, atau
memanfaatkan ketidaktahuan kita sebagai orang
awam(seperti yang terjadi pada mas Teddy ini),
atau mungkin memanfaatkan kelengahan kita pada
saat kita tidak sadar.

Itulah salah satu pengalaman yang pernah saya


dengar. Selalu waspadalah terhadap orang baru
yang anda kenal apalagi untuk transaksi.
Modus Penipuan Jual Beli Tanah Dengan
AJB Palsu

2,640 tayangan

diinformasikan 23 Nov 2015 dalam SHARING PENGALAMAN oleh sasongko

Temans. Mari kita berbagi pengalaman tidak harus yang indah indah kadang pengalaman buruk bisa
menjadi pelajaran yang lain supaya tidak mengalami hal serupa.

Berawal dari iklan koran lokal yang menawarkan sebuah lokasi di di kawasan sleman
yogyakarta. Jika di lihat secara sepintas tanah tersebut jauh di bawah harga pasaran. Cuma 900 ribu
semeter di bandingkan dengan harga pasaran di 1.5 juta sampai 2.5 juta semeter. Padahal luas tanah
cukup sepetak rumah, ini benar benar langka hanya orang yang lagi butuh duit darurat yang mau
banting harga mirip orang kesetanan.

Tergoda dengan barang murah ku pacu kuda besi menuju lokasi. Walaupun lokasi mblusuk gak
karuan barang murah wajib di buru sampai ujung dunia. Setelah satu jam pencarian akhirnya ketemu
dengan sang makelar yang mengaku pemilik kuasa jual tanah sambil menunjukan fotocopy sertifikat
SHM Pekarangan sekaligus IMB sudah siap bangun. Eidan tanah murah murah surat lengkap plus
IMB pula kok iso ?

Trus lebih hebatnya lagi selain sudah murah, boleh di nego harganya dan pembayaran bisa di cicil 3
bulan. Gendeng bin gila penjuale kerasukan jin apa ini apa ini kok bisa gampang banget
pembayaranya.

Nah kecurigaanya dimulai ketika penjual ngotot minta DP di lokasi saat itu juga dengan alasan biar
tidak di ambil orang lain. Ketika aku tanyakan bukti penerimaan uang penjual memberikan kwitansi
yang di tanda tangani sendiri.

Weits kok gitu ya harusnya kan di saksikan notaris tapi dianya tidak mau. Akal sehatku kabur entah
kemana mataku buta melihat barang murah takut di ambil orang lain. Akhirnya uang di dompet aku
rampok habis ku persembahkan kepada penjual sebagai tanda jadi, tidak banyak sih tapi cukup
menusuk hati ha ha ha

Di janjikan hari berikutnya ke notaris untuk pelunasan dan balik nama, aku pulang dengan hati riang
berhasil mendapatkan tanah murah dengan bukti selembar kuitansi. Dan bayang bayang keuntungan
besar menghantui kepala..

Hanya saja hati nurani kok gak sreg ya. Apalagi si penjual terus terusan meneror via sms minta
ditambah uang tanda jadi. Karena ada pembeli lain yang siap bayar lebih tinggi dan akan
mengembalikan DP ku kalo gak di tambahi. setan bener penjualnya tentu saja aku menolak.

Dan pada hari sesuai janjian bertemu di depan notaris. Hidung penjual tidak muncul dan hape di
telpon puluhan kali di matikan. Alias kabur entah kemana. Asem tenan aku tertipu bin kapusan uang
DP melayang entah kemana.

Ku coba melacak pemilik asli tanah yang aku beli tadi. Eh ternyata namanya berbeda dengan nama
tertera fotocopy sertifikat yang di tujukan penjual. Huasyuu jebule main rekayasa gambar
photoshop. Niat banget penjuale menipu, skenarionya sempurna lebh sempurna dari sutradara
sinetron.

Saking dongkolnya bukti kuitansi aku pigura di pasang di rumah sambil ku beri judul, kuitansi
termahal yang pernah kubeli.

Nah pelajaran yang perlu di ambil adalah.

Jangan mudah percaya tanah murah di bawah harga pasar


Cek dan re cek cek sertifikat dengan BPN, IMB ke bagian tata kota, dan cek asal usul dengan tetangga
sekitar
Sebisa mungkin setiap pembayaran sebaiknya di lakukan depan notaris
Sebagus apapun antisipas anda, Membeli tanah itu ada unsur gambling atau untung untungan, jadi
minimalkan resiko nya. Jika terpaksa harus member uang muka berilah sekecil mungkin dan siap
siaplah untuk hilang DPnya

Modus Penipuan Mafia Tanah Semakin


Beringas

1,710 tayangan

diinformasikan 30 Okt 2015 dalam SHARING PENGALAMAN oleh Jejen


Saya mau sharing pengalaman saja tentang sindikat penipuan jual-beli tanah atau model
penipuan dalam bisnis jual beli tanah yang melibatkan broker.Artikel pengalaman ini saya
bagikan agar tidak ada yang tertipu menjual tanah kepada broker atau tidak ada yang tertipu
saat membeli tanah yang berujung pada kerugian,kerugian akibat ditipu dalam transaksi
jual-beli tanah ini tidaklah main2,,kerugian bisa mencapai milyaran rupiah.

Cerita dan Kronologis kejadian dengan modus penipuan mafia tanah :


Sebut saja nama pemilik tanah bernama Ibu Nindy, Setelah iklan tanahnya terbit di koran,
silih bergantilah calon pembeli menelpon Ibu Nindy, dan salah satu penelpon bernama
Bernadus (yang ternyata makelar) menawarkan korban untuk membeli tanah tersebut senilai
60 jt.

Bernadus memiliki teman bernama Tallong, kebetulan pria paruh baya ini menetap pada
rumah yang berdampingan dengan tanah korban. dan secara kebetulan juga, ternyata si
pembeli tanah tersebut adalah sepupu dari Tallong yang bernama Hj. Mindah, sehingga
terjadilah kesepakatan antara korban, Tallong, Istri Tallong, dan Bernadus, mengenai jual beli
ini. Hj. Mindah sendiri secara fisik tidak pernah hadir dalam pertemuan, hanya terjadi
koordinasi segitiga via telepon antara korban dan Bernadus.

beberapa hari kemudian datanglah utusan ke rumah korban yakni Bernadus, yang membawa
uang tunai 5 juta rupiah sebagai tanda jadi bahwa Hj. Mindah jadi membeli tanah korban hari
itu juga dengan catatan korban sudi kiranya meminjamkan sertifikat tanah miliknya dengan
alasan untuk diteliti Hj. Mindah, tanda jadi tersebut tidak termasuk dalam nilai 60 juta rupiah.
Korban pun percaya, akhirnya meminjamkan sertifikat tersebut. hari demi hari berlalu,
minggu demi minggu berganti, hingga bulan demi bulan terlewati, janji tinggal janji, setiap
korban menghubungi Hj.Mindah, berbagai alasan dijadikan sebagai tameng, seperti dirinya
kerampokan, tertipu, usahanya pailit, menunggu juga pembeli tanahnya yang lain. dan
berbagai alasan lainnya. akhirnya korbanpun berinisiatif utk mengiklankan di koran bahwa
sertifikat tanahnya hilang, utk membatalkan keabsahan sertifikat tanah yang diambil
Hj.Mindah.

Tak disangka November 2012, pihak Bank CNB datang ke rumah korban untuk
mengklarifikasi letak tanah milik korban, dan ternyata sertifikat tsb telah berganti nama
menjadi Hermawan, Pihak Bank tsb. ternyata juga tertipu oleh Hermawan yang memberi
Denah Palsu kepada Pihak Bank untuk mengambil kredit.

Akhirnya persoalan ini diselesaikan di rana hukum oleh pihak kepolisian. Hermawan
dibekuk, Hj. Mindah DPO, dan Bernadus mengganti kerugian kepada korban karena
dirinyalah yang pertama kali mengambil Sertifikat Tanah tersebut dari tangan korban.

Pesan saya, berhati-hatilah dalam bertransaksi Jual Beli tanah, jangan tergiur oleh panjar. dan
jangan pernah serahkan sertifikat jika :

Dana Cash Pembeli Belum Lengkap


Tidak didepan Notaris
Tidak dalam kondisi yang Sehat (Fit)
Tidak ada saksi dari pihak Penjual
Demikian hal ini saya bagikan kepada pembaca, semoga bermanfaat.

sindikat penipuan jual-beli tanah,laporan mafia tanah,modus mafia tanah.WASPADA

Hati-hati Penipuan Berkedok Pembeli Tanah


Salah satu yang perlu Anda ingat saat mau jual tanah adalah hati-hati. Bukannya mau jual tanah
justru Anda malah tertipu.

Salah satu modus penipuan adalah ia menelpon Anda dengan pura-pura sangat berminat mau beli
tanah yang Anda jual. Namun ujung-ujungnya Anda diperdaya oleh mereka.

Berita dibawah ini meskipun sudah lewat, barangkali bisa membuat Anda lebih hati-hati agar
selamat dari penipuan.

Hari Minggu, 20 Juli 2008, kakak saya yang mengiklankan sebidang tanah di Solo di koran tertipu
oleh calon pembeli yang menghubunginya melalui telepon. Modusnya, calon pembeli menghubungi
melalui nomor telepon seluler dan menawar dengan harga yang sangat mendekati harga penawaran
yang dicantumkan di koran.

Setelah transaksi disetujui, calon pembeli yang bersuara seperti orang sangat lugu dan berada di luar
kota mengatakan akan mentransfer uang tanda jadi sebesar Rp 10 juta pada sore hari itu karena
sangat ingin membeli tanah dan takut didahului oleh pembeli lain.

Penjual gembira dan menjadi tidak waspada atas calon pembeli yang tidak jelas identitasnya dan
belum pernah melihat lokasi tanah dimaksud.

Pada sore harinya pembeli penipu mengatakan telah mentransfer ke rekening kakak sebesar Rp 10
juta dan ingin agar segera dicek, apakah sudah diterima. Ternyata di rekening kakak belum ada. Lalu
dengan membuat teleconference antara kakak, calon pembeli, dan layanan nasabah bank terkenal
gadungan yang bersuara seperti petugas asli mengatakan bahwa dana Rp 10 juta tetap bisa diterima
dengan kerja sama penerima, yaitu kakak. Tanpa sadar kakak saya dengan dipandu oleh layanan
nasabah bank gadungan dan bujukan calon pembeli penipu malah mentransfer sebesar Rp 5 juta
melalui ATM ke rekening yang dituntun layanan nasabah bank gadungan.

Hati-hati dengan pembeli yang langsung setuju atas transaksi tanah yang bernilai ratusan jutaan
rupiah, teleconference dengan petugas bank gadungan dan memencet menu transfer di ATM.

Nirwan Antariksa Jalan AUP Barat Nomor 6, Pasar Minggu, Jakarta


Sumber : KOMPAS
(rumahkpr.com)

Anda mungkin juga menyukai