Anda di halaman 1dari 7

H.

BASRIZAL KOTO
Hidup Basrizal Koto, Berawal dari Hinaan & Perjuangan
Kisah Sukses Si Anak Rantau
MUNGKIN sedikit orang yang tahu di balik keberhasilannya sebagai salah satu pengusaha
media terbesar di Riau, masa lalu H Basrizal Koto penuh hinaan sekaligus perjuangan.
H Basrizal Koto
Saya selalu mengilustrasikan diri saya sebagai seorang Thariq bin Ziyad yang membakar
semua kapal pasukannya untuk menjemput syahid, katanya.
Haluan Kepri salah satu milik H Basrizal
Koto, di Bengkong Garama, Batam,
Selasa 11 Juni 2013. F Suprizal Tanjung
Masih segar dalam ingatan Basrizal, suatu
hari sepulang dari sekolah, ia tak
menemukan sebutir pun nasi di meja
makannya. Sang Mamak yang kasihan
melihat begitu laparnya dia, kemudian
berinisiatif meminjam beras ke tetangga yang masih terbilang saudaranya. Namun tanpa
disangka-sangka, sang tetangga menolak mentah-mentah permintaan Mamaknya sambil
berkata ketus: Kasih makan batu saja anak kau!.
Mendengar kata-kata tersebut, tentu saja Basrizal merasa sedih dan kecewa. Tapi itu dahulu,
ketika ia masih seorang bocah kecil yang mungkin berpikiran pendek. Saat ini ketika menjadi
seorang yang sangat terkenal dan sukses, ia menyatakan, Saya selalu doakan dia karena saya
tahu dia juga orang miskin seperti kami saat itu, ungkap laki-laki Minang kelahiran
Pariaman 47 tahun silam itu.
Bisnis Basrizal dimulai sejak usia 12 tahun. Dengan tekad hidup mandiri, suatu hari dirinya
yang saat itu masih duduk di kelas 5 SD, bersujud memohon restu sang mamak untuk pergi
merantau ke Pekan Baru. Dengan berat hati dan diiringi linangan air mata sang bunda,
Basrizal pun meninggalkan segala kenangan masa kecilnya di desa tercinta.
Waktu itu saya berprinsip, saya baru akan pulang kampung dan menjemput keluarga saya
jika sudah bisa mendapatkan seliter beras, ungkap penikmat setia masakan sambal balado
yang selalu bergaya serius tapi santai itu.
Hari-hari Basrizal di tanah rantau dihiasi dengan mengerjakan apa saja, termasuk menjajakan
pisang goreng di jalanan. Hidup bagi Basrizal adalah pertempuran demi pertempuran untuk
melawan rasa malas dan rasa gengsi yang membuncah.
Saya selalu mengilustrasikan diri saya sebagai seorang Thariq bin Ziyad yang membakar
semua kapal pasukannya untuk menjemput syahid. Jujur saja saya mengadopsi sikap seperti.
Saya ingin dan harus membangkitkan batang terendam karena selama ini orang selalu
mengecilkan peran kami sebagai keturunan orang miskin, katanya penuh semangat.
Rupanya Tuhan terkesan pada tekadnya. Puluhan tahun setelah ia menginjakkan kakinya di
ranah Serampang 12, orang-orang mulai mengenalnya sebagai pengusaha sukses yang
merajai berbagai bidang mulai sarana angkutan hingga bisnis media. Apa yang sebenarnya
menjadi modal utamanya? Berlaku jujur dan bersikap mandiri. Insya Allah, dengan itu hidup
kita diberkahi Tuhan, katanya.
Sikap itu mempercepat kecocokannya dengan materi-materi yang disampaikan di ESQ. Apa
yang dia alami saat mengikuti training ESQ, menurut dia, sepertinya tidak jauh dari falsafah
Minangkabau: duduk sama rendah berdiri sama tinggi, ringan sama dijinjing, berat sama
dipikul. Bahkan saking merasa cocoknya dengan ESQ, Anda lihat sendiri, di seluruh
perusahaan yang saya pegang berlaku tujuh nilai dasar MCB Group, yang sama dengan tujuh
nilai dasar ESQ, tutur pimpinan komunitas orang Minang di Riau itu dalam nada bangga.
Namun, jauh di balik suksesnya saat ini, ada hal yang selalu menjadikannya lebih merasa
bangga dan terharu, yakni kenangan akan pengorbanan dan rasa kasih sayang sang bunda. Ia
sangat sadar, tanpa jasa ibunya tak mungkin orang mengenal Basrizal Koto seperti saat ini.
Dalam kemiskinan, dia bisa membesarkan saya. Sungguh ini sangat luar biasa, ungkapnya
dalam nada rasa haru yang mendalam. Rasa cintanya yang mendalam itu juga yang membuat
suami Hj. Mukhniarti itu tidak berani sedikit pun membantah kata-kata sang bunda hingga
detik ini.
Ada satu hal lagi yang menjadi ciri Basrizal Koto, yakni sikap ramah tamahnya kepada setiap
orang. Kepada siapa pun yang ingin bertemu dengannya, ia selalu berusaha menyempatkan
diri untuk memenuhinya. Pantang bagi dia untuk menolak orang yang mau bersilaturahmi.
Oleh karena itu, hp dan telepon saya, stand by 24 jam, katanya sungguh-sungguh.
Silaturahmi, bagi Basrizal, adalah sebuah kenikmatan yang tiada terperi. Tuhan sudah
menganugerahkan kenikmatan yang panjang bagi dia dan seluruh keluarganya. Jadi tidak ada
salahnya bila ia kemudian ingin membagi juga kenikmatan tersebut kepada orang lain. Dan
itu merupakan salah satu bentuk kebahagiaan itu sendiri.
Basrizal Koto (lahir di Kampung Ladang, Pariaman, Sumatera Barat, 11 Oktober 1959;
umur 54tahun) adalah pengusaha besar atau
konglomerat Indonesia asalSumatera Barat. Basrizal atau
yang biasa dipanggil Basko sukses berbisnis di banyak
bidang, diantaranya bisnis media, percetakan,
pertambangan, peternakan, perhotelan, dan properti.
Kehidupan
Basko lahir di Kampung Ladang, Pariaman dari pasangan
Ali Absyar dan Djaninar. Masa kecilnya sangatlah getir, dimana Basko sempat merasakan
hanya makan sehari sekali, di mana untuk makan sehari-hari saja sang ibu harus meminjam
beras ke tetangga. Ayahnya hanyalah bekerja sebagai buruh tani yang mengolah gabah.
Karena susahnya hidup, ia ditinggal ayahnya yang pergi merantau ke Riau. Ketabahan sang
ibu yang dipanggilnyaamak dalam menghadapi kehidupan selalu membekas dihatinya.
Meski sempat bersekolah hingga kelas lima SD, Basko akhirnya berkesimpulan bahwa
kemiskinan harus dilawan bukan untuk dinikmati. Atas seizin ibunya, diapun memilih pergi
merantau ke Riau dibanding melanjutkan sekolah. Sebelum berangkat, ibunya berpesan agar
menerapkan 3 K dalam hidup, yaitu pandai-pandai berkomunikasi, manfaatkan peluang dan
kesempatan, serta bekerjalah dengan komitmen tinggi. 3 K itulah yang dia terapkan dalam
berbisnis. Hal pertama yang dilakukannya di perantauan adalah datang ke terminal setelah
subuh untuk mencari pekerjaan menjadi kernet. Berkat kemampuannya berkomunikasi, maka
hari pertama dia sudah bisa membantu sopir oplet. Saat pertama jadi kernet, siang-malam dia
bekerja hingga memungkinkan untuk menyewa rumah kontrakan guna menampung keluarga.
Perjalanan Bisnis
Basko yang panjang akal dan visioner mengawali usahanya dengan berjualan pete. Meski
tidak punya uang tetapi dengan modal kepercayaan, pete yang belum dibayar dibawanya
ke restoran Padang dan dijual dengan selisih harga yang lebih tinggi. Perjalanan hidupnya
penuh warna dan keinginan untuk terus mengubah nasib mengantarnya menjajal berbagai
macam profesi mulai dari kernet, sopir, pemborong, tukang jahit hingga akhirnya menjadi
dealer mobil.
Kemahirannya berkomunikasi, membangun jaringan, menepati janji, dan menjaga
kepercayaan akhirnya membawanya sukses menaklukan kemiskinan, membangun kerajaan
bisnis, dan menciptakan lapangan kerja. Jumlah perusahaan yang dikelolanya kini mencapai
15 perusahaan dan sejak 2006 dia juga terjun ke bisnis penambangan batu bara di Riau,
menyediakan jasa TV kabel dan Internet di Sumatra.
Beberapa perusahaan yang masuk dalam MCB Group miliknya adalah PT Basko Minang
Plaza (pusat belanja), PT Cerya Riau Mandiri Printing (CRMP) (percetakan), PT Cerya Zico
Utama (properti), PT Bastara Jaya Muda (tambang batubara), PT Riau Agro Mandiri
(penggemukan, impor dan ekspor ternak), PT Riau Agro Mandiri Perkasa (pembibitan,
pengalengan daging), PT Indonesian Mesh Network (TV kabel dan Internet), dan PT Best
Western Hotel (saat ini berubah nama menjadi Premier Basko Hotel) Padang. Premier Basko
Hotel Padang sebuah hotel bintang lima terdiri dari 180 kamar yang beroperasi di Padang,
Sumatera Barat. Saat ini proyek yang sedang berjalan seiring dengan perkembangan
kota Pekanbaru, Riau adalah Green City Riau] Superblock yang berada di jantung pusat Kota
Pekanbaru berdiri di lahan seluas 2 Hektar dengan konsep Superblock dimana terdiri dari 7
Lantai Pusat Perbelanjaan dan 3 Tower masing-masing Tower Apartemen, Tower Condotel /
Condominium Hotel dan 1 Tower Perkantoran.
Ia juga menjadi pemilik empat media yang sirkulasinya hampir seluruh Pulau Sumatera
bahkan menjangkau Jakarta, yaitu Harian Haluan di Padang, Harian Haluan Kepri di Batam,
Harian Haluan Riau di Pekanbaru dan Radio Mandiri FM di Pekanbaru.
Perusahaan
Beberapa di antara perusahaan milik Basrizal Koto:
Harian Haluan di Padang
Harian Haluan Riau di Pekanbaru
Harian Haluan Kepri di Batam
Radio Mandiri FM di Pekanbaru
Basko Grand Mall (Padang)
Green City Tower (Riau)
Cerya Riau Mandiri Printing (CRMP) (Riau)
PT Cerya Zico Utama (Riau)
PT Bastara Jaya Muda (tambang batu bara)
PT Riau Agro Mandiri (penggemukan, impor dan ekspor ternak)
PT Riau Agro Mandiri Perkasa (pembibitan, pengalengan daging)
PT Indonesian Mesh Network (TV kabel dan Internet)
PT Best Western Hotel Padang
Premier Basko Hotel Padang
Organisasi
Ketua Forum Silaturahmi Saudagar Minang (FSSM) (2008-2013)
Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR) (2000-2015)
Ketua Yayasan Pendidikan Bunda Riau
Ketua Pembina ESQ Provinsi Riau

RINGKASAN
Basrizal Koto lahir di Kampung Ladang, Sumatera Barat pada tanggal 11 Oktober 1959.
Hidup dalam kemiskinan sejak kecilnya, ketika Ia pulang sekolah Ia tidak mendapati adanya
makanan di tudung saji. Dan sang amak yang merasa kasihan, meminta beras ke rumah
saudaranya, tetapi saudaranya menolak keras, ketika basrizal melihat amaknya di tolak, Ia
merasa sedih dan kecewa. Dan Ia pun meminta izin kepada amaknya untuk merantau ke Riau
demi merubah nasib hidupnya, dan tak melanjutkan sekolahnya. Tetapi sang amak memberi
restu kepada anaknya itu.
Basrizal sempat duduk dibangku sekolah sampai kelas 5 SD. Ia memulai langkah
pertamanya dengan membantu sopir oplet, menjadi seorang kernet. Dan basrizal yang
memiliki akal panjang, memulai usahanya dengan berjualan pete dan nasi goreng. Semua
dilakukannya demi merubah apa yang dialaminya saat itu kearah yang lebih baik lagi, pria
yang ingin membuat bangga amak yang sangat disayanginya itu. Berbagai macam
profesi dijalaninya mulai dari kernet, sopir, pemborong, tukang jahit hingga akhirnya menjadi
dealer mobil.
Basrizal yang selalu mengingat yang disampaikan amak kepadanya yaitu 3K, yaitu pandai-
pandai berkomunikasi, manfaatkan peluang dan kesempatan, serta bekerjalah dengan
komitmen tinggi.Kemahirannya berkomunikasi, membangun jaringan, menepati janji, dan
menjaga kepercayaan akhirnya membawanya sukses menaklukan kemiskinan, membangun
kerajaan bisnis, dan menciptakan lapangan kerja.
Beberapa perusahaan yang masuk dalam MCB Group miliknya adalah PT Basko Minang
Plaza (pusat belanja), PT Cerya Riau Mandiri Printing (CRMP) (percetakan), PT Cerya Zico
Utama (properti), PT Bastara Jaya Muda (tambang batubara), PT Riau Agro Mandiri
(penggemukan, impor dan ekspor ternak), PT Riau Agro Mandiri Perkasa (pembibitan,
pengalengan daging), PT Indonesian Mesh Network (TV kabel dan Internet), dan PT Best
Western Hotel (saat ini berubah nama menjadi Premier Basko Hotel) Padang. Premier Basko
Hotel Padang sebuah hotel bintang lima terdiri dari 180 kamar yang beroperasi di Padang,
Sumatera Barat. Saat ini proyek yang sedang berjalan seiring dengan perkembangan
kota Pekanbaru, Riau adalah Green City Riau] Superblock yang berada di jantung pusat Kota
Pekanbaru berdiri di lahan seluas 2 Hektar dengan konsep Superblock dimana terdiri dari 7
Lantai Pusat Perbelanjaan dan 3 Tower masing-masing Tower Apartemen, Tower Condotel /
Condominium Hotel dan 1 Tower Perkantoran.
Ia juga menjadi pemilik empat media yang sirkulasinya hampir seluruh Pulau Sumatera
bahkan menjangkau Jakarta, yaitu Harian Haluan di Padang, Harian Haluan Kepri di Batam,
Harian Haluan Riau di Pekanbaru dan Radio Mandiri FM di Pekanbaru.
Kesuksesan yang diperolehnya sampai saat ini adalah berkat doa sang amak yang tulus
kepada anaknya. Ia juga menjaga silaturahmi dengan keluarganya, dengan tidak menutup
jalinan komunikasi diantara mereka.
Nama : Sellin Dewanti
Bp : 1411211015

H. BASRIZAL KOTO

Kemiskinan harus dilawan bukan untuk dinikmati. Saya kira menjadi pengusaha itu
harus mempunyai modal yang besar (hanya untuk orang yang kaya atau yang memang sudah
keturunan pengusaha) dan pintar. Setelah saya baca biografi bapak H. Basrizal Koto yang
sering dipanggil dengan Basko ini membuktikan bahwa orang miskin pun bisa menjadi
pengusaha yang sukses, bahkan bapak Basko hanya tamatan kelas 5 SD. Semangat dan
perjuangannyalah patut ditiru dan dicontoh. Bermodal kepercayaan diri dan berani walaupun
harus pergi merantau diumur 12 tahun dan dimulai dari bawah tetapi bapak Basko tidak
pernah putus asa karena sebuah prinsip yang harus dibuktikan saya baru akan pulang
kampung dan menjemput keluarga saya jika sudah bisa mendapatkan seliter beras.

Sebuah pesan singkat dari sang ibu yang harus diterapkan yaitu 3K dimana yang
berarti pandai-pandai berkomunikasi, manfaatkan peluang dan kesempatan serta bekerjalah
dengan komitmen yang tinggi. Jika telah sukses jangan pernah melupakan jasa orang tua
terkhusus ibu dan juga jangan sombong harus bersikap ramah tamah pada semua orang dan
menjaga silahturrahmi.

Salah satu prinsip bapak Basko agar ia tetap bertahan dan berkembang adalah dengan
Tidak ada kata menyerah. Tidak ada kata menyalahkan atas kemiskinannya. Tidak ada kata
kecewa dan keluhan. Tidak ada kesombongan. Tidak ada kebencian. Tidak ada kedurhakaan
kepada orang tua. Tidak ada kata memanjakan anak-anaknya. Tidak ada kata malas. Tidak
ada kata tidak bisa. Tidak ada behenti, terus berlari. Tidak ada kata tidak layak. Tidak ada
kata nyaman. Tidak ada kata tidak bersyukur. Kecuali kata terima kasih Ya Allah atas segala-
galanya.

Anda mungkin juga menyukai