Anda di halaman 1dari 5

KONSEP HEMOSTATIS

A. Pengertian
Pernahkan kita mengalami cedera hingga melukai pembuluh darah dan menyebabkan
perdarahan? Jika pernah, apakah perdarahan itu akan terus-menerus berlangsung, atau
sebaliknya? Allah swt sekali lagi telah menciptakan sebuah struktur yang sempurna di tubuh kita.
Jika terjadi perdarahan seperti itu, untungnya Allah telah mendesain sebuah mekanisme untuk
menghentikan perdarahan tersebut. Mekanisme itu, disebut dengan mekanisme hemostasis
Hemostasis atau haemostasis berasal dari bahasa Yunani:aimstasis yang
terdiri dari dua kata yaitu ama yang berarti darah" dan stsis yang berarti
"stagnasi".
Hemostasis adalah istilah gabungan untuk segala prosedur yang dilakukan oleh tubuh untuk
melindungi diri dari proses pendarahan. Hemostasis juga dapat diartikan sebagai mekanisme
alami dari tubuh untuk menghentikan kehilangan darah yang berlebihan.
Bilamana terdapat luka pada pembuluh darah, segara akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah
sehingga aliran darah ke pembuluh darah yang terluka berkurang. untuk Kemudian trombosit akan
berkumpul dan melekat pada bagian pembuluh darah yang terluka untuk membentuk sumbat
trombosit. Faktor pembekuan darah yang diaktifkan akan membentuk benang-benang fibrin yang
akan membuat sumbat trombosit menjadi non permeabel sehingga perdarahan dapat dihentikan.

B. Ada beberapa faktor dalam pembentukan hemostatis yaitu :


1. Fase vascular
Terjadi karena akibat dari adanya trauma pada pembuluh darah maka respon yang
pertama kali adalah respon dari vaskuler/kapiler yaitu terjadinya kontraksi dari kapiler
disertai dengan extra-vasasi dari pembuluh darah, akibat dari extra vasasi ini akan
memberikan tekanan pada kapiler tersebut (adanya timbunan darah disekitar kapiler).
2. Fase Platelet/trombosit
Pada saat terjadinya pengecilan lumen kapiler (vasokontriksi) dan extra vasasi ada darah
yang melalui permukaan asar (jaringan kolagen) dengan akibatnya trombosit. Akibat
dari bertemunya trombosit dengan permukaan kasar maka trombosit tersebut akan
mengalami adhesi serta agregasi.
Setelah terjadinya adhesi maka dengan pengaruh ATP akan terjadilah agregasi yaitu
saling melekat dan desintegrasi sehingga terbentuklah suatu massa yang melekat.
Peristiwa trombosit yang mulai pecah/lepas- lepas hingga menjadi suatu massa yang
melekat disebut Viscous metamorphosis. Akibat dari terjadinya semua proses ini maka
terjadilah gumpalan plug (sumbatan) baru kemudian terjadi fase yang ketiga.
3. Fase koagulasi
Fase ini terdiri dari tiga tahapan yaitu :
a. Pembnetukan prothrombinase/prothrombin activator
b. Perubahan prothrombine menjadi trombone
c. Perubahan fibrinogen menjadi fibrin
C. Homeostasis fisiologis dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh sistem endokrin dan
saraf otonom. Prosesnya terjadi melalui empat cara, yaitu :

1. Self Regulation

Sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat. Contohnya : proses pengaturan
fungsi organ tubuh

2. Kompensasi

Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan yang terjadi didalamnya.

Misalnya apabila secara tiba tiba lingkungan menjadi dingin, maka pembuluh darah

perifer akan mengalami konstriksi dan merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk
meningkatkan kegiatan (misalnya menggigil) yang dapat menghasilkan panas sehingga
suhu tubuh tetap stabil, pelebaran pupil untuk meningkatkan persepsi visual pada saat
terjadi ancaman terhadap tubuh, dan peningkatan keringat untuk mengontrol kenaikan
suhu tubuh.

3. Umpan Balik Negatif

Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam keadaan abnormal,
tubuh secara otomatis akan melakukan mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan
penyimpangan yang terjadi.

4. Umpan Balik untuk Mengoreksi Ketidakseimbangan Fisiologis

Contoh, apabila seseorang mengalami hipoksia akan terjadi proses peningkatan denyut
jantung untuk membawa darah dan oksigen yang cukup ke sel tubuh.

D. TAHAPAN-TAHAPAN HOMEOSTASIS
Homeostasis terdiri dari 3 tahap:

1. Homeostasis primer.

Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi homeostasis
primer. Homeostasis primer ini melibatkan tunika intima pembuluh darah dan
trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya vasokonstriksi dan sumbat trombosit.
Homeostasis primer ini bersifat cepat dan tidak tahan lama. Karena itu, jika homeostasis
primer belum cukup untuk mengkompensasi luka, maka akan berlanjut menuju
homeostasis sekunder

.
2. Homeostasis Sekunder.

Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain, vasokonstriksi dan
sumbat trombosit belum cukup untuk mengkompensasi luka ini. Maka, terjadilah
hemostasis sekunder yang melibatkan trombosit dan faktor koagulasi.

Homeostasis sekunder ini mencakup pembentukan jaring-jaring fibrin. Homeostasis


sekunder ini bersifat delayed dan long-term response. Kalau proses ini sudah cukup
untuk menutup luka, maka proses berlanjut ke homeostasis tersier.

3. Homeostasis Tersier.

Homeostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi tidak
berlebihan. Homeostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.

E. KETIDAKSEIMBANGAN HOMEOSTASIS
Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secar benar, homeostasis terganggu dan
semua sel akan menderita karena mereka tidak lagi memperoleh lingkungan yang optimal
tempat mereka hidup dan berfungsi. Muncul beberapa keadaan patofisiologis. Patofisiologis
mengacu kepada abnormalitas fungsional tubuh (perubahan fisiologi) yang berkaitan
dengan penyakit. Jika gangguan terhadap homeostasis menjadi sedemikian berat sehingga
tidak lagi memungkinkan kelangsungan hidup, timbul kematian.
Hampir semua penyakit merupakan kegagalan tubuh mempertahankan homeostasis.
Keberadaan seseorang dilingkungan sangat dingin tanpa pakaian dan perlindungan dapat
berakibat fatal jika tubuhnya gagal mempertahankan suhu sehingga suhu tubuh turun. Hal
ini disebabkan oleh terganggunya proses-proses enzimatik sel yang sangat bergangtung
pada suhu tertentu.
Contoh lain adalah kaehilangan drh dalam jumlah yang kecil mungkin tidak fatal karena
tubuh masih mampu mengkompensasi kehilangan tersebut dengan cara meningkatkan
tekanan darah mereabsorpsi cairan di ginjal dsb. Tetapi bila kehilangan darah terjadi dalam
jumlah yang besar, upaya untuk mengkompensasi tubuh mungkin tidak memadai sehingga
berakibat fatal.

F. KONTRIBUSI BERBAGAI SISTEM BAGI HOMEOSTASIS


Homeostasis sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap sel, dan pada gilirannya, setiap
sel, melalui aktifitas khususnya masing-masing, turut berperan sebagai bagian dari system
tubuh untuk memelihara lingkungan internal yang digunakan bersama oleh semua sel.
Terdapat sebelas system tubuh utama, kontribusi terpenting mereka untuk homeostasis
dicantumkan sebagai berikut:
1. Sistem Sirkulasi.
Merupakan system transportasi yang membawa berbagai zat, misalnya zat gizi, O2,
CO2, zat-zat sisa,elektrolit, dan hormone dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh
lainnya.

2. Sistem Pencernaan
Menguraikan makanan menjadi molekul-molekul kecil zat gizi yang dapat diserap ke
dalam plasma untuk didistribusikan ke seluruh sel. Sel ini juga memindahkan air dan
elektrolit dari lingkungan eksternal ke lingkungan internal. System ini mengeluarkan
sisa-sisa makanan yang tidak dicerna ke lingkungan eksternal melalui tinja.

3. Sistem Respirasi
Mengambil O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal. Dengan
menyesuaikan kecepatan pengeluaran CO2 pembentuk asam, system respirasi juga
penting untuk mempertahankan pH lingkungan internal yang sesuai.

4. Sistem Kemih
Mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari plasma melalui urine,
bersama zat-zat sisa selain CO2.

5. Sistem Rangka
Memberi penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak dan organ-organ. System ini juga
berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium, suatu elektrolit yang konsentrasinya
dalam plasma harus dipertahankandalam rentang yang sangat sempit. Bersama dengan
system otot,system rangka juga memungkinkan timbulnya gerakan tubuh dan bagian-
bagiannya.

6. Sistem Otot
Menggerakkan tulang-tulang yang melekat kepadanya. Dari sudut pandang homeostasis
semata-mata, sistem ini memungkinkan individu mendekati makanan dan menjauhi
bahaya. Selain itu, panas yang dihasilkan oleh kontraksi otot penting untuk mengatur
suhu. Karena berada di bawah kontrol kesedaran, individu mampu menggunakan otot
rangka untuk melakukan bermacam gerakan sesuai keinginan. Gerakan-gerakan
tersebut, berkisar dari keterampilan motorik halus yang diperlukan, misalnya untuk
menjahit sampai gerakan-gerakan kuat yang diperlukan untuk mengangkat beban, tidak
selalu diarahkan untuk mempertahankan homeostasis.

7. Sistem Integument
Berfungsi sebagai sawar protektif bagian luar yang mencegahcairan internal keluar dari
tubuh dan mikroorganisme asing masuk ke dalam tubuh. System ini juga penting dalam
mengatur suhu tubuh. Jumlah panas yang dikeluarkan dari permukaan tubuh ke
lingkungan eksternal dapat disesuaikan dengan mengatur produksi keringat dan dengan
mengatur aliran darah hangat ke kulit.

8. Sistem Imun
Mempertahankan tubuh dari seranganbenda asing dan sel-sel tubuh yang telah menjadi
kanker. System ini juga mempermudah jalan untuk perbaikan dan penggantian sel yang
tua atau cedera.

9. Sistem Saraf
Merupakan salah satu dari dua system pengatur atau control utama tubuh. Secara
umum, system ini mengontrol dan mengkoordinasikan aktifitas tubuh yang memerlukan
respon cepat. System ini sangat penting terutama untuk mendeteksi dan mencetuskan
reaksi terhadap berbagai perubahan di lingkungan internal. Selain itu, system ini akan
bertanggung jawab atas fungsi lain yang lebih tinggi yang tidak seluruhnya ditujukan
untuk mempertahankan homeostasis, misalnya kesadaran, ingatan, dan kreatifitas.
10. Sistem Endokrin
Merupakan system kontrol utainnya. Secara umum, kelenjar-kelenjarpenghasil hormone
pada system endokrin mengatur aktifitas yang lebih mementingkan daya tahan (durasi)
daripada kecepatan. System ini terutama penting untuk mengontrol konsentrasi zat-zat
gizi dan dengan menyesuaikan fungsi ginjal, mengontrol volume serta komposisi
elektrolit lingkungan internal.

11. Sistem Reproduksi


System ini tidak esensial bagi homeostasis, sehingga tidak penting bagi kelangsungan
hidup individu. Akan tetapi, system ini penting bagi kelangsungan hidupsuatu spesies.

Anda mungkin juga menyukai