Disusun oleh :
Kelompok 7 - TK.1A
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kami karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini, dan terus dapat menimba ilmu di Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
Penulis
2
Daftar Isi
3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sistem sirkulasi atau sistem peredaran adalah sistem organ yang memungkinkan
darah beredar ke seluruh tubuh serta membawa nutrisi (seperti asam amino dan
elektrolit), oksigen, karbon dioksida, dan hormon ke tiap-tiap sel tubuh untuk
memberikan makanan kepada sel tubuh. Selain itu fungsi sistem ini adalah untuk
melawan penyakit, menstabilkan suhu dan pH, membuang zat sisa dan
mempertahankan homeostasis. Sistem peredaran darah terdiri dari sistem
kardiovaskular yang berfungsi untuk mendistribusikan darah dan sistem limfatik yang
mengedarkan getah bening. Kedua sistem tersebut terpisah satu sama lain. Peredaran
getah bening memakan waktu yang lebih lama dari peredaran darah. Darah adalah
cairan yang terdiri dari plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit
yang diedarkan oleh jantung melalui sistem vaskuler . Darah membawa oksigen dan
nutrisi ke seluruh jaringan tubuh dan mengangkut limbah buangan dari jaringan
tersebut. Getah bening pada dasarnya adalah hasil daur ulang plasma darah yang
berlebih setelah disaring dan dibawa ke sistem limfatik. Sistem kardiovaskular
(berasal dari bahasa Latin yang berarti “jantung” dan “pembuluh”) terdiri dari darah,
jantung, dan pembuluh darah. Sedangkan getah bening, kelenjar getah bening, dan
pembuluh darah bening membentuk sistem limfatik.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, diantaranya sebagai berikut :
1. Mengetahui lebih dalam mengenai sistem sirkulasi dan pembekuan darah
pada manusia
2. Memahamami lebih lanjut tentang organ-organ sirkulasi serta mekanisme
sirkulasi darah
3. Menambah pengertian mengenai sistem sirkulasi dan hubungannya dengan
hukum fisika
4. Mengetahui apa saja gangguan yang dapat terjadi di sistem sirkulasi darah
pada manusia
5. Memenuhi tugas dari dosen pengampu mata kuliah Anatomi Fisiologi.
C. Rumusan Masalah
Berikut rumusan masalah yang dapat kita jadikan sebagai acuan dari
pembahasan dalam makalah ini, antara lain :
1. Apa itu sistem sirkulasi?
4
2. Bagaimana proses terjadinya pembekuan darah?
3. Apa saja jenis-jenis sirkulasi dan apa saja organ-organ yang berfungsi
dalam sistem sirkulasi darah manusia?
4. Bagaimana mekanisme sirkulasi darah pada manusia?
5. Bagaimana hubungun sistem sirkulasi darah pada manusia dengan hukum
fisika?
6. Apa saja gangguan-gangguan yang mungkin terjadi dalam sistem sirkulasi
atau peredaran darah manusia?
5
BAB II
Pembahasan
6
ke pembuluh darah yang robek. Kontraksi disebabkan oleh refleks
saraf dan otot lokal pembuluh darah. Makin banyak pembuluh yang
mengalami trauma, makin besar derajat spasmenya. Spasme
vaskular berlangsung sampai 20-30 menit setelah trauma.
2. Pembentukan sumbat trombosit.
Mekanisme kedua pada hemostasis adalah tombosit yang
menyumbat sobekan pada pembuluh darah. Trombositnya
bebentuk lempeng bulat atau oval, ukuran 2 mikron, konsentrasi
normal 200.000-400.000/mm3. Umur 7-10 hari. Produksinya diatur
trombopoitin. Trombopoitin disintesis oleh hati dan ginjal.
Mekanisme sumbat trombosit :
- Bila trombosit bersentuhan dengan dinding pembuluh darah
yang rusak trombosit membengkak, bentuk tidak teratur dan
lengket melekat pada serabut-serabut kolagen.
- Sekresi ADP dan pembentukan tromboksan A dalam plasma
mengaktifkan trombosit yang berdekatan melekat pada
trombosit yang mengaktifkannya peningkatan jumlah
trombosit yang menempel sumbat trombosit
- Jika celah pada pembuluh darah kecil, maka sumbat trombosit
sudah dapat menghentikan perdarahan
- Jika terdapat lubang/robekan yang besar, maka diperlukan
bekuan darah untuk menghentikan perdarahan
- Pembentukan sumbat trombosit ini penting dalam menutup
ruptur kecil pada pembuluh darah kecil, dapat terjadi ratusan
kali dalam sehari
3. Pembekuan darah
Mekanisme ke-3 pada hemostasis adalah pembentukan bekuan
darah Bekuan mulai timbul 15-20 detik pada trauma yang berat
dan 1-2 menit pada trauma yang ringan Dalam waktu 3-6 menit
setelah robeknya pembuluh darah, seluruh ujung pembuluh yang
terpotong akan diisi dengan bekuan Dalam 30 menit – 1 jam
bekuan mengalami retraksi menutup pembuluh darah
Trombosit juga berperan dalam retraksi bekuan.
4. Pertumbuhan jaringan fibrosa kedalam bekuan darah untuk
menutupi lubang pada pembuluh darah secara permanen.
7
Faktor Pembekuan Darah
8
Sistem Peredaran Darah(kardiovaskular)
Sistem kardiovaskular sendiri meliputi tiga bagian besar yakni darah, jantung
dan pembuluh darah.
a. Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi. Fungsi utama darah adalah untuk mengangkut
sari-sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh serta untuk membawa sisa
metabolisme untuk dibuang melalui sistem ekskresi. Darah mengandung
plasma darah dan sel darah. Plasma darah adalah cairan yang terdapat di
dalam darah yang terdiri dari 91,5% air. Sel darah terdiri dari eritrosit (sel
darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping darah). Fungsi
eritrosit adalah sebagai pembawa sari-sari makanan dan oksigen karena
mengandung hemoglobin. Fungsi leukosit adalah sebagai antibodi. Sedangkan
fungsi trombosit adalah untuk membekukan darah yang keluar dari tubuh
karena luka. Secara garis besar komponen darah adalah sebagai berikut :
9
Plasma darah
Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair
serta mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah
memiliki warna kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air, 8%
protein, dan 0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan
organik, seperti lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa. Plasma darah
merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan
sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut zat sisa
metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ
pengeluaran. Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu :
- Albumin : berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik
- Globulin : berfungsi untuk membentuk zat antibodi
- Fibrinogen : adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses
pembekuan darah.
Plasma darah terdiri atas serum dan fibrinogen. Seperti yang telah
dijelaskan diatas, fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses
pembekuan darah, sedangkan serum adalah suatu cairan berwarna kuning.
Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat membunuh bakteri
atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.
Sel darah
Sel-sel darah pada manusia, terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Dalam sel-sel darah, kandungan sel
darah putih dan keping darah sebanyak 1%, sedangkan sel darah merah
sebanyak 99%.
10
Sel darah merah (Eritrosit)
Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf atau berbentuk
piringan pipih seperti donat. Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar
6-8 µm dan tebalnya sekitar 2 µm, eritrosit termasuk sel paling kecil daripada sel-
sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Jumlah sel darah merah adalah
jumlah yang paling banyak dibandingkan jumlah sel darah lainnya. Secara normal,
di dalam darah seorang laki-laki dewasa terdapat 25 trilliun sel darah merah atau
setiap satu milimeter kubik (1 mm3) darah trdapat 5 juta sel darah merah. Pada
perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per miliketer kubiknya sebanyak 4,5
juta.
Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana
eritrosit diproduksi dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya
akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar
sel yang rusak dihancurkan oleh limpa dan yang lolos akan dihancurkan oleh hati.
Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut
oleh darah ke sumsum merah tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru.
11
Sumsum merah tulang memproduksi eritrosit, dengan laju produksi sekitar 2 juta
eritrosit per detik. Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritoprotein (EPO)
yang disintesa ginjal. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang
belakang, sel yang berkembang ini dinamakan retikulosit dan jumlahnya sekitar
1% dari semua darah yang beredar. Sel darah merah berperan penting dalam
pengaturan pH darah karena ion bikarbonat dan hemoglobin merupakan buffer
asam basa.
Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah. Sel
darah putih bentuknya tidak teratur atau tidak tetap. Tidak seperti sel darah merah
yang selalu berada di dalam pembuluh darah, sel darah putih dapat keluar dari
pembuluh darah. Fungsi sel darah putih sebagai pertahanan tubuh dari serangan
penyakit. Jika tubuhmu terluka dan ada kuman yang masuk, sel- sel darah putih
akan menyerang atau memakan kuman- kuman tersebut. Ibarat sebuah negara, sel
darah putih adalah pasukan tempur. Jika seseorang diserang penyakit. Tubuh akan
memproduksi lebih banyak sel-sel darah putih untuk melawanbibit penyakit
tersebut.
Dalam setiap mm3 darah terdapat 6000-10.000 (rata-rata 8000) sel darah
putih. Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening),
bentuk tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah
merah. Granulosit atau sel polimorfonukleat merupakan hampir 75% dari seluruh
jumlah sel darah putih. Mereka terbentuk dalam sumsum merah tulang. Sel ini
berisi sebuah nukleus yang berbelah banyak dan protoplasmanya bergulir. Karena
itu disebut sel bergulir atau granulosit. Kekurangan granulosit disebut
granulositopenia. Tidak adanya granulosit disebut agranolusitosit yang dapat
timbul setelah meminum obat tertentu, termasuk jugabeberapa antibiotika.
Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi menjadi :
12
- Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%.
Plasmanya bersifat netral, inti selnya banyak dengan bentuk yang bermacam-
macam dan berwarna merah kebiruan. Neutrofil bertugas untuk memerangi
bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula mula bakteri
dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk
mencegah bakteri berkembang biak serta menghancurkannya
- Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya sekitar
5%. Eosinofil akan bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi yang
disebabkan oleh cacing. Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya eosinofil
akan menjadi merah tua apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil memiliki
granula kemerahan. Fungsi dari eosinofil adalah untuk memerangi bakteri,
mengatur pelepasan zat kimia, dan membuang sisa-sisa sel yang rusak.
- Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan. Jumlahnya hanya
sekitar 1%. Plasmanya bersikap basa, itulah sebabnya apabila basofil ditetesi
dengan larutan basa, maka akan berwarna biru. Sel darah putih ini juga
bersifat fagositosis. Selain itu, basofil mengandung zat kimia anti
penggumpalan yang disebut heparin.
- Limfosit adalah leukosit yang tidak bergranula. Intiselnya sangat besar dan
berbentuk bundar dan terdapat dua macam limfosit kecil dan limfosit besar.
20% sampai 30% penyusun sel darah putih adalah limfosit. Limfosit
memiliki kemampuan bergerak secara amuboid dan berinti satu. Berfungsi
sebagai pembentuk antibodi.Limfosit berdiameter 6-15 um, dan intinya
sangat besar hampir memenuhi seluruh sitoplasma. Tetapi limfosit lebih
lemah dari granulosit. Limfosit dibedakan menjadi dua bagian, yakni
Limfosit T dan Limfosit B.
- Limfosit T dikenal juga sebagai sel T. asalnya dari Timus yaitu organ limfoid
primer yang letaknya diantara jantung bagian ventral dan paru kanan.
Limfosit T memiliki fungsi untuk menghasilkan limfokin yang bersifat
sitotoksik dan menghalangi mitosis serta migrasi mikroorganisme.
- Limfosit B disebut juga sel B. Sel ini pertama dibentuk didalam sumsum
tulang merah. Sejak embrio sel B disemaikan ke organ-organ limfoid
sekunder. Bila terdapat antigen dari kuman ekstraseluler, maka limfosit B
akan mengadakan respons imun dengan bertransformasi menjadi limfoblas,
lalu menjadi sel plasma (plasmasit) dan sel memori. Sel plasma akan
menghasilkan antibodi yang kemudian diangkut oleh darah ke tempat infeksi.
Jika pada suatu ketika tubuh mendapat seragan lagi dari antigen yang sama
dengan sebelumnya, maka sel memori yang telah dibentuk semula akan
berubah menjadi plasmasit untuk menghasilkan antibodi yang sama untuk
melawan antigen yang telah dimemorikan tersebut.
13
- Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk
huruf U. Diproduksi oleh jaringan limfa. Dapat bergerak keluar dari
pembuluh darah secara amoboid untuk memfagosit kuman atau benda asing.
b. Jantung
14
Posisi jantung terletak diantara kedua paru (pulmo) dan berada ditengah
rongga dada (thoraks).
Jantung terdiri atas empat ruang yaitu atrium dextra (serambi kanan),
atrium sinistra (kiri), ventrikel dextra (bilik kanan), dan ventrikel sinistra.
Atrium adalah ruangan sebelah atas jantung dan berdinding tipis, sedangkan
ventrikel adalah ruangan sebelah bawah jantung dan mempunyai dinding lebih
tebal karena harus memompa darah ke seluruh tubuh. Pada masing-masing
bagian jantung, atrium dan ventrikel dipisahkan oleh suatu sekat/septum.
Kedua atrium dipisahkan oleh suatu sekat antar atrium (septum interatriorum),
sementara kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter
ventrikulorum). Berikut adalah pembagian ruang pada jantung :
15
- Bilik (ventrikel) kanan berfungsi menerima darah dari atrium kanan dan
memompakannya ke paru-paru.
- Bilik (ventrikel) kiri berfungsi untuk memompakan darah yang kaya
oksigen (O2) keseluruh tubuh.
Fungsi jantung sebagai pompa, tiap siklus jantung terdiri atas systole
dan diastole secara berurutan dan teratur dengan adanya katup jantung yang
terbuka dan tertutup. Selama satu siklus kerja jantung terjadi perubahan
tekanan dalam rongga jantung sehingga terdapat perubahan tekanan.
Perbedaan ini menyebabkan darah mengalir dari rongga tekanan yang lebih
tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Fungsi katup, katup atrioventrikular
( trikuspidalis dan bikuspidalis ) mencegah pengaliran balik darah dari
ventrikel ke atrium selama systole, sedangkan katup semilunaris ( aorta dan
pulmonalis ) mencegah aliran balik dari aorta dan arteri pulmonalis kedalam
ventrikel selama periode diastole.. Kedua katup ini berfungsi sebagai
pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah masuk dari serambi
ke bilik. Semua katup ini membuka dan menutup secara pasif. Berikut adalah
pejelasan katup jantung :
- Katup Trikuspid
Katup trikuspid berada diantara serambi (atrium) dan bilik (ventrikel)
kanan serta terdiri atas tiga daun katup. Bila katup ini terbuka, maka darah
akan mengalir dari serambi kanan menuju bilik kanan. Katup trikuspid
berfungsi mencegah kembalinya darah menuju serambi kanan dengan cara
menutup pada saat kontraksi bilik (ventrikel).
- Katup Pulmonal
Setelah katup trikuspidalis tertutup, darah akan mengalir dari dalam
bilik (ventrikel) kanan melalui trunkus pulmonalis. Pada pangkal trunkus
pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari tiga daun katup yang
akan terbuka bila bilik kanan bertkontraksi dan menutup bila bilik kanan
16
relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari bilik kanan menuju
arteri pulmonalis.
- Katup Bikuspid
Katup bikuspid dikenal juga dengan sebutan katup mitral dan terdiri
dari dua daun katup. Katup ini berperan dalam pengaturan aliran darah dari
serambi kiri menuju bilik kiri. Sama halnya dengan katup trikuspidalis, katup
ini akan menutup saat bilik (ventrikel) berkontraksi.
- Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari tiga daun katup yang terdapat pada pangkal
aorta. Ketika bilik (ventrikel) kiri berkontraksi maka katup ini akan membuka,
sehingga darah akan mengalir ke seluruh tubuh. Sebaliknya katup akan
menutup saat bilik (ventrikel) kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk
kembali kedalam bilik (ventrikel) kiri.
c. Pembuluh Darah
18
Pembuluh darah adalah sistem percabangan tabung yang saling
bertemu untuk menyampaikan darah dari jantung ke semua berbagai bagian
tubuh dan kembali lagi, dan dari jantung ke paru-paru dan kembali lagi.
Ukuran pembuluh darah sangat bervariasi, dari diameter sekitar 25 mm (1
inci) pada aorta dan hanya 8 μm pada kapiler. Ini kira-kira 3000-kali lipat.
Ketebalan dinding pembuluh darah juga sangat bervariasi, yang terbesar pada
arteri besar, dan tebal hanya satu sel pada kapiler. Meskipun berbagai ukuran
komponen dari dinding pembuluh darah memiliki pola yang sama. Semua
pembuluh darah dilapisi dengan satu lapisan sel pipih yang disebut
endothelium. Kecuali kapiler, semua pembuluh darah juga mengandung serat
elastis, serat kolagen kaku (struktur mirip dengan tendon otot), dan serat otot
polos yang dapat membatasi atau membesar dalam menanggapi rangsangan
kimia dan saraf. Proporsi relatif dari komponen ini bervariasi dalam pembuluh
darah yang berbeda sesuai dengan fungsinya. Sistem ini terdiri arteri besar,
arteriol (arteri kecil), kapiler (pembuluh darah kecil di ujung jaringan dan sel),
venula (vena kecil) dan vena.
19
Pembuluh darah juga berfungsi untuk membawa sel darah putih ketika
terjadi infeksi untuk mekanisme penyembuhan, sel darah putih tersebut yang
merupakan imun tubuh seseorang akan melawan kuman ataupun benda asing
yang masuk kedalam tubuh, sehingga ketika imunitas seseorang melemah
ataupun kuman yang masuk kedalam tubuh terlalu kuat, disitulah seseorang
terkena penyakit. Secara garis besar, pembuluh darah terbagi menjadi :
21
Gambar 1.11. Bagian-bagian pada pembuluh arteri
a. Kapiler darah
Ketika akan memasuki jaringan, arteriol akan bercabang menjadi
pembuluh halus yang mengandung otot polos yaitu matertiol. Matertiol akan
bercabang membentuk kapiler darah seperti jala. Kapiler darah merupakan
cabang pembuluh darah terhalus, tersebar dan beranastomosis menyelaputi
suatu jaringan. Distribusi kapiler dalam jaringan bervariasi, tergantung pada
aktivitas jaringan. Kapiler tersusun atas tunika intima dengan satu atau dua sel
endotel yang melingkar berbentuk tabung dan bertumpu pada lamina basalis.
Lumen kapiler umumnya hanya dapat dilalui oleh satu sel darah. Pada
kapiler terdapat sel yang disebut perisit yang merupakan sel yang berapa
disebelah luar kapiler. Biasanya ditemukan kapiler fenestra (perforata) yang
ditandai dengan adanya pori yang tertutup oleh diafragma pada membran sel
endotel. Berikut adalah pembagian kapiler :
Vas capillare continuum: adalah jenis yang paling banyak, endotel membentuk
lapisan utuh.
Vas capillare fenestratum: mengandung fenestra ataupun pori-pori pada
endotelnya. Terdapat di kelenjar endokrin, usus halus, dan glomerulus ginjal
Vas capillare sinusoideum: memperlihatkan diameter lebar dengan celah di
antara sel-sel endotel. Membrana basalisnya tidak terbentuk sempurna. Kapiler
ini terdapat di hati, limpa, dan sumsum tulang. Sinusoid mengandung sel
pembatas khusus yang di adaptasikan dengan fungsi jaringan. Misalnya
sinusoid pada pada hati yang mengandung sel Kupfer
22
JENIS JENIS KAPILER
23
Secara umum diameter vena lebih besar tetapi dindingnya lebih tipis
daripada arteri. Menurut diameternya pembuluh vena dibedakan menjadi :
Vena cava : vena ini adalah pembuluh darah yang menyambut darah dari
seluruh tubuh yang mengandung CO2 ketika hendak masuk kedalam jantung,
vena ini merupakan vena terbesar, vena cava ada dua yaitu vena cava superior
yang letaknya diatas jantung, dan vena cava superior yang terletak dibawah
vena cava inferior.
Vena pulmonalis : vena ini membawa darah dari paru atau sirkulasi pulmoner
ke dalam jantung, vena ini mengandung darah yang berisi O2. Vena
pulmonalis juga terbagi dua yaitu vena pulmonalis dextra yang membawa
darah dari paru-paru kanan, dan vena pulmonalis sinistra yang membawa
darah dari paru-paru kiri. Sebenarnya vena pulmonalis dan vena cava termasuk
vena yang berukuran besar dan bermuara pada atrium kiri dan kanan jantung.
Vena cutanea : adalah vena yang tampak di bawah kulit, yang biasa ditusuk
saat seseorang di infus.
Deep vein : adalah vena yang terletak lebih dalam dan berdekatan dengan
arteri, vena ini tidak tampak dari luar kulit.
Venula : ini adalah vena dengan ukuran terkecil, dan berhubungan langsung
dengan kapiler. Venula dapat menerima darah dari kapiler kapier dan
menyalurkannya ke dalam vena. Tunika internanya mengandung sel endotel
poligonal dan lapisan subendotel yang tipis.
Sirkulasi darah
Darah bersirkulasi didalam tubuh dengan dua arah, yang dikenal dengan
sirkulasi bolak balik dimana darah mengalir dari jantung paru-paru dan kembali lagi ke
jantung. Darah meninggalkan jantung melalui ventrikel dan kembali ke jantung melalui
atrium. Sirkulasi darah dibedakan menjadi dua yaitu :
Sirkulasi darah tunggal
Tipe ini umumnya dimiliki oleh kelas pisces yang bernapas menggunakan
insang, dimana darah yang melintasi jantung kaya akan CO2. Lintasan sirkulasi
tipe ini adalah jantung insang seluruh tubuh jantung.
24
Gambar 3.1. sirkulasi darah tunggal
- Sirkulasi pulmonal
Proses selanjutnya diikuti dengan Sirkulasi Pulmonal, darah yang telah
tertampung di dalam ventrikel kanan tadi akan dipompa menuju paru
melewati Arteri Pulmonalis. Di dalam jaringan paru inilah akan terjadi proses
difusi gas, yaitu pertukaran antara gas oksigen dengan karbondioksida, di
mana karbondioksida akan dilepaskan untuk dihembuskan keluar tubuh
melalui exhalasi (menghembuskan napas) dan oksigen yang diperoleh dari
inhalasi (menarik napas) akan diikat oleh erythrocyte/sel darah merah untuk
disebarkan ke sel-sel tubuh.
Proses selanjutnya diikuti dengan Sirkulasi Sistemik lagi, di mana
darah dari dalam paru (kaya akan oksigen) akan keluar dari paru dan masuk
25
ke dalam Atrium Kiri Jantung melalui Vena Pulmonalis, kemudian darah
tersebut akan melewati katub mitral dan masuk ke dalam Ventrikel Kiri
Jantung. Darah yang tertampung dalam ventrikel kiri tadi akan dipompa ke
aorta (arteri terbesar pada tubuh manusia) untuk disebarkan ke seluruh
jaringan tubuh. Darah yang telah mengalir dalam arteri akan mengalami difusi
gas pada target organ dan proses tersebut terjadi di dalam struktur pembuluh
darah kapiler yang terdapat pada target organ. Setelah mengalami difusi gas
dalam kapiler, darah akan memasuki venule (vena kecil) yang selanjutnya
akan terus mengalir ke vena-vena tubuh hingga tertampung kembali ke Vena
Cava dan proses yang telah saya jelaskan di awal tadi akan terulang kembali.
Begitu seterusnya karena proses ini tidak akan pernah berhenti selama
manusia hidup.
Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening adalah suatu
sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di
dalam tubuh. Sistem limfa merupakan bagian pelengkap dari sistem imunitas dan
berperan penting dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit yang membawa cairan
dan protein yang hilang kembali ke darah. Sistem limfatik atau sistem getah bening
terutama terdiri dari pembuluh limfatik, yang mirip dengan pembuluh darah pada
sistem peredaran darah vena dan kapiler. Pembuluh limfatik terhubung ke kelenjar
getah bening dan menghubungkan antar kelenjar getah bening satu dengan lainnya.
Kelenjar getah bening merupakan tempat di mana getah bening disaring.
Sistem sirkulasi limfe berfungsi untuk [1] mengangkut protein protein dari
cairan jaringan yang tidak dapat direabsorpsi oleh kapiler darah dan
mengembalikannya kedalam sistem peredaran darah. [2] mengankut lemak dari
saluran pencernaan kedalam sistem peredaran darah. [3] menambahkan lim fosit dan
faktor faktor imunitas lainnya kedalam sistem peredarah darah sebagai pertahanan.
26
Gambar 4.1. sistem limfatik
Sistem limfatik membawa cairan dan protein yang hilang kembali ke darah.
Cairan memasuki sistem ini dengan cara berdifusi ke dalam kapiler limfa kecil yang
terjalin di antara kapiler-kapiler sistemkardiovaskuler. Apabila suda berada dalam
sistem limfatik, cairan itu disebut limfa (lymph) atau getah bening, komposisinya kira-
kira sama dengan komposisi cairan interstisial. Sistem limfatik mengalirkan isinya ke
dalam sistem sirkulasi di dekat persambungan vena cava dengan atrium kanan.
Pembuluh limfa, seperti vena , mempunyai katup yang mencegah aliran balik cairan
menuju kapiler. Kontraksi ritmik (berirama) dinding pembuluh tersebut membantu
mengalirkan cairan ke dalam kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluh limfa juga
sangat bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan ke arah
jantung. Di sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut nodus (simpul)
limfa (lymph node) atau nodus getah bening yang menyaring limfa. Di dalam nodus
limfa terdapat jaringan ikat yang berbentuk seperti sarang lebah denagn ruang-ruang
yang penuh dengan sel darah putih. Sel-sel darah putih tersebut berfungsi untuk
menyerang virus dan bakteri.
Komponen komponen yang terlibat dalam sistem peredaran limfe antara lain:
limfe, pembuluh limfe, dan organ organ yang berkaitan seperti nodud limfe dan
jantung limfe. Berikut adalah penjelasan tentang anatomi sistem limfatik :
1. Pembuluh Limfatik
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih
banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian petasan.
Pembuluh limfe yang terkecil lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas
selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler yang
sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ.
Pembuluh limfe khusus di vili usus halus yang berfungsi sebagai absorpsi lemak
(kilomikron), disebut lacteal villi.
27
menjadi cairan intersisial ruang antarsel pada jaringan. Pembuluh limfa dibedakan
menjadi:
Nodus Limfe : berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di
sepanjang pembuluh limfe. Nodus limfa terbagi menjadi ruangan yang lebih
kecil yang disebut nodulus. Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil
lagi yang disebut sinus. Di dalam sinus terdapat limfosit dan makrofag. Fungsi
nodus limfa adalah untuk menyaring mikroorganisme yang ada di dalam
limfa. Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam leher, axial, thorax,
abdomen, dan lipatan paha.
28
Limpa : Limpa merupakan organ limfoid yang paling besar. Kelenjar yang
dihasilkan dari limpa berwarna ungu tua. Limpa terletak di belakang lambung.
Fungsi limpa antara lain: membunuh kuman penyakit; membentuk sel darah
putih (leukosit) dan antibodi; menghancurkan sel darah merah yang sudah tua.
Nodulus Limfatikus : merupakan sekumpulan jaringan limfatik yang tersebar
di sepanjang jaringan ikat yang terdapat pada membran mukus yang
membatasi dinding saluran pencernaan, saluran reproduksi, saluran urin, dan
saluran respirasi. Beberapa bentuk nodulus limfatikus yaitu tonsil dan folikel
limfatik. Tonsil terdapat di tenggorokan. Folikel limfatik terdapat di
permukaan dinding usus halus. Letak nodulus limfatikus sangat strategis untuk
berperan dalam respon imun melawan zat asing yang masuk dalam tubuh
melalui pencernaan atau pernafasan.
29
Peningkatan afterload akan menurunkan curah jantung jika kekuatan
jantung tidak meningkat. Baik laju denyut jantung maupun pembentukan
kekuatan, diatur oleh sistem saraf otonom (SSO/autonomic nervous system,
ANS).11 Hubungan antara tekanan, resistensi, dan aliran darah dalam sistem
kardiovaskular dikenal dengan hemodinamika. Sifat aliran ini sangat kompleks,
namun secara garis besar dapat diperoleh dari hukum fisika untuk sistem
kardiovaskular :
30
karenanya, arteri relatif tidak lentur.7 Faktor – faktor yang berpengaruh pada
pengendalian tekanan darah adalah sebagai berikut:
Aterosklerosis
Aterosklerosis disebabkan oleh tumpukan lemak di bagian bawah lapisan
dinding arteri. Aterosklerosis bisa terjadi di otak, jantung, ginjal, organ vital
lainnya, dan lengan serta tungkai. Jika aterosklerosis terjadi di arteri yang menuju
otak (arteri karotid), maka bisa menyebabkan stroke. Jika arterosklerosis terjadi
dalam arteri yang menuju jantung (arteri koroner), maka bisa menyebabkan
serangan jantung. Aterosklerosis bermula saat sel darah putih (leukosit) pindah
dari aliran darah ke dinding arteri dan berubah menjadi sel-sel penumpuk
lemak. Penumpukan ini menyebabkan penebalan di lapisan arteri.
31
Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi saat rusaknya otot jantung (myocardium) akibat
kurangnya pasokan darah karena penyumbatan dan terganggunya aliran darah
secara mendadak. Serangan jantung adalah puncak dari kerusakan yang
berlangsung lama, yang menimbulkan kejutan emosional, kekacauan fisiologis,
dan kelelahan mental. Serangan jantung pertama kali digambarkan pada
tahun 1912 sebagai rasa sakit di bagian dada yang terjadi terus-menerus hingga
setengah jam, dan kemudian menjalar ke tangan kiri dan rahang. Akibatnya,
muncul perasaan takut yang begitu besar dan kesulitan bernapas.[
Gejala-gejala serangan jantung:
- Kelelahan atau kepenatan, kantung tidak efektif memompa aliran darah ke
otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, sehingga menyebabkan
penderita merasa lemah dan lelah.
- Palpitasi (jantung berdebar-debar)
- Pusing dan pingsan, disebabkan oleh penurunan aliran darah karena denyut
jantung yang abnormal atau karena ketidakmampuan jantung memompa
dengan baik
Tumor Jantung
Tumor adalah suatu pertumbuhan abnormal, bisa berupa kanker ganas ataupun
nonkanker (benigna, jinak). Tumor di jantung dibagi menjadi dua kelompok:
Tumor Primer, tumor primer berasal dari dalam jantung dan bisa
terjadi pada bagian mana pun dari jaringan jantung.
Tumor Sekunder, tumor sekunder berasal dari bagian tubuh lain
(biasanya paru-paru, payudara, dan kulit) yang menyebar ke jantung.
Sebagian besar tumor jantung berbentuk miksoma. Miksoma adalah tumor
jinak, dimana bentuknya seperti agar-agar dan tidak teratur, 75% dari miksoma
berada di atrium kiri (bilik jantung yang menerima darah yang kaya akan oksigen
dari paru-paru).
Gejala miksoma:
32
menyebabkan kekurangan pasokan oksigen ke otak. Gangguan fungsi otak ini yang
menyebabkan gejala stroke.
Jenis-jenis Stroke
Stroke Sumbatan (Stroke Iskemik)
Stroke sumbatan terjadi saat pembuluh darah ke otak tersumbat. Stroke
sumbatan terbagi dua, yaitu sumbatan akibat thrombus dan sumbatan
akibat emboli. Thrombus terjadi di dinding pembuluh darah sebagai bagian
dari proses pengerasan dinding pembuluh darah (atherosklerosis). Emboli
adalah gumpalan darah yang berasal dari organ lain (misalnya gumpalan darah
dari jantung).
Stroke Perdarahan
Stroke perdarahan dibagi menjadi dua, yaitu:
33
Thalasemia
Thalasemia adalah kondisi kelainan genetika dimana tubuh tidak mampu
memproduksikan globin (protein pembentuk hemoglobin). Jika penderita
thalasemia mampu memproduksi eritrosit, biasanya usia sel darahnya lebih
singkat dan lebih mudah rusak. Thalasemia dibedakan menjadi 3 tingkatan:
Thalasemia Mayor
Penderita penyakit ini mengalami anemia berat, mulai umur 3-
6 bulan setelah lahir dan tidak dapat hidup tanpa transfusi darah. Ciri fisik dari
penderita thalasemia adalah kelainan tulang, berupa tulang pipi masuk ke
dalam dan batang hidung menonjol, penonjolan dahi dan jarak
kedua mata menjadi lebih jauh, serta tulang menjadi lemah dan keropos.
Gejala lain yang tampak adalah lemah, pucat, berat badan kurang, perut
membuncit, dan pertumbuhan fisik tidak sesuai umur.
Thalasemia Intermedia
Thalasemia Intermedia gejalanya lebih ringan. Namun gejala seperti
thalasemia mayor baru tampak pada masa dewasa.
Thalasemia Minor
Thalasemia ini umumnya tidak memiliki gejala klinis yang khas, hanya
ditandai dengan anemia ringan.
Leukemia (Kanker Darah)
Leukemia atau kanker darah adalah penyakit yang disebabkan oleh
bertambahnya sel darah putih yang tak terkendali. Disamping itu, sel darah putih
akan memakan sel darah merah (eritrosit) sehingga penderita mengalami anemia
berat. Gejala leukemia yaitu: demam, kedinginan, badan lemah dan sakit kepala,
sering mengalami infeksi, penurunan berat badan, nyeri tulang dan sendi,
berkeringat terutama di malam hari.
Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit darah yang sulit membeku. [ Luka sedikit saja
darah dapat mengucur terus, sehingga penderita mengalami kurang darah, bahkan
bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini bersifat menurun, diwariskan orang tua
kepada anaknya. Kaum laki-laki besar kemungkinan mendapat warisan penyakit
ini, karena gen hemofilia cenderung menampakkan pengaruhnya pada laki-
laki. Hemofilia bersifat mematikan sehingga kaum perempuan akan mati sebelum
dewasa jika menderita penyakit ini.
34
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
35
B. Saran
Mengetahui tentang sistem peredaran darah dalam tubuh kita sangatlah
penting, sehingga kita dapat tahu dan menjaga kesehatan tubuh kita. Dengan
memahami hal tersebut melalui makalah ini, sebaiknya kita harus menjaga kesehatan
dan keseimbangan tubuh kita. Gangguan kecil pada sistem peredaran dapat
mempengaruhi sistem kerja organ yang lain. Perbanyak olahraga untuk menjaga
keseimbangan dan memudahkan kerja jantung dalam proses sirkulasi.
36
Daftar Pustaka
Sysol, J. R.; Machado, R. F. (2018). "Classification and pathophysiology of pulmonary
hypertension". Continuing Cardiology Education (dalam bahasa Inggris). 4 (1): 2–
12. doi:10.1002/cce2.71. ISSN 2059-1594, diakses pada 29 Agustus 2021
"Hipertensi Pulmonal, Hipertensi di Pembuluh Darah Paru". Pfizer Peduli (dalam bahasa
Inggris). 2017-07-18, diakses pada 29 Agustus 2021
Sistem Peredaran Darah pada Manusia, Wikipedia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_peredaran_darah, diakses pada 29 Agustus 2021
"Kelainan pada Sistem Peredaran Darah Manusia". Hikmat. 2014-04-13, diakses pada 30
Agustus 2021
2020, PDF, Jurnal Hemostasis KMB I; ..\Downloads\Hemostasis KMB I.pdf diakses pada 30
Agustus 2021
Sari R, 2016. Tekanan Darah pada Manusia; ..\Downloads\Sari_R_G2A009015_Bab2.pdf,
diakses pada 30 Agustus 2021
2014, Sistem Peradaran Darah pada Vertebrata; ..\Downloads\
1_Sistem_Peredaran_pada_Vert.docx
Pearce, Evelyn C. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Nurrachmah, Elly 2010. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : Salemba
Medika.
Medika Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia, edisi 2. Jakarta : Salemba
Medika.
Ferdinand P Fictor, 2009. Praktis Belajar Biologi, untuk Kelas XI, SMA dan MA Program
Ilmu Pengetahuan Alam, Visiindo
"Sistem Peredaran Darah" (PDF). Kemdiknas.
37