Anda di halaman 1dari 37

ANATOMI FISIOLOGI

Sistem Sirkulasi Darah


&
Hubungannya dengan Hukum Fisika

Disusun oleh :

Ami Alifia Putri NIM P05150121004


Annisa Ummairoh NIM P05150121007
Asih Karyanti NIM P05150121009
Cici Angilia NIM P0 5150121013
Ildi Rahmadiansyah NIM P05150121024
Khairun Nisa NIM P05150121027
Shopi Aprilia NIM P05150121053,

Kelompok 7 - TK.1A

Dosen Pengampu : Susiwati, S.Kep., M.Sc.

Jurusan Analis Kesehatan


Prodi D3 Teknologi Laboratorium Medik
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Tahun Akademik 2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kami karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini, dan terus dapat menimba ilmu di Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

Penulisan makalah ini merupakan pemenuhan tugas dari dosen mata


kuliah Anatomi Fisiologi. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari,
agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi kesehatan masyarakat,
bangsa dan negara.

Dengan tersusunnya makalah yang tak lepas dari dukungan dan


bimbingan dari berbagai pihak, khususnya dosen kami yang kami hormati,
bunda Susiwati, S.Kep., M.Sc., ini kami menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat
berharap perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat
kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,


khususnya bagi saya dan rekan-rekan sendiri umumnya para pembaca makalah
ini. Terima kasih.

Penulis

Curup, 01 September 2021

2
Daftar Isi

3
BAB I

Pendahuluan
A. Latar Belakang

Sistem sirkulasi atau sistem peredaran adalah sistem organ yang memungkinkan
darah beredar ke seluruh tubuh serta membawa nutrisi (seperti asam amino dan
elektrolit), oksigen, karbon dioksida, dan hormon ke tiap-tiap sel tubuh untuk
memberikan makanan kepada sel tubuh. Selain itu fungsi sistem ini adalah untuk
melawan penyakit, menstabilkan suhu dan pH, membuang zat sisa dan
mempertahankan homeostasis. Sistem peredaran darah terdiri dari sistem
kardiovaskular yang berfungsi untuk mendistribusikan darah dan sistem limfatik yang
mengedarkan getah bening. Kedua sistem tersebut terpisah satu sama lain. Peredaran
getah bening memakan waktu yang lebih lama dari peredaran darah. Darah adalah
cairan yang terdiri dari plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit
yang diedarkan oleh jantung melalui sistem vaskuler . Darah membawa oksigen dan
nutrisi ke seluruh jaringan tubuh dan mengangkut limbah buangan dari jaringan
tersebut. Getah bening pada dasarnya adalah hasil daur ulang plasma darah yang
berlebih setelah disaring dan dibawa ke sistem limfatik. Sistem kardiovaskular
(berasal dari bahasa Latin yang berarti “jantung” dan “pembuluh”) terdiri dari darah,
jantung, dan pembuluh darah. Sedangkan getah bening, kelenjar getah bening, dan
pembuluh darah bening membentuk sistem limfatik.

Untuk mempelajari lebih dalam mengenai sistem sirkulasi atau sistem


peredaran darah, maka di susunlah makalah yang menyajikan mengenai materi yang
bekaitan dengan sistem peredaran pada manusia beserta hubungannya dengan hukum
fisika juga gangguan-gangguan yang ada di sistem peredaran darah.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, diantaranya sebagai berikut :
1. Mengetahui lebih dalam mengenai sistem sirkulasi dan pembekuan darah
pada manusia
2. Memahamami lebih lanjut tentang organ-organ sirkulasi serta mekanisme
sirkulasi darah
3. Menambah pengertian mengenai sistem sirkulasi dan hubungannya dengan
hukum fisika
4. Mengetahui apa saja gangguan yang dapat terjadi di sistem sirkulasi darah
pada manusia
5. Memenuhi tugas dari dosen pengampu mata kuliah Anatomi Fisiologi.

C. Rumusan Masalah
Berikut rumusan masalah yang dapat kita jadikan sebagai acuan dari
pembahasan dalam makalah ini, antara lain :
1. Apa itu sistem sirkulasi?

4
2. Bagaimana proses terjadinya pembekuan darah?
3. Apa saja jenis-jenis sirkulasi dan apa saja organ-organ yang berfungsi
dalam sistem sirkulasi darah manusia?
4. Bagaimana mekanisme sirkulasi darah pada manusia?
5. Bagaimana hubungun sistem sirkulasi darah pada manusia dengan hukum
fisika?
6. Apa saja gangguan-gangguan yang mungkin terjadi dalam sistem sirkulasi
atau peredaran darah manusia?

5
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian Sistem Sirkulasi dan Pembekuan Darah

a. Pengertian dan Jenis Sistem Sirkulasi

Sistem peredaran atau sistem sirkulasi adalah sistem organ yang


memungkinkan darah beredar ke seluruh tubuh serta membawa nutrisi (seperti
asam amino dan elektrolit), oksigen, karbon dioksida, dan hormon ke tiap-tiap
sel tubuh untuk memberikan makanan kepada sel tubuh. Selain itu fungsi
sistem ini adalah untuk melawan penyakit, menstabilkan suhu dan pH,
membuang zat sisa dan mempertahankan homeostasis.
Sistem peredaran darah terdiri dari sistem kardiovaskular yang
berfungsi untuk mendistribusikan darah dan sistem limfatik yang
mengedarkan getah bening. Kedua sistem tersebut terpisah satu sama lain.
Peredaran getah bening memakan waktu yang lebih lama dari peredaran darah.
Darah adalah cairan yang terdiri dari plasma darah, sel darah merah, sel darah
putih, dan trombosit yang diedarkan oleh jantung melalui sistem vaskuler
vertebrata. Darah membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh dan
mengangkut limbah buangan dari jaringan tersebut. Getah bening pada
dasarnya adalah hasil daur ulang plasma darah yang berlebih setelah disaring
dan dibawa ke sistem limfatik. Sistem kardiovaskular (berasal dari bahasa
Latin yang berarti “jantung” dan “pembuluh”) terdiri dari darah, jantung, dan
pembuluh darah. Sedangkan getah bening, kelenjar getah bening, dan
pembuluh darah bening membentuk sistem limfatik.

b. Pembekuan Darah atau Hemostasis


 Pengertian
Hemostasis merupakan peristiwa penghentian perdarahan
akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah atau pencegahan
kehilangan darah.
 Komponen Hemostasis
1. Hemostasis Primer yaitu mekanisme normal yang diperankan
oleh tubuh untuk menghentikan perdarahan yang diperankan oleh
pembuluh darah dan trombosit membentuk sumbat trombosit.
2. Hemostasis Sekunder adalah mekanisme normal yang diperankan
oleh tubuh untuk menghentikan perdarahan yang diperankan oleh
trombosit dan faktor pembekuan membentuk hemostatic plug.
 Mekanisme Hemostasis
1. Spasme Vaskular
Segera setelah pembuluh darah terpotong atau robek, dinding
pembuluh berkontraksi, tujuannya untuk mengurangi aliran darah

6
ke pembuluh darah yang robek. Kontraksi disebabkan oleh refleks
saraf dan otot lokal pembuluh darah. Makin banyak pembuluh yang
mengalami trauma, makin besar derajat spasmenya. Spasme
vaskular berlangsung sampai 20-30 menit setelah trauma.
2. Pembentukan sumbat trombosit.
Mekanisme kedua pada hemostasis adalah tombosit yang
menyumbat sobekan pada pembuluh darah. Trombositnya
bebentuk lempeng bulat atau oval, ukuran 2 mikron, konsentrasi
normal 200.000-400.000/mm3. Umur 7-10 hari. Produksinya diatur
trombopoitin. Trombopoitin disintesis oleh hati dan ginjal.
Mekanisme sumbat trombosit :
- Bila trombosit bersentuhan dengan dinding pembuluh darah
yang rusak  trombosit membengkak, bentuk tidak teratur dan
lengket  melekat pada serabut-serabut kolagen.
- Sekresi ADP dan pembentukan tromboksan A dalam plasma
mengaktifkan trombosit yang berdekatan  melekat pada
trombosit yang mengaktifkannya peningkatan jumlah
trombosit yang menempel sumbat trombosit
- Jika celah pada pembuluh darah kecil, maka sumbat trombosit
sudah dapat menghentikan perdarahan
- Jika terdapat lubang/robekan yang besar, maka diperlukan
bekuan darah untuk menghentikan perdarahan
- Pembentukan sumbat trombosit ini penting dalam menutup
ruptur kecil pada pembuluh darah kecil, dapat terjadi ratusan
kali dalam sehari
3. Pembekuan darah
Mekanisme ke-3 pada hemostasis adalah pembentukan bekuan
darah Bekuan mulai timbul 15-20 detik pada trauma yang berat
dan 1-2 menit pada trauma yang ringan  Dalam waktu 3-6 menit
setelah robeknya pembuluh darah, seluruh ujung pembuluh yang
terpotong akan diisi dengan bekuan  Dalam 30 menit – 1 jam
bekuan mengalami retraksi  menutup pembuluh darah
Trombosit juga berperan dalam retraksi bekuan.
4. Pertumbuhan jaringan fibrosa kedalam bekuan darah untuk
menutupi lubang pada pembuluh darah secara permanen.

7
 Faktor Pembekuan Darah

 Terdapat 2 jalan utama pembentukan aktivator protrombin :


1. Lintasan ekstrinsik yang dimulai dengan trauma terhadap dinding
vaskular atau jaringan di luar pembuluh darah
 Mekanisme Ekstrinsik, protrombin oleh faktor VII dan faktor
jaringan  Faktor X teraktifasi akan Pelepasan faktor jaringan
dan fosfolipid jaringan oleh jaringan yang mengalami trauma
 Pengaktifan faktor X untuk membentuk faktor X teraktivasi
aktifator membentuk.
2. Lintasan instrinsik yang dimulai dari darah itu sendiri bersama-
sama dengan faktor V
 Mekanisme Intrinsik, pengaktifan faktor XII dan pengeluran
fosfolipid trombosit karena adanya trauma pada darah
Faktor XII teraktifasi secara enzimatik mengaktifkan faktor
XI  Faktor XI kemudian mengaktifkan faktor IX  Faktor
IX yang teraktifasi bekerjasama dengan faktor VIII +
fosfolipid trombosit mengaktifkan faktor X Faktor X
teraktivasi berikatan dengan faktor V dan fosfolipid trombosit
untuk membentuk aktivator protrombin.
 Mekanisme Pembekuan Darah
1. Pembentukan aktivator protrombin akibat robeknya pembuluh
darah dan rusaknya darah.
2. Aktivator protrombin mengaktifkan perubahan protrombin menjadi
thrombin.
3. Trombin bekerja sebagai enzim yang mengubah fibrinogen
menjadi benang-benang fibrin  menyaring sel-sel darah merah
dan plasma untuk membentuk bekuan.

B. Organ –Organ, Mekanisme dan Macam-macam Sirkulasi

Sistem sirkulasi terdiri dari sistem peredaran darah(kardiovaskular) dan sistem


limfatik.

8
 Sistem Peredaran Darah(kardiovaskular)

Sistem peredaran darah dikataka komplek karena melibatkan multi


organ yang pada dasarnya bekerja secara sistemik untuk memindahkan zat dari
suatu sel ke sel lain. Peredaran darah pada manusia ini, dilaksanakan oleh sel
darah dan mengalir melalui pembulu.

Secara umum aliran darah dapat dijelaskan sebagai berikut:

Vena kava  atrium kanan  katup trikuspidalis – ventrikel kanan –


arterial pulmonalis – paru-paru – vena pulmonalis – atrium kiri – katub
bikuspidalis – ventrikel kiri – aorta -- aorta – arteria – pembuluh kapiler

Gambar 1.1. Peredaran darah manusia

(Sumber: http://www.hedisasrawan./mhhe.com/vdg.com, diakses pada 28 Agustus 2021)

Sistem kardiovaskular sendiri meliputi tiga bagian besar yakni darah, jantung
dan pembuluh darah.

a. Darah

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi. Fungsi utama darah adalah untuk mengangkut
sari-sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh serta untuk membawa sisa
metabolisme untuk dibuang melalui sistem ekskresi. Darah mengandung
plasma darah dan sel darah. Plasma darah adalah cairan yang terdapat di
dalam darah yang terdiri dari 91,5% air. Sel darah terdiri dari eritrosit (sel
darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping darah). Fungsi
eritrosit adalah sebagai pembawa sari-sari makanan dan oksigen karena
mengandung hemoglobin. Fungsi leukosit adalah sebagai antibodi. Sedangkan
fungsi trombosit adalah untuk membekukan darah yang keluar dari tubuh
karena luka. Secara garis besar komponen darah adalah sebagai berikut :

9
 Plasma darah
Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair
serta mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah
memiliki warna kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air, 8%
protein, dan 0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan
organik, seperti lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa. Plasma darah
merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan
sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut zat sisa
metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ
pengeluaran. Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu :
- Albumin : berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik
- Globulin : berfungsi untuk membentuk zat antibodi
- Fibrinogen : adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses
pembekuan darah.

Plasma darah terdiri atas serum dan fibrinogen. Seperti yang telah
dijelaskan diatas, fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses
pembekuan darah, sedangkan serum adalah suatu cairan berwarna kuning.
Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat membunuh bakteri
atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.

Gambar 1.2. Komponen pada darah

(Sumber: http://www.sridianti.com/penyusun-komposisi-darah.html, diakses pada 29


Agustus 2021)

 Sel darah
Sel-sel darah pada manusia, terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Dalam sel-sel darah, kandungan sel
darah putih dan keping darah sebanyak 1%, sedangkan sel darah merah
sebanyak 99%.

10
 Sel darah merah (Eritrosit)

Gambar 1.3. Bentuk sel darah merah (Eritrosit)

(Sumber: : http://www.trendilmu.com/2016/04/sel-darah.html, diakes pada 30 Agustus 2021)

Eritrosit merupakan bagian sel darah yang mengandung hemoglobin (Hb).


Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki afinitas (daya
gabung) terhadap oksigen. Dan dengan oksigen itu membentuk oksihemoglobin di
dalam sel darah merah.Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-
paru ke jaringan-jaringan. Sedangkan darah yang berwarna merah cerah
dipengaruhi oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke
seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat
karbondioksida. Sel darah merah dibentuk di dalam sumsum tulang, terutama dari
tulang pendek, pipih dan tak beraturan, dari jaringan diteruskan pada ujung tulang
pipa dan dari sumsum dalam batang iga-iga dan dari sternum. Sel darah merah
memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino, dan zat besi
sehinnga diperlukan diet seimbang zat besi. Jumlah hemoglobin pada orang
dewasa kira-kira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg%
dan laki-laki 13,0 mg%.

Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf atau berbentuk
piringan pipih seperti donat. Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar
6-8 µm dan tebalnya sekitar 2 µm, eritrosit termasuk sel paling kecil daripada sel-
sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Jumlah sel darah merah adalah
jumlah yang paling banyak dibandingkan jumlah sel darah lainnya. Secara normal,
di dalam darah seorang laki-laki dewasa terdapat 25 trilliun sel darah merah atau
setiap satu milimeter kubik (1 mm3) darah trdapat 5 juta sel darah merah. Pada
perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per miliketer kubiknya sebanyak 4,5
juta.

Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana
eritrosit diproduksi dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya
akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar
sel yang rusak dihancurkan oleh limpa dan yang lolos akan dihancurkan oleh hati.
Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut
oleh darah ke sumsum merah tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru.

11
Sumsum merah tulang memproduksi eritrosit, dengan laju produksi sekitar 2 juta
eritrosit per detik. Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritoprotein (EPO)
yang disintesa ginjal. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang
belakang, sel yang berkembang ini dinamakan retikulosit dan jumlahnya sekitar
1% dari semua darah yang beredar. Sel darah merah berperan penting dalam
pengaturan pH darah karena ion bikarbonat dan hemoglobin merupakan buffer
asam basa.

 Sel darah putih (Leukosit)

Gambar 1.4. Bentuk sel darah putih (Leukosit)

(Sumber: : http://www.trendilmu.com/2016/04/sel-darah.html, diakses pada 30


September 2021)

Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah. Sel
darah putih bentuknya tidak teratur atau tidak tetap. Tidak seperti sel darah merah
yang selalu berada di dalam pembuluh darah, sel darah putih dapat keluar dari
pembuluh darah. Fungsi sel darah putih sebagai pertahanan tubuh dari serangan
penyakit. Jika tubuhmu terluka dan ada kuman yang masuk, sel- sel darah putih
akan menyerang atau memakan kuman- kuman tersebut. Ibarat sebuah negara, sel
darah putih adalah pasukan tempur. Jika seseorang diserang penyakit. Tubuh akan
memproduksi lebih banyak sel-sel darah putih untuk melawanbibit penyakit
tersebut.

Dalam setiap mm3 darah terdapat 6000-10.000 (rata-rata 8000) sel darah
putih. Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening),
bentuk tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah
merah. Granulosit atau sel polimorfonukleat merupakan hampir 75% dari seluruh
jumlah sel darah putih. Mereka terbentuk dalam sumsum merah tulang. Sel ini
berisi sebuah nukleus yang berbelah banyak dan protoplasmanya bergulir.  Karena
itu disebut sel bergulir atau granulosit. Kekurangan granulosit disebut
granulositopenia. Tidak adanya granulosit disebut agranolusitosit yang dapat
timbul setelah meminum obat tertentu, termasuk jugabeberapa antibiotika.
Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi menjadi :

     Leukosit Bergranula (Granulosit)

12
- Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%.
Plasmanya bersifat netral, inti selnya banyak dengan bentuk yang bermacam-
macam dan berwarna merah kebiruan. Neutrofil bertugas untuk memerangi
bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula mula bakteri
dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk
mencegah bakteri berkembang biak serta menghancurkannya
- Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya sekitar
5%. Eosinofil akan bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi yang
disebabkan oleh cacing. Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya eosinofil
akan menjadi merah tua apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil memiliki
granula kemerahan. Fungsi dari eosinofil adalah untuk memerangi bakteri,
mengatur pelepasan zat kimia, dan membuang sisa-sisa sel yang rusak.
- Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan. Jumlahnya hanya
sekitar 1%. Plasmanya bersikap basa, itulah sebabnya apabila basofil ditetesi
dengan larutan basa, maka akan berwarna biru. Sel darah putih ini juga
bersifat fagositosis. Selain itu, basofil mengandung zat kimia anti
penggumpalan yang disebut heparin.

Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)

- Limfosit adalah leukosit yang tidak bergranula. Intiselnya sangat besar dan
berbentuk bundar dan terdapat dua macam limfosit kecil dan limfosit besar.
20% sampai 30% penyusun sel darah putih adalah limfosit. Limfosit
memiliki kemampuan bergerak secara amuboid dan berinti satu. Berfungsi
sebagai pembentuk antibodi.Limfosit berdiameter 6-15 um, dan intinya
sangat besar hampir memenuhi seluruh sitoplasma. Tetapi limfosit lebih
lemah dari granulosit. Limfosit dibedakan menjadi dua bagian, yakni
Limfosit T dan Limfosit B.
- Limfosit T dikenal juga sebagai sel T. asalnya dari Timus yaitu organ limfoid
primer yang letaknya diantara jantung bagian ventral dan paru kanan.
Limfosit T memiliki fungsi untuk menghasilkan limfokin yang bersifat
sitotoksik dan menghalangi mitosis serta migrasi mikroorganisme.
- Limfosit B disebut juga sel B. Sel ini pertama dibentuk didalam sumsum
tulang merah. Sejak embrio sel B disemaikan ke organ-organ limfoid
sekunder. Bila terdapat antigen dari kuman ekstraseluler, maka limfosit B
akan mengadakan respons imun dengan bertransformasi menjadi limfoblas,
lalu menjadi sel plasma (plasmasit) dan sel memori. Sel plasma akan
menghasilkan antibodi yang kemudian diangkut oleh darah ke tempat infeksi.
Jika pada suatu ketika tubuh mendapat seragan lagi dari antigen yang sama
dengan sebelumnya, maka sel memori yang telah dibentuk semula akan
berubah menjadi plasmasit untuk menghasilkan antibodi yang sama untuk
melawan antigen yang telah dimemorikan tersebut.

13
- Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk
huruf U. Diproduksi oleh jaringan limfa. Dapat bergerak keluar dari
pembuluh darah secara amoboid untuk memfagosit kuman atau benda asing.

Gambar 1.5. Macam-macam sel penyusun Leukosit

(Sumber: : http://www.trendilmu.com/2016/04/sel-darah.html, diakses pada 30


September 2021)

 Keping darah (Trombosit)


Disebut keping darah karena berbentuk kepingan kecil bercakram dan
tidak memiliki inti. Berasal dari pecahan megakarosit (sel besar berinti
banyak). Didalam susmsum merah tulang. Setiap ml darah manusia dapat
mengandung 150-300.000 trombosit, dengan ukuran setengah dari ukuran
eritrosit.

Trombosit hanya mampu bertahan 8 hari. Meskipun demikian trombosit


mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembekuan darah.
Pada saat kita mengalami luka, permukaan luka tersebut akan menjadi kasar.
Jika trombosit menyentuh permukaan luka yang kasar, maka trombosit akan
pecah. Pecahnya trombosit akan menyebabkan keluarnya enzim trombokinase
yang terkandung di dalamnya. Enzim trombokinase dengan bantuan mineral
kalsium (Ca) dan vitamin K yang terdapat di dalam tubuh dapat mengubah
protombin menjadi trombin. Selanjutnya, trombin merangsang fibrinogen
untuk membuat fibrin atau benang-benag. Benang-benang fibrin segera
membentuk anyaman untuk menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.

b. Jantung

Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskular. Jantung


dibentuk oleh organ-organ muscular (otot), apex (pucak) dan basis cordis
(dasar jantung), atrium (serambi) kanan dan kiri serta ventikel (bilik) kanan
dan kiri. Ukuran jantung masing-masing berurutan panjang, lebar, dan
tebalnya ialah 12 cm, 8-9 cm, dan 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau
setara dengan 200-425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan kanan.
Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu
jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.

14
Posisi jantung terletak diantara kedua paru (pulmo) dan berada ditengah
rongga dada (thoraks).

Jantung memiliki tiga lapisan dan masing-masing lapisan memiliki


fungsi yang berbeda, diantaranya yaitu:
- Perikardium, merupakan selaput-selaput yang mengitari jantung yang
terdiri atas dua lapisan, yaitu : Perikardium parietalis (lapisan luar yang
melekat pada tulang dada dan selaput paru), dan perikardium visceralis
(lapisan permukaan dari jantung yang disebut epikardium). Diantara kedua
lapisan diatas, terdapat 50 cc cairan perikardium yang berfungsi  sebagai
pelumas agar tidak terjadinya gesekan antara perikardium dan epikardium
yang timbul akibat gerak jantung saat memompa.
- Miokardium, merupakan lapisan tengah (lapisan inti) dari jantung dan
paling tebal serta terdiri dari otot-otot jantung. Fungsinya ialah untuk
kontraksi jantung.
- Endokardium, merupakan lapisan terluar yang terdiri dari jaringan endotel.

Gambar 1.6. Lapisan pada jantung


(Sumber:http://www.hedisasrawan./htm.com, diakses pada 30 September 2021)

Jantung terdiri atas empat ruang yaitu atrium dextra (serambi kanan),
atrium sinistra (kiri), ventrikel dextra (bilik kanan), dan ventrikel sinistra.
Atrium adalah ruangan sebelah atas jantung dan berdinding  tipis, sedangkan
ventrikel adalah ruangan sebelah bawah jantung dan mempunyai dinding lebih
tebal karena harus memompa darah ke seluruh tubuh. Pada masing-masing
bagian jantung, atrium dan ventrikel dipisahkan oleh suatu sekat/septum.
Kedua atrium dipisahkan oleh suatu sekat antar atrium (septum interatriorum),
sementara kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter
ventrikulorum). Berikut adalah pembagian ruang pada jantung :

- Serambi (atrium) kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah


oksigen (O2) dari seluruh tubuh. 
- Serambi (atrium) kiri berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari
paru-paru dan mengalirkan darah tersebut ke paru-paru.

15
- Bilik (ventrikel) kanan berfungsi menerima darah dari atrium kanan dan
memompakannya ke paru-paru.
- Bilik (ventrikel) kiri berfungsi untuk memompakan darah yang kaya
oksigen (O2) keseluruh tubuh.

Gambar 1.7. Pembagian ruang pada jantung


(Sumber:http://www.hedisasrawan./htm.com, diakses pada 30 September 2021)

Fungsi jantung sebagai pompa, tiap siklus jantung terdiri atas systole
dan diastole secara berurutan dan teratur dengan adanya katup jantung yang
terbuka dan tertutup. Selama satu siklus kerja jantung terjadi perubahan
tekanan dalam rongga jantung sehingga terdapat perubahan tekanan.
Perbedaan ini menyebabkan darah mengalir dari rongga tekanan yang lebih
tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Fungsi katup, katup atrioventrikular
( trikuspidalis dan bikuspidalis ) mencegah pengaliran balik darah dari
ventrikel ke atrium selama systole, sedangkan katup semilunaris ( aorta dan
pulmonalis ) mencegah aliran balik dari aorta dan arteri pulmonalis kedalam
ventrikel selama periode diastole.. Kedua katup ini berfungsi sebagai
pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah masuk dari serambi
ke bilik. Semua katup ini membuka dan menutup secara pasif. Berikut adalah
pejelasan katup jantung :

- Katup Trikuspid
Katup trikuspid berada diantara serambi (atrium) dan bilik (ventrikel)
kanan serta terdiri atas tiga daun katup. Bila katup ini terbuka, maka darah
akan mengalir dari serambi kanan menuju bilik kanan. Katup trikuspid
berfungsi mencegah kembalinya darah menuju serambi kanan dengan cara
menutup pada saat kontraksi bilik (ventrikel).

- Katup Pulmonal
Setelah katup trikuspidalis tertutup, darah akan mengalir dari dalam
bilik (ventrikel) kanan melalui trunkus pulmonalis. Pada pangkal trunkus
pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari tiga daun katup yang
akan terbuka bila bilik kanan bertkontraksi dan menutup bila bilik kanan

16
relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari bilik kanan menuju
arteri pulmonalis.

- Katup Bikuspid
Katup bikuspid dikenal juga dengan sebutan katup mitral dan terdiri
dari dua daun katup. Katup ini berperan dalam pengaturan aliran darah dari
serambi kiri menuju bilik kiri. Sama halnya dengan katup trikuspidalis, katup
ini akan menutup saat bilik (ventrikel) berkontraksi.

- Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari tiga daun katup yang terdapat pada pangkal
aorta. Ketika bilik (ventrikel) kiri berkontraksi maka katup ini akan membuka,
sehingga darah akan mengalir ke seluruh tubuh. Sebaliknya katup akan
menutup saat bilik (ventrikel) kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk
kembali kedalam bilik (ventrikel) kiri.

Gambar 1.8. Macam – macam katup pada jantung


(Sumber:http://www.hedisasrawan./htm.com diakses pada 30 September 2021)

Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen (O2) ke seluruh


tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme berupa karbondioksida
(CO2). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah
yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-
paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida
(disebut sirkulasi pulmonal). Kemudian jantung mengumpulkan darah yang
kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh
(disebut sirkulasi sistemik). Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung
melakukan relaksasi dan pengisian darah pada jantung (disebut periode
diastol). Sebaliknya jantung  berkontraksi  untuk  mengosongkan  isinya
(disebut periode sistol). Kedua  serambi  (atrium)  mengendur  dan 
berkontraksi  secara  bersamaan, kedua  bilik  (ventrikel)  juga  mengendur 
dan  berkontraksi secara bersamaan pula untuk melakukan mekanisme
tersebut.

- Periode Sistol, jantung bagian ventrikel menguncup, katup bikus dan


trikupidalis dalam keadaan tertutup, vulva semilunaris aorta dan
semilunaris arteri pulmonaris terbuka sehingga darah dari ventrikel dekstra
17
mengalur ke arteri pulmonalis, masuk kedalam paru-paru. Darah dari
ventrikel sinistra mengalir ke aorta dan seluruh tubuh.
- Periode diastole, jantung mengembang, katup bikus dan trikuspidalis
dalam keadaan terbuka, darah dari atrium sinistra masuk ke ventrikel
sinistra dan darah dari atrium dekstra masuk ke ventrikel dekstra.
Selanjutnya darah yang datang dari paru-paru melalui vena pulmonalis
masuk ke atrium sinistra. Darah dari seluru tubuh melalui vena kava
superior dan inferior masuk ke atrium dekstra.
- Periode istirahat, waktu antara periode diastole dengan periode systole
dimana jantung berhenti sekitar 1/10 detik.
Ketika  melakukan  kontraksi,  jantung  menjadi  berdenyut secara
“berirama”, hal ini akibat dari adanya potensial aksi yang ditimbulkan oleh
kegiatan dari jantung itu  sendiri.

Kejadian  tersebut  diakibatkan  karena  jantung memiliki  sebuah


mekanisme untuk  mengalirkan  listrik  yang  ditimbulkannya sendiri
untuk  melakukan kontraksi atau  memompa  dan  melakukan  relaksasi
atau dikenal dengan istilah sistem listrik jantung.

Jantung mempunyai empat pompa yang terpisah, yaitu :  pompa


primer atrium dan 2 pompa tenaka ventrikel. Periode akhir kontraksi
jantung sampai akhir berikutnya dinamakan siklus jantung. Tiap siklus
dimulai oleh timbulnya potensial aksi secara spontan pada simpul Sino
Atrial node (SA) pada dinding posterior atrium kanan dekat muara vena
kava superior. Potensial aksi berjalan cepat melalui berkas Atrio
Ventrikular (VA) kedalam ventrikel. Sisstem konduksi pada jantung
merupakan modifikasi ( perubahan ) dari otot jantung yang disertai dengan
tenaga ritmis spontan dari serabut saraf tertentu.

- Serabut purkinje : serabut otot jantung khusus yang mempunyai


penghantaran implus dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran
serabut otot jantung.
- Sino atrial node ( SA Node ) : suatu tumpukan jaringan neuron
muscular kecil yang berada dalam dinding posterior atrium kanan di ujung
Krista terminalis.
- Atrioventrikular node (AV Node): susunannya sama dengan SA Node,
berada dalam septum atrium, di bawah dinding posterior atrium kanan dekat
muara sinus koronarius.
- Atrioventrikular bundle (AV bundle): mulai dari AV berjalan kearah
depan, pinggir posterior, dan pinggir bawah pars membransea septum
interventrikular.

c. Pembuluh Darah

18
Pembuluh darah adalah sistem percabangan tabung yang saling
bertemu untuk menyampaikan darah dari jantung ke semua berbagai bagian
tubuh dan kembali lagi, dan dari jantung ke paru-paru dan kembali lagi.
Ukuran pembuluh darah sangat bervariasi, dari diameter sekitar 25 mm (1
inci) pada aorta dan hanya 8 μm pada kapiler. Ini kira-kira 3000-kali lipat.
Ketebalan dinding pembuluh darah juga sangat bervariasi, yang terbesar pada
arteri besar, dan tebal hanya satu sel pada kapiler. Meskipun berbagai ukuran
komponen dari dinding pembuluh darah memiliki pola yang sama. Semua
pembuluh darah dilapisi dengan satu lapisan sel pipih yang disebut
endothelium. Kecuali kapiler, semua pembuluh darah juga mengandung serat
elastis, serat kolagen kaku (struktur mirip dengan tendon otot), dan serat otot
polos yang dapat membatasi atau membesar dalam menanggapi rangsangan
kimia dan saraf. Proporsi relatif dari komponen ini bervariasi dalam pembuluh
darah yang berbeda sesuai dengan fungsinya. Sistem ini terdiri arteri besar,
arteriol (arteri kecil), kapiler (pembuluh darah kecil di ujung jaringan dan sel),
venula (vena kecil) dan vena.

Gambar 1.9. Pembuluh darah

(Sumber:http://www.fungsi.web.id./htm.com, diakses pada 30 September 2021)

Fungsi pembuluh darah adalah membawa darah yang dipompa dari


ventrikel kiri jantung ke seluruh tubuh, darah tersebut mengandung oksigen
yang diikat oleh hemoglobin didalam darah. Didalam darah juga terdapat
protein dan glukosa yang mana komponen tersebut dibutuhkan oleh jaringan
dan sel nantinya. Setelah sampai ke seluruh tubuh atau organ targetnya melalui
anastomosis arteriovenosa dan juga kapiler. Oksigen dan metabolit tersebut di
pasok ke organ target hingga tercapailah tujuan dengan oksigen dan metabolit
seperti glukosa tersebut, sel-sel di seluruh tubuh dapat mengalami
metabolisme aerob (menggunakan O2) untuk menjalankan fungsinya.
Kemudian oksigen tersebut ditukar dengan karbon dioksidan, kemudian
kembalilah darah itu darah ke jantung melalui vena kecil kemudian vena
besar, setelah sampai dijantung, darah tersebut dipompa oleh ventrikel kanan
jantung ke dalam paru, atau sistem ini disebut juga dengan sirkulasi pulmoner.
Sampai diparu, darah yang membawa CO2 tersebut ditukar kembali dengan
O2 yang baru kita hirup, melalui mekanisme difusi.

19
Pembuluh darah juga berfungsi untuk membawa sel darah putih ketika
terjadi infeksi untuk mekanisme penyembuhan, sel darah putih tersebut yang
merupakan imun tubuh seseorang akan melawan kuman ataupun benda asing
yang masuk kedalam tubuh, sehingga ketika imunitas seseorang melemah
ataupun kuman yang masuk kedalam tubuh terlalu kuat, disitulah seseorang
terkena penyakit. Secara garis besar, pembuluh darah terbagi menjadi :

1. Pembuluh nadi (Arteri)


Merupakan pembuluh yang keluar dari jantung. Pembuluh nadi
memiliki 1 buah katup berbentuk bulan sabit yang disebut valvula
semilunaris. Fungsi pembuluh nadi adalah membawa darah yang kaya
akan oksigen, kecuali arteri pulmonalisyang membawa darah yang kaya
CO2 dari jantung ke paru – paru, serta berfungsi umtuk menjaga aliran
darah tetap searah. Secara umum arteri terdiri beberapa lapisan (tunika) :
 Tunika intima adalah lapisan terdalam dari pembuluh darah yang
terdiri atas selapis sel endotel yang membatasi permukaan dalam
pembuluh. Di bawah lapisan endotel adalah lapisan subendotel, terdiri
atas jaringan ikat longgar yang kadang-kadang mengandung sel otot
polos yang berperan untuk kontraksi pembuluh darah.
 Tunika media ini adalah lapisan tengah yang terdiri dari serat otot
polos yang tersusun melingkar. Diantara sel sel otot polos terdapat
serabut kolagen, elastis, dan proteoglikan. Pada arteri yang lebih besar,
tunika media dipisahkan dari tunika intima oleh suatu lamina elastik
interna. Membran ini terdiri atas serat elastik, biasanya berlubang-
lubang sehingga zat-zat dapat masuk melalui lubang-lubang yang
terdapat dalam membran dan memberikan supply O2 dan makanan
lainnya kepada sel-sel yang terletak jauh di dalam dinding pembuluh.
Pada pembuluh besar, sering ditemukan lamina elastika eksterna yang
lebih tipis yang memisahkan tunika media dari tunika adventitia yang
terletak di luar.
 Tunika adventitia atau lapisan terluar terdiri atas dengan jaringan ikat
kolagen dan elastik, terutama kolagen tipe I. Pada pembuluh yang lebih
besar, terdapat vasa vasorum bercabang-cabang luas dalam adventitia
yang berfungsi untuk memberi nutrisi secara difusi dari aliran darah.
 Anastomosis Arteriovenosa adalah hubungan langsung antara sirkulasi
arteri dan vena. Anastomosis arteriovenosa ini tersebar di seluruh
tubuh dan umumnya terdapat pada pembuluh-pembuluh kecil
berfungsi mengatur sirkulasi pada daerah tertentu, terutama pada jari,
kuku, dan telinga. Sistem ini mempunyai peranan pengaturan sirkulasi
pada berbagai organ dan berperanan pada beberapa fenomena fisiologi
seperti menstruasi, perlindungan terhadap suhu yang rendah, dan
ereksi. Anastomosis arteriovenosa banyak dipersarafi oleh sistem saraf
simpatis dan parasimpatis (sistem saraf otonom). Selain mengatur
aliran darah pada berbagai organ, anastomosis ini mempunyai fungsi
20
termoregulator atau pengatur suhu yang khususnya terbukti pada kulit
anggota gerak (ekstremitas).

Gambar 1.10. Penampang melintang pembuluh arteri

(Sumber: http://biologipedia.co.id/2010/10/pembuluh-nadiarteri.html , diakses pada 30


September 2021)

Pembuluh arteri dibedakan menjadi tiga.


 Arteri elastik :  tergolong arteri besar di tubuh, contoh arteri ini adalah
aorta (pembuluh darah berukuran besar), trunkus pulmonalis (pembuluh
darah yang mengangkut darah yang keluar dari pompaan ventrikel kanan
jantung), dan juga cabang-cabang utamanya. Dinding pembuluh darah
jenis ini terutama terdiri dari jaringan ikat elastik pada tunika medianya,
memperlihatkan daya tahan dan kelenturan ketika darah mengalir. Pada
tunika intima,dibawah lapisan subendotel terdapat membran elastika
interna Dinding pembuluh ini sangat melebar selama sistol (kontraksi
jantung atau pompa jantung). Sewaktu diastol (relaksasi jantung), dinding
kembali mengerut (recoil) dan mendorong darah maju.
 Arteri muskular : percabangan dari arteri elastis dengan dinding
mengandung banyak otot polos, juga mengontrol aliran darah  melalui
vasokontriksi (menguncup) dan vasodilatasi (mengembang), mekanisme
ini diatur oleh sistem saraf otonom. Berfungsi untuk menyebarkan darah
ke bagian organ organ tubuh. Tunika intimanya sama seperti arteri elastis.
Tunika medianya tebal dan banyak mengandung serabut otot polos,
serabut elastis, serabut kolagen serta serabut retikuler. Pada tunika
adventitia mengandung membran elastik dan jaringan ikat khusus yang
terdiri dari serabut kolagen dan elastis.
 Arteriol : merupakan percabangan halus arteri yang berfungsi untuk
mengatur aliran darah ke ke pembuluh darah paling kecil, yaitu kapiler
arteri kecil dengan satu sampai lima lapisan otot polos, arteriol terminal
akan mengalirkan darah. Tunika internanya tidak memiliki lapisan
subendotel, dengan membran elastika yang tipis. Tunika media terdiri atas
otot polos dengan sedikit serabut elastis diantaranya. Serta tunika
adventitianya sangat tipis dan tersusun atas serabut retikuler, kolagen, dan
elastis. Tidak mengandung membran elastik eksterna.

21
Gambar 1.11. Bagian-bagian pada pembuluh arteri

(Sumber: http://biologipedia.jhy4.co.id/2010/11/pembuluh-nadiarteri.html, diakses


pada 30 September 2021)

a. Kapiler darah
Ketika akan memasuki jaringan, arteriol akan bercabang menjadi
pembuluh halus yang mengandung otot polos yaitu matertiol. Matertiol akan
bercabang membentuk kapiler darah seperti jala. Kapiler darah merupakan
cabang pembuluh darah terhalus, tersebar dan beranastomosis menyelaputi
suatu jaringan. Distribusi kapiler dalam jaringan bervariasi, tergantung pada
aktivitas jaringan. Kapiler tersusun atas tunika intima dengan satu atau dua sel
endotel yang melingkar berbentuk tabung dan bertumpu pada lamina basalis.

Lumen kapiler umumnya hanya dapat dilalui oleh satu sel darah. Pada
kapiler terdapat sel yang disebut perisit yang merupakan sel yang berapa
disebelah luar kapiler. Biasanya ditemukan kapiler fenestra (perforata) yang
ditandai dengan adanya pori yang tertutup oleh diafragma pada membran sel
endotel. Berikut adalah pembagian kapiler :

 Vas capillare continuum: adalah jenis yang paling banyak, endotel membentuk
lapisan utuh.
 Vas capillare fenestratum: mengandung fenestra ataupun pori-pori pada
endotelnya. Terdapat di kelenjar endokrin, usus halus, dan glomerulus ginjal
 Vas capillare sinusoideum: memperlihatkan diameter lebar dengan celah di
antara sel-sel endotel. Membrana basalisnya tidak terbentuk sempurna. Kapiler
ini terdapat di hati, limpa, dan sumsum tulang. Sinusoid mengandung sel
pembatas khusus yang di adaptasikan dengan fungsi jaringan. Misalnya
sinusoid pada pada hati yang mengandung sel Kupfer

22
JENIS JENIS KAPILER

Gambar 2.12. Jenis – jenis kapiler darah


(Sumber:http://www.IlmuPengetahuan.hyt4./htm.com, diakses pada 30
September 2021)

2. Pembuluh balik (Vena)


Sebelum meninggalkan jaringan kapiler kapiler akan bergabung
mebentuk venula yang akan membawa darah dari vena berukuran sedang
menuju vena berukuran besar. Pembuluh vena, merupakan pembuluh yang
berfungsi membawa darah dari perifer (ujung) kembali ke jantung dan
paru-paru. Masuknya darah ke ruangan serambi kanan dari jantung.Vena
terdiri dari beberapa lapisan, yaitu :
 Tunica intima : terdiri dari lapisan endothelium yang mengandung sel
pipih selapis, dan lapisan subendothelium yang berisi jaringan ikat tipis
langsung berhubungan dengan tunica adventitia.
 Tunica media:  lapisan ini tipis, otot polosnya bercampur dengan
jaringan ikat.
 Tunica adventitia:  adalah lapisan paling tebal pada vena, lapisan ini
juga lapisan yang paling berkembang. Jaringan ikat longgar dengan
serabut kolagen yang membentuk berkas-berkas longitudinal, sel
fibroblas tampak diantaranya. Sel-sel otot polos juga sering tampak
pula.
 Vasa vasorum adalah pembuluh darah kecil yang memberikan pasokan
metabolit-metabolit untuk sel-sel di tunika adventitia dan tunika media
pembuluh-pembuluh darah besar, apakah itu vena besar maupun arteri
besar, karena lapisan-lapisannya terlalu tebal untuk diberi makanan
oleh difusi langsung dari aliran darah.

Gambar 1.13. Lapisan pembuluh vena

(Sumber: http://yayanajuz..co.id/2012/03/pembuluh-darah.html, diakses pada 30 September 2021)

23
Secara umum diameter vena lebih besar tetapi dindingnya lebih tipis
daripada arteri. Menurut diameternya pembuluh vena dibedakan menjadi :

 Vena cava : vena ini adalah pembuluh darah yang menyambut darah dari
seluruh tubuh yang mengandung CO2 ketika hendak masuk kedalam jantung,
vena ini merupakan vena terbesar, vena cava ada dua yaitu vena cava superior
yang letaknya diatas jantung, dan vena cava superior yang terletak dibawah
vena cava inferior.
 Vena pulmonalis : vena ini membawa darah dari paru atau sirkulasi pulmoner
ke dalam jantung, vena ini mengandung darah yang berisi O2. Vena
pulmonalis juga terbagi dua yaitu vena pulmonalis dextra yang membawa
darah dari paru-paru kanan, dan vena pulmonalis sinistra yang membawa
darah dari paru-paru kiri. Sebenarnya vena pulmonalis dan vena cava termasuk
vena yang berukuran besar dan bermuara pada atrium kiri dan kanan jantung.
 Vena cutanea : adalah vena yang tampak di bawah kulit, yang biasa ditusuk
saat seseorang di infus.
 Deep vein : adalah vena yang terletak lebih dalam dan berdekatan dengan
arteri, vena ini tidak tampak dari luar kulit.
 Venula : ini adalah vena dengan ukuran terkecil, dan berhubungan langsung
dengan kapiler. Venula dapat menerima darah dari kapiler kapier dan
menyalurkannya ke dalam vena. Tunika internanya mengandung sel endotel
poligonal dan lapisan subendotel yang tipis.

Gambar 1.14. Bagian-bagian dari pembuluh vena (Sumber:


http://yayanajuz..co.id/2012/03/pembuluh-darah-vena.html, diakses pada 30 September 2021)

 Sirkulasi darah
Darah bersirkulasi didalam tubuh dengan dua arah, yang dikenal dengan
sirkulasi bolak balik dimana darah mengalir dari jantung paru-paru dan kembali lagi ke
jantung. Darah meninggalkan jantung melalui ventrikel dan kembali ke jantung melalui
atrium. Sirkulasi darah dibedakan menjadi dua yaitu :
 Sirkulasi darah tunggal
Tipe ini umumnya dimiliki oleh kelas pisces yang bernapas menggunakan
insang, dimana darah yang melintasi jantung kaya akan CO2. Lintasan sirkulasi
tipe ini adalah jantung insang seluruh tubuh jantung.

24
Gambar 3.1. sirkulasi darah tunggal

(Sumber:http://selamatdatang..co.id/2012/03/jghs49.html, diakses pada 30 September 2021)

Darah dari ventrikel meninggalkan jantung melalui aorta ventral memasuki


insang melalui arteri brakhalis afferen. Didalam kapiler insang akan terjadi
pertukaran O2 dan CO2. Darah yang kaya O2 akan meninggalkan insang menuju
ke aorta dorsalis yang akan diedarkan keseluruh tubuh. Sedangkan untuk darah
yang kaya akan CO2 dari jaringan akan masuk ke jantung melalui sinus
venososus ke dalam atrium.

 Sirkulasi darah Ganda


Sirkulasi darah ganda dibagi menjadi 2 tipe : Sirkulasi Sistemik dan Sirkulasi
Pulmonal. Sirkulasi Sistemik ialah sirkulasi yang menyuplai darah ke seluruh
tubuh kecuali paru-paru, sedangkan Sirkulasi Pulmonal ialah sirkulasi yang
menyuplai darah ke paru untuk mengadakan pertukaran gas oksigen dengan
karbondioksida.
- Sirkulasi sistemik (peredaran darah besar)
Proses Sirkulasi Sistemik diawali dengan aliran darah dari seluruh
jaringan tubuh menuju Vena Cava Superior dan Vena Cava Inferior, melalui
Vena tersebut darah akan masuk ke dalam Atrium Kanan Jantung lalu
melewati katub tricuspid dan masuk ke dalam Ventrikel Kanan Jantung.

Jantung jaringan tubuh jantung

(Ventrikel kiri) (atrium kanan)

- Sirkulasi pulmonal
Proses selanjutnya diikuti dengan Sirkulasi Pulmonal, darah yang telah
tertampung di dalam ventrikel kanan tadi akan dipompa menuju paru
melewati Arteri Pulmonalis. Di dalam jaringan paru inilah akan terjadi proses
difusi gas, yaitu pertukaran antara gas oksigen dengan karbondioksida, di
mana karbondioksida akan dilepaskan untuk dihembuskan keluar tubuh
melalui exhalasi (menghembuskan napas) dan oksigen yang diperoleh dari
inhalasi (menarik napas) akan diikat oleh erythrocyte/sel darah merah untuk
disebarkan ke sel-sel tubuh.
Proses selanjutnya diikuti dengan Sirkulasi Sistemik lagi, di mana
darah dari dalam paru (kaya akan oksigen) akan keluar dari paru dan masuk

25
ke dalam Atrium Kiri Jantung melalui Vena Pulmonalis, kemudian darah
tersebut akan melewati katub mitral dan masuk ke dalam Ventrikel Kiri
Jantung. Darah yang tertampung dalam ventrikel kiri tadi akan dipompa ke
aorta (arteri terbesar pada tubuh manusia) untuk disebarkan ke seluruh
jaringan tubuh. Darah yang telah mengalir dalam arteri akan mengalami difusi
gas pada target organ dan proses tersebut terjadi di dalam struktur pembuluh
darah kapiler yang terdapat pada target organ. Setelah mengalami difusi gas
dalam kapiler, darah akan memasuki venule (vena kecil) yang selanjutnya
akan terus mengalir ke vena-vena tubuh hingga tertampung kembali ke Vena
Cava dan proses yang telah saya jelaskan di awal tadi akan terulang kembali.
Begitu seterusnya karena proses  ini tidak akan pernah berhenti selama
manusia hidup.

Jantung paru-paru jantung

(ventrikel kanan) (atrium kiri)

Gambar 3.2. sirkulasi darah ganda

(Sumber:http://wordyflowy..co.id/2012/03/sirkulasi-ganda.html, diakses pada 30 September 2021)

C. Sistem Sirkulasi Limfatik

Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening adalah suatu
sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di
dalam tubuh. Sistem limfa merupakan bagian pelengkap dari sistem imunitas dan
berperan penting dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit yang membawa cairan
dan protein yang hilang kembali ke darah. Sistem limfatik atau sistem getah bening
terutama terdiri dari pembuluh limfatik, yang mirip dengan pembuluh darah pada
sistem peredaran darah vena dan kapiler. Pembuluh limfatik terhubung ke kelenjar
getah bening dan menghubungkan antar kelenjar getah bening satu dengan lainnya.
Kelenjar getah bening merupakan tempat di mana getah bening disaring.

Sistem sirkulasi limfe berfungsi untuk [1] mengangkut protein protein dari
cairan jaringan yang tidak dapat direabsorpsi oleh kapiler darah dan
mengembalikannya kedalam sistem peredaran darah. [2] mengankut lemak dari
saluran pencernaan kedalam sistem peredaran darah. [3] menambahkan lim fosit dan
faktor faktor imunitas lainnya kedalam sistem peredarah darah sebagai pertahanan.

26
Gambar 4.1. sistem limfatik

(Sumber: https://www.slideshare.net/Siikambingkebogila/fisiologi-sirkulasi, diakses pada 31


September 2021)

Sistem limfatik membawa cairan dan protein yang hilang kembali ke darah.
Cairan memasuki sistem ini dengan cara berdifusi ke dalam kapiler limfa kecil yang
terjalin di antara kapiler-kapiler sistemkardiovaskuler. Apabila suda berada dalam
sistem limfatik, cairan itu disebut limfa (lymph) atau getah bening, komposisinya kira-
kira sama dengan komposisi cairan interstisial. Sistem limfatik mengalirkan isinya ke
dalam sistem sirkulasi di dekat persambungan vena cava dengan atrium kanan.
Pembuluh limfa, seperti vena , mempunyai katup yang mencegah aliran balik cairan
menuju kapiler. Kontraksi ritmik (berirama) dinding pembuluh tersebut membantu
mengalirkan cairan ke dalam kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluh limfa juga
sangat bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan ke arah
jantung. Di sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut nodus (simpul)
limfa (lymph node) atau nodus getah bening yang menyaring limfa. Di dalam nodus
limfa terdapat jaringan ikat yang berbentuk seperti sarang lebah denagn ruang-ruang
yang penuh dengan sel darah putih. Sel-sel darah putih tersebut berfungsi untuk
menyerang virus dan bakteri.

Komponen komponen yang terlibat dalam sistem peredaran limfe antara lain:
limfe, pembuluh limfe, dan organ organ yang berkaitan seperti nodud limfe dan
jantung limfe. Berikut adalah penjelasan tentang anatomi sistem limfatik :

1. Pembuluh Limfatik
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih
banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian petasan.
Pembuluh limfe yang terkecil lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas
selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler yang
sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ.
Pembuluh limfe khusus di vili usus halus yang berfungsi sebagai absorpsi lemak
(kilomikron), disebut lacteal villi.

Pembuluh limfa berfungsi untuk mengangkut cairan untuk kembali ke


peredaran darah. Limfa sebenarnya merupakan cairan plasma darah yang
merembes keluar dari pembuluh kapiler di sistem peredaran darah dan kemudian

27
menjadi cairan intersisial ruang antarsel pada jaringan. Pembuluh limfa dibedakan
menjadi:

 Pembuluh limfa kanan (duktus limfatikus dekster) : Pembuluh limfa kanan


terbentuk dari cairan limfa yang berasal dari daerah kepala dan leher bagian kanan,
dada kanan, lengan kanan, jantung dan paru-paru yang terkumpul dalam pembuluh
limfa. Pembuluh limfa kanan bermuara di pembuluh balik (vena) di bawah
selangka kanan.
 Pembuluh limfa kiri (duktus limfatikus toraksikus) : Pembuluh limfa kiri
disebut juga pembuluh dada. Pembuluh limfa kiri terbentuk dari cairan limfa yang
berasal dari kepala dan leher bagian kiri dan dada kiri, lengan kiri, dan tubuh
bagian bawah. Pembuluh limfa ini bermuara di vena bagian bawah selangka kiri.

Peredaran limfa merupakan peredaran yang terbuka. Peredaran ini dimulai


dari jaringan tubuh dalam bentuk cairan jaringan. Cairan jaringan ini selanjutnya
akan masuk ke dalam kapiler limfa. Kemudian kapiler limfa akan bergabung
dengan kapiler limfa yang membentuk pembuluh limfa yang lebih besar dan
akhirnya bergabung menjadi pembuluh limfa besar yaitu pembuluh limfa kanan
dan kiri. Kurang lebih 100 ml cairan limfa akan dialirkan oleh pembuluh limfa
menuju vena dan dikembalikan ke dalam darah.

2. Jaringan / Organ Limfatik


Organ Limfatik Primer

 Sumsum Tulang Merah : merupakan jaringan penghasil limfosit. Sel-sel


limfosit yang dihasilkan tersebut akan mengalami perkembangan. Limfosit
yang berkembang di dalam sumsum tulang akan menjadi limfosit B.
Sedangkan limfosit yang berkembang di dalam kelenjar timus akan menjadi
limfosit T. Limfosit-limfosit ini berperan penting untuk melawan penyakit.
 Kelenjar Timus : memiliki fungsi spesifik, yaitu tempat perkembangan
limfosit yang dihasilkan dari sumsum merah untuk menjadi limfosit T. Timus
tidak berperan dalam memerangi antigen secara langsung seperti pada
organorgan limfoid yang lain. Untuk memberikan kekebalan pada limfosit T
ini, maka timus mensekresikan hormon tipopoietin.

Organ Limfatik Sekunder

 Nodus Limfe : berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di
sepanjang pembuluh limfe. Nodus limfa terbagi menjadi ruangan yang lebih
kecil yang disebut nodulus. Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil
lagi yang disebut sinus. Di dalam sinus terdapat limfosit dan makrofag. Fungsi
nodus limfa adalah untuk menyaring mikroorganisme yang ada di dalam
limfa. Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam leher, axial, thorax,
abdomen, dan lipatan paha.

28
 Limpa : Limpa merupakan organ limfoid yang paling besar. Kelenjar yang
dihasilkan dari limpa berwarna ungu tua. Limpa terletak di belakang lambung.
Fungsi limpa antara lain: membunuh kuman penyakit; membentuk sel darah
putih (leukosit) dan antibodi; menghancurkan sel darah merah yang sudah tua.
 Nodulus Limfatikus : merupakan sekumpulan jaringan limfatik yang tersebar
di sepanjang jaringan ikat yang terdapat pada membran mukus yang
membatasi dinding saluran pencernaan, saluran reproduksi, saluran urin, dan
saluran respirasi. Beberapa bentuk nodulus limfatikus yaitu tonsil dan folikel
limfatik. Tonsil terdapat di tenggorokan. Folikel limfatik terdapat di
permukaan dinding usus halus. Letak nodulus limfatikus sangat strategis untuk
berperan dalam respon imun melawan zat asing yang masuk dalam tubuh
melalui pencernaan atau pernafasan.

D. Tekanan Darah Manusia dan Hubungannya dengan Hukum Fisika


Tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap
satuan luas dinding pembuluh darah yang hampir selalu dinyatakan dalam
milimeter air raksa.7 Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada
sistem sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi
homeostasis di dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong
mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga
terbentuklah suatu aliran darah yang menetap.
Tekanan darah diatur melalui beberapa mekanisme fisiologis untuk
menjamin aliran darah ke jaringan yang memadai. Tekanan darah ditentukan oleh
curah jantung (cardiac output, CO) dan resistensi pembuluh darah terhadap darah.
Curah jantung adalah volume darah yang dipompa melalui jantung per menit,
yaitu isi sekuncup (stroke volume, SV) x laju denyut jantung (heart rate, HR).
Resistensi diproduksi terutama di arteriol dan dikenal sebagai resistensi vaskular
sistemik. Resistensi merupakan hambatan aliran darah dalam pembuluh, tetapi
tidak dapat diukur secara langsung dengan cara apapun. Resistensi harus dihitung
dari pengukuran aliran darah dan perbedaan tekanan antara dua titik di dalam
pembuluh. Resistensi bergantung pada tiga faktor, yaitu viskositas (kekentalan)
darah, panjang pembuluh, dan jari-jari pembuluh.
Aliran darah yang mengalir di sirkulasi dalam periode waktu tertentu,
secara keseluruhan adalah 5000 ml/menit pada sirkulasi total orang dewasa dalam
keadaan istirahat. Aliran darah ini disebut curah jantung karena merupakan
jumlah darah yang dipompa ke aorta oleh jantung setiap menitnya. Kecepatan
aliran darah yang melalui seluruh sistem sirkulasi sama dengan kecepatan pompa
darah oleh jantung ─ yakni, sama dengan curah jantung. Isi sekuncup jantung
dipengaruhi oleh tekanan pengisian (preload), kekuatan yang dihasilkan oleh otot
jantung, dan tekanan yang harus dilawan oleh jantung saat memompa (afterload).
Normalnya, afterload berhubungan dengan tekanan aorta untuk ventrikel kiri, dan
tekanan arteri untuk ventrikel kanan. Afterload meningkat bila tekanan darah
meningkat, atau bila terdapat stenosis (penyempitan) katup arteri keluar.

29
Peningkatan afterload akan menurunkan curah jantung jika kekuatan
jantung tidak meningkat. Baik laju denyut jantung maupun pembentukan
kekuatan, diatur oleh sistem saraf otonom (SSO/autonomic nervous system,
ANS).11 Hubungan antara tekanan, resistensi, dan aliran darah dalam sistem
kardiovaskular dikenal dengan hemodinamika. Sifat aliran ini sangat kompleks,
namun secara garis besar dapat diperoleh dari hukum fisika untuk sistem
kardiovaskular :

CO = (MABP ─ CVP) / TPR

Dengan CO adalah curah jantung (cardiac output), MABP adalah tekanan


darah arteri rata-rata (mean arterial blood pressure), TPR adalah resistensi perifer
total (total peripheral resistance), dan CVP adalah tekanan vena sentral (central
venous pressure). Karena CVP biasanya mendekati nol, maka MABP sama
dengan CO x TPR.
MABP adalah nilai rata-rata dari tekanan arteri yang diukur milidetik per
milidetik selama periode waktu tertentu.7 Secara konstan MABP dipantau oleh
baroreseptor yang diperantarai secara otonom dan mempengaruhi jantung serta
pembuluh darah untuk menyesuaikan curah jantung dan resistensi perifer total
sebagai usaha memulihkan tekanan darah ke normal. Reseptor terpenting yang
berperan dalam pengaturan terus-menerus yaitu sinus karotikus dan baroreseptor
lengkung aorta.
Tekanan darah rata-rata menurun secara progresif di sepanjang sistem
arteri. Penurunan biasanya tajam pada arteri terkecil dan arteriol (diameter < 100
µm), karena pembuluh memberikan resistensi terbesar terhadap aliran. Peranan
arteriol dalam mengatur resistensi vaskular memiliki beberapa implikasi penting,
yaitu : (1) Konstriksi atau dilatasi semua atau sebagian besar arteriol dalam tubuh
akan memengaruhi TPR dan tekanan darah (2) Konstriksi arteriol pada satu organ
atau regio tersebut, sementara itu dilatasi memiliki efek yang berlawanan (3)
Perubahan resistensi arteriolar pada suatu regio memengaruhi tekanan hidrostatik
‘downstream’ dalam landas kapiler (capillary bed) dan vena pada regio tersebut.
Jantung memompa darah secara kontinyu ke dalam aorta, sehingga
tekanan rata-rata di aorta menjadi tinggi, rata-rata sekitar 100 mmHg. Demikian
10 juga, karena pemompaan oleh jantung bersifat pulsatil, sebagai akibat
pengosongan ritmik ventrikel kiri, tekanan arteri berganti-ganti antara nilai
tekanan sistolik 120 mmHg dan nilai tekanan diastolik 80 mmHg.7,11 Pada orang
dewasa sehat, tekanan pada puncak setiap pulsasi, yang disebut tekanan sistolik,
adalah sekitar 120 mmHg. Pada titik terendah setiap pulsasi, yang disebut tekanan
diastolik, nilainya sekitar 80 mmHg. Perbedaan nilai antara kedua tekanan ini
sekitar 40 mmHg, yang disebut tekanan nadi.
Dua faktor utama yang memengaruhi tekanan nadi : (1) curah isi
sekuncup dari jantung, dan (2) komplians (distensibilitas total) dari percabangan
arteri. Tekanan nadi pada orang lanjut usia kadang-kadang meningkat sampai dua
kali nilai normal, karena arteri menjadi lebih kaku akibat arteriosklerosis dan

30
karenanya, arteri relatif tidak lentur.7 Faktor – faktor yang berpengaruh pada
pengendalian tekanan darah adalah sebagai berikut:

Faktor-faktor di atas berperan dalam pengendalian tekanan darah yang


memengaruhi rumus dasar Tekanan Darah = Curah Jantung x Tahanan Perifer.3
Beberapa pusat yang mengawasi dan mengatur perubahan tekanan darah,
yaitu :14 1. Sistem syaraf yang terdiri dari pusat-pusat yang terdapat di batang
otak, misalnya pusat vasomotor dan diluar susunan syaraf pusat, misalnya
baroreseptor dan kemoreseptor. 2. Sistem humoral atau kimia yang dapat
berlangsung lokal atau sistemik, misalnya renin-angiotensin, vasopressin,
epinefrin, norepinefrin, asetilkolin, serotonin, adenosin dan kalsium, magnesium,
hidrogen, kalium, dan sebagainya. 3. Sistem hemodinamik yang lebih banyak
dipengaruhi oleh volume darah, susunan kapiler, serta perubahan tekanan osmotik
dan hidrostatik di bagian dalam dan di luar sistem vaskuler.

E. Gangguan pada Sistem Sirkulasi atau Sistem Peredaran Manusia

Gangguan pada Sistem Peredaran Darah Manusia adalah kelainan atau


penyakit yang terjadi pada sistem peredaran atau sirkulasi darah manusia baik yang
disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal, seperti pola makan dan gaya
hidup yang tidak sehat, kolesterol, rokok, dan lain-lain.

 Gangguan pada Pembuluh Darah

Aterosklerosis
Aterosklerosis disebabkan oleh tumpukan lemak di bagian bawah lapisan
dinding arteri. Aterosklerosis bisa terjadi di otak, jantung, ginjal, organ vital
lainnya, dan lengan serta tungkai. Jika aterosklerosis terjadi di arteri yang menuju
otak (arteri karotid), maka bisa menyebabkan stroke. Jika arterosklerosis terjadi
dalam arteri yang menuju jantung (arteri koroner), maka bisa menyebabkan
serangan jantung. Aterosklerosis bermula saat sel darah putih (leukosit) pindah
dari aliran darah ke dinding arteri dan berubah menjadi sel-sel penumpuk
lemak. Penumpukan ini menyebabkan penebalan di lapisan arteri.

31
Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi saat rusaknya otot jantung (myocardium) akibat
kurangnya pasokan darah karena penyumbatan dan terganggunya aliran darah
secara mendadak. Serangan jantung adalah puncak dari kerusakan yang
berlangsung lama, yang menimbulkan kejutan emosional, kekacauan fisiologis,
dan kelelahan mental. Serangan jantung pertama kali digambarkan pada
tahun 1912 sebagai rasa sakit di bagian dada yang terjadi terus-menerus hingga
setengah jam, dan kemudian menjalar ke tangan kiri dan rahang. Akibatnya,
muncul perasaan takut yang begitu besar dan kesulitan bernapas.[
Gejala-gejala serangan jantung:
- Kelelahan atau kepenatan, kantung tidak efektif memompa aliran darah ke
otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, sehingga menyebabkan
penderita merasa lemah dan lelah.
- Palpitasi (jantung berdebar-debar)
- Pusing dan pingsan, disebabkan oleh penurunan aliran darah karena denyut
jantung yang abnormal atau karena ketidakmampuan jantung memompa
dengan baik
Tumor Jantung
Tumor adalah suatu pertumbuhan abnormal, bisa berupa kanker ganas ataupun
nonkanker (benigna, jinak). Tumor di jantung dibagi menjadi dua kelompok:
Tumor Primer, tumor primer berasal dari dalam jantung dan bisa
terjadi pada bagian mana pun dari jaringan jantung.
Tumor Sekunder, tumor sekunder berasal dari bagian tubuh lain
(biasanya paru-paru, payudara, dan kulit) yang menyebar ke jantung.
Sebagian besar tumor jantung berbentuk miksoma. Miksoma adalah tumor
jinak, dimana bentuknya seperti agar-agar dan tidak teratur, 75% dari miksoma
berada di atrium kiri (bilik jantung yang menerima darah yang kaya akan oksigen
dari paru-paru).
Gejala miksoma:

 Penurunan berat badan


 Demam
 Pilek
 Nyeri pada jari-jari tangan dan kaki karena cuaca dingin
 Jumlah trombosit darah rendah.
Stroke
Stroke adalah gangguan fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Gangguan peredaran darah otak
dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah. Hal ini

32
menyebabkan kekurangan pasokan oksigen ke otak. Gangguan fungsi otak ini yang
menyebabkan gejala stroke.
Jenis-jenis Stroke
Stroke Sumbatan (Stroke Iskemik)
Stroke sumbatan terjadi saat pembuluh darah ke otak tersumbat. Stroke
sumbatan terbagi dua, yaitu sumbatan akibat thrombus dan sumbatan
akibat emboli. Thrombus terjadi di dinding pembuluh darah sebagai bagian
dari proses pengerasan dinding pembuluh darah (atherosklerosis). Emboli
adalah gumpalan darah yang berasal dari organ lain (misalnya gumpalan darah
dari jantung).
Stroke Perdarahan
Stroke perdarahan dibagi menjadi dua, yaitu:

 Stroke Perdarahan Intraserebal


Stroke Perdarahan Intraserebal (pada jaringan otak) terbagi menjadi
dua, yaitu perdarahan intraserebal primer yang disebabkan oleh hipertensi dan
perdarahan intraserebal sekunder yang disebabkan oleh kelainan pembuluh
darah, penggunaan obat pengencer darah, penyakit hati, dan leukemia.

 Stroke Perdarahan Subarachnoid (di bawah jaringan pembungkus otak).


Faktor Risiko Stroke
1. Faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah, adalah usia, jenis kelamin, ras,
riwayat keluarga, dan riwayat stroke sebelumnya. Orang dengan riwayat
keluarga stroke mudah terkena penyakit stroke.
2. Faktor risiko stroke yang dapat diubah, adalah hipertensi, diabetes, obesitas.
Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi. Seseorang mengalami hipertensi
apabila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi merupakan faktor
risiko stroke, dan serangan jantung.

 Gangguan pada Darah


Anemia
Anemia adalah penyakit akibat kekurangan hemoglobin dalam
darah. Penyebab anemia adalah kurangnya kandungan hemoglobin
dalam eritrosit, kurangnya eritrosit dalam darah, dan atau kurangnya volume
darah dari volume normal. Anemia dapat terjadi pada tubuh seseorang yang
terluka dan mengeluarkan banyak darah, misalnya akibat kecelakaan. Anemia
juga dapat terjadi karena kekurangan ion besi, atau kekurangan vitamin B12,
anemia ini disebut anemia pernisiosa.

33
Thalasemia
Thalasemia adalah kondisi kelainan genetika dimana tubuh tidak mampu
memproduksikan globin (protein pembentuk hemoglobin). Jika penderita
thalasemia mampu memproduksi eritrosit, biasanya usia sel darahnya lebih
singkat dan lebih mudah rusak. Thalasemia dibedakan menjadi 3 tingkatan:
Thalasemia Mayor
Penderita penyakit ini mengalami anemia berat, mulai umur 3-
6 bulan setelah lahir dan tidak dapat hidup tanpa transfusi darah. Ciri fisik dari
penderita thalasemia adalah kelainan tulang, berupa tulang pipi masuk ke
dalam dan batang hidung menonjol, penonjolan dahi dan jarak
kedua mata menjadi lebih jauh, serta tulang menjadi lemah dan keropos.
Gejala lain yang tampak adalah lemah, pucat, berat badan kurang, perut
membuncit, dan pertumbuhan fisik tidak sesuai umur.
Thalasemia Intermedia
Thalasemia Intermedia gejalanya lebih ringan. Namun gejala seperti
thalasemia mayor baru tampak pada masa dewasa.
Thalasemia Minor
Thalasemia ini umumnya tidak memiliki gejala klinis yang khas, hanya
ditandai dengan anemia ringan.
Leukemia (Kanker Darah)
Leukemia atau kanker darah adalah penyakit yang disebabkan oleh
bertambahnya sel darah putih yang tak terkendali. Disamping itu, sel darah putih
akan memakan sel darah merah (eritrosit) sehingga penderita mengalami anemia
berat. Gejala leukemia yaitu: demam, kedinginan, badan lemah dan sakit kepala,
sering mengalami infeksi, penurunan berat badan, nyeri tulang dan sendi,
berkeringat terutama di malam hari.
Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit darah yang sulit membeku. [  Luka sedikit saja
darah dapat mengucur terus, sehingga penderita mengalami kurang darah, bahkan
bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini bersifat menurun, diwariskan orang tua
kepada anaknya. Kaum laki-laki besar kemungkinan mendapat warisan penyakit
ini, karena gen hemofilia cenderung menampakkan pengaruhnya pada laki-
laki. Hemofilia bersifat mematikan sehingga kaum perempuan akan mati sebelum
dewasa jika menderita penyakit ini.

34
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa :

- Sistem peredaran darah berbeda dengan sistem sirkulasi limfatik


- Sistem peredaran merupakan sistem yang bertugas untuk proses pengangkutan
berbagai substansi dari jantung ke sel-sel tubuh.
- Sistem peredaran terdiri dari jantung, dan pembuluh darah yang terdiri dari arteri
yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju
jantung.
- Darah merupakan cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi. Komponen darah antara lain eritrosit, leukosit
dan trombosit
- Jantung terdiri atas empat ruang yaitu atrium dextra (serambi kanan), atrium
sinistra (kiri), ventrikel dextra (bilik kanan), dan ventrikel sinistra. 4 ruang yang
sempurna ini hanya dimiliki oleh mamalia dan aves dengan adanya katup jantung.
- Jantung pada pisces terdiri dari 2 ruang, sedangkan pada amphibi berkembang
menjadi 3 ruang dan pada reptil ruang jantung dibagi menjadi 3, Tetapi ventrikulus
cordis dari jantung yang beruang tiga, sebenarnya terbagi dua oleh suatu septum
sehingga seolah-olah cor semua reptilia beruang empat.
- Aliran darah dari jantung dibagi menjadi dua tipe yakni aliran darah tunggal dan
ganda. Untuk aliran darah ganda hanya dimiliki oleh pisces yang bernapas pada
insang.
- Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening adalah suatu sistem
sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam
tubuh. Sistem limfa merupakan bagian pelengkap dari sistem imunitas dan
berperan penting dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit yang membawa cairan
dan protein yang hilang kembali ke darah.
- Fungsi sistem limfatik adalah untuk mengangkut protein protein dari cairan
jaringan yang tidak dapat direabsorpsi oleh kapiler darah dan mengembalikannya
kedalam sistem peredaran darah, mengankut lemak dari saluran pencernaan
kedalam sistem peredaran darah, dan menambahkan lim fosit dan faktor faktor
imunitas lainnya kedalam sistem peredarah darah sebagai pertahanan.
- Sistem Sirkulasi memiliki hubungan dengan hukum fisika
- Terdapat beberapa gangguan dalam system sirkulasi atau sistem peredarah dara
manusia, antara lain gangguan pada pembuluh darah yaitu; aterosklerosis, serangan
jantung, tumor jantung, hipertensi. Kemudian gangguan pada darah yaitu anemia,
thalassemia, leukemia dan hemofilia.

35
B. Saran
Mengetahui tentang sistem peredaran darah dalam tubuh kita sangatlah
penting, sehingga kita dapat tahu dan menjaga kesehatan tubuh kita. Dengan
memahami hal tersebut melalui makalah ini, sebaiknya kita harus menjaga kesehatan
dan keseimbangan tubuh kita. Gangguan kecil pada sistem peredaran dapat
mempengaruhi sistem kerja organ yang lain. Perbanyak olahraga untuk menjaga
keseimbangan dan memudahkan kerja jantung dalam proses sirkulasi.

36
Daftar Pustaka
 Sysol, J. R.; Machado, R. F. (2018). "Classification and pathophysiology of pulmonary
hypertension". Continuing Cardiology Education (dalam bahasa Inggris). 4 (1): 2–
12. doi:10.1002/cce2.71. ISSN 2059-1594, diakses pada 29 Agustus 2021
  "Hipertensi Pulmonal, Hipertensi di Pembuluh Darah Paru". Pfizer Peduli (dalam bahasa
Inggris). 2017-07-18, diakses pada 29 Agustus 2021
 Sistem Peredaran Darah pada Manusia, Wikipedia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_peredaran_darah, diakses pada 29 Agustus 2021
  "Kelainan pada Sistem Peredaran Darah Manusia". Hikmat. 2014-04-13, diakses pada 30
Agustus 2021
 2020, PDF, Jurnal Hemostasis KMB I; ..\Downloads\Hemostasis KMB I.pdf diakses pada 30
Agustus 2021
 Sari R, 2016. Tekanan Darah pada Manusia; ..\Downloads\Sari_R_G2A009015_Bab2.pdf,
diakses pada 30 Agustus 2021
 2014, Sistem Peradaran Darah pada Vertebrata; ..\Downloads\
1_Sistem_Peredaran_pada_Vert.docx
 Pearce, Evelyn C. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
 Nurrachmah, Elly 2010. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : Salemba
Medika.
 Medika Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia, edisi 2. Jakarta : Salemba
Medika.

 Ferdinand P Fictor, 2009. Praktis Belajar Biologi, untuk Kelas XI, SMA dan MA Program
Ilmu Pengetahuan Alam, Visiindo
  "Sistem Peredaran Darah" (PDF). Kemdiknas. 

37

Anda mungkin juga menyukai