Anda di halaman 1dari 7

FILUM PLATYHELMINTES

LAPORAN PRAKTIKUM PLANARIA

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


Keanekaragaman Hewan (KH)
yang dibimbing oleh Ibu Dr. Sri Endah Indriwati, M. Pd

disusun oleh:
S1 Pendidikan Biologi/ Offering A

Atika Eka Rachmasari 160341606084

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2017
LAPORAN PRAKTIKUM PLANARIA

I. JUDUL
Regenerasi Planaria Dengan Autotomi Buatan

II. TUJUAN
Mengetahui proses regenerasi Planaria (Dugesia sp.) setelah autotomi buatan

III. DASAR TEORI


Planaria merupakan hewan tingkat rendah yang mempunyai daya regenerasi sangat
tinggi. Planaria akan segera melakukan regenerasi apabila mengalami luka baik secara
alami maupun buatan. Apabila bagian tubuh planaria dipotong baik melintang membujur
ataupun dipotong bagian tubuhnya menjadi kecil-kecil maka dia akan segera beregenerasi
membentuk individu baru lagi yang utuh.
Regenerasi adalah suatu proses pemotongan atau perusakan bagian tubuh dan kemudian
tumbuh lagi mengadakan fragmentasi atau penyembuhan kembali. Regenerasi merupakan
proses perkembangbiakan suatu individu dari bagian tubuhnya yang terlepas
(Hadikastowo, 1982). Regenerasi berlangsung dengan dua cara, yaitu epimorfis dan
morfalaksis. Epimorfis merupakan perbaikan disebabkan oleh proliferasi jaringan baru
kemudian membentuk blastema di atas jaringan lama. Contohnya pada Lacertilia.
Morfalaksis adalah perbaikan yang disebabkan oleh reorganisasi jaringan lama. Contohnya
pada Planaria. Selain itu, dikenal pula regenerasi intermediet, yaitu sel-sel membelah
namun masih mempertahankan fungsi sel yang telah terdiferensiasi. Contohnya pada hati
manusia.
Tahapan regenerasi planaria:
1. Adanya neoblast yang terhimpun pada permukaan luka
2. Terbentuk suatu blastema
3. Akan berproliferasi
4. Berdiferensiasi membentuk bagian-bagian yang hilang

Tahapan regenerasi planaria dimulai dengan adanya neoblast yang akan tampak
terhimpun pada permukaan luka bagian sebelah bawah epithelium sehingga terbentuknya
suatu blastema yang kemudian struktur sel mengalami diferensiasi dalam pertumbuhan
blastema dan dibawah kondisi yang optimal mengalami regenerasi berproliferasi
membentuk bagian-bagian yang hilang. Neoblast berukuran sekitar 10m dengan rasio
nukleositoplasmik yang tinggi. Sitoplasma neoblast terdiri dari RNA yang melimpah dan
sejumlah ribosom. Pada tubuh sehat, neoblast didistribusikan sepanjang sel
parenkim/mesenkim dan ada pada sel mitosis dan akan disebarkan selama pembentukan
jaringan baru. Oleh karena itu, neoblast merupakan sel induk (stem cell) pada cacing pipih
(Newmark and Alvarado, 2001).

IV. ALAT DAN BAHAN


ALAT :
1. Mikroskop stereo
2. Lup
3. Cawan petri
4. Alat bedah
5. Papan bedah
BAHAN :
1. Planaria

V. PROSEDUR
1. Planaria diambil dengan pinset kemudian diletakkan pada cawan petri. Setelah posisi
sesuai dilakukan pemotongan dengan beberapa tipe:
Dipotong secara melintang menjadi 2 bagian yaitu bagian anterior dan posterior.
Dipotong secara longitudinal menjadi 2 bagian yaitu bagian kiri dan kanan
Dipotong miring menjadi 2 bagian

VI. HASIL PENGAMATAN

PERLAKU GAMBAR WAKT KETERANG


AN U AN
TUMBU
H
Dipotong 1 menit 1. Bagian
secara 20 detik Kepala
melintang muncul ekor,
menjadi 2 2. Bagian
bagian yaitu ekor muncul
bagian kepala dan
anterior dan bintik mata
posterior.

Dipotong 1 menit Terbelah


secara 20 detik tidak sama /
membujur bagian tubuh
menjadi 2 kiri lebih kecil
bagian yaitu daripada
bagian kiri bagian tubuh
dan kanan kanan.
1. Bagian
tubuh
kanan
tumbuh
anggota
tubuh
baru
2. Bagian
tubuh kiri
tidak
tumbuh
tapi tetap
hidup
Dipotong 20 30 1. Kepal
miring detik a
menjadi 2 tumbu
bagian h ekor

VII. ANALISIS
Pada pengamatan regenerasi Planaria yang kami lakukan, terdapat 3 perlakuan:
1. Pada perlakuan pertama yakni Planaria ipotong secara melintang menjadi 2 bagian
yaitu bagian anterior dan posterior.dari 2 bagian tersebut, Bagian Kepala muncul
ekor,sedangkan bagian ekor muncul kepala dan bintik mata.proses tumbuhnya bagian
tubuh Planaria tersebut membutuhkan waktu 1 menit 20 detik.
2. Pada perlakuan kedua yakni Planaria dipotong secara membujur menjadi 2 bagian
yaitu bagian kiri dan kanan. Dari 2 bagian tersebut terbelah tidak sama / bagian tubuh
kiri lebih kecil daripada bagian tubuh kanan.Bagian tubuh kanan tumbuh anggota
tubuh baru.Bagian tubuh kiri tidak tumbuh anggota tubuh baru tetapi tetap hidup.
3. Pada perlakuan ketiga, Planara dipotong miring menjadi 2 bagian yaitu bagian kepala
dan bagian ekor. Dari 2 bagian tersebut, kepela tumbuh ekor. Proses tumbuhnya
bagian tubuh Planaria tersebut membutuhkan waktu 20-30 detik.

VIII. PEMBAHASAN
Regenerasi merupakan proses perbaikan yang mungkin dilakukan pada lukankecil
atau pada penghancuran sebagian jaringan dari tubuh hewan tersebut atau luka yang
mungkin melibatkan kehilangan organ atau bagian yang lebih besar dari tubuh, hal ini
kadang-kadang dapat diperbaharui (Surjono, 2001).
Planaria merupakan hewan yang hidup bebas dengan habitat yang berbeda-beda,
beragam dari perairan yang yang berarus lambat sampai pada perairan danau dan
tertutupi oleh bebatuan atau dedaunan. Planaria merupakan organisme yang ideal untuk
dipelajari karena kemampuannya untuk belajar yang cukup tinggi. Meskipun ia hanya
memiliki system saraf yang sederhana, yakni hanya berupa ganglion-ganglion dan otak
primitive yang terkonsentrasi pada daerah ujung anterior (kepala) (Tenzer, 2001).
Planaria adalah hewan yang memiliki kemampuan regenerasi yang sangat
mengagumkan. Planaria dapat dipotong melintang atau memanjang, dan masing-masing
bagian potongan tubuh akan melakukan regenerasi bagian-bagian yang hilang. Bagian
tubuh yang mungkin dibentuk kembali adalah kepala, eko, atau bagian tengah dari
farink. Apabila dilakukan pemotongan sebuah blastema regenerasi akan terbentuk pada
permukaan potongan dan bagian yang hilang akan tumbuh dari blastema tersebut.
Bagian-bagian yang akan direorganisasi dengan cara pengurangan skala, hingga
individu yang dihasilkan dari regenerasi ini akan berukuran lebih kecil dari ukuran
semula. Dengan demikian regenerasi pada hewan ini merupakan gabungan dari cara
epimorfis dan morfalaksis. Platythelminthes yang lain tidak mengalami regenerasi
sebaik Planaria (Surjono, 2001).
Kemampuan regenerasi sangat berbeda diantara hewan-hewan. Planaria merupakan
hewan yang mempunyai kemampuan regenerasi yang luar biasa. Penggantian bagian
tubuh yang hilang atau yang rusak terjadi dalam 2 cara :
1. Transformasi dan reorganisasi bagian tubuh yang tertinggal, seperti perubahan
atau pembentukan faring baru pada regenerasi planaria.
2. Pertumbuhan jaringan baru dari permikaan jaringan yang luka atau hilang dengan
bentuk tunas regenerasi atau blastema, seperti pembentukan ekor dan kepala
planaria.
Pada praktikum yang kami lakukan, pada perlakuan pertama yakni Planaria
ipotong secara melintang menjadi 2 bagian yaitu bagian anterior dan posterior.dari 2
bagian tersebut, Bagian Kepala muncul ekor,sedangkan bagian ekor muncul kepala
dan bintik mata.proses tumbuhnya bagian tubuh Planaria tersebut membutuhkan
waktu 1 menit 20 detik.
Pada perlakuan kedua yakni Planaria dipotong secara membujur menjadi 2 bagian
yaitu bagian kiri dan kanan. Dari 2 bagian tersebut terbelah tidak sama / bagian tubuh
kiri lebih kecil daripada bagian tubuh kanan.Bagian tubuh kanan tumbuh anggota
tubuh baru.Bagian tubuh kiri tidak tumbuh anggota tubuh baru tetapi tetap hidup.hal
ini dikarenakan kami kurang simetris dalam memotong Planaria sehingga tubuh
Planaria yang terpotong memiliki ukuran yang tidak sama. Kemudian, waktu pada
perlakuan kedua ini proses tumbuhnya bagian tubuh Planaria tersebut membutuhkan
waktu 1 menit 35 detik.
Pada perlakuan ketiga, Planaria dipotong miring menjadi 2 bagian yaitu bagian
kepala dan bagian ekor. Dari 2 bagian tersebut, kepela tumbuh ekor. Proses
tumbuhnya bagian tubuh Planaria tersebut membutuhkan waktu 20-30 detik. Pada
perlakuan ketiga ini, proses tumbuhnya Planaria terjadi paling cepat diantara semua
perlakuan.
Dari praktikum kami, beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian dengan teori
yakni :
Kondisi air yang kurang baik.
Pemotongan yang kurang tepat.
Suplai makanan yang kurang baik.

IX. SIMPULAN
Regenerasi adalah proses perbaikan yang dilakukan pada luka kecil atau pada
penghancuran sebagian jaringan dari tubuh hewan atau pada luka yang melibatkan
kehilangan organ atau bagian yang lebih besar dari tubuh.
Tipe regenerasi planaria adalah Epimorfis yaitu bagian yang hilang akan terbentuk
kembali dari sel-sel yang belum terdiferensiasi membentuk menjadi jaringan/bentuk baru.
Tetapi ada sedikit konstribusi morfolaksis karena beberapa penelitian mengidentifikasi
bahwa proses morfolaksis mungkin berperan penting dalam proses regenerasi planaria.\
Tahap-tahap regenerasi adalah pertama, ujung bagian yang terluka/terpotong,
ototnya akan mengalami kontraksi. Hal ini dimaksudkan untuk memperkecil luas daerah
yang terluka tersebut. Kemudian, ada sel yang mensekresikan suatu zat imun untuk
membunuh bakteri di daerah yang terluka. 30 menit kemudian, luka ditutupi oleh sel epitel.
Saat luka mulai disembuhkan, akan dibentuk blastema. Blastema ini merupakan akumulasi
sel yang tidak dapat berdiferensiasi, yang pada akhirnya akan berdiferensiasi menjadi
bagian yang hilang. Sel dari blastema disebut neoblas. Blastema ini tidak memiliki warna
(transparan). Sel neoblas adalah sel yang bersifat embrionik, yang hanya digunakan dalam
proses regenerasi. Saat pemotongan terjadi, neoblas di sekitar daerah tersebut akan bersatu
membentuk blastema. Namun, bila neoblas di sekitar daerah itu telah ikut terpotong, sel
neoblas dari bagian lain akan bermigrasi kesana. Sel pada dasar blastema, sangat aktif
melakukan mitosis.

X. SARAN

Untuk meningkatkan kualitas proses belajar, dalam praktikum ini, sebaiknya


sebelum praktikum dimulai, alat-alat disiapkan dengan baik dan diperiksa sebelum
digunakan. Hal ini dikarenakan mikroskop yang kurang memadai dan adanya beberapa
miroskop yang tidak bisa digunakan. Sehingga mahasiswa menjadi bingung dan
menumpang di mikroskop kelompok lain.
XI. DAFTAR PUSTAKA

Kastawi, Yusuf., dkk. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang: Penerbit Universitas Negeri
Malang.

McIntosh, Linda., et.all. tanpa tahun. Regeneration: Animal Growth and Development.
Massachusetts: Massachusetts Institute of Technology.

Newmark, Philip A., et.all. 2001. Regeneration in Planaria. USA: Nature Publishing Group.

Surjono, Tien W., dkk. 2001. Perkembangan Hewan. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.

Tenzer, Amy., dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Perkembangan Hewan. Malang. Universitas
Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai