Laporan Praktium Planaria
Laporan Praktium Planaria
disusun oleh:
S1 Pendidikan Biologi/ Offering A
I. JUDUL
Regenerasi Planaria Dengan Autotomi Buatan
II. TUJUAN
Mengetahui proses regenerasi Planaria (Dugesia sp.) setelah autotomi buatan
Tahapan regenerasi planaria dimulai dengan adanya neoblast yang akan tampak
terhimpun pada permukaan luka bagian sebelah bawah epithelium sehingga terbentuknya
suatu blastema yang kemudian struktur sel mengalami diferensiasi dalam pertumbuhan
blastema dan dibawah kondisi yang optimal mengalami regenerasi berproliferasi
membentuk bagian-bagian yang hilang. Neoblast berukuran sekitar 10m dengan rasio
nukleositoplasmik yang tinggi. Sitoplasma neoblast terdiri dari RNA yang melimpah dan
sejumlah ribosom. Pada tubuh sehat, neoblast didistribusikan sepanjang sel
parenkim/mesenkim dan ada pada sel mitosis dan akan disebarkan selama pembentukan
jaringan baru. Oleh karena itu, neoblast merupakan sel induk (stem cell) pada cacing pipih
(Newmark and Alvarado, 2001).
V. PROSEDUR
1. Planaria diambil dengan pinset kemudian diletakkan pada cawan petri. Setelah posisi
sesuai dilakukan pemotongan dengan beberapa tipe:
Dipotong secara melintang menjadi 2 bagian yaitu bagian anterior dan posterior.
Dipotong secara longitudinal menjadi 2 bagian yaitu bagian kiri dan kanan
Dipotong miring menjadi 2 bagian
VII. ANALISIS
Pada pengamatan regenerasi Planaria yang kami lakukan, terdapat 3 perlakuan:
1. Pada perlakuan pertama yakni Planaria ipotong secara melintang menjadi 2 bagian
yaitu bagian anterior dan posterior.dari 2 bagian tersebut, Bagian Kepala muncul
ekor,sedangkan bagian ekor muncul kepala dan bintik mata.proses tumbuhnya bagian
tubuh Planaria tersebut membutuhkan waktu 1 menit 20 detik.
2. Pada perlakuan kedua yakni Planaria dipotong secara membujur menjadi 2 bagian
yaitu bagian kiri dan kanan. Dari 2 bagian tersebut terbelah tidak sama / bagian tubuh
kiri lebih kecil daripada bagian tubuh kanan.Bagian tubuh kanan tumbuh anggota
tubuh baru.Bagian tubuh kiri tidak tumbuh anggota tubuh baru tetapi tetap hidup.
3. Pada perlakuan ketiga, Planara dipotong miring menjadi 2 bagian yaitu bagian kepala
dan bagian ekor. Dari 2 bagian tersebut, kepela tumbuh ekor. Proses tumbuhnya
bagian tubuh Planaria tersebut membutuhkan waktu 20-30 detik.
VIII. PEMBAHASAN
Regenerasi merupakan proses perbaikan yang mungkin dilakukan pada lukankecil
atau pada penghancuran sebagian jaringan dari tubuh hewan tersebut atau luka yang
mungkin melibatkan kehilangan organ atau bagian yang lebih besar dari tubuh, hal ini
kadang-kadang dapat diperbaharui (Surjono, 2001).
Planaria merupakan hewan yang hidup bebas dengan habitat yang berbeda-beda,
beragam dari perairan yang yang berarus lambat sampai pada perairan danau dan
tertutupi oleh bebatuan atau dedaunan. Planaria merupakan organisme yang ideal untuk
dipelajari karena kemampuannya untuk belajar yang cukup tinggi. Meskipun ia hanya
memiliki system saraf yang sederhana, yakni hanya berupa ganglion-ganglion dan otak
primitive yang terkonsentrasi pada daerah ujung anterior (kepala) (Tenzer, 2001).
Planaria adalah hewan yang memiliki kemampuan regenerasi yang sangat
mengagumkan. Planaria dapat dipotong melintang atau memanjang, dan masing-masing
bagian potongan tubuh akan melakukan regenerasi bagian-bagian yang hilang. Bagian
tubuh yang mungkin dibentuk kembali adalah kepala, eko, atau bagian tengah dari
farink. Apabila dilakukan pemotongan sebuah blastema regenerasi akan terbentuk pada
permukaan potongan dan bagian yang hilang akan tumbuh dari blastema tersebut.
Bagian-bagian yang akan direorganisasi dengan cara pengurangan skala, hingga
individu yang dihasilkan dari regenerasi ini akan berukuran lebih kecil dari ukuran
semula. Dengan demikian regenerasi pada hewan ini merupakan gabungan dari cara
epimorfis dan morfalaksis. Platythelminthes yang lain tidak mengalami regenerasi
sebaik Planaria (Surjono, 2001).
Kemampuan regenerasi sangat berbeda diantara hewan-hewan. Planaria merupakan
hewan yang mempunyai kemampuan regenerasi yang luar biasa. Penggantian bagian
tubuh yang hilang atau yang rusak terjadi dalam 2 cara :
1. Transformasi dan reorganisasi bagian tubuh yang tertinggal, seperti perubahan
atau pembentukan faring baru pada regenerasi planaria.
2. Pertumbuhan jaringan baru dari permikaan jaringan yang luka atau hilang dengan
bentuk tunas regenerasi atau blastema, seperti pembentukan ekor dan kepala
planaria.
Pada praktikum yang kami lakukan, pada perlakuan pertama yakni Planaria
ipotong secara melintang menjadi 2 bagian yaitu bagian anterior dan posterior.dari 2
bagian tersebut, Bagian Kepala muncul ekor,sedangkan bagian ekor muncul kepala
dan bintik mata.proses tumbuhnya bagian tubuh Planaria tersebut membutuhkan
waktu 1 menit 20 detik.
Pada perlakuan kedua yakni Planaria dipotong secara membujur menjadi 2 bagian
yaitu bagian kiri dan kanan. Dari 2 bagian tersebut terbelah tidak sama / bagian tubuh
kiri lebih kecil daripada bagian tubuh kanan.Bagian tubuh kanan tumbuh anggota
tubuh baru.Bagian tubuh kiri tidak tumbuh anggota tubuh baru tetapi tetap hidup.hal
ini dikarenakan kami kurang simetris dalam memotong Planaria sehingga tubuh
Planaria yang terpotong memiliki ukuran yang tidak sama. Kemudian, waktu pada
perlakuan kedua ini proses tumbuhnya bagian tubuh Planaria tersebut membutuhkan
waktu 1 menit 35 detik.
Pada perlakuan ketiga, Planaria dipotong miring menjadi 2 bagian yaitu bagian
kepala dan bagian ekor. Dari 2 bagian tersebut, kepela tumbuh ekor. Proses
tumbuhnya bagian tubuh Planaria tersebut membutuhkan waktu 20-30 detik. Pada
perlakuan ketiga ini, proses tumbuhnya Planaria terjadi paling cepat diantara semua
perlakuan.
Dari praktikum kami, beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian dengan teori
yakni :
Kondisi air yang kurang baik.
Pemotongan yang kurang tepat.
Suplai makanan yang kurang baik.
IX. SIMPULAN
Regenerasi adalah proses perbaikan yang dilakukan pada luka kecil atau pada
penghancuran sebagian jaringan dari tubuh hewan atau pada luka yang melibatkan
kehilangan organ atau bagian yang lebih besar dari tubuh.
Tipe regenerasi planaria adalah Epimorfis yaitu bagian yang hilang akan terbentuk
kembali dari sel-sel yang belum terdiferensiasi membentuk menjadi jaringan/bentuk baru.
Tetapi ada sedikit konstribusi morfolaksis karena beberapa penelitian mengidentifikasi
bahwa proses morfolaksis mungkin berperan penting dalam proses regenerasi planaria.\
Tahap-tahap regenerasi adalah pertama, ujung bagian yang terluka/terpotong,
ototnya akan mengalami kontraksi. Hal ini dimaksudkan untuk memperkecil luas daerah
yang terluka tersebut. Kemudian, ada sel yang mensekresikan suatu zat imun untuk
membunuh bakteri di daerah yang terluka. 30 menit kemudian, luka ditutupi oleh sel epitel.
Saat luka mulai disembuhkan, akan dibentuk blastema. Blastema ini merupakan akumulasi
sel yang tidak dapat berdiferensiasi, yang pada akhirnya akan berdiferensiasi menjadi
bagian yang hilang. Sel dari blastema disebut neoblas. Blastema ini tidak memiliki warna
(transparan). Sel neoblas adalah sel yang bersifat embrionik, yang hanya digunakan dalam
proses regenerasi. Saat pemotongan terjadi, neoblas di sekitar daerah tersebut akan bersatu
membentuk blastema. Namun, bila neoblas di sekitar daerah itu telah ikut terpotong, sel
neoblas dari bagian lain akan bermigrasi kesana. Sel pada dasar blastema, sangat aktif
melakukan mitosis.
X. SARAN
Kastawi, Yusuf., dkk. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang: Penerbit Universitas Negeri
Malang.
McIntosh, Linda., et.all. tanpa tahun. Regeneration: Animal Growth and Development.
Massachusetts: Massachusetts Institute of Technology.
Newmark, Philip A., et.all. 2001. Regeneration in Planaria. USA: Nature Publishing Group.
Surjono, Tien W., dkk. 2001. Perkembangan Hewan. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
Tenzer, Amy., dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Perkembangan Hewan. Malang. Universitas
Negeri Malang.