Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AIR POLLUTION CONTROL


PADA INSINERATOR
LIMBAH PADAT PERKOTAAN

Dosen Ir. Gabriel S. Boedi Andari, M.Eng., Ph.D


Mata Kuliah Pengolahan Limbah Padat : Operator dan Disain
Nama Mahasiswa / NPM Omar Perpatih / 1706991643
Program Studi Teknik Lingkungan S2
Omar Perpatih Tugas - III

Daftar Isi
Daftar Isi .......................................................................................................................................i
Daftar Gambar ............................................................................................................................... i
1. Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.1. Deskripsi Umum ............................................................................................................... 1
1.2. Abu Padat (Bottom Ashes) .................................................................................................. 1
1.3. Abu Terbang (Fly Ashes) ................................................................................................... 1
2. Sistem Pengendali Cemaran Udara (Air Pollution Control System) ............................................... 2
2.1. Scrubber .......................................................................................................................... 2
2.1.1. Wet Scrubber ................................................................................................................. 3
2.1.2. Dry Scrubber ................................................................................................................. 6
2.2. Bag/Fabric Filter.............................................................................................................. 6
3. Kesimpulan .............................................................................................................................. 7
4. Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 8

Daftar Gambar
Gambar 2.1. Proses Insinerasi Pada Tuas South Incineration, Singapura ........................................... 2
Gambar 2.2. Mikro-Vane Scrubber ................................................................................................ 3
Gambar 2.3. Dynamic Scrubber ..................................................................................................... 4
Gambar 2.4. Ventury Scrubber ...................................................................................................... 4
Gambar 2.5. Multi Ventury Scrubber.............................................................................................. 5
Gambar 2.6. Absorption Tower ...................................................................................................... 5
Gambar 2.7. Two Stage Absorption Tower...................................................................................... 6
Gambar 2.8. Skema Umum Dry Scrubber ...................................................................................... 6
Gambar 2.9. Skema Insinerator MSW dengan flue gas cleaning ....................................................... 7
Gambar 2.10. Skema Hitachi Catalytic Fabric Filter ....................................................................... 7
Gambar 3.1. Skema Insinerator Tipe Stoker (Takuma, Japan) .......................................................... 8

Peng. Limbah Padat : Operator dan Disain Page i


Omar Perpatih Tugas - III

1. Latar Belakang
1.1. Deskripsi Umum
Ratusan juta ton limbah padat perkotaan diproduksi setiap tahunnya sehingga menjadikan pengendalian
dan pengolahan limbah padat sangat diperhatikan dibeberapa kota dan negara. Salah satu sistem
pengolahan limbah padat perkotaan adalah insinerasi yang dapat mengurangi massa sampah 70% dan
volumenya hingga 90% dan dapat juga menjadi sumber tenaga pembangkit listrik, tetapi disamping itu,
pembakaran insinerasi menghasilkan limbah tambahan yang memerlukan penanganan khusus sebelum
dilepaskan ke alam. Secara umum, Insinerasi Limbah Padat Perkotaan (ILPP) menghasilkan dua tipe
abu, yang dapat dikelompokkan menjadi Abu Padat (Bottom Ashes) dan Abu Terbang (Fly Ashes). Abu
padat dan abu terbang terkadang mengandung zat zat yang beberapa diantaranya berpotensi
karsinogenik, toksik dan asam tinggi, hal ini menjadikan abu terbang dan abu bawah membutuhkan
penanganan dan pengaturan khusus sebelum akhirnya dilepas ke alam. Makalah ini hanya membahas
terbatas mengenai elemen Air Pollution Control yaitu : Scrubber, Absorption Tower, Bag/Fabric filter
dan Snuffing System.

1.2. Abu Padat (Bottom Ashes)


Pada pembakaran limbah padat perkotaan di dalam tungku insinerator akan menghasilkan limbah
berupa abu (ash). Menurut ukurannya limbah abu di bagi menjadi dua yaitu abu terbang (fly ash) dan
abu padat (bottom ash). Abu padat adalah limbah abu yang ukurannya lebih besar daripada abu
terbang. Yang digolongkan sebagai abu padat adalah
1. Abu dari tungku, limbah padat perkotaan (MSW) yang tidak habis terbakar.
2. Material material yang tidak terbakar dan tidak habis terbakar, seperti logam,
PVC, mercury.
3. Slag yang jatuh dari boiler akibat proses Sootblowing.
Bottom ash yang jatuh dari conveyor di tungku insinerator akan dipilah dan dipisahkan antara material
logam dan non logam dengan sistem megnetik dan kemudian abu padat non logam ditampung di
hopper dan kemudian akan di hembus oleh ash blower menuju bottom ash silo untuk penyimpanan.
Slag yang jatuh dari boiler akibat proses sootblowing akan ditampung di bak slag scrapper. Pada
bak Slag Scrapper terdapat conveyor yang digunakan untuk mengangkut material slag dari bak menuju
clinker grinder untuk diseragamkan ukurannya dan kemudian diangkut ke bottom ash silo. Terdapat
bypass line yang akan terbuka untuk membuang material abu padat di conveyor saat belt conveyor
mengalami masalah trip.

1.3. Abu Terbang (Fly Ashes)


Abu terbang (fly ash) merupakan sisa dari hasil pembakaran limbah padat perkotaan pada insinerator
yang mempunyai titik lebur 1300 C dan mempunyai kerapatan massa (densitas) antara 2.0 2.5
g/cm3 dan terdiri dari partikel-partikel halus. Di masa lalu, abu terbang pada umumnya langsung
dilepaskan ke atmosfer, tetapi sekarang disyaratkan harus di-treatment terlebih dahulu sebelum
dilepaskan ke udara. Abu terbang sekitar 43% didaur ulang, sering digunakan untuk melengkapi semen
dalam produksi beton.

Peng. Limbah Padat : Operator dan Disain Page 1


Omar Perpatih Tugas - III

Dalam beberapa kasus, abu terbang dapat mengandung kontaminan yang berbahaya bersifat akut
maupun kronis. Sebelum dilepas ke udara ataupun diambil untuk proses daur ulang, sistem pengendali
polutan udara (Air Pollution System) bekerja untuk memastikan abu terbang memenuhi baku mutu
standar tertentu.

2. Sistem Pengendali Cemaran Udara (Air Pollution Control System)


Sistem pengendali cemaran udara digunakan pada abu terbang (fly ashes) bervariasi dari industri ke
industri bergantung pada jenis emisi berbahaya yang ingin dihilangkan. Karena sifat korosif umum
terjadi pada banyak emisi, diperlukan bahan tahan korosi. Termoplastik seperti PVC dan Polypropylene
sering digunakan sebagai pilihan material dan baja seperti cor-ten steel yang banyak mengandung
platina. Sistem Pengendalian Pencemaran Udara dibutuhkan di banyak fasilitas industri karena
peraturan kesehatan dan keselamatan yang diberlakukan oleh OSHA, EPA, dan juga guna memenuhi
baku mutu standar suatu negara yang berbeda beda. Setiap sistem terdiri dari berbagai komponen,
termasuk Eliminator Mist , Ducts , Bag Filter, Fume dan Exhaust Hoods , Exhaust Fans atau Blowers,
Scrubber, electrostatic Precipitator dan Carbon Adsorbers. Untuk beberapa kasus, sistem pengendali
udara juga dilengkapi oleh snuffing system.

Gambar 2.1. Proses Insinerasi Pada Tuas South Incineration, Singapura

2.1. Scrubber
Secara umum, scrubber adalah peralatan yang ditujukan untuk memisahkan liquid atau partikel
partikel solid yang terikut dari gas pembawanya. Scrubber dapat juga dikatakan berfungsi untuk
mengurangi cemaran udara (deacidisasi fly ashes). Scrubber dilengkapi dengan Mist eliminator (yang
berfungsi sebagai) yang umumnya berkisar antara 50 200 micron ukurannya. Kebanyakkan Scrubber,
khususnya tipe Wet Scrubber, dilengkapi dengan LCV (Level Control Valve) untuk mengendalikan
ketinggian liquid dalam vessel agar tidak terlalu tinggi (menyebabkan liquid carry over yang akan
berpotensi merusak downstream equipment) maupun slurry menjadi jenuh air.
Scrubber mempunyai beberapa tipe yang berbeda karakteristik dan penggunaanya, antara lain :

Peng. Limbah Padat : Operator dan Disain Page 2


Omar Perpatih Tugas - III

2.1.1. Wet Scrubber


Wet Scrubber menggunakan cairan sebagai alat bantu. Air adalah cairan yang pada umumnya
digunakan dalam proses scrubbing, meskipun dapat juga digunakan cairan lainnya (seperti : asam
sulfat, cairan lime dll). Wet scrubber dapat mengurangi pollutan udara yaitu penanggulangan emisi
debu dan penanggulangan emisi senyawa pencemar yang dihasilkan dalam proses insinerasi.
Wet scrubber mempunyai beberapa jenis yang pilihannya disesuaikan dengan karakteristik dari emisi
insineratornya, yaitu :
a. Cyclone Scrubber,
Terdapat beberapa tipe jenis ini, ada beberapa yang di dalam lubang vertical bagian tengahnya
terdapat bermacam macam alat penyemprot cairan. Namun, ada juga terdapat pemisahan
cairan yang dilakukan melalui proses disentegrator ( penghancur ) dengan mengalirkan gas
melalui saluran tertentu. Beberapa unit cyclone scrubber biasanya telah memiliki bagian
disintegrator di dalamnya. Fungsi dari cyclone scrubber sangat efektif untuk menetralisir gas
gas beracun seperti belerang, chlor, dsb. Ada juga yang mempunyai suhu di atas 180F
sehingga fungsinya juga sebagai pendingin dari gas buang industri kimia.

Gambar 2.2. Mikro-Vane Scrubber

Peng. Limbah Padat : Operator dan Disain Page 3


Omar Perpatih Tugas - III

Gambar 2.3. Dynamic Scrubber

b. Venturi Scrubber
Venturi scrubber bermanfaat untuk koleksi asam belerang. Metode pemisahan venturi
didasarkan atas kecepatan gas yang tinggi pada bagian yang disempitkan dan kemudian gas
akan bersentuhan dengan butir air yang dimasukkan didaerah sempit tersebut.

Gambar 2.4. Ventury Scrubber

Peng. Limbah Padat : Operator dan Disain Page 4


Omar Perpatih Tugas - III

Gambar 2.5. Multi Ventury Scrubber

c. Absorption Tower,
Dalam Absorption Tower, fly ash diserap oleh penyerap (absorbent) dan dikontakkan dengan
cairan dengan tujuan untuk memisahkan satu atau lebih komponen dari abu terbang dan
menghasilkan gas dalam cairan. Terkadang absorption tower dikombinasikan dengan venturi
scrubber . Tujuan sistem absorpsi ini adalah untuk mendapatkan pemurnian udara tertinggi
sehingga sangat aman ketika gasnya terlepas kembali ke udara alam bebas.

Gambar 2.6. Absorption Tower

Peng. Limbah Padat : Operator dan Disain Page 5


Omar Perpatih Tugas - III

Gambar 2.7. Two Stage Absorption Tower

2.1.2. Dry Scrubber


Dry scrubber tidak menggunakan cairan dalam prosesnya.. Umumnya jarang digunakan pada sistem
pengendali cemaran udara untuk insinerasi, kecuali dikombinasikan juga dengan Wet Scrubber dalam
prosesnya. Jenis ini biasanya digunakan untuk gas yang mengandung air (kelembapan tinggi) seperti
removal condensate pada gas stream. Penggunaan Dry scrubber terkadang juga dikombinasikan
dengan Pre dan After Filter. Berbeda pada Wet Scrubber dimana Fly Ash dibasahkan dalam prosesnya,
pada Dry Scrubber, gas dikeringkan hingga siap pakai.

Gambar 2.8. Skema Umum Dry Scrubber

2.2. Bag/Fabric Filter


Bag/Fabric Filter untuk insinerasi komponennya terdiri dari kantong katalis yang berfungsi untuk
menetralisir gas dioksin atau menyesuaikan dengan ambang batas yang diizinkan.
Dibandingkan dengan tipe konvensional seperti, absorption tower, bag/fabric filter ini tidak
memerlukan tempat yang luas. Bag/fabric filter biasanya dikombinasikan dengan Scrubber pada
prosesnya.

Peng. Limbah Padat : Operator dan Disain Page 6


Omar Perpatih Tugas - III

Gambar 2.9. Skema Insinerator MSW dengan flue gas cleaning

Gambar 2.10. Skema Hitachi Catalytic Fabric Filter

3. Kesimpulan
Sistem pengendali cemaran udara (Air Pollution Control System) harus disesuaikan dengan
karakteristik dan unsur dari abu terbang dan abu padat. Pada beberapa insinerator tipe Stoker tidak
menggunakan Scrubber tetapi menggunakan bag/fabric filter.
Pada beberapa insinerator lainnyayang menggunakan cold venting dan berada pada daerah yang tingkat
terjadinya petir tinggi, CO2 Snuffing System akan digunakan.Penentuan elemen dan komponen Air
Pollution Control harus disesuaikan dengan karakteristik abu yang akan ditangani.

Peng. Limbah Padat : Operator dan Disain Page 7


Omar Perpatih Tugas - III

Gambar 3.1. Skema Insinerator Tipe Stoker (Takuma, Japan)

4. Daftar Pustaka
1. J. R. Donnelly, M. T. Quoch, J. T. Moller, "Joy/Niro Spray Dryer Absorption Flue Gas
Cleaning System," Acid Gas & Dioxin Control Conference, Washington, DC, 1985.
2. J. T. Moller, O. B. Christiansen, "Dry, Scrubbing of MSW Incinerator Flue Gas by Spray
Dryer Absorption: New Developments in Europe," APCA Annual Meeting, Detroit, 1985.
3. Uoya et al., Technology on Flue Gas Treatment of Fine Harmful Compounds from Municipal
Incinerators, Mitsubishi Heavy Industries Technical Review Vol. 29 No. 2 (1992).
4. Horaguchi et al, Development of Catalytic Bag Filter (part 1), Proceedings of the 2002
Symposium on Environmental Engineering, The Japan Society of Mechanical Engineers, p.
245 (2002).
5. Okada et al, High Removal Efficiency of Dioxins and Hg by Lower Temperature Bag Filter
for MSW Incineration Flue Gas, Proceedings of the 2nd Annual Conference of The Japan
Society of Waste Management Experts, p. 473 (1991)

Peng. Limbah Padat : Operator dan Disain Page 8

Anda mungkin juga menyukai