Air tubuh:
1) Cairan intrasel (30 40% dari BB) adalah cairan yg terdapat dalam sel tubuh dan
menyusun sekitar 70 % dari total cairan tubuh (total body water).
2) Cairan transeluler (1 3% BB) rongga sendi, rongga pleura, cairan peritoneum
3) Cairan ekstrasel (20 25% BB)
a. 15% interstitial (limfe, cairan jaringan)
b. 5% intravaskuler (plasma)
Volume cairan intravaskuler (plasma) dipertahankan oleh keseimbangan antara filtrasi dan
tekanan onkotik pada sistem kapiler
Tekanan onkotik ditentukan oleh albumin.
Misalnya pada sindroma nefrotik, protein tek onkotik intravaskuler vol cairan
interstitial , akibatnya terjadi oedem jaringan
Jika infus 500cc diberikan pada seorang pasien 20tpm (makro) habis dalam berapa dalam
jam?
Resiko Pemasangan Infus;
1) Flebitis (peradangan pembuluh vena)
Tanda-tanda: hangat, merah, bengkak di daerah luka tusukan.
Penyebab: kurangnya aliran darah di sekitar abbocath, gesekan di dalam vena.
Intervensi: ganti abbocath, gunakan kompres hangat, pemberian analgesik anti inflamasi.
2) Hematoma
Yaitu darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh darah, terjadi
akibat penekanan yang kurang tepat saat memasukkan jarum, atau tusukan berulang pada
pembuluh darah.
Tanda-tanda: tenderness, memar.
Penyebab: vena terembes, jarum tidak pada tempatnya dan darah mengalir.
Intervensi: abbocath dipindahkan, gunakan tekanan dan kompres, cek kembali tempat keluar
darah.
3) Infiltrasi
Yaitu masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan pembuluh darah) atau
kebocoran cairan infus ke jaringan sekitar. Terjadi akibat ujung jarum infus melewati
pembuluh darah.
Tanda-tanda: kepucatan, bengkak, dingin, nyeri dan terhentinya tetesan infus.
Cairan Kristaloid
Merupakan larutan dengan air (aqueous) yang terdiri dari molekul-molekul kecil yang dapat
menembus membran kapiler dengan mudah. Biasanya volume pemberian lebih besar, onset
lebih cepat, durasinya singkat, efek samping lebih sedikit.
Yang termasuk cairan kristaloid antara lain salin (ns 0,9%, ringer laktat, ringer asetat),
glukosa (D5%, D10%, D20%).
Cairan Koloid
Merupakan larutan yang terdiri dari molekul-molekul besar yang sulit menembus membran
kapiler, digunakan untuk mengganti cairan intravaskuler. Umumnya pemberian lebih kecil,
onsetnya lambat, durasinya lebih panjang, efek samping lebih banyak.
Albumin, HES (Hydroxyetyl Starches), Dextran dll.
Cairan Khusus
Mannitol, Menurunkan tekanan intrakranial yang tinggi karena edema serebral,
meningkatkan diuresis.
Asering, Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut,
demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
KA-EN 3A & KA-EN 3B, Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air
dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada
keadaan asupan oral terbatas.
Output: IWL
Dewasa: 15cc/kgBB/hari
Urine.cc
Anak (30- usia (thn)cc)/kgBB/hari
Diare.cc
Bayi: 30cc/kgBB/hari
Muntah.cc
Jika ada kenaikan suhu IWL + 200cc
Darahcc
Drainase...cc
IWL..cc
Total cc
Luka Bakar
Formula Baxter :
4 cc/24jam x BB x %LB
anak : 2 cc x BB x % LB
Cara pemberian :
8 jam pertama 50% (sejak kejadian LB)
16 jam kedua 50%
KEBUTUHAN ASAM BASA
Oleh: Ns. Yugi Hari Chandra Purnama, S.Kep., M.Si
Proses metabolisme selalu menghasilkan molekul asam dan juga sedikit molekul basa. Ion
Hydrogen (H+) adalah molekul yang paling reaktif yang dapat mempengaruhi molekul
protein. Dalam konsentrasi besar, ion Hydrogen dapat menggangu konfigurasi dan
fungsionalitas dari molekul Protein ditubuh.
Untuk mempertahankan fungsi sel-sel ditubuh, maka tubuh menggunakan pengaturan yang
menjaga konsentrasi ion Hydrogen (H+) ini didarah, hanya dalam rentang yang sangat
sempit, yaitu hanya sekitar 37 43 nmol/L darah
Perkiraan gangguan asam basa dpt diketahui dg memeriksa darah arteri (pemeriksaan Analisa
Gas Darah)
Yang dinilai adalah: pH, pCO2, HCO3, BE
Selain itu ada faktor penting lain: pO2, O2 saturation
pH Cairan Tubuh
pH darah arteri: normal 7,35 7,45
pH terendah orang hidup = 6,80
pH tertinggi orang hidup = 7,80
pH darah vena: normal 7,32 7,38
Kombinasi hasil pemeriksaan PaCO2, bikarbonat dan SBE belum dapat menentukan
penyebab asidosis metabolik. Untuk maksud tersebut diperlukan pemeriksaan kesenjangan
anion (anion gap, AG) yang diperkenalkan oleh Emmett dan Narin pada tahun 1975.
rumus: AG = (Na+ + K+) (Cl- + HCO3-) mEq/L
Nilai normal AG antara 8 16 mEq/L.
Berdasarkan AG asidosis metabolik dibagi menjadi asidosis metabolik dengan peningkatan
AG dan tanpa peningkatan AG
(HCO3)
pH = 6,1 + Log 0,03 x pCO2
Contoh kasus :
Wanita 55th datang di IRD dengan keluhan lemas dan pucat (BB 56kg),
sebelumnya merasa sehat. Pemeriksaan fisis : postural hipotensi, takikardia,
turgor kulit menurun.
Data lab. :
Na 140, K 3.4 ,Cl 77 ,Kreatinin 2.1, pH 7,23 pCO2 22 dan HCO3 9
bagaimana gangguan asam-basa ?
Interpretasi asam-basa
pH= 7,23 Asidosis
pCO2dan HCO3-menurun searah ( keduanya turun) mengesankan
kalau bukan gangguan campuran.
HCO3-= 9 mmol/l (rendah) asidosis metabolik
pCO2= 22 mmHg (rendah) kompensasi respiratorik
pCO2 22 mmHg --------kompensasi pernafasan adekuat
Anion gap
Anion gap : Na ( Cl + HCO3) = 134 (77+9) = 48
lebih besar dari 16 meningkat
jadi ada asidosis metabolic
Kesimpulan :
Gangguan asam basa tunggal, yaitu Asidosis metabolik dengan
peningkatan anion gap karena peningkatan as. Laktat ,