Anda di halaman 1dari 20

CARA MERUJUK

&
CARA MENGUTIP
I. Pengertian Kutipan
Kutipan adalah pinjaman sebuah kalimat ataupun pendapat dari seseorang
pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, kamus, ensiklopedia,
artikeL, laporan, majalah, koran, surat kabar atau bentuk tulisan lainnya, maupun
dalam bentuk lisan misal media elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain
sebagainya. Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.
Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan
sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip dan
sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.
A. Fungsi Kutipan
1. Sebagai landasan teori.
2. Penguat pendapat penulis.
3. Penjelasan suatu uraian.
4. Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.
Sedangkan fungsi utama kutipan dalam karya ilmiah adalah menegaskan isi
uraian atau membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan
bukti-bukti yang diperoleh dari literatur, pendapat seseorang atau pakar, bahkan
pengalaman empiris. Peletakan kutipan dilakukan dalam dua cara yakni, pada
teks atau menjadi bagian catatan kaki. Peletakan pada catatan akhir (endnote)
umumnya dilakukan andaikata penulis tidak menginginkan adanya penjelasan
yang akan mengganggu keruntutan uraian pada teks.
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam mengutip, diantaranya :
1. Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu.
2. Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian
kutipan.
3. Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori.
4. Jangan terlalu bnayak mempergunakan kutipan langsung.
5. Penulis mempertimbangkan jenis kutipan dan kaitannya dengan sumber
rujukan.
B. Prinsip-Prinsip Mengutip
Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan
sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip, dan
sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.
Ada beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam mengutip, yaitu :
1. Penulis jangan terlalu banyak mengutip sehingga tulisan yang disusun
menjadi suatu himpunan kutipan. Ingat mengutip hanya menjadi bukti
penunjang pendapat penulis.
2. Kutipan dianggap benar jika penulis menunjukkan tempat atau asal kutipan
sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan dengan sumber aslinya.
3. Kutipan hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian
sebenarnya.
4. Kutipan yang panjang sebaiknya dimasukkan dalam lampiran.
5. Menghilangkan bagian kutipan diperkenankan dengan syarat bahwa
penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna.
C. Jenis Kutipan dan Cara Mengutip
Menurut jenisnya kutipan dapat dibedakan menjadi :
1. Kutipan langsung
Adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap atau persis
kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli. Cara
penulisannya sebagai berikut :
a. Kutipan yang panjangnya kurang dari 4 baris :
Diketik seperti ketikan teks.
Diawali dan diakhiri dengan tanda petik ( ).
Jarak antar baris kutipan dua spasi.
Sesudah kutipan selesai, langsung ditulis di belakang yang dikutip
dalam tanda kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil,
dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun
terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil (Penulis,
Tahun:Halaman).
b. Kutipan yang terdiri dari 4 baris atau lebih :
Jarak antar baris kutipan satu spasi.
Dimulai 5-7 ketukan dari batas tepi kiri sesuai dengan alinea teks
pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru,
maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi.
Sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan.
Apabila pengutip memandang perlu untuk menghilangkan beberapa
bagian kalimat, pada bagian itu diberi titik sebanyak tiga buah.
Di belakang kutipan diberi sumber kutipan.
Kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip.
Bila pengutip ingin menghilangkan satu kalimat atau lebih, maka
pada bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik
sepanjang satu baris.
Apabila pengutip ingin memberi penjelasan atau menggarisbawahi
bagian yang dianggap penting, pengutip harus memberikan
keterangan. Keterangan tersebut berada diantara tanda kurung,
misalnya: (garis bawah oleh pengutip.
Apabila penulis menganggap bahwa ada satu kesalahan dalam
kutipan, dapat dinyatakan dengan menuliskan symbol (sic!)
langsung setelah kesalahan tersebut.
Kutipan langsung ditampilkan untuk mengemukakan konsep atau
informasi sebagai data. Titik-titik sepanjang satu baris menandai
penghilangan sebuah kalimat, titik-titik sebanyak tiga menandai
penghilangan kata, dan (sic!) menandai adanya kesalahan dalam kalimat.
Contoh kutipan langsung :
Anderson and Clancy (1991:12) memberi pengertian biaya adalah
sebagai berikut: Cost is an exchange price, or a sacrifice made obtain
a benefit. Dalam pendapat tersebut Anderson dan Clancy menyatakan
bahwa biaya adalah nilai tukar atau suatu pengorbanan untuk
mendapatkan sesuatu keuntungan.
2. Kutipan tidak langsung
Penulis melakukan parafrase atau menggunakan kalimat-kalimat yang
disusunnya sendiri (hanya mengambil pokok pikiran/inti sari dari sumber
yang dikutip) untuk dinyatakan kembali dengan kalimat yang disusun oleh
pengutip menjadi ikhtisar atau intisari berdasarkan apa yang dikutipnya.
Adapun cara peraturan dalam pembuatannya adalah sebagai berikut :
Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis
dengan spasi rangkap sebagaimana teks biasa.
Semua kutipan harus dirujuk.
Kutipan di integrasikan dengan teks.
Kutipan tidak diapit tanda kutip.
Sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat
yang mengandung kutipan.
Apabila ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagaimana
tercantum dalam daftar pustaka masuk ke dalam teks, diikuti
dengan tahun terbitan diantara tanda kurung .
Apabila ditulis sesudah teks kutipan, rujukan ditulis di antara tanda
kurung, dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam
daftar pustaka, titik dua, dan diakhiri dengan tahun terbitan.
Contoh kutipan tidak langsung :
Anderson and Clancy (1991:12) Dalam pendapat tersebut Anderson
dan Clancy menyatakan bahwa biaya adalah nilai tukar atau suatu
pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu keuntungan atau Cost is an
exchange price, or a sacrifice made obtain a benefit.
II. Daftar Pustaka
A. Pengertian Daftar Pustaka
Definisi daftar pustaka atau bibliografi menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama
pengarang, penerbit dan sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu
karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad.
Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang
disusun berderet dari atas ke bawah. Menurut Gorys Keraf (1997 :213) yang
dimaksud dengan daftar kepustakaan atau bibliografi adalah sebuah daftar yang
berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya
yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang tengah digarap.
Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat
melihat kembali pada sumber aslinya.
Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad nama belakang penulis
pertama. Daftar pustaka ditulis dalam spasi tunggal, antara satu pustaka dan
pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi, baris pertama rata kiri dan
baris berikutnya menjorok ke dalam.
B. Fungsi Daftar Pustaka
Daftar pustaka memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
Untuk memberikan informasi bahwa pernyataan dalam karangan itu
bukan hasil pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang
lain yang penulis.
Untuk memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya tulis
yang ingin meneruskan kajian atau untuk melakukan pengecekan
ulang terhadap sumber aslinya.
Untuk memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis
buku atau karya tulis yang dirujuk terhadap hasil karyanya yang
turut menyumbang peraran dalam penulisan karya tulis yang kita
tulis.
Menjaga profesionalitas kita (jika kita sebagai seorang penulis karya
tulis) terhadap tulisan yang kita buat.
Untuk melihat kebenaran bahan yang dikutip. Tentu saja
penyusunan sebuah daftar pustaka harus mengedepankan asas
kemudahan. Oleh karena itu, diterbitkanlah sebuah format atau cara
penulisan daftar pustaka.
C. Unsur Unsur Daftar Pustaka
Unsur-unsur daftar pustaka agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan daftar
pustaka, tiap penulis harus mengetahui pokok-pokok mana yang harus dicatat.
Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah bibliografi
adalah:
1. Nama penulis atau nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
Apabila nama penulis terdiri lebih dari satu kata, maka nama yang
paling belakang diletakkan di depan.
Misal : nama penulis Sultan Takdir Alisyahbana maka di tulis dalam
daftar pustaka : Alisyahbana, Sultan Takdir. 1957. Sejarah
Perjuangan dan Pertumbuhan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka
Rakyat.
Apabila penulisnya ada 2 penulis, maka yang dibalik cukup nama
penulis yang pertama saja.
Misal : nama penulis Madyo Ekosusilo dan Bambang Triyanto maka
di tulis dalam daftar pustaka : Ekosusilo, Madyo dan Bambang
Triyanto. 1995. Pedoma Penulisan Karya Ilmiah. Semarang:
Dahara Prize.
Apabila penulisnya lebih dari 2 penulis, maka yang ditulis cukup
nama penulis yang pertama saja dan diberi singkatan dkk. (dan
kawan-kawan) atau et.al.
Misal : Ghiselli E. et al 1981. Measurement Theory for The
Behavioral Sciences. San Francisco: WH. Freeman and Company
Apabila dalam sebuah daftar pustaka terdapat dua atau lebih buku
yang ditulis oleh penulis yang sama, maka pengurutannya
berdasarkan tahun terbitnya, dan nama penulis cukup ditulis sekali
dan selanjutnya digantikan dengan garis.
Pemisahan antara nama belakang dan nama depan menggunakan
tanda koma (,).
Setelah unsur nama penulis diakhiri tanda titik (.).
2. Judul buku, termasuk judul tambahannya.
Semua huruf pertama dari tiap kata ditulis dengan huruf kapital,
kecuali kata tugas.
Jika daftar pustaka diketik dengan komputer, maka judul ditulis
dengan huruf miring. Jika ditulis tangan, maka diberi garis bawah.
Pemisahan antara judul buku dengan tahun terbit menggunakan
tanda titik.
3. Data publikasi seperti tahun terbit, tempat terbit, nama penerbit, cetakkan
ke-berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
a. Tahun terbit
Apabila ada 2 buku atau lebih yang ditulis oleh penulis yang sama,
maka yang dituliskan lebih dulu adalah yang tahun terbitnya paling
dulu.
Apabila buku tersebut tidak diketahui tahun terbitnya, maka cukup
ditulis dengan (tanpa tahun).
b. Tempat terbit
Cukup menyebutkan kota lokasi penerbit buku.
Pemisahan antara unsur tempat terbit dengan nama penerbit
menggunaka titik dua (:).
c. Nama penerbit
Cukup menuliskan nama perusahaan penerbitnya.
Setelah unsur nama penerbit diakhiri tanda titik(.).
4. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan,
nama majalah, jilid, nomor dan tahun. Berikut ini contoh pembuatan tahun
dalam daftar pustaka Informasi dari sebuah buku : Tahun Penerbitan : 1988
Judul Buku : Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia Penulis :
Sabarti Akhadiah Kota diterbitkan : Jakarta Penerbit : PT. Gelora Aksara
Permata Maka dalam daftar pustaka kita tuliskan seperti di bawah ini :
Akhadiah, Sabarti. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT. Gelora Aksara Permata.
D. Sumber Informasi
Dalam penulisan daftar pustaka pasti penulis mendapatkan sumber informasi
yang dapat dijadikan sebagai penulisannya, sumber informasi tersebut
biasanya:
Sumber informasi yang ditulis adalah sumber yang relevan yang
dibaca, diacu dalam penelitian/laporan.
Tidak semua sumber informasi mempunyai dasar ilmiah yang dapat
diandalkan dan dipercaya.
Sebaiknya sumber informasi yang dipakai adalah sumber primer,
bukan sekunder.
Jika sumber primer tidak berhasil didapatkan, sumber sekunder
dapat digunakan. Penulisannya sbb : Menurut penulis1 1990 dalam
penulis2 1995, pernyataan.
Usahakan selalu menggunakan sumber yang terbaru.
E. Penulisan Pustaka Dibedakan Menurut Sumbernya
Menurut sumbernya penulisan pustaka dibedakan dalam beberapa jenis, berikut
merupakan macam-macam pustaka, cara penulisannya beserta contohnya :
a. Pustaka dalam bentuk buku dan buku terjemahan
Buku
Penulis. Tahun. Judul buku (harus ditulis miring). Volume (jika
ada). Edisi (jika ada). Nama penerbit. Kota penerbit.
Buku terjemahan
Penulis asli. Tahun buku terjemahan. Judul buku terjemahan (harus
ditulis miring). Volume (jika ada). Edisi (jika ada), (diterjemahkan
oleh : nama penerjemah). Nama penerbit terjemahan. Kota penerbit
terjemahan.
Artikel dalam buku
Penulis artikel. Tahun. Judul artikel (harus ditulis miring). Nama
editor. Judul buku (harus ditulis miring). Volume (jika ada). Edisi
(jika ada). Nama penerbit. Kota penerbit.
b. Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah
Penulis. (Tahun, bulan tanggal). Judul artikel. Nama Majalah (harus
ditulis miring sebagai singkatan resminya), Volume, Jumlah
halaman. Tersedia: alamat di internet [tanggal akses]
Contoh :
Goodstein, C. (1991, September). Healers from the deep. American
Health [CD ROOM], 60-64. Tersedia: 1994 SIRS/SIRS 1992 Life
Science/Article 08A [13 Juni1995]
c. Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah
Artikel dalam prosiding seminar
Penulis. Tahun. Judul artikel. Judul prosiding Seminar (harus ditulis
miring). Kota seminar.
Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar
Penulis. Tahun. Judul artikel. Judul prosiding Seminar (harus ditulis
miring). Kota seminar. Tanggal seminar.
d. Pustaka dalam bentuk skripsi/tesis/disertasi
Penulis. Tahun. Judul skripsi. Skripsi/Tesis/Disertasi (harus ditulis miring).
Nama fakultas/program pasca sarjana. Universitas. Kota
e. Pustaka dalam bentuk laporan penelitian
Peneliti. Tahun. Judul laporan penelitian. Nama laporan penelitian (harus
ditulis miring).Nama proyek penelitian. Nama institusi. Kota.
f. Pustaka dalam bentuk artikel dalam surat kabar
Penulis. (Tahun, bulan tanggal). Judul artikel. Nama surat kabar (harus
ditulis miring). halaman. Tersedia: alamat di internet [tanggal akses]
Contohnya :
Cipto, B. (2000, April 27). Akibat Perombakan Kabinet Berulang, Fondasi
Reformasi Bisa Runtuh. Pikiran Rakyat [online], halaman 8. Tersedia:
http://www.pikiran-rakyat.com [9 Maret 2000]
g. Pustaka dalam bentuk dokumen paten
Penemu. Tahun. Judul paten (harus ditulis miring). Paten negara. Nomor.
h. Pustaka dalam bentuk jurnal
Penulis. (Tahun). Judul. Nama Jurnal [Jenis media], Volume (terbitan),
halaman. Tersedia: alamat di inetrenet. [tanggal di akses]
Contohnya :
Supriadi, D. (1999). Restructuring the Schoolbook Provision System in
Indonesia: Some Recent Initiatives. Dalam Education Policy Analysis
Archives [Online], vol 7 (7), 12 halam. tersedia:
http://epaa.asu.edu/epaa/v7n7.html [17 maret 2000]
i. Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet
Penulis. (Tahun). Judul. (edisi). [jenis media]. Tersedia: alamat di Internet
[tanggal di akses] (tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel dari
internet yang tidak ada nama penulisnya).
Contoh :
Thomson, A. (1998). The Adult and the Curriculum. [Online].
Tersedia:http://www.ed.uiuc.ed/EPS/PESYearbook/1998/thomson.html
[30 Maret 2000]
Artikel majalah ilmiah versi cetakan
Penulis. Tahun. Judul artikel. Nama majalah (harus ditulis miring
sebagai singkatan resminya). Nomor. Volume. Halaman
Artikel majalah ilmiah versi online
Penulis. Tahun. Judul artikel. Nama majalah (harus ditulis miring
sebagai singkatan resminya). Nomor. Volume. Halaman. Alamat
website.
Artikel dari email
Pengirim (alamat e-mail pengirim). (Tahun, bulan tanggal). Judul
pesan (harus ditulis miring). E-mail kepada penerima [alamat e-mail
penerima].
Contohnya :
Musthafa, Bachrudin (musthafa@indo.net.id). (2000, April 25). Bab
V Laporan Penelitian. E-mail kepada Dedi Supriadi
[supriadi@indo.net.id].
Artikel umum
Penulis. Tahun. Judul artikel. Alamat website (harus ditulis miring).
Diakses tanggal.
F. Membuat Daftar Pustaka Berdasar Format
1. Format Harvard
Sistem harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan
urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi
dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara
menambahkan huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat dibelakang tahun
publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah
tuisan). Alamat internit ditulis menggunakan huruf miring.
- Membuat daftar rujukan
a. Urutan penulisan rujukan adalah :
1. nama pengarang
2. tahun
3. judul kota terbit
4. penerbit
b. Bahasa Inggris ditulis miring
c. Penulisan oengarang diawali nama keluarga
d. Urutan penulisan dipisahkan dengan separator titik (.) atau
koma (,)
e. Judul ditulis huruf miring atau garis bawah
f. pada daftar rujukan, rujukan ditulis untuk abjad nama
pengarang
g. jarak antar rujukan 2 spasi, sedang antar baris dalam 1
rujukan 1 spasi

Contoh :
- Alenxander, Shirley.(1995).Teaching and learning on the world wide
web (online).http:google(accessed 26 Feburary 2006)
- Habib, Akhmad.(1994). Manajemen Warna.Surabaya: Balai Pustaka
http://kamalkgc.wordpress.com/2012/12/

Penulisan Daftar Pustaka Sistem Harvard (author-date style)


Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan
pemunculan berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang
sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c
dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka
maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan huruf italic.
Terdapat banyak varian dari sistem Harvard yang digunakan dalam berbagai jurnal di
dunia.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka Sistem Harvard :


1. Buller H, Hoggart K. 1994a. New drugs for acute respiratory distress syndrome.
New England J Med 337(6): 435-439.
2. Buller H, Hoggart K. 1994b. The social integration of British home owners into
French rural communities. J Rural Studies 10(2):197210.
3. Dower M. 1977. Planning aspects of second homes. Di dalam Coppock JT (ed.),
Second Homes: Curse or Blessing? Oxford: Pergamon Pr. Hlm 210237.
Grinspoon L, Bakalar JB. 1993. Marijuana: the Forbidden Medicine. London:
Yale Univ Pr.
4. Palmer FR. 1986. Mood and Modality. Cambridge: Cambridge Univ Pr.

Contoh melakukan perujukan sumber pustaka dalam naskah tulisan :


1. "Smith (1983) menemukan bahwa tumbuhan pengikat N dapat diinfeksi oleh beberapa
spesies Rhizobium yang berbeda.
2. "Integrasi vertikal sistem rantai pasokan dapat menghemat total biaya distribusi antara
15% sampai 25 % (Smith 1949, Bond et al. 1955, Jones dan Green 1963)."
3. "Walaupun keberadaan Rhizobium normalnya mampu meningkatkan pertumbuhan
kacang-kacangan (Nguyen 1987), namun telah didapat pula hasil yang berbeda bahkan
berlawanan (Washington 1999)."
2. Format Vancouver
- Menggunakan cara penomoran (pemberian angka) yang berurutan untuk menunjukkan
rujukan pustaka (sitasi)
- Dalam daftar pustaka, pemunculan sumber rujukan dilakukan secara berurut
menggunakan nomor sesuai kemunculannya sebagai sitasi dalam naskah tulisan
- Sistem ini beserta variasinya banyak digunakan dibidang kedokteran dan kesehatan.

Penulisan Daftar Pustaka Sistem Vancouver (author-number style)


Sistem Vancouver menggunakan cara penomoran (pemberikan angka) yang berurutan
untuk menunjukkan rujukan pustaka (sitasi). Dalam daftar pustaka, pemunculan sumber
rujukan dilakukan secara berurut menggunakan nomor sesuai kemunculannya sebagai
sitasi dalam naskah tulisan, sehingga memudahkan pembaca untuk menemukannya
dibandingkan dengan cara pengurutan secara alfabetis menggunakan nama penulis seperti
dalam sistem Harvard. Sistem ini beserta variasinya banyak digunakan dibidang
kedokteran dan kesehatan.

Contoh :

(1) Prabowo GJ, Priyanto E. New drugs for acute respiratory distress syndrome due to avian
virus. N Ind J Med. 2005;337:435-9.

(2) Grinspoon L, Bakalar JB. Marijuana: the Forbidden Medicine. London: Yale Univ Pr;
1993.

(3) Feinberg TE, Farah MJ, editors. Behavioural Neurology and Neuropsychology. Ed ke-2.
New York: McGraw-Hill; 1997.

(4) Grimes EW. A use of freeze-dried bone in Endodontics. J Endod 1994; 20: 355-6.

(5) Morse SS. Factors in the emergence of infectious disease. Emerg Infect Dis [serial
online] 1995 Jan-Mar; 1(1):[24 screens]. Available from: URL:
http://www/cdc/gov/ncidoc/EID/eid.htm. Accessed December 25, 1999.

(6) Amerongen AVN, Michels LFE, Roukema PA, Veerman ECI. 1986. Ludah dan kelenjar
ludah arti bagi kesehatan gigi. Rafiah Arbyono dan Sutatmi Suryo. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Pr; 1992. hlm 1-42.
(7) Salim S. Pengaruh humiditas dan waktu penyimpanan serta cara curing terhadap sifat
fisik, kimia dan mekanik akrilik basis gigi tiruan. Disertasi. Surabaya: Pascasarjana
Universitas Airlangga; 1995. hlm 8-21.

Daftar pustaka memuat semua sumber kutipan yang berupa pustaka. Pustaka yang
dimaksud dalam pedoman ini ialah semua sumber kutipan yang berupa tulisan, gambar dan
sejenisnya yang tersimpan dalam perpustakaan. Penulisan perpustakaan harus dengan jelas
menunjukan suatu pustaka dari pustaka lainnya, sehingga mudah ditelusuri. Daftar pustaka
memuat informasi tentang identitas pustaka acuan dengan lengkap dan jelas. Ada perbedaan dalam
penulisan yang terletak pada bagian akhir dengan penulisan sumber kutipan yang terletak pada
bagian utama karya ilmiah. Daftar pustaka memuat informasi yang lebih lengkap tentang pustaka
yang diacu daripada sumber kutipan pustaka atau innote. Dalam daftar pustaka dicantumkan
semua sumber yang dijadikan acuan atau landasan penyusunan karya ilmiah.

Semua pustaka acuan yang dicantumkan dalam daftar pustaka disusun menurut abjad
nama-nama pengarang atau lembaga yang bertanggungjawab. Daftar pustaka tidak diberi nomor
urut. Apabila informasi identitas sebuah pustaka yang diacu lebih dari satu baris, penulisan baris
kedua dan seterusnya masuk lima ketukan dan berjarak 1 (satu) spasi, sedangkan jarak antara
pustaka yang satu dengan pustaka yang berikutnya adalah 1,5 (satu setengah) spasi. Jika nama
pengarang dan nama lembaga yang bertanggungjawab tidak ada, yang ditulis dalam daftar pustaka
adalah judul pustaka tersebut. Jika pustaka semacam yang telah disebutkan lebih dari satu,
pencantumannya tetap menurut abjad. Urutan penyebutan unsur-unsur pustaka acuan adalah
dengan cara sebagai berikut :

A. Pustaka acuan berupa buku.

Untuk urutan penyebutan unsur-unsur pustaka untuk buku ialah : a). Nama penulis, b)
Tahun terbit, c). Judul Pustaka beserta keterangannya, d). Tempat terbit atau kota terbit, dan e).
Nama penerbit.

Jika tidak terdapat nama penulis dalam buku tersebut urutan penyebutan adalah : a). Nama
lembaga yang bertanggungjwab b). Tahun terbit, c). Judul pustaka beserta keterangnnya, d) tempat
terbit, dan e). Nama penerbit.
Setiap unsur pustaka dipisahkan oleh tanda titik, kecuali unsur tempat terbit yang diikuti
oleh titk dua dan unsur nama yang harus dipisahkan oleh tanda koma. setelah tanda titik atau
setelah titik dua ada jarak satu ketukan. contoh penulisan unsur pustaka acuan yang berupa buku
diatur sebagai berikut :

a. Nama penulis

Nama penulis ada yang terdiri dari satu unsur, dua unsur, atau lebih dari dua unsur.
Ketentuan pencantuman nama penulis adalah sebagai berikut :

1). Pencantuman nama penulis berdasarkan abjad, tanpa diberi nomor. Misalnya, jika nama penulis
buku yang pertama Prof. Dr. Sumardjono dan nama penulis buku yang lain Dr.Ir. Baihaki,
pencantuman dalam daftar pustaka adalah :

Baihaki.

Sumardjono.

2). Jika nama penulis buku terdiri atas dua unsur atau lebih, pencatumannya harus dibalik; unsur
nama yang terakhir ditulis terlebih dahulu, kemudian tanda koma, diikuti unur nama didepan
dengan disingkat. antara tanda koma dengan singkatan unsur nama diberik jarak 1 (satu) ketukan.
Misalnya, pengarang buku yang diacu Abdul Haki dan pengarang buku lainnya Teodorus Albert
Wenas, pencantumannya dalam daftar pustaka adalah :

Haki, A

Wenas T.A.

3).Jika penulis buku tersebut dua orang, nama penulis pertama dibalik, tetapi nama penulis lainnya
tidak dibalik. Misalnya, jika penulis buku itu adalah Kabul Santoso dan Rudi Wibowo,
penyajiannya adalah:

Santoso, K dan R. Wibowo.

4). Jika penulis buku terdiri dari tiga orang atau lebih, penyajiannya adalah nama penulis pertama
dibalik, nama pengarang kedua, ketiga dan seterusnya ditulis tanpa dibalik. misalnya :

Idris, Z.husin; A. Tohari dan M. Singarimbun.


5). Jika penulisnya tidak ada, yang pertama dicantumkan adalah nama lembaga yang menerbitkan
buku tersebut. misalnya :

Lembaga Administrasi Negara.

6). Jika ada dua buku atau lebih yang diambil dari pengarang yang sama, penulisan nama
pengarang cukup sekali, sedangkan pada buku yang kedua nama pengarang diganti dengan garis
terputus-putus sepuluh ketuk mesin ketik yang diikuti tanda titik. Misalnya :

Farida, Ida. 1995. Budidaya Lebah Madu. Jakarta: Gramedia.

......... 1996. Budidaya Tanaman Kedelai. Jakarta: Gramedia

7). Kalau buku yang diacu disusun oleh seorang editor, dibelakakng nama pengarang ditulis kata
Ed. Misalnya :

Koentjaraningrat (Ed)

8). gelar kesarjanaan tidak dituliskan dalam daftar pustaka. gelar keturunan masih dapat dipakai.
mislanya, nama pengarang adalah Prof.Dr. Raden Mas Soegondo, penulis nama daftar pustaka
adlaah :

Soegondo, Raden Mas.

b. Tahun terbit.

1). Tahun terbit ditulis setelah nama pengarang, dipisahkan oleh titik dan diakhiri dengan titik.
Misalnya:

Syahrani, Ridwan. 1990.

2). kalau dua buku ditulis oleh seorang pengarang, penyusunan urutannya berdasarkan tahun terbit
yang terdahulu, misalnya :

Sutiana, Dadi. 1986.

........... 1989

3). Kalau dua buku yang diacu ditulis oleh seorang pengarang dalam tahun yang sama, dibelakang
tahun itu harus dibutuhkan huruf a dan b sebagai pembeda. misalnya :
Muhammad, Suhedi. 1980a.

...........1980b.

4). Jika buku yang diacu tidak berangka tahun, dibelakang nama pengarang diberi keterangan tanpa
tahun. mislanya :

Yusrial (tanpa tahun)

c. Judul buku

Judul buku ditulis sesudah tahun terbit dan diberi garis bawah atau cetak miring. Setiap
huruf awal kata, kecuali kata tugas, ditulis dengan huruf kapital. misalnya :

Kridalaksana, Harimurti. 1990. Kata Tugas dalam Bahasa Indonesia

atau

Kridalaksana, harimurti. 1990.Kata Tugas dalam Bahasa Indonesia

d. Tempat terbit

Tempat terbit atau kota terbit diletakan sesudah judul dan diakhiri dengan titik dua.
Misalnya :

Suhono, Budi. 1986. Ular-Ular berbisa di Jawa. Jakarta:

e. Nama penerbit.

1). Nama penerbit dicantumkan sesudah nama terbit. Misalnya :

Suhono, Budi. 1986.Ular-Ular berbisa di Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum

2). Jika lembaga peenrbitan buku itu langsung dijadikan pennganti nama pengarang karena nama
pengarang tidak ada, nama peenrbit tidak disebutkan lagi sesudah nama tempat terbit. Misalnya :

Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM. 1990. Himpunan Istilah Manajemen. Jakarta.

3). Jika pustaka acuan belum diterbitkan, misalnya disertasi dan makalah setelah pencantuman
judul diberi ketreangan makalah (belum diterbitkan). Misalnya :
Mulyono, Rakhmad. 1987. Peranan Departemen Pekerjaan Umum dalam Pembangunan
Nasional. Makalah (belum diterbitkan) pada seminar (lokakarya)

B. Pustaka acuan berupa ontologi.

a. Jika sumber acuan berupa ontologi dan yang diacu bukan tulisan editor, urutan penulisannya
adalah nma pengarang, tahun terbit, judul tulisan, yang diacu diberi tanda petik, judul ontologi
diberi garis bawah atau cetak miring, tempat terbit dan nama penerbit. Setelah pencantuman judul
tulisan diberi kata Dalam. Misalnya :

Junus, U. 1986. "Kebudayaan Minangkabau". Dalam Koenjaraningrat (Ed.). Manusia dan


kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan.

b. Jika yang diacu adalah tulisan editor, urutan penulisannya adalah nama pengarang, tahun terbit,
judul ontologi diberi garis bawah atau dicetak miring, tempat terbit dan nama penerbit. Misalnya
:

Koenjaraningrat (Ed.). 1986. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarat : Djambatan.

C. Pustaka acuan berupa majlah atau jurnal.

Sumber acuan yang diambil dari majalah dan jurnal urutan penulisannya dalam daftar
pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit judul artikel diberi tanda petik, nama majalah dicetak
miring atau diberi garis bawah dan keterangannya serta didahului kata Dalam, bulan terbit, tahun
penerbitannya yang keberapa, tempat terbit dan nomor halaman. Misalnya :

Gadalla, B.J. 1981. "Professional Record for ESL Learners" Dalam Forum. (April, XIX). N0. 2
Jakarta : The Embassy of the United States of America p. 34-48.

D. Pustaka acuan berupa media masa/majalah/surat kabar.

Jika sumber acuan diambil dari artikel dalam surat kabar ata media masa, urutan
pencantumannya dalam daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit, judul artikel diberi
tanda petik, nama surat kabar/majalah dicetak miring atau digaris garis bawah dan didahuui kata
Dalam, tanggal terbit, tempat terbit dan halaman pemuatan artikel. Misalnya :

Simanungkalit, T. 1987. "Demokrasi Kita Masih Belajar di Tingkat Dua". Dalam Prioritas. 4 mei.
Jakarta : halaman 4-5.
E. Pustaka acuan berupa terjemahan

Bila sumber aacuan merupakan karya terjemahan penulisannya sebagai berikut :

Martienez, A. 1987. Ilmu Bahasa : Pengantar. Terjemahan rahayu Hidayat dari Elemen de
Lingusitique General (1980). Yogyakarta : penerbit kanisius.

Semua dokumen yang dikutif dalam laporan penelitian (dipublikasikan atau tidak) serta
penelitian lainnya harus ditulis pada bagain akhir laporan yaitu daftar pustaka. penulisan dfatar
pustaka harus mengkuti standarisasi baku dan cukup rinci sehingga pembaca dapat dengan mudah
mencari sumber asli dari kutipan yang ada pada laporan riset tersebut. daftar pustaka perlu dibuat
berurutan mengikuti urutan alfabetis berdasarkan abjad nama pengarang buku, artikel ilmiah,
laporan riset ataupun artikel lainnya. dalam urutan abjad itu, buku yang dicetak menduudki
kelompok pertama, kemudian jurnal menduduki urutan kedua sedang ketiga adalah kelompok
pustaka yang tidak diterbitkan (skripsi, tesis, disertasi masuk dalam kelompok ini).

Sumber :

Turbian, K. 1973. A Manual for Writers of Term Papers, Theses and Dissertations. 4th. Ed. The
University of Chicago Press. Chicago.

Anda mungkin juga menyukai