Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat mengerjakan makalah
tentang Sertifikasi Ekolabel dan Pengendalian Lingkungan ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dapat diselesaikan atas bantuan beberapa pihak yang khususnya kepada:
Harapan penulis setelah mengerjakan makalah ini adalah semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Prakakata............................................. 1
Daftar Isi.......................................... 2
Pendahualuan
Pembahasan
A. Pengertian Ekolabel.......... 4
B. Tujuan dan Manfaat Ekolabel... 4
C. Prinsip Ekolabel................ 4
D. Lembaga Penerbit Ekolabel...... 4
E. Implikasi Setifikat Ekolabel Dalam Perdagangan.... 5
F. Sertifikasi KAN(Komite Akreditasi Nasional) dan Ekolabel Indonesia......... 6
G. Program Pemerintah............. 7
Penutup
a. Kesimpulan... 9
b. Saran................. 9
Daftar pustaka..................... 10
2
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan maraknya isu tentang lingkungan maka semakin membuat perusahaan mulai
memproduksi produk yang ramah lingkungan. Fischer et al (2005) dalam penelitiannya mengatakan
bahwa konsumen, pemegang saham, masyarakat lokal dan stakeholder menuntut adanya jaminan
bahwa produk yang dihasilkan perusahaan memiliki dampak minimum terhadap sosial dan
lingkungan. Produk yang memiliki dampak minimum terhadap lingkungan atau produk ramah
lingkungan mempunyai label yang dikenal dengan ekolabel.
Ekolabel adalah suatu proses dimana produk tertentu dikenali di pasar sebagai produk ramah
lingkungan (Goggin, 1994). Pernyataan Goggin didukung oleh Hale (1996) bahwa ekolabel
memberikan informasi dan pengaruh yang luas terhadap konsumen agar konsumen menggunakan
produk-produk ramah lingkungan. Pemberian label pada produk ramah lingkungan sangat penting
agar konsumen yakin bahwa produk yang digunakan adalah produk yang memiliki dampak minimum
terhadap lingkungan. Label pada produk ramah lingkungan digunakan untuk mengidentifikasi bahwa
produk tersebut lebih baik dibandingkan produk lainnya dalam kategori produk yang sama apabila
ditinjau dari segi penilaian terhadap dampak lingkungan (Loureiro et al, 1999).
Ekolabel memberikan informasi kepada konsumen tentang kualitas lingkungan dari produk
individu. Ekolabel penting agar konsumen mempercayai klaim lingkungan (Thogersen et al., 2010).
Tujuan dari ekolabel adalah untuk meningkatkan kesadaran konsumen terhadap produk ramah
lingkungan, memberikan informasi kepada konsumen tentang karakteristik produk ramah lingkungan
dan untuk mempromosikan penggunaan teknologi dan metode produksi yang lebih ramah lingkungan
(Schumacher, 2010).
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Ekolabel dapat dimanfaatkan untuk mendorong konsumen agar memilih produk yang
memberikan dampak lingkungan lebih kecil dibandingkan produk lain yang sejenis. Penerapan
ekolabel oleh para pelaku usaha dapat mendorong inovasi industri yang berwawasan lingkungan.
Selain itu, ekolabel dapat memberikan citra yang positif bagi brand produk maupun perusahaan
yang memproduksI atau mengedarkannya di pasar, yang sekaligus menjadi investasi bagi
peningkatan daya saing di pasar. Bagi konsumen, manfaat dari penerapan ekolabel adalah
konsumen dapat memperoleh informasi mengenai dampak lingkungan dari produk yang akan
dibeli/digunakannya. Karena kepentingan tersebut, konsumen juga memiliki kesempatan untuk
berperan serta dalam penerapan ekolabel dengan memberikan masukan dalam pemilihan kategori
produk dan kriteria ekolabel. Penyediaan ekolabel bagi konsumen juga akan meningkatkan
kepedulian dan kesadaran konsumen bahwa. Pengambilan keputusan dalam pemilihan produk
tidak perlu hanya ditentukan oleh harga dan mutu saja, namun juga oleh factor pertimbangan
lingkungan. Ukuran keberhasilan ekolabel dapat dilihat dari adanya perbaikan kualitas
lingkungan yang dapat dikaitkan langsung dengan produksi maupun produk yang telah mendapat
ekolabel. Selain itu, tingkat peran serta dari kalangan pelaku usaha dalam menerapkan ekolabel
juga menjadi indicator penting keberhasilan ekolabel.
C. PRINSIP EKOLABEL
Produk yang diberi ekolabel selayaknya adalah produk yang dalam daur hidupnya mulai
dari pengadaan bahan baku, proses produksi, pendistribusian, penggunaan, dan pembuangan
setelah penggunaan member dampak lingkungan relatif lebih kecil dibandingkan produk lain
yang sejenis. Ekolabel akan memberikan informasi kepada konsumen mengenai dampak
lingkungan yang ada dalam suatu produk tertentu yang membedakannya dengan produk lain yang
sejenis.
D. LEMBAGA PENERBIT EKOLABEL
Logo atau keterangan ekolabel memberikan informasi kepada konsumen mengenai alur
produksi produk yang dapat dimanfaatkan menarik minat konsumen. Sertifikasi ekolabel
bertujuan menyatakan bahwa produk yang dihasilkan dan keseluruhan prosesnya telah memenuhi
regulasi di Indonesia. Logo ekolabel Indonesia diterbitkan Lembaga Sertifikasi Ekolabel.
Dokumen tersebut diakreditasi Komite Akreditas Nasional dan Lembaga Verifikasi Ekolabel
yang diterbitkan oleh menteri lingkungan hidup.
4
masyarakat oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Standardisasi Nasional pada
peringatan hari lingkungan hidup sedunia pada tanggal 5 Juni 2004 di Jakarta . Perangkat
penerapan sertifikasi ekolabel disiapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup bekerjasama
dengan Komite Akreditasi Nasional, Instansi teknis terkait, Lembaga Sertifikasi, Laboratorium
Penguji dan pihak lain sampai dengan akhir tahun 2004.
Mencerminkan bahwa produk ini dapat didaur ulang dan dapat terurai
pada lingkungan.Logo ini diterbitkan untuk mengantisipasi
berkembangnya klain lingkungan swadeklarasi yang tidak bertanggung
jawab.
5
F. SERTIFIKASI KAN(KOMITE AKREDITASI NASIONAL) DAN EKOLABEL
INDONESIA
Sertifikasi Ekolabel Indonesia mempunyai visi dan misi yakni perangkat efektif untuk
melindungi fungsi lingkungan hidup, kepentingan masyarakat dan peningkatan efisiensi serta
daya saing, kemudian diharapkan terwujudnya sinergi pengendalian dampak negatif sesuai
dengan daur hidup produk dan mendorong permintaan dan pemberian terhadap produk ramah
lingkungan.
Ekolabel Indonesia lahir dengan latar belakang bahwa tuntutan konsumen pada
perdagangan Internasional semakin meningkat, pola konsumsi dunia juga cenderung mengarah
pada Green Consumerism, misalnya di Jepang dikenal dengan sistem Green Purchase Law
(Green Koo Nyu Hq) yang diberlakukan mulai April 2006, demand series produk yang berbasis
pada kayu baik domestik maupun impor harus dilengkapi dokumen asal usul kayu; dan untuk saat
ini pengecekan difokuskan pada 5 jenis barang yang bahan dasarnya menggunakan kayu yaitu
kertas, alat tulis, bahan Interior dan Furniture. Di Jepang sendiri ekolabel dikenal dengan nama
Eco-Mark yang ditangani oleh Japan Environment Association (JEA) dan merupakan anggota
Global Ecolabelling Network yang saat ini telah memiliki 26 anggota dari seluruh dunia.
Perbedaan skema sertifikasi ekolabel di Indonesia dengan skema lain di luar negeri,
misalnya Jepang adalah tidak diperlukannya verifikasi kepada industri di Lapangan. Komite
cukup menilai dokumen yang dikirimkan oleh aplikan, demikian pula akreditasi laboratorium
penguji bukan menjadi fokus utama. Kejujuran dan kepercayaan data yang diberikan merupakan
kunci utama. Bila ada penyalagunaan pemakaian logo, perusahaan harus menarik produk di pasar
dan bayar denda serta berakibat reputasi perusahaan jatuh, bahkan dapat berakibat perusahaan
tersebut tidak beroperasi lagi,
Mengapa konsumen perlu beralih pada produk ekolabel ? Produk ekolabel adalah produk
ramah lingkungan, yang mempertimbangkan mulai dari bahan baku yang legal dan dlikelolla
secara lestari (untuk lingkup kertas), pengelolaan aspek lingkungan sesuai dengan ambang batas
yang ditentukan, pengelolaan limbah dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam dan untuk
ruang lingkup kertas cetak tanpa salut hal ini berpengaruh pada pelestarian hutan sebagai sumber
bahan baku.
PT MUTUAGUNG LESTARI (MUTU Cerification) adalah lembaga sertifikasi swasta
nasional yang berpengalaman memberikan jasa sertifikasi untuk sistern manajemen mutu
(ISO 9000), sistern manajemen lingkungan (ISO 14000), Sertifikasi Hutan Lestari, Sertifikasi
Pangan (HACCP), kalibrasi alat, setting laboratorium (ISO Guide 17025) dan diakreditasi
oleh beberapa lembaga akreditasi yakni Komite Akreditasi Nasional (KAN), United Kingdom
Accreditation Services (UKAS), Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI), dan telah memperoleh
pengakuan dari MAFF The Ministery of Agriculture, Forestry and Fisheries of Japan
sebagai satu-satunya ROCB-Registered overseas Certifying Body di Asia untuk melakukan
kegiatan sertifikasi produk dengan tanda JAS (Japanese Agriculture Standard).
Sebagai Lembaga Sertifikasi MUTU Certification ikut berperan serta mengajukan sebagai
Lembaga Sertifikasi Ekolabel (LSE) kepada Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan
selanjutnya untuk memenuhi persyaratan akreditasi dilakukan penilaian sistern mutu dan
penyaksian (witnessed process) oleh KAN. Kemudian pada kesempatan pertama MUTU
Certification telah memperoleh pengakuan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN)
pada tanggal 9 Juni 2006 sebagai Lembaga Sertifikasi Ekolabel, dengan ruang lingkup Kertas
Cetak Tanpa Salut; dan Tekstil dan Produk Tekstil; sedangkan untuk ruang lingkup lainnya
masih dalam proses yakni serbuk deterjen pencuci sintentik untuk rumah tangga, kertas
kemas dan kertas tissu.
Kegiatan sertifikasi ekolabel pada suatu unit usaha atau perusahaan bersifat sukarela, dimana
unit usaha melakukan permohonan (aplikasi) kepada lembaga sertifikasi ekolabel untuk
dievaluasi atau dinilai sesuai ruang lingkupnya dan kriteria ekolabel, yakni kriteria dan ambang
batas terkait dengan hasil kajian daur hidup produk untuk aspek lingkungan yang signifikan,
menilai prasyarat (penaatan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan hidup,
penerapan sistem manajemen lingkungan, pemenuhan standar mutu dan/atau penerapan sistem
6
manajemen mutu, dan kemasan produk yang ramah lingkungan). Penilaian dilakukan dengan
melalui evaluasi awal yakni guna mengetahui kelayakan permohonan sertiflkasi untuk diproses
lebih lanjut ke tahap berikutnya, kemudian evaluasi lapangan yang meliputi audit lapangan
dan/atau pegambilan serta pengujian contoh yang dilakukan oleh Evaluator sesuai ketentuan
Pedoman KAN 804 Kriteria Kompetensi Evaluator Sertifikasi Ekolabel.
Perusahaan yang menerapkan ekolabel Indonesia untuk kertas cetak tanpa salut, memiliki
sistern jaminan mutu produk dan sistern manajemen lingkungan, penggunaan bahan baku yang
diperoleh secara legal atau bersertifikat pengelolaan hutan yang lestari, penggunaan dan
pengelolaan bahan kimia yang memenuhi kriteria ekolabel, serta minimum harus memperoleh
peringkat proper biru, penggunaan energi listrik, uap dan air sesuai dengan kriteria ekolabel.
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Tbk dalam penerapan sertifikasi ekolabel dinyatakan telah
memenuhi kriteria ekolabel (Pedoman KAN 813-2004) untuk ruang lingkup kertas cetak
tanpa salut pada mesin kertas nomor 5, 8 , 9 dan 10 dan merek dagang Apollo dan Copy
Cat (sertifikat nomor OOI/MALECO/VI/2006 tanggal 9 Juni 2006), demikian juga PT
Pindo Deli Pulp and Paper Mills, untuk ruang lingkup kertas cetak tanpa salut pada mesin
kertas nomor 8 dan 9 dan merek dagang Bola Dunia, Anchor, Golden Coin, Golden Star,
Golden Plus, Galaxy Brite, Lucky Boss dan Absolute (sertifikat nomor
002/MALECO/VII/2006 tanggal 7 Juli 2006).
Untuk melihat konsistensi penerapan sistern dan standar ekolabel, setiap enam bulan sekali
akan dilakukan pengawasan berkala yang memantau efektivitas dalam memproduksi produk
berekolabel. Bila ditemukan adanya penyimpangan atau penyalahgunaan logo akan berakibat
sertiflkat.dan penggunaan logo ditangguhkan dan produk tersebut harus ditarik dari pasar.
Pada sertifikasi Ekolabel, Industri dituntut benar-benar harus memenuhi persyaratan yang
terdapat di dalam kriteria ekolabel Indonesia , mengingat hal ini sangat berpengaruh terhadap
produk yang dihasilkan dan pengelolaan lingkungan sekitarnya. Sertifikat Ekolabel dapat
diberikan kepada industri apabila produk yang dinilai oleh Lembaga Sertifikasi telah memenuhi
standar atau kriteria ekolabel Indonesia, ini dapat dibuktikan oleh industri melalui hasil uji yang
telah mereka lakukan ke Lembaga penguji Independen yang telah diakreditasi dan verifikasi uji
pada saat penilaian sertifikasi ekolabel.
Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan yang ada di Indonesia
telah sadar dengan mengembangkan produk ramah lingkungan melalui sertifikasi ekolabel dan
agar dapat dipercaya oleh dunia luar maupun masyarakat / konsumen dan memilih produk ramah
lingkungan.
G. PROGRAM PEMERINTAH
Indonesia adalah satu-satunya negara yang mengoperasikan program ekolabel melalui sistem
akreditasi. Artinya bahwa penerbitan sertifikat ekolabel atau pemberian lisensi penggunaan tanda
ekolabel produk akan diterbitkan oleh lembaga sertifikasi ekolabel (LSE) yang telah diakreditasi
oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Hingga saat ini KAN telah memberikan akreditasi
kepada dua lembaga sertifikasi ekolabel (LSE) yaitu LSE-MALECO dan LSE-PAPICs.
LSE-MALECO diberikan akreditasi oleh KAN dengan ruang lingkup 3 (tiga) SNI yaitu:
SNI 19-7188.1.3, Kertas cetak tanpa salut;
SNI 19-7188.4.1, Tekstil dan produk tekstil;
SNI 19-7188.1.2, Kertas tisu untuk kebersihan.
7
8
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
http://gulo-loving.blogspot.co.id/2011/08/makalah-iso-14000.html
http://www.menlh.go.id/ekolabel-indonesia/
http://www.menlh.go.id/tantangan-dan-peluang-ekolabel-indonesia-di-era-globalisasi/
10