Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Ekolabeling

dan Penerapannya
pada Industri Rotan
Forpro
20
Pengertian Ekolabeling
dan Penerapannya
pada Industri Rotan
Ekolabel adalah salah satu alat yang dikembangkan berdasarkan metoda pendekatan
pasar dengan maksud untuk mempromosikan perlindungan lingkungan dan kelestarian
produk. Kegiatan ini dimotivasi adanya dorongan peningkatan kualitas produk dalam
pengembangan melalui program ekolabel pada tingkat lokal di daerah sumber penghasil
produk. Setiap kegiatan yang berkenaan dengan ekolabeling untuk suatu negara yang
menerapkannya dapat mencerminkan kepedulian negara tersebut terhadap perlindungan
kelestarian lingkungan pada negara tersebut atau jika suatu perusahaan yang
memproduksi produk barang (goods). Sehingga untuk setiap produk yang dihasilkannya
memberikan jaminan bagi konsumen yang menggunakan atau membelinya tidak
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan baik di daerah atau negara penghasil produk
maupun tempat pengguna produk, yang didasari nilai ilmiah yang akurat dapat
dipertanggungjawabkan.
Oleh : D. Martono
Uraian dalam tulisan ini bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai pengertian dan
konsep dasar serta perkembangan penerapan
ekolabel di Indonesia sebagai upaya sosialisasi
penyebaran informasi bagi masyarakat pengguna/
produsen dan peranannya dalam perdagangan
global.
Ekol abel merupakan sal ah satu sarana
penyampaian informasi yang akurat, variabel dan
tidak menyesatkan kepada konsumen mengenai
aspek lingkungan dari suatu produk (barang atau
jasa), komponen atau kemasannya. Pemberian
informasi tersebut pada umumnya bertujuanuntuk
mendorong permintaan dan penawaran produk
ramah lingkungan di pasar yang juga mendorong
perbaikanlingkungansecaraberkelanjutan.
Ekolabel dapat berupa simbol, label atau
pernyataan yang diterapkan pada produk atau
kemasan produk, atau pada informasi produk,
buletin teknis, iklan, publikasi, pemasaran, media
internet. Selain itu, informasi yang disampaikan
ng
Pengertian
dapat pula lebih lengkap dan mengandung
informasi kuantitatif untuk aspek lingku an
tertentuyangterkait denganproduktersebut.
Pada dasarnya, ekolabel dapat dibuat oleh
produsen, importir, distributor, pengusaha
atau pihak manapun yang mungkin memperoleh
manfaat dari hal tersebut.
Ekolabel menurut artikulasi kata berasal dari
kata yang berarti lingkungan hidup dan kata
yang berarti tanda. Produk ekolabel adalah
produk yang diberi tanda yang membedakan
dengan produk lain karena terkandung informasi
berkenaan memperhatikan masalah lingkungan
hidup. Produk ekolabel sebetulnya membantu bagi
konsumen untuk memilih produk tersebut ramah
lingkungan, yang juga berperan sebagai alat bagi
produsen untuk menginformasikan kepada
konsumen bahwa produk yang diproduksinya
memililiki sifat ramah lingkungan baik bahan
bakunyaataupunproses produksinya.
Ekolabel merupakan salah satu tipe pelabelan
yang didasarkan atas suatu produk
atau jasa dan keterkaitannya dengan lingkungan,
yang secara khusus label ini memberikan informasi
kepada konsumen tentang kualitas produk yang
membedakan dengan produk sejenis tanpa ber
ekolabel dan menjamin ramah lingkungan. Pada
retail
eco
label
KonsepDasar Ekolabel
performance
Artikel
Vol. 1, No. 1, Edisi Juli 2012 =
Forpro
21
produk yang berlabel ekolabel tentu harus
memenuhi persyaratan dan telah lolos uji, baik
oleh produsennya maupun oleh pihak lain yang
bersifat independen yang berhak menilai kualitas
produk baik bahan bakunya maupun cara dalam
memprosesnya. Sehingga nilai biaya produksinya
lebihmahal dari produk sejenis yangtanpa berlabel
ekolabel, namun hal ini menjamin bagi konsumen
pemakai atau pengguna dan masyarakat sekitar
produsennya karena dalamproses memperhatikan
masalahlingkungan.
Ekolabel mempunyai dua tujuan yaitu bagi
konsumen dan bagi produsen. Bagi konsumen
bertujuan selain memberikan informasi kepada
konsumen dalam memilih sesuatu produk yang
bersifat ramah lingkungan dengan produk sejenis
tidak memperhatikan pengaruhnya terhadap
lingkunganyangditandai tidakberlabel.
Bagi produsen bertujuan suatu penghargaan
atau pengakuan dalam upaya dan usahanya
memproduksi sesuatu produk yang bersifat ramah
lingkungan dan memperhatikan kelestarian
lingkungan. Mengingat kerusakan lingkungan
dalam pemulihannya memerlukan biaya yang
justru besar meski tidak secara langsung akibatnya
dalam waktu singkat terlihat, dan memang pada
awalnya biaya produksi lebih kecil tapi dampak
yang ditimbulkan dapat menyebabkan kerugian
bagi masyarakat maupunlingkungan.
Ekolabel dapat dimanfaatkan untuk mendorong
konsumen agar memilih produk yang memberikan
dampak lingkungan yang lebih kecil dibandingkan
produk lain sejenis. Penerapan ekolabel oleh para
pengusaha dapat mendorong industri yang positif
bagi inovasi untuk mengembangkan wawasan
lingkungan. Selain itu, ekolabel dapat memberikan
citra yang positif bagi produk maupun
TujuandanManfaat Ekolabel
brand
Tempat penimbunan rotan
perusahaan yang memproduksi dan mengedarkan
di pasar, yang sekaligus juga menjadi peningkatan
daya saing dalam keunggulan komparatif dengan
produksejenis lainnya.
Bagi konsumen manfaat dalam penerapan
ekolabel adalah diperolehnya informasi sebagai
pengetahuan mengenai dampak terhadap
lingkungan, dari produkyangdibeli ataudigunakan
dari sejak bahan baku hingga prosesnya, serta
ketepatan dalam memilih produk yang berkualitas
menjaga lingkungan. Karena penerapan inilah
konsumen dapat memperoleh peran dalam
memberikan masukan dalam memilih kategori
produk dan kategori apa yang dapat dipakai
untuk menentukan kriteria ekolabel. Penerapan
ekolabel bagi konsumen akan meningkatkan
kepedulian konsumen akan kesadaran memelihara
lingkungan. Sehingga dalammemilih suatu produk
tidak hanya dilihat dari murahnya harga tetapi
kualitas yang mendasari kepedulian lingkungan
dari suatuprodukyangdipakai ataudibeli.
Tolok ukur keberhasilan penerapan ekolabel
dapat dilihat dari indikator perbaikan kualitas
lingkungan yang berkaitan dengan sumber bahan
produk, selama produksi, serta peredaran
pemasaran produk tetap menjaga lingkungan
sehinggalayakmendapat keteranganberekolabel.
Dalam hal ini peran pelaku usaha dalam
penerapan produknya berekolabel akan menjadi
salah satu indikator keberhasilan penerapan
ekolabeling.
Kegiatan ekolabeling terlihat sejak munculnya
kepedulian wawasan global terhadap lingkungan
oleh pihak pemerintah, kalangan dunia usaha dan
Asal MulaProgramEkolabel
Ekosistem alami
=Vol. 1, No. 1, Edisi Juli 2012
Forpro
22
masyarakat konsumen. Kepedulian terhadap
kualitas lingkungan ini terlihat sangat nyata di
negara-negara yang telah maju, dan ditandai pada
produk yang dihasilkannya. Kesempatan ini sering
ditangkap sebagai peluang dalam memasarkan
produknya, dengan disertai informasi yang
diterjemahkan dalam label yang menyertai
produknya untuk menarik konsumen dalam
persaingan pasar. Sebagai contoh produknya
disertai keterangan seperti atau
bersifat atau
dengan demikian akan bersaing di pasar. Namun
penandaan keterangan tersebut pada akhirnya
harus membuktikan kebenaran yang dapat
dipercaya. Untuk menyatakan keterangan tersebut
ser i ng pi hak produsen menunj uk pi hak
independen sebagai penilai, apakah benar
penyer taaan tanda tersebut ti dak hanya
berkepentingan menarik konsumen tetapi
melindungi konsumenmaupunlingkungan.
Penyertaan label yang menunjuk kepedulian
terhadap lingkungan bagi masyarakat yang peduli
memangakanmemilihproduk tersebut. Tetapi bagi
masyarakat yang tidak tahu pentingnya kualitas
lingkungan justru menjadi kebingungan karena
banyaknya keterangan dalam produk yang akan
dibelinya. Seperti halnya pada produk makanan
yangberedar di Indonesia juga mengaitkandengan
nilai religius agar masyarakat meyakini kebenaran
label yang menyertai produk makanan atau
minuman. Demikian juga pada produk berekolabel
yang memperhatikan masalah lingkungan. Kondisi
isu ini justru dapat memunculkan suatu kelem-
bagaan yang dapat memberikan peluang jasa bagi
masyarakat yaitu lembaga yang bersifat inde-
penden tetapi mempunyai kredibilitas tahu persis
dalam menilai terhadap lingkungan. Contoh
seperti ini pihak perguruan tinggi yang memang
dapat menilai terhadap perubahan kondisi
lingkungan setelah penerapan ekolabel, dapat di-
minta jasa dalam menilai keadaan tersebut. Peni-
laian ini tentu menyangkut waktu, biaya serta
introduksi peralatan analisis yang cukup besar
pengaruhnya terhadap biaya produksi. Namun
demikian, jika dibandingkan dengan sesuatu
produk yang dalam proses produksinya merusak
lingkungan serta pengurasan sumber bahan baku
yang menimbulkan kerusakan lingkungan, tentu
biaya produksi dengan penerapan ekolabel masih
lebih kecil jika dibandingkan biaya untuk memu-
lihkan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan
apabilatanpamendasari kelestarianlingkungan.
recycable
eco friendly recycle content
Program penerapan ekolabel yang berhasil di
dunia yaitu di Jerman dikenal sebagai
yang dimulai 1977, program ini dikenal sebagai
program ekolabel tipe 1. Karena keberhasilannya
yang dalam perjalanan waktu dikembangkan dan
mengilhami negara-negara lain untuk meniru dan
menerapkanprogramsejenis.
Di dunia internasional saat ini telah banyak
dikembangkan sistem pelabelan yang dilakukan
oleh pihak ketiga. Sistem pelabelan ini biasanya
merupakan turunan yang berkembang lebih
terfokus serta berkaitan salah satu faktor dalam
lingkungan yang lebih dikenal sebagai
ekolabel. Misalnya industri kehutanan, atau industri
kimia, bahkan sering dikaitkan dengan salah satu
isu misal kualitas udara, konservasi energi atau
bentuk lain misal dalam daur ulang produk yang
ramah lingkungan. Sebetulnya pengembangan
ekolabel tipe 1 yang semula memperhatikan dari
l ebi h satu aspek penampi l an l i ngkungan
menyeluruh, pengembangannya hanya pada satu
atau dua aspek yang isunya sedang diperbincang-
kan di masyarakat. Sebagai contoh di Indonesia
bahan nyamuk bakar dan pemberantasan nyamuk
dengan semprotan aerosol yang ramah lingkungan
bahkan dengan elektrik, sebetulnya sebagai
penerapan ekolabel yang terfokus masalah kualitas
udara.
Pengembangan ekolabel harus tetap memper-
hatikan prinsip dalam ekolabel yaitu : Produk yang
diberi ekolabel selayaknya adalah produk yang
dalam daur hidupnya mulai pemilihan dan
pengadaan bahan baku, proses produksi, pen-
distribusian, penggunaan dan pembuangan
setelah penggunaan memberi dampak lingkungan
relatif lebih kecil dibandingkan produk lain yang
sejenis. Ekolabel akan memberikan informasi
kepada konsumen mengenai dampak lingkungan
Blue Angel
hybrid
Ekosistem manusia yang asri
Vol. 1, No. 1, Edisi Juli 2012 =
Forpro
23
yang ada dalam suatu produk tertentu yang
membedakannyadenganproduklainyangsejenis.
Sehingga jika tipe ekolabel yang akan
dikembangkan haruslah tetap mengacu pada
prinsip dengan urutan penetapan sistem penilaian
dalam pelabelan. Penilaian oleh pihak yang
berkompeten dan kredi bel yang bersi fat
independen dan telah diakui pihak internasional.
Pendeklarasian untuk rencana pelabelan haruslah
dilakukan sebelum proses produksi agar pihak-
pihak yang berkepentingan dapat menilai
kemungkinan terjadinya dampak yang akan
ditimbulkan. Sehingga kegiatan ini dapat dijadikan
suatu kegiatan yang lengkap menyeluruh dalam
analisis dampaklingkungan(AMDAL)
Dalampasaran global di dunia dikenal beberapa
tipe pelabelan yang terkait dengan lingkungan dan
cara mendeklarasikannya dapat dikelompokkan
menjadi tiga tipe ekolabel. Pengertiantipe ekolabel
didasarkan standar prinsip, praktek pelaksanaan
dan sifat-sifat khusus yang terkait dan sifatnya
sukarela yaitu mengikuti standar organisasi
internasional (ISO = International Organization of
Standardization) pembagianituyakni :
Tipe1 : vol untar y, mul ti pl e cri teri a based
practitioner programs- ecolabel.
Tipe2 : self declarationenvironmental claims
Tipe3 : quantified product information label
(environmental declaration) - label
informasi, kartupelaporan.
Jenis ekolabel yang banyak digunakan di dunia
sampai saat ini adalah ekolabel tipe 1 yang
dilaksanakan oleh pihak ketiga yang independen.
Kriteria pemberian ekolabel pada umumnya
bersifat multi-kriteria, berdasarkan pertimbangan
pada dampak lingkungan yang terjadi sepanjang
daur hidup produk. Setelah melalui proses evaluasi
oleh badan pelaksana ekolabel tipe 1, maka
pemohon diberi lisensi untuk mencantumkan logo
ekolabel tertentu pada produk atau kemasan
produknya. Keikut sertaanpara pelakuusaha dalam
penerapanekolabel tipe1bersifat sukarela.
Secara umum, ekolabel tipe 1 terdiri dari
beberapatahapsebagai berikut :
- Pemilihankategori produkdanjasa
- Pengembangandanpenetapankriteriaekolabel
- Penyiapan mekanisme dan sarana sertifikasi,
termasuk pengujian,verifikasi dan evaluasi serta
pemberianlisensi penggunaanlogoekolabel.
TipedanStakeholder dalamEkolabel
Ekolabel Tipe1.
Ekolabel Tipe2
Ekolabel Tipe3
Ekolabel tipe 2 merupakan pernyataan atau
klaim lingkungan yang dibuat sendiri oleh
produsen/pelaku usaha yang bersangkutan.
Ekolabel tipe 2 dapat berupa simbol, label atau
pernyataan yang dicantumkan pada produk atau
kemasan produk atau pada informasi produk,
buletin teknis, iklan, publikasi, pemasaran, media
internet, dan berbagai media cetak. Misal
pernyataan recycble recycled material atau CFC
free serta yang terlalu muluk low energy and
reducecableintake.
Namun pernyataan label pada ekolabel tipe 2
keabsahan yang dapat dipertanggung jawabkan
sangat tergantungpadametodologi dalamevaluasi
yang jelas dan transparan, mengandung nilai
substansi ilmiah, terdokumentasi jelas danobyektif.
Dalam verifikasi harus memadai dan terbuka serta
pelaporanyangterus menerus.
Ekolabel tipe 3 berbasis pada multi kriteria
seperti padatipe1, namuninformasi rinci mengenai
pencapaian pada masing-masing item kriteria
disajikan secara kuantitatif dalam label. Evaluasi
pencapaian pada masing-masing item kriteria
tersebut didasarkan pada suatu studi/kajian daur
hidup produk. Dengan penyajian informasi
tersebut, konsumen diharapkan dapat mem-
bandingkan kinerja lingkungan oleh berbagai
produk berdasar-kan informasi pada label yang
selanjutnya dapat memilih sendiri berdasarkan
item kriteria yang dianggap penting dan berperan
bagi konsumensendiri.
Mengacu pada GATT (General Agreement on
Tariff and Trade), ekolabel didasarkan pada non
diskriminasi dan atas dasar sukarela. Dasar sukarela
menekankan bahwa sistem sertifikasi bekerja atas
dasar insentif pasar. Produsen ikut serta ketika
melihat ada insentif pasar atau kesempatan untuk
mengembangkan pasaran baru atau mereka tidak
melakukan ancaman boikot ketika tidak
mendapatkan insentif pasar. Pemilihan kategori
produk memasukkan seluruh produk-produk
sejenis menerapkan standar-standar yang sama
guna menghindari diskriminasi perdagangan, hal
ini mengacu pada pasal 7 Kesepakatan Technical
Barriers toTrade(TBT) padaGATT.
Perbandingan tipe-tipe pelabelan dan deklarasi
produkamanlingkungan:
=Vol. 1, No. 1, Edisi Juli 2012
Criteria Areas/Metrics:
Type I multiple
Type II single
Type III multiple
Life Cycle Consideration :
Type I yes
Type II no
Type III yes
Selectivity :
Type I yes
Type II no
Type III no
Third Party Verification/Certification :
Type I yes
Type II preferred
Type III yes
Forpro
24
Stakeholder padaEkolabel :
Keterlibatan berbagai pihak dalam pengem-
bangan inisiasi ekolabel merupakan faktor yang
sangat penting bagi keberhasilan program serta
dampak dari programtersebut. Walaupuntidak ada
program ekolabel yang sama pada setiap negara,
tetapi secara umum, para yang ber-
peran dalam pengembangan ekolabel dapat dike-
lompokkansebagai berikut :
Pemerintah
Banyak program ekolabel diinisiasi dan didanai
oleh pemerintah dalam bentuk memberikan
masukan yang langsung ataupun tidak langsung
bagi pengembangan program, pengelolaan dan
wilayah keluaran. Pemerintah ini (dalam berbagai
tingkat) dapat memberikan pengaruh yang nyata
terhadaplambat tidaknya inisiasi programekolabel
di negaramasing-masing
Otoritas pengelola program (misal : Program
Managers)
Suatu lembaga independen biasanya melihat
dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
program ekolabel (misal dari aspek teknis,
pemasaran, serta administrasi) Tingkat keterlibatan
lembaga ini bervariasi mulai dari fungsinya dari
koordinator dan penghubung berbagai lembaga
terkait sampai menjalankantugas sehari-hari.
Asosiasi I ndustri, komersial, retailer, serta
perusahaan
Kesadaran, ketertarikan dan keikut sertaan
langsung dari sektor industri dan komersial
merupakan hal yang pentig bagi keberhasilan
program ekolabel. Penyusunan kriteria untuk
stakeholder
sertifikasi dan lisensi harus bagus,kredibel dan
dapat diterapkan di lapangan. Keterlibatan dari
pihak industri dan retailer merupakan kunci utama
dalam menentukan keberhasilan ekolabel.
Demikian juga, panduan dari sektor industri dan
komersial serta dukungan dari kedua sektor ini
sangat diharapkan. Perlu diketahui bahwa pihak
industri merupakan wakil dari produser serta
penyedia jasa dan juga sebagai pemakai dari
programekolabel.
Konsumer
Permintaan dari konsumer baik dalam bentuk
rumah tangga, institusi maupun korporasi sangat
berpengaruh terhadap pemasaran program
ekolabel ini. Keinginan dan kebutuhan konsumen
harus dikenali, dideteksi dan direfleksikan dalam
berbagai program aksi serta keluaran dari program
ekolabel.
Ekolabel di Indonesia
Indonesia sebagai anggota PBB tentu harus taat
pada kesepakatan (comeetment) terhadap aturan
yang berlaku diantaranya pada konveksi PBB yaitu
Convection on International Trade in Endangered
Species (CITES) yang membatasi pemanfaatan dan
melindungi spesies-spesies mahluk hidup yang
di anggap mendekati kepunahan atau di -
khawatirkanakanpunahjikatidakdilindungi. Selain
itu,karena Indonesia telah meratifikasi dan menjadi
anggota pada International Tropical Timber
Organization (ITTO) yang dalam salah satu
kesepakatan memberlakukan pengelolaan hutan
secara lestari ( Sustainable Forest Management/
SFM). Pelaksanaan dalam SFM adalah member-
lakukan pengena-an ekolabel pada produk-produk
yangberbahanbakuberbasis dari hasil hutan, harus
mengikuti aturanekolabel. Artinya hasil hutanyang
dipungut harus berasal dari areal hutan yang
dikelola secara lestari berdasar kaidah yang telah
ditetapkan dalam kriteria dan indikator tertentu
dan dinilai oleh pihak independen. Perkembangan
ekolabel di Indonesia yang meskipun didukung
pemerintah melalui Kepmenhut No: 252/Kpts-
II/1993 tanggal 29 April 1993 tentang Kriteria dan
Indikator Pengelolaan Hutan Secara Lestari yang
harus dilakukan oleh HPH, namun karena sifatnya
masih bersifat Voluntary (sukarela) kemajuannya
sangat lamban hingga tahun 2001 baru 6 %
anggota ASMINDO yang bersertifikat ekolabel,
demikian juga HPH malahan lebih sedikit. Hal
tersebut sangat berkait erat dengan kesadaran
dan kepedulian terhadap lingkungan serta
pengetahuan para manager terhadap pentingnya
perlindunganlingkungan.
Sebaran anakan rotan
Vol. 1, No. 1, Edisi Juli 2012 =
Penerapanekolabel padaindustri rotan
PeluangdanTantanganPenerapanEkolabel
Rotansebagai salahsatuhasil hutanbukankayu,
yang merupakan unggulan serta diharapkan
pemasukan devisa andalan dari produk-produk
yang dibuat dari rotan, tentu agar dapat bersaing di
pasar global pemerintah sangat mendorong
penerapan ekolabel pada produk rotan. Mengingat
produk rotan berasal dari areal hutan tentunya
juga terkait dengan penerapan ekolabel. Artinya
asal usul rotan harus dari areal yang dikelola secara
lestari. Pada hal hampir 90 % rotan berasal dari
hutan alam dan hanya sebagian kecil dari rotan
tanaman terutama yang berdiameter kecil seperti
sega taman dan irit yang telah lama ditanampetani
di Kalimantan Tengah dan Selatan serta sebagian
Kalimantan Timur. Namun karena pemberlakuan
ekolabel tidak semua negara memberlakukan
barang impor yang masuk harus berekolabel
hingga saat ini belum terasa pentingnya
menerapkan ekolabel pada komoditi rotan, tetapi
hal ini tentu tidak akan berlangsung lama, dalam
waktu singkat tentu banyak negara akan
memberlakukan penerapan ekolabel bagi produk
yangmasukkenegaranya.
Penerapan ekolabel produk industri rotan saat
ini oleh beberapa pengusaha sebagai suatu
hambatandalampengembanganusaha, pemikiran
ini masih terlalu sempit hanya mendasarkan
adanya tambahan biaya produksi, namun jika
direnungkan dan menetapkan jangka panjang
dalam pengembangan usahanya tentu kondisi ini
sebagai peluang dalam daya saing dari produk
sejenisnya.
Untuk menyiasati selama dalam penerapan
ekol abel sebagai persi apan produk yang
dihasilkannya dipasarkan di negara yang tidak atau
belum menerapkan ketentuan ekolabel begi
barangimpor. Selainitu, pangsa pasar dalamnegeri
yang sebetulnya masih cukup besar peluang
pemasaran haruslah ditempuh guna masih
memperoleh pilihan konsumen bagi produknya.
Sementara untuk mempersi apkan dal am
penerapan ekolabel industri rotan yang biasa
memproduksi mebel biasanya dilakukankombinasi
dengan bahan yang memang tidak dikenakan
syarat ekolabel misal dengan kombinasi kayu yang
berasal dari perkebunan atau produk pertanian
lain.Bahan baku alternatif ini memang sering
berbeda sifatnya dengan bahan dari hutan alam
misal kayu sifat kayu ramin dengan kayu sengon
atau kayu kamper dengan kayu suren baik nilai
tekstur dan cara pengerjaan serta estetika
penampilan namun jika diolah secara baik akan
bermutujuga.
Tantangan dalammenyikapi untuk menerapkan
ekolabel tidaklah ringan, yaitu mulai dari
mendapatkan bahan baku yang berasal dari areal
hutan tanaman atau hutan yang dikelola secara
lestari, proses pengerjaan produksi mengikuti
standar ISO yang berlaku ( ISO 9001-ISO 9004 juga
ISO 14000) serta amdal yang berlaku,proses
pengemasan serta pendistribusiannya. Tantangan
ini tentu tidak secara drastis ditangani diatasi tetapi
secara bertahap. Misal mendorong pedagang
pengumpul rotan agar mensosialisasikan dan
menyuluhkan agar pemungut rotan menanam di
arel kebunnya atau nenanam rotan alam yang
kondisi potensinya menurun seperti rotan manau
( ). Menggunakan bahan penolong
yang ramah lingkungan serta menjaga proses
produksi yang ramah lingkungan, serta mutu
produkyangdihasilkannyabenar tetapterjaga.
Permasalahan lain yaitu jika penerapan ekolabel
tentu ada introduksi proses dan penggunaan
peralatan yang lebih baik, kontinyuitas pengadaan
bahan baku yang sering tidak lancar karena kurang
kesiapan di lapangan. Hal ini dapat diatasi secara
bertahap jika ada jalinan kerja yang baik dari setiap
tahap pelaku kegiatan usaha. Dalam hal proses
produksi untuk industri mebel rotan saat ini telah
mulai banyak menggunakan bahan finishingnya
yangramahlingkunganmisal denganwater solvent
base demikian juga dalam proses pengolahan
denganbahannabati sertakondisi lingkungankerja
kualitas udara yang tetap dijaga. Keadaan ini
menggambarkan mulainya kepedulian terhadap
lingkungan agar produk yang dihasilkannya
mampu menembus pasar global yang banyak
menerapkanekolabel.
Dari uraian yang telah dipaparkan tersebut di
atas dapat ditarikbeberapakesimpulanyaitu:
1. Ekolabel merupakan kekangan dalam proses
berproduksi sesuatu produk agar terhindar dari
kerusakan lingkungan hidup yang telah
disepakati baik secara regional maupun
internasional.
2. Penerapan ekolabel berguna bagi konsumen
maupun produsen ser ta negar a yang
menerapkannya karena lingkungan hidup tetap
terjaga.
Calamus manan
Kesimpulan
Forpro
25
=Vol. 1, No. 1, Edisi Juli 2012
3. Sosialisasi ekolabel perlu dilakukan kepada
masyarakat yang terkait langsung dalam
kegiatan produksi, penyebaran informasi dapat
dilakukan pada berbagai bentuk sarana media
komunikasi.
4. Untuk menunjang pengembangan ekolabel
peran pemerintah sangat diperlukan baik
berupa pengenaan prasyarat dalam perizinan
maupun aktif penyuluhan dan kegiatan nyata
perbaikankondisi lingkunganhidup.
Machfudh. 2006. Ekolabel : Pengertian,konsep dan
per kembangannya. Makal ah Di kl at
Sosialisasi Ekolabel pada Industri Kecil dan
Menengah bidang Perkayuan. Pusdiklat
DAFTARPUSTAKA
Perindustrian Departemen Perindustrian.
18-22September 2006Jakarta. Tidakterbit.
Martono, D. 2004. Ekolabel : Peluang dan tantangan
bagi industri pengolahan kayu. Makalah
Sosialisasi Peningkatan Mutu dan Produksi
Industri Pengolahan Kayu pada IKM. Ditjen
IKAH Deperindag. 16 Oktober 2004 Jambi.
Tidakterbit
Martono, D. 2006. Peluang dan tantangan dalam
pererapan ekol abel i ng pada i ndustri
pengolahan kayu. Pusdiklat Perindustrian
DepartemenPerindustrian. 18- 22September
2006Jakarta. Tidakterbit
Martono, D. 2006. Kajian SKSHH dari HPH yang
bersertifikat. InfoTeknis Ranting Manuskrip
BelumTerbit.
Forpro
26
Vol. 1, No. 1, Edisi Juli 2012 =

Anda mungkin juga menyukai