Anda di halaman 1dari 4

Pendidikan Karakter dan Anti Korupsi

Oleh

Resky Refly P. (1611072)

I Putu Pande Adenanta P. (1611067)

Andi Yulio P. (1618020)

Abdul Kholiq (1411055)

Fakultas Teknik Industri

Institut Teknologi Nasional

27 September 2017
Tugas Makalah Tentang Pendalaman Karakter Religius

Panggilan mahasiswa dianggap sesuatu yang prestisius, bagaimana tidak mahasiswa


sendiri sering dijuluki agen perubahan bisa dikatakan dapat melakukan berbagai
perubahan besar dalam persimpangan sejarah negeri ini senantisasa menempatkan
mahasiswa dalam posisi terhormat sebagai pahlawannya. Dalam hal ini salah satunya
yaitu dengan meningkatkan pendidikan karakter guna mendidik para generasi penerus
bangsa menjadi manusia yang berkarakter. Pendidikan karakter dilaksanakan dengan
menanamkan nilai-nilai karakter pada setiap matapelajaran maupun matakuliah yang
diajarkan oleh semua instansi pendidikan kepada para siswa maupun mahasiswa.
Menurut Kementrian Pendidikan Nasional (2010) terdapat 18 nilai karakter yang
ditanamkan dalam pendidikan karakter, salah satunya adalah religius.

Makna Kata Dasar Religius

Kata dasar religious adalah religi yang berasal dari bahasa asing religion sebagai
bentuk dari kata benda yang berarti agama atau kepercayaan akan adanya sesuatu
kekuatan kodrati di atas manusia. Sedangkan religious berasal dari kata religious yang
berarti sifat religi yang melekat pada diri seseorang (Thontowi, 2012).

Pengertian Karakter Religius Secara bahasa

Secara mendalam, Chaplin (1997) mengatakan bahwa religi merupakan sistem yang
konfleks yang terdiri dari kepercayaan, keyakinan yang tercermin dalam sikap dan
melaksanakan upacara-upacara keagaman yang dengan maksud untuk dapat
berhubungan dengan Tuhan.

Pengertian berbagai aspek religius beberapa ahli

1. Menurut Glock (Rahmat, 2003) ada lima aspek atau dimensi religiusitas yaitu :
a. Dimensi Ideologi atau keyakinan, yaitu dimensi dari keberagamaan yang berkaitan
dengan apa yang harus dipercayai, misalnya kepercayaan adanya Tuhan, malaikat,
surga, dsb. Kepercayaan atau doktrin agama adalah dimensi yang paling mendasar.
b. Dimensi Peribadatan, yaitu dimensi keberagaman yang berkaitan dengan sejumlah
perilaku, dimana perilaku tersebut sudah ditetapakan oleh agama, seperti tata cara
ibadah, pembaptisan, pengakuan dosa, berpuasa, shalat atau menjalankan ritual-
ritual khusus pada hari-hari suci.

c. Dimensi Penghayatan, yaitu dimensi yang berkaitan dengan perasaan keagamaan


yang dialami oleh penganut agama atau seberapa jauh seseorang dapat menghayati
pengalaman dalam ritual agama yang dilakukannya, misalnya kekhusyukan ketika
melakukan sholat.

d. Dimensi Pengetahuan, yaitu berkaitan dengan pemahaman dan pengetahuan


seseorang terhadap ajaran-ajaran agama yang dianutnya.

e. Dimensi Pengamalan, yaitu berkaitan dengan akibat dari ajaran-ajaran agama yang
dianutnya yang diaplikasikan melalui perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menurut Polutzian (1996) klasifikasi menurut Glock & Stark yang membagi agama
ke dalam lima dimensi cukup representatif untuk mengungkap religiuasitas
seseorang. Diantara lima dimensi di atas, dimensi pengetahuan dalam berbagai
penelitian tidak memiliki hubungan dengan variabel yang lain. Tidak adanya
hubungan antara dimensi pengetahuan dengan variabel lain dapat diketahui dari
penelitian Diana (1998) dan Prihastuti & Theresiawati (2003) dimana dimensi
religiusitas tidak berkaitan dengan kreatifitas.

Pendidikan Agama Dalam Pembentukan Karakter

Dalam hal pembentukan karakter seseorang, pendidikan agama mempunyai peranan


yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan agama berperan sebagai pengendali
tingkah laku atau perbuatan yang terlahir dari sebuah keinginan yang berdasarkan emosi.
Jika ajaran agama sudah terbiasa dijadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan
seseorang sehari-hari dan sudah ditanamkannya sejak kecil, maka tingkah lakunya akan
lebih terkendali dalam menghadapi segala keinginan-keinginannya yang timbul.

Untuk membentuk karakter yang berlandaskan agama tentunya dimulai dari keluarga
terlebih dahulu. Keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak anak serta
anggota keluarga lain kepada kehidupan beragama sedini mungkin.

Agama banyak memberikan pengajaran yang baik dalam membentuk kepribadian


seseorang, contohnya seorang anak akan bersikap santun terhadap orang yang lebih tua
di bandingkan dia, itu karena orang tua sudah mengajarkaan kebaikan sejak dini kepada
anaknya, jadi si anak tidak akan mengubah karakter dia menjadi orang lain. Karena itu
sudah menjadi syariat dalam beragama. Agama banyak memberikan kita ulasan
mengenai pembentukan karakter yang lebih baik.

Dapat disimpulkan pendidik haruslah memperhatikan hal-hal sebagai berikut :


1. Pendidikan agama hendaklah diberikan kepada anak sedini mungkin, ajarilah dari
hal-hal yang kecil sesuai dengan tuntunan agama.
2. Pelajaran pendidikan agama bukan merupakan science semata, melainkan ilmu
amaliah tercakup di dalamnya.
3. Anak cenderung mengikuti apa yang dilihatnya dari orang dewasa oleh karena itu
hendaknya orang-orang tua membiasakan berprilaku keseharian dengan akhlakul
karimah, baik perkataan maupun perbuatan

Anda mungkin juga menyukai