Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF YANG ADA

DI KECAMATAN TEMPEH, LUMAJANG DALAM


MENGHADAPI MASYARAKAT
EKONOMI ASEAN (MEA) 2015

Pembina :
Purnomo Siddy S.T, M.Sc

DisusunOleh :
Muhammad Luki F (121910301079)
Reza Kurniawan (141910301043)
Aida Putri Ariansyah (141910301106)
KELAS C

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Jember
2015
BAB I

1.1 Judul: Pengembangan Ekonomi Kreatif Yang Ada Di Kecamatan Tempeh,


Lumajang Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (Mea) 2015

1.2 Tujuan:
1. Memenuhi tugas Kewirausahaan sebagai pengganti Ujian Akhir Semester.
2. Mengidentifikasi sektor Ekonomi Kreatif di kecamatan Tempeh, Lumajang.
3. Mengetahui apa saja sektor Ekonomi Kreatif masyarakat di kecamatan Tempeh,
Lumajang.
4. Mengidentifikasi karakteristik Ekonomi Kreatif di kecamatan Tempeh, Lumajang.
5. Mengidentifikasi keberadaan lokasi Ekonomi Kreatif di Kecamatan Tempeh,
Lumajang.
6. Mengetahui permasalahan dari sub-sektor yang telah diambil dari Ekonomi Kreatif
masyarakat di kecamatan Tempeh, Lumajang.
7. Mengetahui potensi dan kontribusi Ekonomi Kreatif di Kecamatan Tempeh,
Lumajang dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

1.3 Lokasi:
Pelaksaaan kegiatan survei ini dilakukan sebagai tugas mata kuliah kewirausahaan
yang kami ambil dalam lingkup kecamatan yaitu kecamatan Tempeh, kota
Lumajang.
BAB II
HASIL SURVEI

2.1 Posisi Geografis Daerah


Kecamatan Tempeh merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten
Lumajang. Kecamatan Tempeh mempunyai Luas Wilayah 88,05 Km2 yang terletak pada 113
01' 50'' - 113 12' 43'' BT dan 8 8' 55'' - 8 15' 33'' LS. Kecamatan Tempeh dibagi menjadi 13
Desa yaitu :

1. Desa Tempeh Lor 8. Desa Kaliwungu


2. Desa Tempeh Tengah 9. Desa Besuk
3. Desa Tempeh Kidul 10. Desa Pulo
4. Desa Lempeni 11. Desa Jatisari
5. Desa Pandanwangi 12. Desa Gesang
6. Desa Pandanarum 13. Desa Jokarto
7. Desa Sumberjati

2.2 Kondisi Sumber Daya


2.2.1 Sumber Daya Manusia
Hasil survei diambil dari statistik yang ada di dalam kecamatan Tempeh,
Kabupaten Lumajang yang ditelusuri dari data yang ada di Badan Pusat Statistik.
Kecamatan Tempeh dengan jumlah penduduk mencapai 80,296 jiwa dengan rincian
jumlah penduduk laki-laki 39.058 jiwa (48,64%) dan jumlah penduduk perempuan
41.238 jiwa (51,36%) dimana 61,18 % merupakan usia produktif (Badan Pusat Statistik
Kab. Lumajang, 2013).
Dari data pada tahun 2012 penduduk usia 10 tahun keatas yang bekerja sebanyak
74.473 orang dengan didominasi buruh tani dan petani yang mencapai 55.257 (74,19%)
dari total pekerja yang ada. Untuk jumlah pekerja terbanyak kedua dan ketiga adalah
dengan mata pencaharian dibidang industri atau kerajianan yaitu sebanyak 7.600 orang
dan bidang perdagangan sebanyak 6.742 orang.
Hasil survei pelaku ekonomi kreatif di kecamatan Tempeh bahwa dalam kecamatan
tersebut memiliki pengembangan ekonomi kreatif seperti kerajian emas dan perak, seni
pertunjukan reog dan topeng khas kaliwungu, serta produksi pangan kripik buah (pisang,
mangga, nangka, salak).
2.2.2 Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Pertanian
Sebagai wilayah dengan mayoritas dataran rendah, sumber daya alam yang banyak
ditemui adalah dari sektor pertanian terutama padi dan jagung. Namun banyak juga
ditemukan lahan-lahan yang ditanami pisang dan tembakau. Hasil pertanian di
Kecamatan Tempeh cenderung disetorkan pada pengepul dan bukan untuk dijadikan
bahan olahan sendiri.

2.3 Kondisi Ekonomi


Berdasarkan data statistik pada tahun 2012 seperti yang telah dicantumkan diatas,
dapat disimpulkan bahwa hampir semua masyarakat sekitar mulai bekerja terhitung sejak usia
10 tahun. Hal itu menunjukkan bahwa di usia-usia sekolah mereka cenderung memilih untuk
tidak melanjutkan jenjang pendidikan. Rata-rata masyarakat sekitar memiliki jenjang
pendidikan yang rendah hanya sampai Sekolah Menengah atau bahkan ada yang hanya
sampai Sekolah Dasar saja. Namun dengan keadaan seperti itu tidak serta merta membuat
keadaan ekonomi masyarakat Kecamatan Tempeh khususnya di Desa Gesang menjadi ikut
rendah, hal itu dikarenakan di daerah tersebut memiliki satu potensi yang cukup menjanjikan
yaitu memproduksi kerajinan emas dan perak. Kegiatan tersebut yang mengangkat keadaan
ekonomi masyarakat sekitar.
Kerajian emas dan perak merupakan pengembangan Ekonomi Kreatif di kecamatan
Tempeh yang menonjol dikarenakan dapat mengangkat perkembangan ekonomi di kecamatan
Tempeh yang didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas dalam memproduksi
kerajinan emas dan perak yang inovatif dan mampu bertahan. Di dalam negeri kerajian emas
dan perak ini terkenal baik sebagai desain dan mutunya yang berkualitas. Kerajinan emas dan
perak merupakan handmade sehingga kerajinan yang dihasilkan sangat bagus dan unik.
Kerajinan emas dan perak di kecamatan ini sudah ada pada tahun 1955 dan sebagian besar
penduduknya dahulu bermata pencaharian sebagai pengrajin perak. Hingga saat ini sistem
produksinya masih berupa home industry. Oleh karena itu kerajian emas dan perak diangkat
oleh Desa Pulo dan Desa Gesang yang berada dalam sentral industry logam di kecamatan
Tempeh. Dari tahun 1990-2004 nilai hasil industri sebesar Rp.171.812.976.100,-. Tahun
2005-2008 nilai hasil industri sebesar Rp 200.831.880.550,- dan pada tahun 2009-2012 nilai
hasil industri sebesar Rp 217.438.349.300,-.
Bapak Sukar Buadi merupakan salah satu pengrajin emas dan perak yang ada di desa
Gesang. Beliau sudah merintis usahanya dibidang kerajinan emas dan perak ini sejak tahun
1990. Beliau mengawali usahanya sejak memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya
sebagai buruh Pabrik Gula Jatiroto. Menurut beliau lebih baik baik berwirausaha daripada
menjadi buruh pabrik yang bekerja untuk orang lain. Dari situlah Bapak Sukar Buadi bertekad
untuk memulai berwirausaha menjadi pengrajin emas dan perak. Usaha tersebut dipilih karena
menurut beliau usaha menjadi pengrajin emas dan perak sangat menjanjikan untuk
dikembangkan di Indonesia salah satunya di Kecamatan Tempeh, Lumajang.
Namun dengan pendidikan beliau yang hanya lulusan SMP tidak mengurangi
semangatnya untuk menjadi seorang pengusaha sukses. Bapak Sukar Buadi selalu berusaha
belajar dan bekerja keras agar dapat mewujudkan impiannya tersebut. Beliau juga hobi
membaca buku-buku ensiklopedia yang berkaitan dengan pekerjaannya. Dulunya usaha
Bapak Sukar Buadi terbilang sukses dan produksinya dipasarkan sampai ke Bali. Namun
semenjak adanya peristiwa bom Bali tahun 2005 usaha Bapak Sukar Buadi mengalami
penurunan seiring berkurangnya wisatawan domestic maupun asing yang berkunjung ke Bali.
Sampai saat ini beliau masih menjalankan usahanya tersebut meskipun produksinya tidak
sebesar dulu. Kini bapak Sukar Buadi hanya mempekerjakan tiga karyawan dalam
menjalankan produksinya dengan pendapatan bersih yang diterima bapak Sukar Buadi sekitar
Rp. 500.000,- perhari.
Bapak Sukar Buadi membuat kerajinan emas dan perak dengan berbagai variasi mulai
drai perhiasan, cinderamata, dan aksesoris lainnya. Beliau mendapatkan bahan baku emas dan
perak dari Surabaya. Bapak Sukar Buadi memasarkan hasil kerajinannya tidak hanya di
daerah Lumajang saja namun juga diluar kota contohnya Bali. Keutungan menjadi seorang
pengusaha emas dan perak menurut beliau selain memperbaiki ekonomi keluarga juga untuk
mengurangi jumlah pengangguran yang ada dilingkungannya. Kendala dalam usaha ini
menurut bapak Sukar Buadi adalah jika tidak ada order maka tidak ada pekerjaan yang harus
dikerjakan, omsetnya pun akan menurun. Sebaliknya, omset akan meningkat menjelang hari-
hari besar dan saat hasil panen tinggi karena kebanyakan petani menginvestasikan uang hasil
panennya dengan membeli perhiasan emas atau perak.
Saat di tanya tentang MEA, Bapak Sukar Buadi menanggapi positif bahwa dengan
adanya MEA akan menguntungkan pengrajin sebab akan masuk desain-desain baru yang
lebih menarik dan mampu bersaing di pasar industri yang lebih luas sehingga kerajinan emas
dan perak ini dapat menunjang kesejahteraan hidup para pelaku usahanya.
BAB III
PENGKLASIFIKASIAN

3.1 Sub-Sektor
Kerajinan
Industri kreatif sub sektor kerajinan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan
dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga
pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian
produknya. Berbagai macam barang kerajinan diproduksi di desa-desa dan kecamatan
di Tempeh, diantaranya adalah kerajinan emas dan perak.
Seni Pertunjukan
Industri kreatif sub sektor seni pertunjukan adalah kegiatan kreatif yang
berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukan (misal:
pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional,
musik teater, opera, termasuk tur musik etnik), desain dan pembuatan busana
pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan. Misalnya yang ada di kecamatan
Tempeh yaitu Tari Topeng Khas Kaliwungu yang telah dipromosikan hingga ke Swiss
serta reog Tresno Manunggal yang merupakan salah satu seni pertunjukan khas jawa
timur yang ada di desa Gesang.
Kuliner
Industri kreatif sub sektorkuliner adalah kegiatan kreatif yang termasuk baru,
kedepan direncanakan untuk dimasukkan ke dalam sektor industri kreatif dengan
melakukan sebuah studi terhadap pemetaan produk makanan olahan khas Indonesia
yang dapat ditingkatkan daya saingnya di pasar ritel dan passar internasional. Studi
dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi selengkap mungkin mengenai
produk-produk makanan olahan khas Indonesia, untuk disebarluaskan melalui media
yang tepat, di dalam dan di luar negeri, sehingga memperoleh peningkatan daya saing
di pasar ritel modern dan pasar internasional. Pentingnya kegiatan ini dilatarbelakangi
bahwa Indonesia memiliki warisan budaya produk makanan khas, yang pada dasarnya
merupakan sumber keunggulan komparatif bagi Indonesia. Hanya saja, kurangnya
perhatian dan pengelolaan yang menarik, membuat keunggulan komparatif tersebut
tidak tergali menjadi lebih bernilai ekonomis.
3.2 Pemasalahan dan isu-isu penting.
Berdasarkan hasil survei yang telah kita lakukakan ,ada permasalahan yang terjadi di
dalam industri kreatif ini. Salah satunya adalah kurangnya pendidikan atau pelatihan yang
dibutuhkan oleh masyarakat sekitar untuk mengembangkan industri kreatif tersebut. Dan juga
karena proses produksi terbilang cukup lama serta membutuhkan keuletan tinggi sehingga
banyak pemuda yang malas untuk melanjutkan usaha tersebut. Selain itu kurangnya promosi
untuk dapat meningkatkan mutu jual, kreatifitas dan inovasi yang lebih baik lagi. Sehingga
usaha dari kerajinan emas dan perak bukan hanya dari usaha bapak Sukar Buadi tetapi juga
usaha kerajinan dari pengusaha lain dapat berkembang dengan baik.
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan permasalahan yang ada di lapangan setelah dilakukan wawancara


terhadap narasumber, pemerintah setempat seharusnya memberikan perhatian terhadap para
pelaku ekonomi kreatif di daerahnya serta dapat berkolaborasi atau menjalin hubungan secara
langsung dengan pelaku ekonomi kreatif di daerahnya agar dapat terjalin hubungan guna
meningkatkan perekonomian di kabupaten Lumajang.
Dalam hasil produksipun juga dapat menciptakan produksi yang lebih inovatif dan
kreatif yang di dukung dengan SDM yang mendukung dan memadai. Sehingga dibutuhkan
pendidikan dan pelatihan yang baik untuk industri kreatif ini kedepannya. Kedepannya
ekonomi kreatif menjadi sebuah pengembangan ekonomi dan menjadi pertimbangan dari
kecamatan Tempeh untuk dapat berkontribusi atau ikut serta dalam MEA 2015 atas nama
Indonesia. Masyarakat Ekonomi Asean adalah bentuk pasar tunggal dan basis produksi,
kawasan ekonomi yang sangat kompetitif, kawasan pengembangan ekonomi yang merata atau
seimbang dan kawasan yang terintegrasi sepenuhnya menjadi ekonomi global.
Sehingga sebagai ekonomi kreatif selain untuk berkontribusi dalam MEA 2015,
pelaku ekonomi juga dapat sebagai menekan angka pengangguran khususnya di daerah
kecamatan Tempeh. Karena dengan adanya pelatihan tadi dapat membuka lapangan pekerjaan
baru untuk orang lain yang membutuhkan pekerjaan dan akan menjadi nilai tambah bagi
kecamatan Tempeh. Bukan hanya kecamatan Tempeh tetapi juga akan membawa nama baik
dan perkembangan bagi Indonesia kedepannya.
BAB V
KESIMPULAN

Dalam ekonomi kreatif di daerah kecamatan Tempeh dapat dipertimbangan dalam


keikutsertaan ekonomi kreatif menjelang MEA 2015. Dikarenakan berdasarkan pertimbangan
yang sudah menjadi kontribusi dalam persaingannnya di dalam bidang industri kerajinan yang
lainnya. Namun hanya saja perlu adanya perhatian dari pemerintah pusat ataupun setempat
dalam perkembangan kualitas yang dinilai dari kreativitas dan inovasi yang lebih baik.
Sehingga ekonomi kreatif ini dapat menjadi perkembangan ekonomi bukan hanya untuk di
daerahnya tetapi juga untuk negara.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

http://lumajangkab.go.id/ Dikutip Pada Tanggal 8 Nopember 2015 (10:30)

http://lumajangkab.bps.go.id/Subjek/view/id/12#subjekViewTab3|accordion-daftar-
subjek1 Dikutip Pada Tanggal 8 Nopember 2015 (10:30)

Anda mungkin juga menyukai