PENDAHULUAN
Sebagai perawat/ners selalu dihadapkan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan
etik. Oleh karena itu etik menjadi sangat penting untuk dipahami oleh individu perawat sendiri.
Etik merupakan perilaku dan dalam skala yang lebih luas, etik merupakan sikap yang menuntun
perawat dalam bertindak sebagai anggota profesi.
Etika keperawatan sebagai tuntunan bagi profesi bersumber dari pernyataan Florence
Nightingale dalam ikrarnya (Nightingale Pledge) yang merupakan ikrar profesi keperawatan
kepada masyarakat yaitu profesi keperawatan berkewajiban:
Di Indonesia melalui perjuangan yang cukup panjang, maka pada tahun 1976 telah disepakati
dan diterima kode etik perawat Indonesia yang merupakan salah satu langkah maju demi
pertumbuhan keperawatan profesional. Tujuan keperawatn adalah memberikan asuhan
keperawatn baik secara individu maupun berkelompok yang titik sentralnya adalah manuysia
dengan memperhatikan harkat, martabat dan penghargaan terhadap keluhuran insani.
Sebagai seorang profesional, perawat menerima tanggung jawab dan mengemban tanggung
jawab untuk memnbuat keputusan dan mengambil langkah-langkah tentang asuhan keperawat
yang diberikan. Perawat juga bekerja di berbagai tatanan dan mengemban berbagai peran yang
membutuhkan interaksi bukan saja dengan klien/pasien, keluarga dan masyarakat tetapi juga
dengan tim kesehatan lain.
Dalam melaksanakan tugasnya perawat akan sering mengalami konflik, baik dengan klien/pasien
beserta keluarganya maupun dengan tim kesehatan lain. Disamping itu perawat harus
mempertahankan dan meningkatkan kompetensinya dalam praktek sesuai dengan perkembangan
IPTEK keperawatan dan kesehatan, terutama yang berkaitan dengan perpanjangan hidup yang
sering menimbulkan dilema etik. Etik keperawatan berkaitan dengan hak, tanggung jawab dan
kewajiban dari tenaga keperawatan profesional dan institusi pelaanan dimana klien/pasien
dirawat. Pernyataan kode etik perawat dibuat untuk membantu dalam pembuatan standar dan
merupakan pedoman dalam pelaksanaan tugas, kewajiban dan tanggung jawab perawat
profesional. Kode etik merupakan ciri mutlak dari suatu profesi yang memberi makna bagi
pengaturan profesi tiu sendiri meliputi bentuk pertanggung jawaban dan kepercayaan yang
dilakukan oleh masyarakat.
Saat seseorang mulai memasuki profesi keperawatan, maka ia sceara langsung akan menerima
tanggung jawab, kepercayaan dan kewajiban yang melekat pada kode etik itu sendiri. Telaah
tentang maslaah etik dan isu/konflik yang mungkin timbul dalam praktek keperawatan dapat
dipakai sebagai landasan kerja bagi perawat dalam pendekatan yang sistematik terhadap perilaku
etis. Hal ini juga akan memberikan peningkatan kesadaran tentang bergam masalah etik dan
pengambilan keputusan dalam asuhan keperawatan.
Perawat dapat menjaga perspektif etis dengan jalan menyadari bahwa semua keputusan yang
diambil dalam praktek mempunyai dimensi etis. Hal ini disebabkan karena perawat bekerja
dengan berbagai urusan manusia yang berbeda dan membuat pertimbangan-pertimbangan
tentang apa yang perlu dilakukan untuk mereka. Regulasi menjadi penting karena regulasi
merupakan kebijakan/ketentuan yang menagtur profesi keperawatan dalam melaksanakan tugas
sprofesinya dan tekait kewajiban dan hak.Pada saat ini regulasi dilakukan dengan mengacu pad
akeputusan Menteri Kesehatan no. 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktek keperawatan
yang dibuat oleh konsil keperawatan. Dengan adanya registrasi, lisensi dan sertifikasi, maka
mutu pelayanan dan tingkat kepuasan klien meningkat dan malpraktek dapat dicegah. Buku
pedoman kode etik perawat ini disusun dengan maksud dan tujuan untuk memberikan landasan
tentang mengapa perawat harus mempelajari dan menghayati tentang etika profesi keperawatan.
Berdasarkan UU no. 18 / 2002 tentang IPTEK sebagai berikut:Organisasi profesi adalah wadah
masyarakat ilmiah dalam suatu cabang atau lintas disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi atau
suatu bidang kegiatan profesi, yang dijamin oleh negara untuk mengembangkan profesinalisme
dan etika profesi dalam masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (pasal 1 butir
14 UU No. 18/2002 tentang IPTEK).
Dewan Kehormatan Kode Etik dibentuk oleh Organisasi Profesi untuk menegakkan etika,
pelaksanaan kegiatan profesi serta menilai pelanggaran profesi yang dapat merugikan
masyarakat atau kehidupan profesinalisme di lingkungannnya.
2.2.1. Visi.
MKEKep. Merupakan suatu lembaga yang memiliki kewenangan otonom terhadap pembinaan
perawat dan komunitas keperawatn untuk menegakkan etika profesi dan ikut kontribusi dalam
kebijakan kesehatan nasional yang berkaitan dengan masalah etik.
2.2.2. Misi
2.2.2.1. Proaktif untuk memberdayakan diri dalam pengendalian dan pemberlakuan standar
etik profesi.
2.2.2.3. Menyiapkan peoman etik keperawatan sebagai acuan dalam melaksanakan praktek
keperawatan.
2.2.2.4. Menyusun alur dan mekanisme penyelesaian masalah etik sebagai pedoman dalam
pelaksanaan praktek keperawatan.
2.2.2.6. Mengendalikan pendidikan dan praktek keperawatan dalam pelaksanaan etik untuk
melindungi serta menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat.
2.3.1. MKEKep adalah badan otonom PPNI yang bertanggung jawab kepada musyawarah
nasional, musywarah propinsi, musyawarah kabupaten/kota dan rapat anggota sesuai dengan
tingkat kepengurusan majelis.
2.3.2. MKEKep dibentuk pada tingkat pusat dan propinsi. Apabila diperlukan pada tingkat
kabupaten / kota dapat dibentuk atas pertimbangan dan persetujuan dari pengurus MKEKep.
2.3.3. MKEKep mengadakan koordinasi dengan pengurus pusat, propinsi, kabupaten/kota serta
komisariat PPNI sesuai dengan tingkat keperngurusan.
2.4.1. Melakukan tugas bimbingan, pengawsan dan penilaian dalam pelaksanaan etika
keperawatan.
2.4.2. Memperjuangkan agar etika keperawatan dapat diteapkan dengan baik di Indonesia.
2.4.3. Memberikan usul dan saran kepada pengurus sesuai dengan tingkat kepengurusan
majelis.
2.4.4. Membina hubungan baik dengan aparat etik yang ada, baik Pemerintah ataupun
organisasi profesi lain.
KEWAJIBAN PERAWAT
* Perawat wajib mematuhi semua peraturan rumah sakit dengan hubungan hukum antara perawat
dengan pihak rumah sakit.
* Perawat wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak rumah sakit.
* Perawat wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati dengan pihak rumah sakit.
* Perawat wajib memberikan pelayanan / asuhan keperawatan sesuai standar profesi dan batas
kewenangannnya /otonom profesi.
* Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.
* Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien / pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarganya dan dapat menjalankan ibadah sesuai dengan agama /
keyakinannya sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan pelayanan kesehatan.
* Perawat wajib bekerja sama dengan tenaga medis / tenaga kesehatan lain yang terkait dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada klien / pasien.
* Perawat wajib memberikan informasi yang adekuat tentang tindakan keperawatan kepada klien
/ pasien dan atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya.
* Perawat wajib melakukan pertolongan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai dengan batas
kewenangannya.
* Perawat wajib memelihara pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional
yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
* Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang
diperlukan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.
HAK PERAWAT
- Meningkatkan peran serta dalam perhimpunan perawat nasional sehingga dapat tercipta
kondisi sosial ekonomi yang menguntungkan bagi perawat.
- Berkolaborasi dengan pihak lain untuk menetapkan standar bagi pendidikan keperawatan,
praktek, penelitian dan manajemen.
- Menyusun kebijakan, pedoman dan standar yang terkait denagn penelitian keperawatan.
- Melakukan lobby demi teciptanya kondisi kerja sosial dan ekonomi yang adil dalam
keperawatan.
- Membangun kesadaran tentang fungsi-fyngsi khusus dan yang tumpang tindih serta potensi
terjadinya ketegangan interdisiplin.
- Membangun sister tenpat kerja yang mendukung nilai-nilai umum etika dan perilaku
profesional.
- Mengambangkan mekanisme untuk menjaga individu, keluarga atau komuniti apabila asuhan
mereka terancam oleh petugas pelayanan kesehatan.
- Menanamkan dalam diri peserta didik kebutuhan untuk menjaga individu, keluarga atau
komunikasi apabila asuhan terancam oleh petugas pelayanan kesehatan.
- Menyediakan peoman, kebijakan dan berbagi forum diskusi dalam rangka mengamankan
masyarakat apabila asuhan mereka terancam oleh petugas pelayanan kesehatan.
Sebagai perawat, secara pribadi bertanggung jawab dalam melaksanakan praktek dan dalam
menajlankan tanggung jawab profesionalnya :
1. Pasien berhak memperoleh infromasi menganai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit.
2. Pasien berhak memperoleh infromasi mengani tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit.
3. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai standar profesi
kedokteran/kedokteran gigi tanpa diskriminasi.
4. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai standar profesi keperawatan.
5. Pasien berhak memeilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
6. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis dan
pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar
7. Pasien berhak meminta konsultasi kepad adokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut
(second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya sepengetahuan dokter yang merawat
8. Pasien berhak atas privacy dan kerhasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya.
9. Pasien berhak mandapat informasi yang meliputi : penyakit yang diderita tindakan medik yang
hendak dilakukan, kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk
mengatasinya, alternatif terapi lainnya prognosanya dan perkiraan biaya pengobatan.
10. Pasien berhak menyetujui/memberikan ijin atas tindakan yang akan dilakukan oleh Dokter
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
11. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawabnya sendiri sesudah memperoleh informasi yang
jelas tentang penyakitnya.
12. Pasien yang dalam keadaan kritis berhak didampingi oleh keluarganya.
13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama / kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak menganggu pasien lainnya.
14. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit.
15. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya.
16. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
Kewajiban perawat.
11.1. Perawat wajib mematuhi semua peraturan rumah sakit dengan hubungan hukum antara
perawat dengan pihak rumah sakit.
11.2. Perawat wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak rumah sakit.
11.3. Perawat wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati dengan pihak rumah sakit.
11.4. Perawat wajib memberikan pelayanan/asuhan keperawatan sesuai standar profesi dan
batas kewenangannnya /otonom profesi.
11.6. Perawat wajib merujuk klien/pasien kepad perawat lain/tenaga kesehatan lain yang
mempunyai keahlian / kemampuan yang lebih baik.
11.7. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien/pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarganya dan dapat menjalankan ibadah sesuai dengan
agama/keyakinannya sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan pelayanan kesehatan.
11.8. Perawat wajib bekerja sama dengan tenaga medis/tenaga kesehatan lain yang terkait
dalam meberikan pelayanan kesehatan kepada klien/pasien.
11.9. Perawat wajib memberikan informasi yang adekuat tentang tindakan keperawatan kepada
klien/pasien dan atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya.
11.13. Perawat wajib melakukan pertolongan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai dengan
batas kewenangannya.
11.14. Perawat wajib merahasiakan sehala sesuatu yang diketahuinya tentang klien/perawat
bahkan juga setelah klien/pasien meninggal kecuali jika diminta keterangannya oleh yang
berwenang.
12.Hak Perawat.
Perawat berhak :
12.1. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
12.3. Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan perundangan serta
standar profesi dan kode etik profesi.
12.4. Mendapatkan informasi lengkap dari klien / pasien yang tidak puas terhadap
pelayanannya.
12.6. Diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit maupun klien / pasien dan atau keluarganya.
12.7. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan dengan
tugasnya.
12.9. Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh
klien/ pasien dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lain.
12.10. Menolak pihak lain yang memberi anjuran / permintaan tertulis untuk melakukan
tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan, standra profesi dan kode etik.
12.11. Mendapatkan penghargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai peraturan /
ketentuan yang berlaku di rumah sakit.
Mengetahui nilai-nilai dasar dan moral dalam praktek klinis keperawatan dan
kebidanan
MATERI
PENDAHULUAN
Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala
bidang serta meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap
meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan keperawatan atau kebidanan. Hal ini merupakan tantangan bagi
profesi keperawatan dan kebidanan dalam mengembangkan profesionalisme
selama memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan yang tinggi
memerlukan landasan komitmen yang kuat dengan basis pada etik dan moral
yang tinggi.
Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat atau bidan akan
tercermin dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan
yang diambil dalam merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu pemahaman
yang mendalam tentang etika dan moral serta penerapannya menjadi bagian yang
sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan keperawatan atau
kebidanan dimana nilai-nilai pasen selalu menjadi pertimbangan dan
dihormati.
Pengertian:
Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau
salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku.
Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam
situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing
manusia berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-
nilai yang dianutnya. Banyak pihak yang menggunakan istilah etik untuk
mengambarkan etika suatu profesi dalam hubungannya dengan kode etik
profesional seperti Kode Etik PPNI atau IBI.
Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal
tentang benar atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika
dalam agama, hukum, adat dan praktek profesional
Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan
dengan sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi
Penghargaan: (1) Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda
akan merasa senang bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan dihargai
pasen atau klien serta sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas
keterampilan hubungan interpersonal yang dilakukan; (2) Dapat
mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak bersedia
memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya.
Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul nilai-nilai moral yang
dilakukan serta selalu konsisten untuk mempertahankannya. Bila dibicarakan dengan
sejawat atau pasen dan ternyata tidak sejalan, maka seseorang merasa terjadi
sesuatu yang kontradiktif dengan prinsip-prinsip yang dianutnya yaitu;
penghargaan terhadap martabat manusia yang tidak terakomodasi dan sangat
mungkin kita tidak lagi merasa nyaman. Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai
merupakan suatu proses dimana kita perlu meningkatkan serta konsisten bahwa
keputusan yang diambil secara khusus dalam kehidupan ini untuk menghormati
martabat manusia. Hal ini merupakan nilai-nilai positif yang sangat berguna
dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat luas.
Menonton televisi.
Asuhan juga memiliki tradisi memberikan komitmen utamanya terhadap pasen dan
belakangan ini mengklaim bahwa advokasi terhadap pasen merupakan salah
satu peran yang sudah dilegimitasi sebagai peran dalam memberikan asuhan
keperawatan/kebidanan. Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya
melindungi dan mendukung hak-hak pasen. Hal tersebut merupakan suatu
kewajiban moral bagi perawat atau bidan, dalam menemukan kepastian tentang
dua sistem pendekatan etika yang dilakukan yaitu pendekatan berdasarkan
prinsip dan asuhan. Perawat atau bidan yang memiliki komitmen tinggi dalam
mempraktekkan keperawatan profesional dan tradisi tersebut perlu mengingat
hal-hal sbb: (1) Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar tetap memegang
teguh komitmen utamanya terhadap pasen; (2) berikan prioritas utama terhadap
pasen dan masyarakat pada umumnya; (3) Kepedulian mengevaluasi terhadap
kemungkinan adanya klaim otonomi dalam kesembuhan pasen. Bila menghargai
otonomi, perawat atau bidan harus memberikan informasi yang akurat,
menghormati dan mendukung hak pasien dalam mengambil keputusan.
KESIMPULAN
EVALUASI
LATIHAN
A. Kasus Kebidanan
Seorang ibu PP masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu. Sewaktu dilakukan
anamnesa dia mengatakan tidak mau di episiotomi. Sekarang ini pasen tersebut
berada dalam kala II dan kala II yang berlangsung agak lambat, tetapi ada
kemajuan. Perineum masih kaku dan tebal. Keadaan ini dijelaskan kepada ibu
oleh bidan, tetapi ibu tetap pada pendiriannya. Sementara waktu berjalan terus
dan bjj mulai menunjukkan keadaan yang tidak stabil/fetal distress dan ini
mengharuskan bidan untuk mempertimbangkan melakukan episiotomi, tetapi ibu
tersebut tidak menggubrisnya. Bidan berharap bayinya selamat. Sementara itu
ada bidan yang memberitahukan bahwa dia pernah melakukan hal ini tanpa
persetujuan pasen untuk melindungi bayinya. Jika bidan melakukan episiotomi
tanpa persetujuan pasen, maka bidan akan dihadapkan kepada sederetan
tuntutan.
Diskusikan:
Bila tidak dilakukan, apa yang akan terjadi pada bayinya ? Dan bagaimana sikap
Anda terhadap kasus ini ?
B. Kasus Keperawatan
Pasen 35 tahun, wanita, dirawat karena disentri amuba. Diberikan th/ flagil 3 x 2
tablet @ 500 mg. Dari pantauan perawat, obat sudah habis tetapi tidak ada
kemajuan, padahal obat selalu dibagikan oleh perawat pagi, siang, sore sebelum
makan. Pada saat perawat verbed masuk diketahui ada obat flagil di bawah
bantalnya. Setelah ditanyakan, pasen menjawab bahwa obatnya mahal, karena itu
ia simpan supaya tidak cepat habis.
Diskusikan:
U2FsdGVkX1-chR reply 1
reply 2610:U2FsdGVkX
submitted