Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA DADA

DISUSUN OLEH:

NAMA:DIGNAVIANA NGONGO

NIM:2016610023

KELAS:II A

PRODI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS


TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG2017
A.DEFINISI

Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan
pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru,
diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang
dapat menyebabkan gangguan system pernafasan.

Trauma dada adalah masalah utama yang paling sering terjadi pada bagian
emergency. Cidera pada dada dapat mengenai tulang-tulang sangkar dada, pleura
dan paru-paru, diagfragma atau organ-organ dalam mediastinum.

B. ETIOLOGI
Trauma dada dapat disebabkan oleh :

a. Tension pneumothorak-trauma dada pada selang dada, penggunaan therapy


ventilasi mekanik yang berlebihan, penggunaan balutan tekan pada luka dada
tanpa pelonggaran balutan.

b. Pneumothorak tertutup-tusukan pada paru oleh patahan tulang iga, ruptur oleh
vesikel flaksid yang seterjadi sebagai sequele dari PPOM. Tusukan paru dengan
prosedur invasif.

c. Kontusio paru-cedera tumpul dada akibat kecelakaan kendaraan atau tertimpa


benda berat.

d. Pneumothorak terbuka akibat kekerasan (tikaman atau luka tembak)

e. Fraktu tulang iga

f. Tindakan medis (operasi)

g. Pukulan daerah torak.


C. Tanda dan Gejala Trauma Dada

Fraktur iga (secara klinis)

Pasien dengan fraktur sternum memiliki nyeri dada anterior, nyeri yang hebat saat
berbaring, ecchymosis, krepitus, pembengkakan, dan potensial dari deformitas
dinding dada. Untuk pasien dengan patah tulang rusuk,manifestasi klinis serupa:
sakit parah pada titik nyeri dan kejang otot di atas area fraktur,
yang akan diperburuk oleh batuk, bernapas dalam, dan gerakan. Daerah sekitar
fraktur mungkin tampak memar. Untuk mengurangi rasa sakit pasienakan
membebat (splints) dada dengan bernapas secara dangkal dan
menghindari mendesah, napas dalam, batuk, dan gerakan. Keengganan
untuk memindahkan atau bernapas dalam menghasilkan ventilasi berkurang,
kolaps alveoli (atelektasis), pneumonitis, dan hipoksemia.Insufisiensi pernapasan
dan kegagalan bisa menjadi hasil siklus tersebut.

Memar paru (secara klinis)

Manifestasi klinis memar paru ringan, sedang, atau berat bervariasi dari takipnea,
takikardia, nyeri dada, hipoksemia, perdarahan dan asidosis. Selain itu, pasien
dengan luka memar paru sedang memiliki sejumlah besar lendir, serum, dan darah
dalam cheobronchial, pasien sering mengalami batuk konstan tetapi tidak dapat
mengbersihkan sekresi. Seorang pasien dengan kontusio berat memiliki tanda dan
gejala sianosis sentral, agitasi, combativeness, dan batuk produktif dengan
berbusa, sekret berdarah.

Pneumothorax (secara klinis)

Tanda dan gejala yang berhubungan dengan pneumotoraks tergantung pada


ukuran dan penyebabnya. Nyeri biasanya tiba-tiba dan mungkin pleuritic. Pasien
mungkin hanya memiliki gangguan pernapasan minimal dengan sedikit
ketidaknyamanan dada dan takipnea. Jika pneumotoraks yang besar dan paru-
paru kolaps total, gangguan pernapasan akut terjadi. Pasien cemas, memiliki
dyspnea dan kekurangan udara, telah meningkatkan penggunaan otot-otot
aksesori, dan dapat mengembangkan sianosis sentral dari hipoksemia. Nyeri dada
yang parah dapat terjadi, disertaidengan takipnea, penurunan pergerakan
sisi dada yang terkena,suara timpani pada perkusi dari dinding dada.

Pneumothorax tegangan

Gambaran klinisnya adalah salah satu dari kekurangan udara, agitasi, peningkatan
hypoxemia, sianosis sentral, hipotensi, takikardia, dan diaforesis.

D.PATOFISIOLOGI

Cedera dada yang memerlukan tindakan darurat adalah abstruksi jalan napas,
hematoraks besar, tamponade jantung pneumotoraks desak. Dada gail ( flail chest,
dada instabil ) pneumotoraks tebuka dan kebocoran udara trakea bronkus semua
kelainan ini menyebabkan gawat dada / toraks akut yang analog dengan gawat
parut dalam arti diagonis harus ditegakkan secepatnya mungkin. Empat
penanganan dilakukan segera untuk mempertahankan pernapasan,ventilasi paru
paru dan pendarahan. Sering tindakan yang diperlukan untuk menyelamatkan
penderita bukan merupakan tindakan operasi seperti membebaskan jalan napas,
aspirasi rongga pleura, aspirasi rongga perikard, dan menutup sementara luka
dada.Tetapi kadang diperlukan torakotomi darurat.Luka yang tembus didada harus
segera ditutup dengan jahitan yang kedap udara.

PATHWAY
Trauma dada

Robekan pleura

Terbukanya dinding dada

Aliran udara ke rongga pleura meningkat

Tekanan di rongga pleura lebih tinggi dari pada di atmosfer

Terjadi kollaps paru

Kompensasi untuk memenuhi oksigen ke seluruh tubuh berkurang

Jantung bekerja lebih cepat

Takikardi

Napas menjadi pendek dan cepat

E. MANIFESTASI

Tanda dan gejala yang sering muncul pada penderita trauma dada;

1. Nyeri pada tempat trauma, bertambah pada saat inspirasi.

2. Pembengkakan lokal dan krepitasi yang sangat palpasi.

3. Pasien menahan dadanya dan bernafas pendek.

4. Dyspnea, takipnea.

5. Takikardi.

6. Tekanan darah menurun.

7. Gelisah dan agitasi.

8. Kemungkinan cyanosis.

9. Batuk mengeluarkan sputum bercak darah.

10. Hypertympani pada perkusi di atas daerah yang sakit.

11. Luka pada dada.

12. Sianosis.

13. Perdarahan pada dada.

14. Sesak nafas.

15. Nyeri pada dada.


F. KLASIFIKASI

Trauma thorak klasifikasikan menjadi :

I. Trauma tembus (tajam)

1. Terjadi diskontinuitas dinding toraks (laserasi) langsung akibat penyebab


trauma.

2. Terutama akibat tusukan benda tajam (kecelakaan mobil) atau peluru

3. Sekitar 10-30% memerlukan operasi torakotomi2.

Trauma tembus, biasanya disebabkan tekanan mekanikal yang dikenakan secara


direk yang berlaku tiba-tiba pada suatu area fokal. Kecelakaan mobil, misalnya,
akanmenyebabkan kerusakan jaringan torax(dada) dengan stretching dan crushing
dan cedera biasanya menyebabkan batas luka yang sama dengan bahan yang
tembus pada jaringan.

Berat ringannya cidera internal yang berlaku tergantung pada organ yangtelah
terkena setir mobil dan seberapa vital organ tersebut.Derajat cidera tergantung
pada mekanisme dari penetrasi dan temasuk, diantarafaktor lain, adalah efisiensi
dari energy yang dipindahkan dari obyek ke jaringan tubuhyang terpenetrasi.

Faktor faktor lain yang berpengaruh adalah karakteristik dari senjata, seperti
kecepatan, size dari permukaan impak, serta densitas dari jaringantubuh.

G. Pencegahan Trauma Dada

Perawat dapat meningkatkan pencegahan trauma dada dengan melalui progam-


progam penyuluhan masyarakat yang difokuskan pada praktek yang aman dalam
berkendara (missal, menggunakan helm saat mengendarai motor dan
menggunakan sabuk pengaman saat mengendarai mobil dan lain-lain,) dan
ditempat kerja.

I. Komplikasi Trauma Dada

Tension peneomothorax dapat menyebabkan pembunuh darah kolaps,


akibatnya pengisisan jantung menurun sehingga tekanan darah menurun. Paru
yang sehat juga dapat terkena dampaknya.

Pneumotoraks dapat menyebabkan hipoksia dan dispnea berat. Kematian


dapat terjadi.

G. DATA PENUNJANG
Anamnesa dan pemeriksaan fisik

Pemeriksaan foto toraks

CT Scan

Ekhokardiografi

Elektrokardiografi

KASUS:

Tn D, 33 tahun mengalami kecelakaan, mobilnya menabrak truk yang sedang


berhenti. Saat itu ia tidak menggunakan sabuk keselamatan. Dadanya membentur
stir mobil. Tn D dibawa ambulance ke IGD RSUD Kab. Tangerang. Saat dikaji
Tn. D mengeluh sesak, nyeri saat bernafas, tampak laserasi dan lebam pada dada,
lebam lebih hitam diarea kanan, pergerakan dada kanan tertinggal dari kiri
sehingga gerakan dada tidak simetris. Pada auskultasi dada kanan lebih redup dari
dada kiri. Tampak fraktur iga ke 6- 8 dengan hematopneumothoraks kanan.
Diputuskan pemasangan Water Seal Drainage, menggunakan sistem 3 botol. Saat
pemeriksaan TTV di dapatkan hasil RR 24x/ mnt, nadi 88x/ mnt, TD 120/ 90
mmHg, Suhu 38derajat C. Aktifitas klien dibantu oleh keluarga dan terjadi di
tempat tidur. Klien mengatakan merasa bersyukur bisa selamat dari kecelakaan.

KEYWORD:

Klien mengeluh sesak

Nyeri saat bernafas

Tampak laserasi dan lebam pada dada

Lebam lebih hitam diarea kanan

Pergerakan dada kanan tertinggal dari kiri sehingga gerakan dada tidak
simetris

Pada auskultasi dada kanan lebih redup dari dada kiri

Tampak fraktur iga ke 6-8 dengan hematopneumothoraks kanan

Diputuskan pemasangan Water Seal Drainage, menggunakan sistem 3


botol
RR 24x/ mnt

Nadi 88x/ mnt

TD 120/ 90 mmHg

Suhu 38c

Aktifitas klien dibantu oleh keluarga dan terjadi di tempat tidur

Klien mengatakan merasa bersyukur bisa selamat dari kecelakaan

ASKEP PADA KLIEN DENGAN TRAUMA DADA

1. Pengkajian

A. Identitas Klien

Nama : Tn D

Umur : 33 tahun

TTL : Pemalang, 25 Desember 1981

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

No. Med. Rec : 13.06.17.84

Diagnosa Medis : Trauma Dada

Tanggal Masuk : 24 APRIL 2017

Tanggal Pengkajian : 25 APRIL 2017

Ruang Rawat : Seruni Km. 1

Golongan Darah :O

Alamat :Jl. Dr. Sitanala No.46 Neglasari Tangerang


B. Identitas Penanggung jawab

Nama :Nn U

Umur : 30 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Jl. Dr. Sitanala No.46 Neglasari Tangerang

Hubungan dengan klien : Istri

2. Riwayat Keperawatan

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

a. Keluhan Utama

Klien mengatakan sesak.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Tn D 33thn dibawa ambulance ke IGD RSUD Kab. Tangerang. Saat dikaji Tn. D
mengeluh sesak, nyeri saat bernafas, tampak laserasi dan lebam pada dada, lebam
lebih hitam diarea kanan, pergerakan dada kanan tertinggal dari kiri sehingga
gerakan dada tidak simetris. Sesak dirasa bertambah saat klien bergerak dan
berkurang saat istirahat.

c. Upaya yang dilakukan

Istirahat dan Relaksasi

2. Riwayat Kesehatan Sebelumnya

a. Imunisasi : Klien mengatakan terakhir imunisasi saat masih kecil

b. Alergi : Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi


c. Penyakit yang pernah di derita : Klien mengatakan tidak pernah mengalami
penyakit berat.

d. Riwayat masuk RS : Klien mengatakan tidak pernah masuk RS seblumnya.

e. Obat-obatan yang pernah digunakan : Klien mengatakan lupa nama obat-


obatan yang pernah digunakan

f. Riwayat Kecelakaan : Klien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan

g. Riwayat Tindakan Operasi : Klien mengatakan tidak pernah operasi


sebelumnya

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan bahwa keluarganya tidak mempunyai penyakit keturunan yang


berat maupun menular.

3. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

Keadaan Umum Sedang, Kesadaran Umum Compos Mentis

b. Tanda-Tanda Vital

Tekanan Darah : 120/90 mmHg

Nadi : 88x Permenit

Suhu : 38C

RR : 24x Permenit

c. Antropometri

Tinggi Badan : 164cm

BB Pre OP : 50kg

Indeks Masa
Tubuh : BB = 50 = 50 = 18,5

TB (1,64) 2,6896
d. Kepala

Palpasi : Benjolan tidak ada, rambut halus.

Inspeksi : Rambut beruban dan bersih.

e. Mata

Inspeksi : konjungtiva anemis (kiri/kanan), reflek cahaya positif, pengihatan


kabur OD: 3/5 OS:3/5.

f. Telinga

Inspeksi : Tidak ada serumen (kirii/kanan),bentuk simetris (kiri/kanan)

Palpasi : Tidak ada benjolan (kiri/kanan), nyeri (-/-)

g. Hidung

Inspeksi : Tidak ada secret, pernafasan menggunakan cuping hidung

Palpasi: benjolan tidak ada, nyeri tidak ada.

h. Mulut dan faring

Inspeksi : Mukosa bibir kering, gigi lengkap, tidak ada caries, lidah agak
putih, nafas bau urea.

i. Leher

Inspeksi: Tidak ada pembesaran vena jugularis.

Palpasi: Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid.

j. Thoraks

Inspeksi: Bentuk dada normal, tidak ada kelainan tulang


belakang, pergerakan dada kanan tertinggal dari kiri, gerakan dada tidak
simetris, terdapat retraksi intercostal, tampak laserasi dan lebam pada dada, lebam
lebih hitam diarea kanan, tidak ada oedema dan jaringan parut, Tampak fraktur
iga ke 6- 8 dengan hematopneumothoraks kanan, terdapat pemasangan Water Seal
Drainage menggunakan sistem 3 botol.

Auskultasi: Suara nafas normal, suara ucapan (vocal resonans) normal, tidak
ada suara tambahan, pada auskultasi dada kanan lebih redup dari dada kiri
Pada jantung tidak ada ictus cordis, perkusi jantung normal, bunyi jantung
normal

Pada payudara ukuran, bentuk, dan kesimetrisan payudara normal, warna


aerola coklat, puting susu tidak ada ulcus dan pembengkakan, tidak ada secret.

k. Abdomen

Bentuk abdomen datar dan simetris, tidak ada jaringan parut dan lesi, tidak ada
oedema, bising usus 10x permenit, terdapat nyeri tekan

l. Ekstremitas atas (Tangan)

. Inspeksi : Tidak ada oedema (kiri/kanan), adanya bekas luka pada tangan
kanan, kulit tampak kering (kiri/kanan), Bentuk simetris, kekuatan otot 3 dari 0-5,
kuku jari bersih, refleks biceps dan trisep +

m. Ekstremitas bawah (Kaki)

. Inspeksi : Tidak ada oedema (kiri/kanan), kulit tampak kering


(kiri/kanan), Bentuk simetris, kekuatan otot 3 dari 0-5,terdapat lesi dan jaringan
parut, kuku jari bersih, tidak ada varices, dan refleks babinski +

4. Data Biologis

1. Pola Nutrisi

Makan

a. Frekuensi : 3x Sehari

b. Jenis : Nasi + Lauk + Sayur + Buah

c. Porsi/Jumlah : 1 Piring sedang tidak habis

d. Keluhan : tidak nafsu makan

e. Makanan yang dipantang : Tidak Ada

f. Alergi terhadap makanan : Tidak Ada

g. Suplemen yang dikonsumsi : Tidak Ada

Minum

a. Jenis : Air putih

b. Jumlah : 8 Gelas
2. Pola Eliminasi

Buang Air Besar (BAB)

Klien mengatakan BAB tidak teratur

Buang Air Kecil (BAK)

a. Input : 480cc

b. Output : 300cc

c. Balance : Input Output = 180cc

d. Warna : Coklat

e. Keluhan : Terkadang Nyeri

3. Pola Istirahat/Tidur

a. Tidur Siang : 2 jam

b. Tidur Malam : 7 Jam

c. Keluhan Tidur : Klien mengatakan terkadang terbangun saat malam hari


karena tidak nyaman tidur

4. Personal Hygiene

a. Mandi : 2x Sehari

b. Jenis Pakaian : Kaos

c. Perawatan Gigi : Tidak terlalu rutin

d. Penis Hygiene : 1x sehari

5. Data Psikologis

a. Status Perkawinan : Menikah

b. Status Emosi : Cemas

c. Pola Koping : Positif (Klien selalu menceritakan masalah yang


dihadapinya)

d. Pola Komunikatif : Klien Kooperatif

e. Konsep Diri :
Gambaran Diri : Klien terbuka dalam semua pertanyaan

Peran Diri :

Klien mengakui dirinya sebagai kepala keluarga yang baik bagi keluarganya

Klien mengakui dirinya sebagai ayah yang baik bagi anaknya

Harga Diri :

Klien mengakui merasa tersisihkan

Klien mengakui merasa dibutuhkan

Klien mengakui senang menjadi seorang ayah

Klien mengakui senang menjadi ketua aktifis

6. Data Sosial

Klien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga, lingkungan kerja, kuliah,


dan lingkungan sekitar dimanapun ia berada

7. Data Spiritual

Klien mengatakan selalu solat 5 waktu dan menjalankan kewajibannya sebagai


umat muslim.

8. Theraphy

Pemasangan Water Seal Drainage, menggunakan sistem 3 botol

Pemasangan Oksigen 3 lt/ mnt

9. Data Penunjang

Anamnesa dan pemeriksaan fisik

Pemeriksaan foto toraks

CT Scan

Ekhokardiografi

Elektrokardiografi
ANALISA DATA
Nama Klien :Tn.D
No. Reg :401 km.1

MASALAH
NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 ds: ketidak efektivitasan
bernafas
1.klien mengeluh sesak Trauma dada

2.klien menyatakan nyeri saat Tusukan pada paru


bernafas

Do:
Konstitusi paru cedera
Klien tampak kesulitan bernafas

Rr:24 x/menit
Pneumotorax terbuka
Terdapat cuping hidung

Terdapat retraksi interaksi


intercostal Fraktur tulang iga

3.pergerakan dada kanan


tertinggal dari kiri Tindakan medis operasi
4.gerakan dada tidak simetris

5.tampak fraktur iga ke 6- 8 Pukulan daerah torax


Ds:

1.klien mengatakan nyeri saat Ganggguan pola nafas


bernafas klien mengeluh nyeri
pada dada

2 DO.
1.klien tampak menahan nyeri Nyeri akut

2.tampak laserasi dan lebam pada ansietas


dada

3.tampak fraktur iga ke 6-8

4.Lebab hitam di area kanan

5.pemasangan water sealdrainage


mennngunakan 3 botol

Ds:klien mengeluh gelisah dan


cemas

3 Do:

1.Klien tampak cemas

2.Klien tampak tegang

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien:Tn.D
NO Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal teratasi
ditemukan
1. Pola nafas tidak efektif 24/04/2017 24/04/2017
b.d Ketidakadekuatan
ekspansi paru.
2. Gangguan pertukaran gas 24/04/2017 24/04/2017
b.d penurunan pemasukan
O2.
3. Nyeri b.d trauma 24/04/2017 24/04.2017
jaringan( luka
tusuk/kecelakaan)
4. Kurangnya pengetahuan 24/04/2017 24/04.2017
b.d kurangnya informasi
tentang penatalaksanaan
medis.

5. a. Nyeri akut
berhubungan dengan 24/04/2017 25/04/2017
fraktur iga ditandai
dengan tampak laserasi
dan lebam pada dada
Analisa Data

No. Data Masalah

1. DS: Ketidakefektifan pola nafas

1. Klien mengeluh sesak

2. Klien mengatakan nyeri saat bernafas

DO:

Klien tampak kesulitan bernafas

RR : 24x Permenit

Terdapat cuping hidung

Terdapat retraksi intercostal

5. Pergerakan dada kanan tertinggal dari


kiri

6. Gerakan dada tidak simetris

7. Tampak fraktur iga ke 6-8


2. DS: Nyeri akut

1. Klien mengatakan nyeri saat bernafas

Klien mengeluh nyeri pada dadanya

DO:

1. Klien tampak menahan nyeri

2. Tampak laserasi dan lebam pada dada

3. Lebam lebih hitam diarea kanan

4. Tampak fraktur iga ke 6-8 dengan


hematopneumothoraks kanan

5. Pemasangan Water Seal Drainage,


menggunakan sistem 3 botol

3. DS: Ansietas

Klien mengeluh gelisah dan cemas

DO:

Klien terlihat gelisah

Klien terlihat tegang

Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal


ditandai dengan gerakan dada tidak simetris.

2. Nyeri akut berhubungan dengan fraktur iga ditandai dengan tampak laserasi
dan lebam pada dada

3. Ansietas berhubungan dengan cemas ditandai dengan kurang pengetahuan


pasien
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

Nama klien:Tn.D

Diagnosa Perencanaan
No.
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1. Diagnosa 1 Setelah dilakukan 1. Pantau status 1.Untuk mengindentifikasi


intervensi selama pernapasan setiap 2 jam indikasi- indikasi kearah
3x24 jam selama fase akut, setiap kemajuan atau
diharapkan pola 8 jam bila stabil penyimpangan dari hasil
nafas klien kembali yang diharapkan
normal dengan
kriteria hasil : 2.Distress pernapasan dan
2. Observasi fungsi perubahan pada tanda vital
a. Klien pernapasan, catat dapat terjadi sebgai akibat
menyatakan tidak frekuensi pernapasan, stress fifiologi dan nyeri
sesak dispnea atau perubahan atau dapat menunjukkan
tanda-tanda vital. terjadinya syock
b.Klien sehubungan dengan
mengatakan tidar hipoksia
terjadi nyeri saat
bernafas 3. Posisi tak tepat, terlipat
atau pengumpulan
c. RR dalam batas bekuan/cairan pada selang
normal 3. Posisikan sistem
mengubah tekanan
drainage slang untuk
d. Tidak terdapat negative yang diinginkan.
fungsi optimal,
cuping hidung yakinkan slang tidak
e. Tidak terdapat terlipat, atau
retraksi intercostal menggantung di bawah
saluran masuknya ke
f. Gerakan dada tempat drainage.
simetris Alirkan akumulasi
dranase bila perlu.
4.Membantu klien
4. Pertahankan perilaku mengalami efek fisiologi
tenang, bantu pasien hipoksia, yang dapat
untuk kontrol diri dimanifestasikan sebagai
dnegan menggunakan ketakutan/ansietas.
pernapasan lebih lambat 5. Konsentrasi oksigen
dan dalam. yang tinggi mempercepat
penyerapan udara yang
5. Pemberian oksigen terperangkap dalam
sesuai petunjuk dokter jaringan subkutan

2. Diagnosa 2 Setelah dilakukan 1. Kaji adanya penyebab 1. Membantu menentukan


intervensi selama nyeri, seberapa kuatnya pilihan intervensi dan
3x24 jam nyeri, minta pasien memberikan dasar untuk
diharapkan nyeri untuk menetapkan pada perbandingan dan evaluasi
klien berkurang skala nyeri. terhadap therapy.
dengan kriteria
hasil : 2. Untuk menurunkan
ketegangan otot.
a.Klien 2.Beri posisi yang
mengatakan nyeri nyaman dan
berkurang menyenangkan pada
pasien
b. Klien tidak 3. Bebaring pada sisi yang
tampak menahan 3. Pertahankan pada
posisi semi fowler atau sakit membuat tegangan
nyeri pada sisi yang cidera
fowler.
c.Klien tampak 4.Pembatasan aktifitas
rileks 4. Pertahankan
pembatasan aktifitas fisik menghemat energi
sesuai anjuran.Berikan dan mengurangi rasa tidak
tindakan untuk nyaman karena
mencegah komplikasi ketegangan otot
dari imobilisasi

5.Pemberian analgesik 5.Untuk meningkatkan


sesuai indikasi efektifitas pengobatan
3. Diagnosa 3 Setelah dilakukan 1. Kaji ulang proses 1. Memberikan dasar
intervensi selama penyakit, prognosis dan pengetahuan dimana
2x24 jam faktor pencetus bila pasien dapat membuat
diharapkan diketahui pilihan informasi
pemahaman klien
tentang kondisi / 2. Berikan informasi 2. Mengetahui apa yang
proses penyakit, tentang : diharapkan dari tindakan
prognosis dan medis dapat
Sifat kondisi ( mempermudah
pengobatan setelah kondisinya
bertambah dengan penyesuaian pasien dan
stabil) membantu menurunkan
kriteria hasil :
Tujuan pengobatan ansietas yang
a. Klien yang diprogramkan berhubungan dengan
menyatakan paham tindakan medis tersebut
tentang kondisi / Pemeriksaan
proses penyakit, diagnostik (tujuan,
prognosis dan gambaran pemeriksaan
pengobatan secara singkat, dan
persiapan yang
b. Melakukan diperlukan sebelum
perubahan perilaku pemeriksaan
yang perlu
3. Berikan kontrol nyari
c. Berpartisipasi yang efektif 3. Nyeri merupakn
pada program
4. Bantu pasien untuk pencetus terjadinya
pengobatan
mengidentifikasi ansietas
ketakutannya/ 4. Mengidentifikasi rasa
kecemasannya. takut yang spesifik
5. Gunakan pendekatan membantu meminimalkan
psikotherapy perasaan belebihan
interpersonal, daripada terhadap suatu ancaman.
therapy penafsiran. 5. Interaksi di antara
orang-orang membantu
pasien untuk menemukan
perasaan dari dalam diri
sendiri
EVALUASI

a. Klien menyatakan tidak sesak

b. Klien mengatakan tidar terjadi nyeri saat bernafas

c. RR dalam batas normal

d. Tidak terdapat cuping hidung

e. Tidak terdapat retraksi intercostal

f. Gerakan dada simetris

g. Klien mengatakan nyeri berkurang

h. Klien tidak tampak menahan nyeri

i. Klien tampak rileks

j. Pemahaman klien tentang kondisi / proses penyakit, prognosis dan


pengobatan bertambah

EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN

Nama:Tn.D

Hari/ No Tanda
Tanggal/ Dx Evaluasi Tanga
Jam Kep n
24/04/17 Nny S:. Tn.D
eri
dada a. Klien menyatakan tidak sesak
b. Klien mengatakan tidar terjadi nyeri saat bernafas

c. RR dalam batas normal

d. Tidak terdapat cuping hidung

e. Tidak terdapat retraksi intercostal

f. Gerakan dada simetris


g. Klien mengatakan nyeri berkurang

h. Klien tidak tampak menahan nyeri

i. Klien tampak rileks

j. Pemahaman klien tentang kondisi / proses penyakit,


prognosis dan pengobatan bertambah.

O:Klien Tampak Menahan Nyeri,Tampak Laserasi Dan


Lebab Pada Dada.

NOC:

Score
Indikator
Awl Tgt Akr
2 3 Perawat
1.Klien Menyatakan Nyeri Saat 2
Bernafas
4
2.Tampak Laserase Dan Lebam 2
Pada Dada 2

3.Tampak Fraktur Iga Ke-6-8


1 2
3

A: Masalah sesuai dengan NOC sudah teratasi/belum teratasi


P: Intervensi dihentikan / dilanjutkan dan didelegasikan
kepada perawat dinas :
1. NIC :
2. NIC :
RESUME KEPERAWATAN
NAMA KLIEN : Tn . D
TANGGAL : 25/04/2017
NO. REG :KM.2
DX. MEDIS :

NO S O A P I

Anda mungkin juga menyukai