DISUSUN OLEH:
NAMA:DIGNAVIANA NGONGO
NIM:2016610023
KELAS:II A
MALANG2017
A.DEFINISI
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan
pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru,
diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang
dapat menyebabkan gangguan system pernafasan.
Trauma dada adalah masalah utama yang paling sering terjadi pada bagian
emergency. Cidera pada dada dapat mengenai tulang-tulang sangkar dada, pleura
dan paru-paru, diagfragma atau organ-organ dalam mediastinum.
B. ETIOLOGI
Trauma dada dapat disebabkan oleh :
b. Pneumothorak tertutup-tusukan pada paru oleh patahan tulang iga, ruptur oleh
vesikel flaksid yang seterjadi sebagai sequele dari PPOM. Tusukan paru dengan
prosedur invasif.
Pasien dengan fraktur sternum memiliki nyeri dada anterior, nyeri yang hebat saat
berbaring, ecchymosis, krepitus, pembengkakan, dan potensial dari deformitas
dinding dada. Untuk pasien dengan patah tulang rusuk,manifestasi klinis serupa:
sakit parah pada titik nyeri dan kejang otot di atas area fraktur,
yang akan diperburuk oleh batuk, bernapas dalam, dan gerakan. Daerah sekitar
fraktur mungkin tampak memar. Untuk mengurangi rasa sakit pasienakan
membebat (splints) dada dengan bernapas secara dangkal dan
menghindari mendesah, napas dalam, batuk, dan gerakan. Keengganan
untuk memindahkan atau bernapas dalam menghasilkan ventilasi berkurang,
kolaps alveoli (atelektasis), pneumonitis, dan hipoksemia.Insufisiensi pernapasan
dan kegagalan bisa menjadi hasil siklus tersebut.
Manifestasi klinis memar paru ringan, sedang, atau berat bervariasi dari takipnea,
takikardia, nyeri dada, hipoksemia, perdarahan dan asidosis. Selain itu, pasien
dengan luka memar paru sedang memiliki sejumlah besar lendir, serum, dan darah
dalam cheobronchial, pasien sering mengalami batuk konstan tetapi tidak dapat
mengbersihkan sekresi. Seorang pasien dengan kontusio berat memiliki tanda dan
gejala sianosis sentral, agitasi, combativeness, dan batuk produktif dengan
berbusa, sekret berdarah.
Pneumothorax tegangan
Gambaran klinisnya adalah salah satu dari kekurangan udara, agitasi, peningkatan
hypoxemia, sianosis sentral, hipotensi, takikardia, dan diaforesis.
D.PATOFISIOLOGI
Cedera dada yang memerlukan tindakan darurat adalah abstruksi jalan napas,
hematoraks besar, tamponade jantung pneumotoraks desak. Dada gail ( flail chest,
dada instabil ) pneumotoraks tebuka dan kebocoran udara trakea bronkus semua
kelainan ini menyebabkan gawat dada / toraks akut yang analog dengan gawat
parut dalam arti diagonis harus ditegakkan secepatnya mungkin. Empat
penanganan dilakukan segera untuk mempertahankan pernapasan,ventilasi paru
paru dan pendarahan. Sering tindakan yang diperlukan untuk menyelamatkan
penderita bukan merupakan tindakan operasi seperti membebaskan jalan napas,
aspirasi rongga pleura, aspirasi rongga perikard, dan menutup sementara luka
dada.Tetapi kadang diperlukan torakotomi darurat.Luka yang tembus didada harus
segera ditutup dengan jahitan yang kedap udara.
PATHWAY
Trauma dada
Robekan pleura
Terbukanya dinding dada
Aliran udara ke rongga pleura meningkat
Tekanan di rongga pleura lebih tinggi dari pada di atmosfer
Terjadi kollaps paru
Kompensasi untuk memenuhi oksigen ke seluruh tubuh berkurang
Jantung bekerja lebih cepat
Takikardi
Napas menjadi pendek dan cepat
E. MANIFESTASI
Tanda dan gejala yang sering muncul pada penderita trauma dada;
4. Dyspnea, takipnea.
5. Takikardi.
8. Kemungkinan cyanosis.
12. Sianosis.
Berat ringannya cidera internal yang berlaku tergantung pada organ yangtelah
terkena setir mobil dan seberapa vital organ tersebut.Derajat cidera tergantung
pada mekanisme dari penetrasi dan temasuk, diantarafaktor lain, adalah efisiensi
dari energy yang dipindahkan dari obyek ke jaringan tubuhyang terpenetrasi.
Faktor faktor lain yang berpengaruh adalah karakteristik dari senjata, seperti
kecepatan, size dari permukaan impak, serta densitas dari jaringantubuh.
G. DATA PENUNJANG
Anamnesa dan pemeriksaan fisik
CT Scan
Ekhokardiografi
Elektrokardiografi
KASUS:
KEYWORD:
Pergerakan dada kanan tertinggal dari kiri sehingga gerakan dada tidak
simetris
TD 120/ 90 mmHg
Suhu 38c
1. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Tn D
Umur : 33 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Golongan Darah :O
Nama :Nn U
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
Tn D 33thn dibawa ambulance ke IGD RSUD Kab. Tangerang. Saat dikaji Tn. D
mengeluh sesak, nyeri saat bernafas, tampak laserasi dan lebam pada dada, lebam
lebih hitam diarea kanan, pergerakan dada kanan tertinggal dari kiri sehingga
gerakan dada tidak simetris. Sesak dirasa bertambah saat klien bergerak dan
berkurang saat istirahat.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Tanda-Tanda Vital
Suhu : 38C
RR : 24x Permenit
c. Antropometri
BB Pre OP : 50kg
Indeks Masa
Tubuh : BB = 50 = 50 = 18,5
TB (1,64) 2,6896
d. Kepala
e. Mata
f. Telinga
g. Hidung
Inspeksi : Mukosa bibir kering, gigi lengkap, tidak ada caries, lidah agak
putih, nafas bau urea.
i. Leher
j. Thoraks
Auskultasi: Suara nafas normal, suara ucapan (vocal resonans) normal, tidak
ada suara tambahan, pada auskultasi dada kanan lebih redup dari dada kiri
Pada jantung tidak ada ictus cordis, perkusi jantung normal, bunyi jantung
normal
k. Abdomen
Bentuk abdomen datar dan simetris, tidak ada jaringan parut dan lesi, tidak ada
oedema, bising usus 10x permenit, terdapat nyeri tekan
. Inspeksi : Tidak ada oedema (kiri/kanan), adanya bekas luka pada tangan
kanan, kulit tampak kering (kiri/kanan), Bentuk simetris, kekuatan otot 3 dari 0-5,
kuku jari bersih, refleks biceps dan trisep +
4. Data Biologis
1. Pola Nutrisi
Makan
a. Frekuensi : 3x Sehari
Minum
b. Jumlah : 8 Gelas
2. Pola Eliminasi
a. Input : 480cc
b. Output : 300cc
d. Warna : Coklat
3. Pola Istirahat/Tidur
4. Personal Hygiene
a. Mandi : 2x Sehari
5. Data Psikologis
e. Konsep Diri :
Gambaran Diri : Klien terbuka dalam semua pertanyaan
Peran Diri :
Klien mengakui dirinya sebagai kepala keluarga yang baik bagi keluarganya
Harga Diri :
6. Data Sosial
7. Data Spiritual
8. Theraphy
9. Data Penunjang
CT Scan
Ekhokardiografi
Elektrokardiografi
ANALISA DATA
Nama Klien :Tn.D
No. Reg :401 km.1
MASALAH
NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 ds: ketidak efektivitasan
bernafas
1.klien mengeluh sesak Trauma dada
Do:
Konstitusi paru cedera
Klien tampak kesulitan bernafas
Rr:24 x/menit
Pneumotorax terbuka
Terdapat cuping hidung
2 DO.
1.klien tampak menahan nyeri Nyeri akut
3 Do:
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien:Tn.D
NO Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal teratasi
ditemukan
1. Pola nafas tidak efektif 24/04/2017 24/04/2017
b.d Ketidakadekuatan
ekspansi paru.
2. Gangguan pertukaran gas 24/04/2017 24/04/2017
b.d penurunan pemasukan
O2.
3. Nyeri b.d trauma 24/04/2017 24/04.2017
jaringan( luka
tusuk/kecelakaan)
4. Kurangnya pengetahuan 24/04/2017 24/04.2017
b.d kurangnya informasi
tentang penatalaksanaan
medis.
5. a. Nyeri akut
berhubungan dengan 24/04/2017 25/04/2017
fraktur iga ditandai
dengan tampak laserasi
dan lebam pada dada
Analisa Data
DO:
RR : 24x Permenit
DO:
3. DS: Ansietas
DO:
Diagnosa Keperawatan
2. Nyeri akut berhubungan dengan fraktur iga ditandai dengan tampak laserasi
dan lebam pada dada
Nama klien:Tn.D
Diagnosa Perencanaan
No.
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Nama:Tn.D
Hari/ No Tanda
Tanggal/ Dx Evaluasi Tanga
Jam Kep n
24/04/17 Nny S:. Tn.D
eri
dada a. Klien menyatakan tidak sesak
b. Klien mengatakan tidar terjadi nyeri saat bernafas
NOC:
Score
Indikator
Awl Tgt Akr
2 3 Perawat
1.Klien Menyatakan Nyeri Saat 2
Bernafas
4
2.Tampak Laserase Dan Lebam 2
Pada Dada 2
NO S O A P I