Anda di halaman 1dari 1

EDEMA PARU AKUT

KARDIOGENIK DAN NON KARDIOGENIK


Hetty Nendrastuti, MohamadSoetomo

* PPDS I IP Paru FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya.


** Staf Bag/SMF Kardiologi FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya.

PENDAHULUAN Mekanisme yang menjaga agar jaringan interstisial tetap


Edema paru akut adalah keadaan patologi kering adalah :
dimana cairan intravaskuler keluar ke ruang - Tekanan onkotik plasma lebih tinggi dari
ekstravaskuler, jaringan interstisial dan alveoli yang tekanan hidrostatik kapiler paru.
terjadi secara akut. Pada keadaan normal cairan - Jaringan konektif dan barier seluler relatif tidak
intravaskuler merembes ke jaringan interstisial melalui permeabel terhadap protein plasma.
kapiler endotelium dalam jumlah yang sedikit sekali, - Adanya sistem limfatik yang secara ekstensif
kemudian cairan ini akan mengalir ke pembuluh limfe mengeluarkan cairan dari jaringan interstisial.
menuju ke vena pulmonalis untuk kembali ke dalam
sirkulasi (Flick, 2000, Hollenberg, 2003). Pada individu normal tekanan kapiler pulmonal
Edema paru akut dapat terjadi karena penyakit (wedge pressure) adalah sekitar 7 dan 12 mm Hg.
jantung maupun penyakit di luar jantung ( edema paru Karena tekanan onkotik plasma berkisar antara 25 mm
kardiogenik dan non kardiogenik ). Angka kematian Hg, maka tekanan ini akan mendorong cairan kembali ke
edema paru akut karena infark miokard akut mencapai dalam kapiler. Tekanan hidrostatik bekerja melewati
38 57% sedangkan karena gagal jantung mencapai jaringan konektif dan barier seluler, yang dalam keadaan
30% (Haas, 2002). Pengetahuan dan penanganan yang normal bersifat relatif tidak permeabel terhadap protein
tepat pada edema paru akut dapat menyelamatkan jiwa plasma. Paru mempunyai sistem limfatik yang secara
penderita. Penanganan yang rasional harus berdasarkan ekstensif dapat meningkatkan aliran 5 atau 6 kali bila
penyebab dan patofisiologi yang terjadi (Alpert, 2002). terjadi kelebihan air di dalam jaringan interstisial paru.
Karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang Edema paru akan terjadi bila mekanisme normal untuk
patofisiologi, etiologi dan penatalaksanaan edema paru menjaga paru tetap kering terganggu seperti tersebut di
akut. bawah ini (Flick, 2000; Alpert 2002) :
- permeabilitas membran yang berubah.
PATOFISIOLOGI - tekanan hidrostatik mikrovaskuler yang
meningkat.
Edema paru timbul bila cairan yang difiltrasi - tekanan peri mikrovaskuler yang menurun.
oleh dinding mikrovaskuler lebih banyak dari yang bisa - tekanan osmotik / onkotik mikrovaskuler yang
dikeluarkan. Akumulasi cairan ini akan berakibat serius menurun.
pada fungsi paru oleh karena tidak mungkin terjadi - tekanan osmotik / onkotik peri mikrovaskuler
pertukaran gas apabila alveoli penuh terisi cairan. yang meningkat.
Dalam keadaan normal di dalam paru terjadi suatu aliran - gangguan saluran limfe.
keluar yang kontinyu dari cairan dan protein dalam Proses terjadinya edema paru melalui 3 tahap, yaitu :
pembuluh darah ke jaringan interstisial dan kembali ke 1. Stadium 1 : pada keadaan ini terjadi
sistem aliran darah melalui saluran limfe. Pergerakan peningkatan jumlah cairan dan koloid di ruang
cairan tersebut memenuhi hukum Starling sebagai interstitial yang berasal dari kapiler paru. Celah
berikut ( Flick, 2000; Alpert 2002) : pada endotel kapiler paru mulai melebar akibat
peningkatan tekanan hidrostatik atau efek zat-
Jv = LpS ( Pc Pi ) - d ( c - I ) zat toksik. Meskipun filtrasi sudah meningkat,
namun belum tampak peningkatan cairan di
Jv = fluid filtration rate ( volume flow ) across the ruang interstitial.
microvascular barier 2. Stadium 2 : kapasitas limfatik untuk
Lp = hydraulic conductivity ( permeability) mengalirkan kelebihan cairan sudah melampaui
S = surface area of the barier batas sehingga cairan mulai terkumpul di ruang
Pc = microvascular hydrostatic pressure interstisial dan mengelilingi bronkioli dan
Pi = peri microvascular hydrostatic pressure vaskuler paru. Bila cairan terus bertambah akan
c = microvascular plasma colloidosmotic / menyebabkan membran alveoli menyempit.
oncotic pressure 3. Stadium 3a : pada stadium ini peningkatan
i = peri microvascular plasma colloidosmotic / filtrasi cairan dan tekanan di ruang interstitial
oncotic pressure dan peribronchovaskular sheat semakin tinggi,
d = average osmotic reflection coefficient of the sehingga tight junction diantara sel epitel
barier

Majalah Kedokteran Respirasi Vol. 1. No. 3 Oktober 2010 10

Anda mungkin juga menyukai