Anda di halaman 1dari 1

Maria Fransiska Santoso

XII IPA / 23
Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur : Suri Ikun
Pada zaman dahulu, di pulau Timor. Nusa Tenggara Timur, hiduplah seorang
petani dengan istri dan empat belas orang anaknya. Tujuh orang anak laki-laki dan
tujuh orang anak perempuan. Walaupun mereka memiliki kebun yang besar, hasil
kebun tersebut tidak mencukupi kebutuhan keluarga tersebut. Sebabnya adalah
tanaman yang ada sering dirusak oleh babi hutan. Petani tersebut menugaskan pada
anak laki-lakinya untuk bergiliran menjaga kebun mereka dari babi hutan. Kecuali Suri
Ikun, keenam saudara laki-lakinya adalah penakut dan dengki. Begitu mendengar
dengusan babi hutan, maka mereka akan lari meninggalkan kebunnya. Lain halnya
dengan dengan Suri Ikun, begitu mendengar babi itu datang, ia lalu mengambil busur
dan memanahnya. Setelah hewan itu mati, ia membawanya ke rumah. Di sana sudah
menunggu saudara-saudaranya. Saudaranya yang tertua bertugas membagi-bagikan
daging babi hutan tersebut. Karena dengkinya, Ia hanya memberi Suri Ikun kepala dari
hewan itu. Sudah tentu tidak banyak daging yang bisa diperoleh dari bagian kepala.

Selanjutnya, Ia meminta Suri Ikun bersamanya mencari gerinda milik ayahnya


yang tertinggal di tengah hutan. Waktu itu hari sudah mulai malam. Hutan tersebut
menurut cerita di malam hari dihuni oleh para hantu jahat. Dengan perasaan takut, ia
pun berjalan mengikuti kakaknya. Ia tidak tahu bahwa kakaknya mengambil jalan lain
yang menuju ke rumah. Tinggallah Suri Ikun yang makin lama makin masuk ke tengah
hutan.

Berulang kali ia memanggil nama kakaknya. Panggilan itu dijawab oleh hantu-
hantu hutan. Mereka sengaja menyesatkan Suri Ikun. Setelah berada di tengah-tengah
hutan, hantu-hantu tersebut menangkapnya. Ia tidak langsung dimakan, karena
menurut hantu-hantu tersebut ia masih terlalu kurus.

Ia kemudian dikurung di tengah gua. Ia diberi makan dengan teratur. Gua itu
gelap sekali. Namun, untunglah ada celah di sampingnya, sehingga masih ada sinar
yang masuk ke dalam gua. Dari celah tersebut Suri Ikun melihat dua ekor anak burung
yang kelaparan. Ia pun membagi makanannya dengan mereka.

Setelah sekian tahun, burung-burung itu pun tumbuh menjadi burung yang
sangat besar dan kuat. Mereka ingin membebaskan Suri Ikun. Pada suatu ketika,
hantu-hantu itu membuka pintu gua, dua burung tersebut menyerang dan mecederai
hantu-hantu tersebut. Lalu mereka menerbangkan Suri Ikun ke daerah yang berbukit-
bukit tinggi. Dengan kekuatan gaibnya, burung-burung tersebut menciptakan istana
lengkap dengan pengawal dan pelayan istana. Di sanalah untuk selanjutnya Suri Ikun
berbahagia.

Anda mungkin juga menyukai