Alkisah, ada seekor keledai tua yang sudah dibuang majikannya. Keledai itu berjalan seorang
diri. Rupanya, ia hendak menuju Bremen. Keledai tua itu sudah memutuskan untuk menjadi
pemain musik di Bremen. Setelah berjalan beberapa saat. Si keledai melihat seekor anjing
pemburu tua yang sedang berbaring di pinggir jalan.
"Aku sudah tua. Aku tidak bisa berburu lagi dan majikanku memukuliku setiap hari. Jadi, aku
melarikan diri dan berbaring di sini. Aku hanya bisa berharap ada yang mau memberiku
makan," kata anjing dengan murung.
"Lebih baik kau ikut denganku ke Bremen untuk bermain musik. Aku akan memainkan
kecapi, dan kau bisa memainkan drum," ajak keledai.
Kedua binatang itu pun berjalan berjajar. Beberapa saat kemudian, mereka bertemu dengan
seekor kucing yang duduk di pinggir jalan.
Kucing itu terlihat bersedih. Keledai pun bertanya, mengapa si kucing bersedih.
"Aku sudah terlalu tua untuk menangkap tikus. Aku lebih suka duduk dan tidur. Tapi,
majikanku justru ingin menenggelamkanku. Makanya, aku segera kabur ke sini," jawab si
kucing.
Mendengar kisah si kucing yang memilukan, keledai pun mengajaknya untuk ikut bermain
musik di Bremen. Setelah berpikir sejenak, si kucing menyetujui tawaran tersebut. Mereka
lalu pergi bersama-sama menuju Bremen.
Tak lama kemudian, mereka bertemu dengan seekor ayam jantan yang sedang berkokok.
Ayam jantan yang bersuara nyaring itu mungkin bisa menjadi penyanyi. Tanpa pikir panjang,
si ayam jantan langsung mengiyakan.
Si keledai yang tadinya seorang diri, sekarang sudah memiliki tiga teman yang bernasib
sama. Dalam perjalanan, mereka saling bertukar cerita.
Hari sudah mulai malam. Mereka sekarang sudah berada di hutan. Setelah menyeberangi
hutan, mereka akan tiba di Bremen. Namun, si kucing kelelahan.
Empat binatang itu pun memutuskan untuk tidur di hutan malam ini.
Saat hendak memejamkan mata, si ayam jantan yang bertengger di pepohonan tiba-tiba
melihat seberkas cahaya dari jauh.
Setelah diamati, cahaya itu berasal dari sebuah rumah di hutan itu.
Mendengar hal itu, keempat binatang itu memutuskan untuk mendekat ke rumah tersebut.
Mereka sangat berharap bisa mendapatkan makanan dari sana, atau bisa tidur dengan
nyenyak tanpa kedinginan.
Olala, mereka melihat banyak sekali makanan. Si kucing yang sudah kelaparan, ingin sekali
memakan makanan tersebut.
"Perutku sudah sangat keroncongan. Ayo cepat, kita masuk," gerutu si kucing.
"jangan gegabah. Lihatlah, di dalam sana sepertinya ada gerombolan perampok. Apa kau
mau celaka di tangan para perampok itu?" sahut si keledai.
"Kita harus mencari cara agar para perampok itu keluar dari rumah ini," usul anjing.
Tanpa perlu waktu lama, empat sekawan itu menemukan ide yang cemerlang.
Setelah mereka siap, keledai meringkik, dibarengi dengan gonggongan anjing, ngeong
kucing, dan kokok ayam jantan yang sangat keras.
Di dalam rumah, para perampok yang mendengar suara aneh tersebut mulai merasa takut.
Mereka lalu bergegas keluar menuju pintu. Mereka saling mendorong satu sama lain dan
sating berebut agar bisa keluar lebih dulu.
Olala, semua perampok itu lari kocar-kacir menjauhi rumah dan berlari ke dalam hutan.
Keempat binatang itu segera melangkah masuk menuju rumah tersebut. Dengan gembira,
mereka menyantap semua hidangan yang ada.
Setelah makanan habis, mereka tampak mengantuk. Apalagi, mereka juga kelelahan setelah
lama berjalan. Mereka pun tertidur dengan pulasnya.
Akhirnya, keledai, anjing, kucing, dan ayam jantan tinggal di rumah tersebut.
Mereka menghabiskan hari-hari mereka di sana. Ya! Mereka tidak jadi pergi ke Bremen
untuk bermain musik.
Pesan moral dari Dongeng Fabel Persahabatan 4 Ekor Hewan adalah binatang juga
mempunyai perasaan.
Hidup rukun dan damai itu menyenangkan, apalagi jika saling berbagi. Jadi, rukun-rukunlah
dengan temanmu, ya!