Anda di halaman 1dari 6

Yayasan Islam An-Nabil Kudus

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CENDEKIA UTAMA KUDUS

Jl. Lingkar Raya Jepang, Mejobo Kudus Telp. (0291) 42428655

REMEDI UJIAN A SEMESTER GANJIL TA. 2016 / 2017

Mata Kuliah : Kimia Medisinal

Prodi/Semester : S1 / Farmasi

Dosen Pengampu : Dwi Susiloningrum, S.Farm., Apt

NAMA : WARDATUL MAKSUFAH

NIM : 201505045

KELAS : 4 A FARMASI

JAWABAN REMEDI SOAL UAS KIMIA MEDISINAL

1. B

Obat sintetik murni : obat yang bahan dasarnya tidak berkhasiat setelah disintesis akan
didapatkan senyawa dengan khasiat farmakologis tertentu. Contoh : obat-obat golongan
analgetik-antipiretik, antihistamin dan diuretik .

2. A

Sifat-sifat lipofilik, elektronik dan sterik suatu gugus atau senyawa dinyatakan dalam berbagai
parameter sifat kimia fisika [, log P, ClogP (lipofilik) - , EHOMO, MolDock (elektronik) Es,
B1, MR, CMR (sterik) dll.] : digunakan untuk menghubungkan secara kuantitatif struktur kimia
dan aktivitas biologis obat, dengan bantuan statistik (regresi linier/nonlinier , 2D 3D).
3. B

Karena memiliki gugus farmakofor. Gugus farmakofor : gugus yang mengikat reseptor dan
bertanggung jawab terhadap respons biologis.

Contoh : gugus sulfonamida (antibakteri: sulfadiazin, sulfametoksazol).

H2N SO2NH R

4. B

Fasa Farmakokinetik proses absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekresi obat (ADME). Fasa
ini berperan dalam ketersediaan obat untuk mencapai jaringan sasaran (target) atau reseptor shg
dapat menimbulkan respon biologis.

5. D

Fasa farmaseti proses fabrikasi, pengaturan dosis, formulasi , bentuk sediaan, dan terlarutnya
obat aktif. Fase ini berperan penting dalam ketersediaan obat untk absorbsi obat.

6. C

Obat bebas dalam darah, kemudian mengalami proses:

1. Obat disimpan dalam jaringan

2. Obat terikat dalam plasma terutama albumin

3. obat aktif yang dalam bentuk bebas berinteraksi dengan reseptor sel khas dan menimbulkan
respon biologis

4. Obat mengalami metabolisme dengan beberapa jalur kemungkinan yaitu :

mula tdk aktif kmdn berinterksi dgn reseptor bioaktivasi

aktif dimetabolisme menjadi metabolit yg lebih polar dan tdk aktif kmdn di ekresi
bioinaktivasi.
Karena nomor 1,2,3 ada dalam kriteria proses obat bebas dalam darah, hanya no 4 yang
tidak ada dalam kriteria diatas, karenakan obat tidak terikat dalam ginjal.

7. B

Reseptor adalah makromolekul atau struktur polimer protein yang berada pada permukaan atau
didalam sel, dapat mengikat senyawa agonis (ligan) yang berstruktur spesifik seperti obat
neurotransmitter, hormon, limfokin dan lektin yg bekerja sbg utusan molekul sehingga
menghasilkan efek yg spesifik di dalam sel.

8. D

Obat yg bekerja sbg penghambat enzim (Mcleish and kanyon, 2003) : Sulfinamid, Sulbaktam,
Pirimetamin, 5-fluorouracil.

9. A

Senyawa yang terionisasi sempurna :

Umumnya bersifat asam atau basa kuat , mempunyai kelarutan dalam lemak sangat rendah
sehingga sukar menembus membran biologis. Contoh asam sulfonat, turunan amonium
kuartener, seperti heksametonium, dekualinium, benzalkonium klorida.

10. C

Protein adalah makromolekul biologis yang terdiri dari satu atau lebih rantai panjang asam
amino (polipetida) dalam susunan spesifik, yg diurutkan berdasarkan urutan basa neuklotida
dalam kode DNA untuk protein.

11. D

Sifat hidrofilik atau lipofobik berhubungan dengan kelarutan dalam air.

Gugus yang meningkatkan kelarutan senyawa :

Dalam air gugus hidrofilik (polar)

12. B
Sifat lipofilik atau hidrofobik berhubungan dengan kelarutan dalam lemak.

Gugus yang meningkatkan kelarutan senyawa :

Dalam lemak gugus lipofilik (nonpolar)

13. A

Berikut ini yang termasuk gugus hidrofilik kuat adalah OSO2ONa, -COONa, -SO2Na, -OSO2H.

14. A

Aktivitas biologisnya lebih dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia fisika, seperti derajat ionisasi,
kelarutan, aktivitas termodinamik, tegangan permukaan dan redoks potensial.

15. D

Sifat lipofilik/hidrofobik mempengaruhi kemampuan senyawa dalam menembus membran


biologis (distribusi obat ke reseptor).

16. C

Ikatan hidrogen adalah ikatan antara atom H yang mempunyai muatan positif parsial dengan
atom lain yang bersifat elektronegatif dan mempunyai sepasang elektron bebas dengan oktet
lengkap, seperti O, N, dan F.

17. A

Ikatan hidrofob merupakan kekuatan penting pada proses penggabungan daerah non polar
molekul obat dengan daerah non polar reseptor biologis.

Daerah non polar molekul obat yang tidak larut dalam air dan molekul air disekelilingnya
bergabung melalui ikatan hidrogen membentuk struktur quasi-crystalline (icebergs).

18. A

Ikatan van der Waals adalah kekuatan tarik menarik antar molekul atau atom yang tidak
bermuatan, dan letaknya berdekatan 4-6 Ao. Ikatan terjadi karena sifat kepolarisasian molekul
atau atom.
19. C

Contoh obat yang mekanisme kerjanya melibatkan ikatan kovalen :

1. Antikanker golongan senyawa pengalkilasi,

2. Antibiotika turunan b-laktam (penisilin dan sefalosporin),

3. Insektisida turunan organofosfat (senyawa kolinergik),

4. Diuretik turunan asam etakrinat.

20. A

Agar berinteraksi dengan reseptor dan menimbulkan respons biologis, molekul obat harus
mempunyai struktur dengan derajat spesifitas tinggi.

21. D

Interaksi obat-reseptor dipengaruhi oleh :

a. Distribusi muatan elektronik dalam obat dan reseptor

b. Bentuk konformasi obat dan reseptor.

22. C

Gugus haptofor : gugus yang membantu/memperkuat ikatan obat-reseptor.

23. B

Prinsip isosterisme digunakan untuk :

a. Mengubah struktur senyawa sehingga didapatkan senyawa dengan aktivitas yang


dikehendaki (lebih aktif, toksisitas rendah dll).

b. Mengembangkan analog dengan efek biologis yang lebih selektif.

c. Mengubah struktur senyawa sehingga bersifat antagonis terhadap normal metabolit


(antimetabolit).
24. A

Gugus farmakofor : gugus yang mengikat reseptor dan bertanggung jawab terhadap respons
biologis.

25. C

Isosterisme adalah kelompok atom-atom dalam molekul yg mempunyai sifat kimia atau fisika
mirip karena punya persamaan ukuran, keelektronegatifan atau stereokimia.

Anda mungkin juga menyukai