Anda di halaman 1dari 7

Iqbal Reza Pahlavi | Multigravida Dengan Riwayat Seksio Sesarea Atas Indikasi Disproporsi Kepala Panggul

Dengan Penyerta Tumor Paru, Kekurangan Energi Kronik Dan Anemia Berat

Judul : Multigravida Dengan Riwayat Seksio Sesarea Atas Indikasi Disproporsi Kepala
Panggul Dengan Penyerta Tumor Paru, Kekurangan Energi Kronik Dan Anemia Berat

Jenis Artikel : Case report

Penulis : Iqbal Reza Pahlavi, Ratna Dewi Puspita Sari

Affiliasi (setiap penulis) :


1. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2. SMF Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit H. Abdoel Moeloek
Provinsi Lampung

Korespondensi Penulis :
Nama : Iqbal Reza Pahlavi, S.Ked
Alamat Lengkap : Jl. Abdul Muis 8 No. 9A Gedung Meneng, Rajabasa, Bandar Lampung
Telepon : 08127224012
E-mail : Rezapahlavi10@gmail.com
Iqbal Reza Pahlavi | Multigravida Dengan Riwayat Seksio Sesarea Atas Indikasi Disproporsi Kepala Panggul
Dengan Penyerta Tumor Paru, Kekurangan Energi Kronik Dan Anemia Berat

Multigravida dengan Riwayat Seksio Sesarea atas Indikasi Disproporsi


Kepala Panggul dengan Penyerta Tumor Paru, Kekurangan Energi Kronik
dan Anemia Berat

Iqbal Reza Pahlavi, Ratna Dewi Puspita Sari


Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Distosia adalah persalinan abnormal atau sulit yang ditandai dengan terlalu lambatnya kemajuan persalinan. Kelainan ini
dibagi menjadi 3 yaitu kelainan kekuatan (power), kelainan janin (passenger), dan kelainan jalan lahir (passage). Disproporsi
kepala panggul (DKP) merupakan ketidakseimbangan antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak bisa keluar
melalui vagina. Pada kasus ini kami melaporkan seorang wanita berusia 30 tahun datang dengan keluhan utama hamil
cukup bulan dengan panggul sempit dan sesak. Keluhan tersebut disertai lemas, letih, lesu, dan tidak nafsu makan. Pasien
memiliki riwayat operasi seksio sesarea karena disproporsi kepala panggul. Pasien mengatakan sesak nafas sejak 1 tahun
yang lalu dan semakin memberat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, nadi 89x/menit, laju
pernapasan 28x/menit, dan suhu 36,3oC, tinggi badan 125 cm, berat badan 32 kg, IMT 16, LILA 16,1 cm. Pada status lokalis
didapatkan konjungtiva pucat, abdomen terdapat bekas operasi seksio sesarea, dan perut tampak menggantung. Pada
Leopold I didapatkan TFU 2jbpx (32 cm), bokong, leopold II didapatkan bagian kanan punggung, bagian kiri teraba ekstremitas,
leopold III kepala, dan leopold IV didapatkan konvergen, U: 5/5. Tafsiran Berat Janin (TBJ) 2945 gram, Denyut Jantung Janin
(DJJ) 150x/menit, tidak terdapat his, dan Osborn tes positif. Pada pemeriksaan dalam didapatkan hasil Portio lunak, posterior,
pendatan serviks 0%, pembukaan 0 cm, penurunan kepala Hodge I, masih terdapat selaput ketuban. Pada pemeriksaan
panggul didapatkan hasil promontorium teraba, linea inominata teraba, Conjugata Diagonalis (CD) sebesar 9 cm, Conjugata
Vera (CV) sebesar 7,5 cm. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan nilai Hemoglobin (Hb) sebesar 6,3 g/dL, pada foto rontgen
menunjukan kesan terdapat massa padat pada kedua hemithorax. Pasien dalam kasus ini didiagnosis G2P1A0 hamil 39
minggu belum inpartu dengan riwayat seksio sesarea atas indikasi DKP + Tumor paru + Anemia Berat, Janin tunggal hidup,
presentasi kepala, dan direncakan seksio sesarea.

Kata kunci: distosia, disproporsi kepala panggul (DKP), seksio sesarea

Multigravida with History of Caesarean Section on Indication of Cephalopelvic


Disproportion with Lung Tumor, Chronic Energy Deficiency and Severe
Anemia

Abstract
Dystocia is an abnormal or difficult labor characterized by too late labor progress The disorder is divided into 3 namely power
abnormalities (power), fetal abnormalities (passenger), and abnormalities of the birth canal (passage). The disproportion of
the pelvic head (DKP) is an imbalance between the fetal head and the mother's pelvis so the fetus can not escape through the
vagina. In this case we reported a 30-year-old woman coming with a major complaint of months pregnant with a narrow and
tight pelvis. Complaints are accompanied by weakness, fatigue, lethargy, and no appetite. The patient had a history of
caesarean section surgery because of pelvic head disproportion. Patients say shortness of breath since 1 year ago and
increasingly burdensome. On physical examination, awareness of compost mentis, pulse 89x/minute, breathing rate
28x/minute, and temperature 36,3oC, height 125 cm, weight 32 kg, IMT 16, LILA 16,1 cm. In the localized status a pale
conjunctiva is found, the abdomen has a caesarean section, and the abdomen appears to hang. Leopold I obtained TFU 2jbpx
(32 cm), buttocks, leopold II obtained right back, left side palpable limb, leopold III head, and leopold IV were converged, U:
5/5. Fetal Weight Interpretation (TBJ) 2945 grams, Fetal Heart Rate (DJJ) 150x/ minute, there is no his, and positive Osborn
test. On vaginal toucher examination the results obtained soft and posterior portio, 0% cervix density, opening 0 cm, Hodge
I, And Intact membrane. On pelvic examination, the results of promontory are palpable, line inominata palpable, Conjugata
Diagonalis (CD) of 9 cm, Conjugata Vera (CV) of 7.5 cm. On thesupporting examination found the value of Hemoglobin (Hb)
of 6.3 g/dL, the X-ray shows the impression there is a solid mass on both hemithorax. Patients in this case were diagnosed
G2P1A0 39 weeks pregnant with history of caesarean section for DKP + Lung Tumor + Severe Anemia, Single live fetus, head
presentation, and caesarean section plan.

Keywords: dystocia, chepalopelvic disproportion (CPD), caesarean section

Korespondensi: Iqbal Reza Pahlavi, S.Ked, alamat Jl. Abdul Muis 8 No. 9A Gedung Meneng, Rajabasa, Bandar
Lampung, HP 08127224012 e-mail Rezapahlavi10@gmail.com
Iqbal Reza Pahlavi | Multigravida Dengan Riwayat Seksio Sesarea Atas Indikasi Disproporsi Kepala Panggul
Dengan Penyerta Tumor Paru, Kekurangan Energi Kronik Dan Anemia Berat

Pendahuluan janin bahkan bisa menimbulkan fraktur pada


Dari sisi obstetri terdapat empat os parietalis.2,3
penyebab utama kematian ibu, janin dan bayi Pelvis (panggul) tersusun atas empat
baru lahir yakni perdarahan, infeksi dan sepsis, tulang yaitu sakrum, coccygis dan dua os
hipertensi dan preeklamsia/eklamsia, serta coxae.dan dua tulang inominata yang
persalinan macet (distosia).1 terbentuk oleh fusi ilium, iskium, dan pubis.
Distosia adalah persalinan yang Tulang-tulang inominata bersendi dengan
abnormal atau sulit dan ditandai dengan terlalu sakrum pada sinkondrosis sakroiliaka dan
lambatnya kemajuan persalinan. Kelainan bersendi dengan tulang inominata sebelahnya
persalinan ini menurut American College of di simfisis pubis.4,5
Obstretician and Gynaecologist (ACOG) dibagi Dalam obstetri yang terpenting bukan
menjadi 3 yaitu kelainan kekuatan (power), panggul sempit secara anatomis, lebih penting
kelainan janin (passenger), dan kelainan jalan lagi ialah panggul sempit secara fungsionil
lahir (passage).2 Kelainan jalan lahir artinya perbandingan antara kepala dan
merupakan kelainan dalam ukuran atau bentuk panggul. Kesempitan panggul dibagi atas
jalan lahir bisa menghalangi kemajuan beberapa jenis yaitu kesempitan pintu atas
persalinan atau menyebabkan kemacetan.1 panggul, kesempitan bidang tengah panggul,
Disproporsi kepala panggul merupakan kesempitan pintu bawah panggul, kombinasi
keadaan yang menggambarkan ketidak kesempitan pintu atas panggul, bidang tengah
seimbangan antara kepala janin dan panggul dan pintu bawah panggul.5
ibu sehingga janin tidak bisa keluar melalui Pintu atas panggul dianggap sempit bila
vagina. Disproporsi kepala panggul disebabkan conjugata vera kurang dari 10 cm atau bila
oleh panggul sempit, janin yang besar atau diameter transversa kurang dari 12 cm.
keduanya. Cephalopelvic Disproportion (CPD) Conjugata vera dilalui oleh diameter
merupakan diagnosa medis digunakan ketika biparietalis yang 9 cm dan kadang-kadang
kepala bayi dinyatakan terlalu besar untuk mencapai 10 cm, maka sudah jelas bahwa
muat melewati panggul ibu. Dalam obstetri conjugata vera yang kurang dari 10 cm dapat
yang terpenting bukan panggul sempit secara menimbulkan kesulitan, kesukaran bertambah
anatomis, lebih penting lagi ialah panggul lagi kalau kedua ukuran ialah diameter
sempit secara fungsionil artinya perbandingan anteroposterior maupun diameter transversa
antara kepala dan panggul.2 sempit.6,7
Dalam banyak kasus ukuran dan bentuk Prognosa persalinan dengan panggul
panggul yang abnormal dideteksi pada sempit tergantung pada berbagai faktor
primigravida dengan mengukur tinggi badan antaranya bentuk panggul, ukuran panggul,
(wanita dengan tinggi kurang dari 150 cm jadi derajat kesempitan, kemungkinan
mungkin mempunyai panggul kecil) dan pergerakan dalam sendi-sendi panggul,
dengan melakukan pemeriksaan panggul besarnya kepala dan kesanggupan moulage
pada kehamilan minggu ke 36-38, terutama kepala, presentasi dan posisi kepala, dan his.7,8
jika diameter biparietal kepala janin belum Pada studi ini dilaporkan sebuah kasus
masuk dalam panggul ibu.3 multigravida dengan riwayat seksio sesarea
Apabila persalinan dengan panggul atas indikasi disproporsi kepala panggul
sempit dibiarkan berlangsung sendiri tanpa dengan penyerta tumor paru, kekurangan
pengambilan tindakan yang tepat, timbul energi kronik dan anemia berat.
bahaya pada ibu dan janin. Bahaya pada ibu
dapat berupa partus lama yang dapat Kasus
menimbulkan dehidrasi serta asidosis, dan Seorang wanita berusia 30 tahun
infeksi intrapartum, ruptur uteri mengancam datang ke Rumah Sakit Abdul Moeloek
serta resiko terjadinya fistula vesikoservikalis, dengan keluhan utama hamil cukup bulan
atau fistula vesikovaginalis, atau fistula dengan panggul sempit dan sesak. Keluhan
rektovaginalis karena tekanan yang lama tersebut disertai lemas, letih, lesu, dan tidak
antara kepala janin dengan tulang panggul. nafsu makan. Keluhan ini tidak disertai perut
Sedangkan bahaya pada janin dapat berupa mules yang menjalar ke pinggang, hilang
meningkatkan kematian perinatal, dan timbul, makin lama makin sering, keluar darah
perlukaan pada jaringan di atas tulang kepala dan lendir, dan keluar air-air. Pasien mengaku
Iqbal Reza Pahlavi | Multigravida Dengan Riwayat Seksio Sesarea Atas Indikasi Disproporsi Kepala Panggul
Dengan Penyerta Tumor Paru, Kekurangan Energi Kronik Dan Anemia Berat

hamil cukup bulan dan gerakan janin masih sesarea elektif, rencana konsul bedah, rencana
dirasakan. Pada persalinan anak pertama konsul paru.
pasien memiliki riwayat operasi seksio
sesarea di Rumah Sakit karena adanya Pembahasan
penyulit berupa Disproporsi Kepala Panggul Pasien datang dengan keluhan utama
(DKP). Saat kontrol ke bidan pasien dikatakan hamil cukup bulan dengan panggul sempit dan
memiliki panggul yang sempit. Pasien sesak. Keluhan disertai Keluhan tersebut
mengatakan sesak nafas sejak 1 tahun yang disertai lemas, letih, lesu, dan tidak nafsu
lalu semakin lama semakin memberat. pasien makan. Ketika dimintai keterangan lebih lanjut,
juga merasakan tubuhnya menjadi semakin pasien mengaku Keluhan ini tidak disertai perut
lemas, dan tidak nafsu makan. mules yang menjalar ke pinggang, hilang
Dari pemeriksaan fisik didapatkan timbul, makin lama makin sering, keluar darah
kesadaran kompos mentis, nadi 89x/menit, dan lendir, dan keluar air-air. Pada persalinan
laju pernapasan 28x/menit, dan suhu 36,3oC, anak pertama os memiliki riwayat operasi
tinggi badan 125 cm, berat badan 32 kg, IMT seksio sesarea atas indikasi DKP. Pasien
16, LILA 16,1 cm. Pada status generalis dalam mengatakan sesak nafas sejak 1 tahun yang
batas normal, pada status lokalis didapatkan lalu semakin lama semakin memberat dan juga
konjungtiva pucat pada kedua mata, abdomen merasakan tubuhnya menjadi semakin lemas,
terdapat bekas operasi seksio sesarea, perut dan tidak nafsu makan.
tampak menggantung. Pada Leopold I Dari pemeriksaan fisik didapatkan tinggi
didapatkan TFU 2jbpx (32 cm), bulat, lunak, badan 125 cm, berat badan 32 kg, IMT 16, LILA
tidak melenting (bokong), pada leopold II 16,1 cm, konjungtiva pucat pada kedua mata,
didapatkan keras memanjang pada bagian abdomen terdapat bekas operasi seksio
kanan (punggung), pada bagian kiri terba sesarea, perut tampak menggantung. Pada
bagian kecil-kecil janin (ekstremitas), pada Leopold I didapatkan TFU 2jbpx (32 cm),
lopold III didapatkan bulat, keras, melenting bokong, pada leopold II didapatkan punggung
(kepala), dan pada leopold IV didapatkan pada bagian kanan, pada bagian kiri terba
konvergen, U: 5/5. Tafsiran Berat Janin (TBJ) ekstremitas, pada lopold III didapatkan kepala,
2945 gram, Denyut Jantung Janin (DJJ) dan pada leopold IV didapatkan konvergen, U:
150x/menit, dan tidak terdapat his. Dilakukan 5/5. Tafsiran Berat Janin (TBJ) 2945 gram,
pemeriksaan Osborn tes dan hasilnya positif. Denyut Jantung Janin (DJJ) 150x/menit, dan
Pada pemeriksaan dalam didapatkan hasil tidak terdapat his. Dilakukan pemeriksaan
Portio lunak, posterior, pendatan serviks 0%, Osborn tes dan hasilnya positif. Pada
pembukaan 0 cm, penurunan kepala Hodge I, pemeriksaan dalam didapatkan hasil Portio
masih terdapat selaput ketuban. Pada lunak, posterior, pendatan serviks 0%,
pemeriksaan panggul dalam didapatkan hasil pembukaan 0 cm, penurunan kepala Hodge I,
Promontorium teraba, linea inominata teraba, masih terdapat selaput ketuban. Pada
Conjugata Diagonalis (CD) sebesar 9 cm, pemeriksaan panggul dalam didapatkan hasil
Conjugata Vera (CV) sebesar 7,5 cm. Pada Promontorium teraba, linea inominata teraba,
pemeriksaan penunjang didapatkan nilai Conjugata Diagonalis (CD) sebesar 9 cm,
Hemoglobin (Hb) sebesar 6,3 g/dL. Serta pada Conjugata Vera (CV) sebesar 7,5 cm. Pada
foto rontgen menunjukan kesan terdapat pemeriksaan penunjang didapatkan nilai
massa padat pada kedua hemithorax. Hemoglobin (Hb) sebesar 6,3 g/dL. Serta pada
Pasien dalam kasus ini didiagnosis foto rontgen menunjukan kesan terdapat
G2P1A0 hamil 39 minggu belum inpartu massa padat pada kedua hemithorax.
dengan riwayat seksio sesarea atas indikasi Dari anamnesa, pemeriksaan fisik, dan
DKP + Tumor paru + Anemia Berat, Janin pemeriksaan penunjang diatas, pasien
tunggal hidup, presentasi kepala. Terapi yang didiagnosa sebagai G2P1A0 hamil 39 minggu
diberikan pada pasien ini adalah Observasi belum inpartu dengan riwayat seksio sesarea
TVI, His, DJJ, IVFD RL gtt xx/menit, O2 4L/menit, atas indikasi DKP + Tumor paru + Anemia
cek laboratorium (Darah rutin, Analisa Gas Berat, Janin tunggal hidup, presentasi kepala.
Darah), pasang kateter menetap, nifedipin Hal ini diperkuat dengan pasien memiliki
4x10mg, rencana transfusi PRC, rencana Seksio riwayat operasi sesar pada kehamilan
sebelumnya karena adanya panggul sempit,
Iqbal Reza Pahlavi | Multigravida Dengan Riwayat Seksio Sesarea Atas Indikasi Disproporsi Kepala Panggul
Dengan Penyerta Tumor Paru, Kekurangan Energi Kronik Dan Anemia Berat

anak dengan berat badan lahir 3100 gram,


riwayat penyakit sebelumnya pasien
merasakan sesak 1 tahun yang lalu, nafsu
makan menurun.
Disproporsi kepala panggul merupakan
keadaan yang menggambarkan ketidak
seimbangan antara kepala janin dan panggul
ibu sehingga janin tidak bisa keluar melalui
vagina. Disproporsi kepala
panggul disebabkan oleh panggul sempit,
janin yang besar atau keduanya. Pintu atas
panggul dianggap sempit bila conjugata vera Gambar 2. Cara mengukur konjugata diagonalis
kurang dari 10 cm atau bila diameter dengan mengukur panjangnya jari tengah. 6,9
transversa kurang dari 12 cm. Conjugata vera
dilalui oleh diameter biparietalis yang 9 cm
dan kadang-kadang mencapai 10 cm, maka
sudah jelas bahwa conjugata vera yang
kurang dari 10 cm dapat menimbulkan
kesulitan, kesukaran bertambah lagi kalau
kedua ukuran ialah diameter anteroposterior
maupun diameter transversa sempit.1,6,7
Pada pemeriksaan dalam yang di
evaluasi antara lain, promontorium, linea
inominata, spina ischiadica, dinding samping,
kurvatura sacrum, ujung sacrum, dan arcus
pubis. Dinilai Apakah promontorium teraba,
lalu diukur CD dan CV, linea innominata teraba
seluruhnya atau tidak, spina ischiadica dan lain-
lain.8 Gambar 3. Gambaran tiga diameter
anteroposterior pintu atas panggul. 6,9

Penatalaksanaan pada kasus ini


dilakukan secara operatif. Seksio sesaria dapat
dilakukan secara elektif atau primer, yakni
sebelum persalinan mulai atau pada awal
persalinan, dan secara sekunder yakni setelah
persalinan berlangsung selama beberapa
waktu. Sectio sesaria elektif direncanakan lebih
dahulu dan dilakukan pada kehamilan cukup
bulan karena kesempitan panggul yang cukup
berat, atau karena terdapat disproporsi
sefalopelvik yang nyata.10
Selain itu seksio tersebut
diselenggarakan pada kesempitan ringan
Gambar 1.Cara mengukur konjugata diagonalais apabila ada factor- factor lain yang merupakan
pada pemeriksaan dalam.6,9 komplikasi, seperti primigravida tua, kelainan
letak janin yang tak dapat diperbaiki,
kehamilan pada wanita yang mengalami
infertilitas yang lama, penyakit jantung, dan
lain-lain. Sectio sesaria sekunder dilakukan
karena persalinan percobaan dianggap gagal,
atau karena timbul komplikasi untuk
menyelesaikan persalinan selekas mungkin,
Iqbal Reza Pahlavi | Multigravida Dengan Riwayat Seksio Sesarea Atas Indikasi Disproporsi Kepala Panggul
Dengan Penyerta Tumor Paru, Kekurangan Energi Kronik Dan Anemia Berat

sedang syarat-syarat untuk persalinan nantinya dapat menyebabkan kematian janin.


pervaginam tidak atau belum dipenuhi.1,10 12

Persalinan percobaan ialah percobaan Komplikasi pada kehamilan dengan DKP


untuk persalinan pervaginam pada wanita- ada adalah pada kehamilan muda rahim yang
wanita dengan panggul yang relatif sempit. bertambah besar dapat tertahan/terhalang
Persalinan percobaan hanya dilakukan pada keluar dari true pelvic, jarang dijumpai kecuali
letak belakang kepala, jadi tidak dilakukan pada pada panggul sempit absolute. Pada kehamilan
letak sungsang, letak dahi, letak muka atau lanjut, inlet yang sempit tidak dapat dimasuki
kelainan letaklainnya. Persalinan percobaan oleh bagian terbawah janin, menyebabkan
dimulai pada permulaan persalinan dan fundus uteri tetap tinggi dengan keluhan sesak,
berakhir setelah kita mendapat keyakinan sulit bernafas, terasa penuh diulu hati dan
bahwa persalinan tidak dapat berlangsung perut besar. Perut seperti abdomen pendulus
pervaginam atau setelah anak lahir (perut gantung), malpresentasi dan malposisi,
pervaginam. Persalinan percobaan dikatakan tali pusat terkemuka dan menumbung, kepala
berhasil kalau anak lahir pervaginam secara tidak turun kedalam rongga panggul pada
spontan atau dibantu dengan ekstraksi trimester terakhir, biasanya anak seorang ibu
(forceps atau vakum) dan anak serta ibu dalam dengan panggul sempit lebih kecil dari pada
keadaan baik.1,2,10 ukuran bayi rata-rata.1,9,13
Persalinan percobaan dapat dihentikan Komplikasi pada saat persalinan dengan
jika Pembukaan tidak atau kurang sekali DKP adalah persalinan akan berlangsung lama,
kemajuannya, keadaan ibu atau anak menjadi karena gangguan pembukaan dan banyak
kurang baik, kalau ada lingkaran retraksi yang waktu dipergunakan untuk moulage kepala
patologis, setelah pembukaan lengkap dan anak, ketuban pecah dini (KPD). Kelainan
pecahnya ketuban kepala dalam 2 jam tidak pembukaan disebabkan karena ketuban pecah
mau masuk kedalam rongga panggul walaupun sebelum waktunya, karena bagian depan
his cukup baik, dan forcep yang gagal. 1,2,10 kurang menutup pintu atas panggul,
Kurang energi kronik pada saat selanjutnya setelah ketuban pecah kepala tidak
kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun dapat menekan pada cervix karena tertahan
pada janin yang dikandungnya. Terhadap ibu pada pintu atas panggul, karena kepala tidak
dapat menyebabkan resiko dan komplikasi mau turun dan ketuban sudah pecah sering
antara lain anemia, perdarahan, berat badan terjadi tali pusat menumbung, Moulage kepala
tidak bertambah secara normal dan terkena berlangsung lama, inertia uteri sekunder. Pada
penyakit infeksi. Terhadap persalinan panggul sempit menyeluruh bahkan sering
pengaruhnya pada persalinan dapat didapati inertia uteri primer. Partus yang lama
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, akan menyebabkan pereganga SBR dan bila
persalinan sebelum waktunya (premature), berlarut-larut, dan apabila his menjadi terlalu
perdarahan. Terhadap janin menimbulkan kuat dalam usaha mengatasi rintangan yang
keguguran/abortus, bayi lahir mati, kematian ditimbulkan oleh panggul yang sempit dapat
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, terjadi ruptura uteri. Partus lama
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). 11 mengakibatkan penekanan yang lama pada
Pengaruh Tumor paru pada kehamilan jaringan lunak menyebabkan edema dan
pada umumnya tidak mempengaruhi janin, hematoma jalan lahir yang kelak dapat menjadi
kecuali pada stadium lanjut yang dapat nekrotik dan terjadilah fistula.1,2,9,14
bermetastasis secara transplasenta, namun Komplikasi Pada Janin yang akan timbul
sesak nafas yang berat dan dapat adalah partus yang lama misalnya yang lebih
menyebabkan hipoksemia ibu sehingga lama dari 20 jam atau kala II yang lebih dari 3
berefek pada janin. Hipoksia janin terjadi jam sangat menambah kematian perinatal
sebelum hipoksia ibu terjadi. Tumor paru pada apalagi kalau ketuban pecah sebelum
kehamilan berdampak penting bagi ibu dan waktunya akan menyebabkan kematian janin
janin selama kehamilan dan persalinan. intrapartal, prolapsus foeniculi dapat
Dampak yang terjadi dapat berupa kelahiran menimbulkan kematian anak, moulage yang
prematur, usia kehamilan muda, anemia pada kuat dapat menimbulkan perdarahan
kehamilan, abrupsio plasenta, korioamnionitis, intrakranial, terutama kalau diameter
dan pertumbuhan janin terhambat yang biparietal berkurang lebih dari cm. Selain dari
Iqbal Reza Pahlavi | Multigravida Dengan Riwayat Seksio Sesarea Atas Indikasi Disproporsi Kepala Panggul
Dengan Penyerta Tumor Paru, Kekurangan Energi Kronik Dan Anemia Berat

itu mungkin pada tengkorak terdapat tanda- 4. Asri, Dwi, et al. Asuhan Persalinan Normal.
tanda tekanan, terutama pada bagian yang Yogyakarta: Penerbit Nuha Medika; 2012.
melalui promontorium (os parietale) malahan 5. Sastrawinata SR. Obstetri Patologi. Bagian
dapat terjadi fractur impressi, kaput Obstetri dan Ginekologi Fakultas
suksadaneum dan sefalohematoma yang Kedokteran Universitas Padjajaran.
besar, robekan pada tentorium serebri karena Bandung: ELSTAR OFFSET; 1984.
moulage yang hebat dan lama, fraktur pada 6. Cunningham FG, Gant NF et al. Maternal
tulang kepala oleh karena tekanan yang hebat Anatomy. Dalam: Williams Obstetrics. Vol
dari his. 1,2,9,14 1. Edisi 21. New York: McGraw-Hill; 2010.
Prognosis pasien yang menderita hlm 28-34, 464-74.
disproporsi kepala panggul dapat di katakan 7. Aflah N. Ukuran Panggul Pada Pasien
buruk apabila CV< 8 cm (kesempitan berat), Pasca Seksio Sesarea Atas Indikasi Panggul
dan dapat dikatakan baik apabila CV 8 cm-10 Sempit. Tesis. Medan: Departemen
cm (kesempitan ringan).2,5 Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara;
Simpulan 2009.
Distosia adalah persalinan yang 8. Bennett V. Ruth BL. Pelvis wanita dan
abnormal atau sulit dan ditandai dengan terlalu Organ Reproduksi. In: Myles Buku Ajar
lambatnya kemajuan persalinan. Kelainan Bidan, Edisi 14. Jakarta: EGC; 2009. hlm.
persalinan ini dibagi menjadi 3 yaitu kelainan 96-104.
kekuatan (power), kelainan janin (passenger), 9. Gary, Cunningham, et al. Obstetri Williams
dan kelainan jalan lahir (passage). Disproporsi Edisi 23 Volume 1. Jakarta: Penerbit Buku
kepala panggul merupakan keadaan yang Kedokteran EGC; 2013.
menggambarkan ketidak seimbangan antara 10. Verralls S. Pelvis Wanita. Dalam: Ester
kepala janin dan panggul ibu sehingga janin Monica, editor. Anatomi & Fisiologi
tidak bisa keluar melalui vagina. Persalinan Terapan Dalam Kebidanan, Edisi 3.
percobaan ialah percobaan untuk persalinan Jakarta: EGC; 2003. hlm. 28-52.
pervaginam pada wanita-wanita dengan 11. Waryana. Gizi Reproduksi. Yogyakarta:
panggul sempit relatif. Sedangkan seksio Pustaka Rihama; 2010.
sesaria dapat dilakukan pada wanita-wanita 12. Mitrou S, Petrakis D, Fotopoulus G,
yang memiliki panggul sempit absolut. Zarkavelis G, & Pavlidis N. Lung Cancer
during Pregnancy: A Narrative Review.
Daftar Pustaka Cairo University: Journal of Advances
1. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Research. 2016; 7(1): 571-4.
Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono 13. Lutan D & Rustam M. Panggul Sempit
Prawirohardjo; 2010. (pelvic contraction). Synopsis obstetri:
2. Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi edisi 2. Jakarta: EGC; 1998. hlm. 328-32.
Ketiga. Jakarta: YBP-SP; 2007. 14. Moore, Keith L. Anatomi Klinis Dasar.
3. Sofian A & Rustam M: Panggul sempit. Jakarta: Penerbit Hipokrates; 2012.
Dalam: Sinopsis Obstetri, BAB 44, Jilid 1,
Edisi 3. Jakarta: EGC; 2012. hlm. 219-30.

Anda mungkin juga menyukai