Anda di halaman 1dari 2

Biopsi nasofaring

Biopsi adalah pengangkatan sejumlah kecil jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis. Pemeriksaan
lain dapat menunjukkan adanya kanker, namun hanya biopsi yang dapat membuat sebuah diagnosis
pasti. Ahli patologi yang kemudian menganalisis sampel tersebut.

Diagnosis pasti ditegakkan dengan melakukan biopsy nasofaring. Biopsi dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu dari hidung atau dari mulut.
Biopsi dari hidung dilakukan tanpa melihat jelas tumornya (blind biopsy). Cunam biopsi dimasukkan
melalui rongga hidung menelusuri konka media ke nasofaring kemudian cunam diarahkan ke lateral
dan dilakukan biopsy.

Biopsi melalui mulut dengan memakai bantuan kateter nelaton yang dimasukkan melalui hidung dan
ujung kateter yang berada didalam mulut ditarik keluar dan diklem bersam-sama ujung kateter yang
di hidung. Demikian juga dengan kateter dari hidung disebelahnya, sehingga palatum mole tertarik
keatas. Kemudian dengan kaca laring dilihat daerah nasofaring. Biopsi dilakukan dengan melihat
tumor melalui kaca tersebut atau memakai nasofaringoskop yang dimasukkan melalui mulut, massa
tumor akan terlihat lebih jelas. Biopsi tumor nasofaring umumnya dilakuan dengan anestsi topical
dengan Xylocain 10%.

Indikasi septoplasty

sesak napas;
pembentukan sering remah di rongga hidung;Mimisan
;Penyakit alergi
;
kekambuhan penyakit THT (sinusitis, sinusitis);
hidung tersumbat konstan, tidak tergantung pada musim dan kondisi kesehatan;
mendengkur;
kekeringan di rongga hidung, pembentukan sering koreng.

kontraindikasi utama untuk operasi untuk meluruskan septum hidung adalah: kanker

;Penyakit menular

perdarahan gangguan;

penyakit organ internal;

penyakit berat pada sistem kardiovaskular;

usia pasien kurang dari 18 tahun.

komplikasi

Meskipun perdarahan kecil mungkin terjadi setelah septoplasty, perdarahan berat dianggap
sebagai komplikasi. Perdarahan dapat terjadi setelah operasi atau beberapa hari kemudian.
Komplikasi lain adalah infeksi yang bisa dihindari dengan pemberian antibiotik sebagai
tindakan pencegahan. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, perforasi hidung juga
terjadi.

Komplikasi jarang pada operasi septoplasty adalah perubahan bentuk hidung.

eperti prosedur lainnya, ada beberapa kemungkinan risiko pada septoplasty, seperti
perdarahan, infeksi dan reaksi pada anestesi. Kemungkinan risiko yang spesifik pada
septoplasty meliputi:

gejala seperti hidung tersumbat tetap berlanjut setelah operasi

pendarahan

perubahan bentuk hidung

terbukanya septum (perforasi pada septum)

berkurangnya kemampuan penciuman

pengumpulan darah pada rongga hidung (septal hematoma)

sensasi mati rasa sementara pada gusi dan gigi atas.

Anda mungkin juga menyukai