C. Embriogenesis Wajah
E. Embriogenesis Palatum
Gambar 2. A. Potongan frontal melalui kepala janin 7,5 minggu. Lidah telah
bergeser ke bawah dan bilah-bilah palatum telah mencapai posisi horizontal.
B. Pandangan ventral bilah-bilah palatum setelah rahang dan lidah diangkat
(Sadler, 2010)
Segmen intermaksila terbentuk akibat pertumbuhan prominensia
maksilaris ke medial, kejadian ini tidak hanya di permukaan prominensia
maksilaris tetapi juga di bagian yang dalam. Struktur ini terdiri dari filtrum
bibir atas, komponen rahang atas dengan empat gigi seri, dan komponen
palatum yang membentuk palatum primer (Sadler, 2010).
Palatum sekunder terbentuk dari dua pertumbuhan berbentuk bilah
(shelves) dari prominensia maksilaris. Pertumbuhan keluar palatine shelves
muncul pada minggu keenam perkembangan. Pertumbuhannya mengarah
oblik ke bawah di kedua sisi lidah. Tetapi pada minggu ketujuh, bilah-bilah
palatum bergerak ke atas untuk memperoleh posisi horizontal di atas lidah
dan menyatu, membentuk palatum sekunder.Dapat ditemukan tanda utama
pada garis tengah antara palatum primer yang berbentuk segitiga dan palatum
sekunder, yaitu foramen insisivum (Sadler, 2010).
F. Pembentukan Lidah
G. Pembentukan Gigi
H. Pembentukan Rongga Hidung
DAFPUS
Sadler, T., W., 2010, Langman Embriologi Kedokteran Ed.10, Jakarta : EGC
Sadler, T. W., 2000, Embriologi Kedokteran Langman Ed.7, Jakarta : EGC
Haviz, M., 2014, Konsep Dasar Embriologi Tinjauan Teoretis, Jurnal Sainstek, VI (1) : 96-
101
Abidin, A., R., 2013, Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Kelainan
Kongenital Facio-Oral pada Neonatus, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro