Anda di halaman 1dari 7

A.

Embrio dan Embriogenesis


Embriogenesis merupakan suatu proses pembentukan dan
pertumbuhan dari sebuah sel menuju periode organ primordial. Pada manusia,
embriogenesis terjadi pada 8 minggu pertama (Sadler, 2010). Masa
embriogenik atau masa organogenesis merupakan masa dimana masing-
masing lapisan mudigah membentuk jaringan dan organ yang spesifik. Di
akhir masa embriogenik, sistem organ utama telah terbentuk dan ciri-ciri
utama bentuk tubuh bagian luar telah dapat dikenali (Sadler, 2000). Ada pun
yang kita kenal dengan masa janin (fetal period), yang merupakan periode
dari tahap embriogenesis hingga kelahiran (Sadler, 2010).

Perkembangan prenatal dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu (Haviz, 2014):


1. Tahap implantasi (implantation stage), tahap ini dimulai pada saat
pembuahan sampai akhir minggu ketiga kehamilan.
2. Tahap embrio (embryonic stage), tahap ini dimulai pada awal minggu
keempat sampai minggu ketujuh kehamilan.
a. Terjadi diferensiasi jaringan dan pembentukan organ definitif.
b. Jaringan saraf berproliferasi sangat cepat dengan menutupnya tabung
saraf (neural tube) dan fleksi dari segmen anterior membentuk bagian-
bagian otak.
c. Jantung mulai berdenyut, sehingga darah dapat bersirkulasi melalui
sistem vaskularisasi yang baru terbentuk meskipun struktur jantung belum
terbentuk sempurna.
d. Terlihat primordial dari struktur wajah, ekstremitas dan organ dalam.
3. Tahap fetus (fetal stage), tahap ini dimulai pada minggu kedalapan sampai
lahir. Pada tahap ini diferensiasi seluruh organ telah sempurna, bertambah
dalam ukuran; pertumbuhan progresif struktural skeletal, muskulus dan
terutama otak.
Adapun beberapa gambar dibawah yang dapat menunjukkan perkembangan
pada minggu ke 1 minggu ke 8 (Cochard, 2002).
B. Unsur Pembentuk embrio
1. Celah Faring
Pada mudigah yang berusia 5 minggu, dapat ditemukan empat celah
faring. Bagian dorsal celah pertama menembus mesenkim yang terletak
dibawahnya, selanjutnya menghasilkan meatus akustikus eksternus. Epitel
dasar meatus ini ikut serta dalam pembentukan gendang telinga (Sadler,
2010).
Proliferasi aktif mesenkim yang terjadi di arkus kedua menyebabkan
tertutupnya arkus ketuga dan keempat. Akhirnya arkus ini membentuk
epicardial ridge dibawah leher, serta celah faring kedua, ketiga, dan
keempat kehilangan kontak dengan bagian luar. Celah ketiga dan keempat
membentuk suatu rongga yang dilapisi oleh epitel ektoderm, sinus
servikalis yang hilang seiring waktu (Sadler, 2010).

C. Embriogenesis Wajah

Gambar 1. A. Janin pada akhir minggu keempat yang memperlihatkan posisi


arkus-arkus faring. B. Janin berumur 4,5 minggu yang memperlihatkan
prominensia mandibularis dan maksilaris (Sadler, 2010)

Akhir minggu keempat, telah muncul prominensia fasialis yang terdiri


dari mesenkim yang berasal dari krista neuralis dan dibentuk terutama oleh
pasangan pertama arkus faring. Pada lateral stomodeum dapat ditemukan
prominensia maksilaris, dan prominensia mandibularis. Selain itu, dapat
ditemukan juga prominensia frontonasalis yang dibentuk oleh proliferasi
mesenkim, dan membentuk batas atas stomodeum. Di kedua sisi prominensia
frontonasalis, muncul penebalan lokal permukaan ektoderm, yang disebut
dengan plakoda nasalis (Sadler, 2010).
Selama minggu kelima, plakoda nasalis (lempeng hidung) tersebut
mengalami invaginasi untuk membentuk fovea nasalis (lekukan hidung).
Dalam prosesnya, terbentuk lekukan yang membentuk prominensia nasalis.
Tonjolan di batas dalam dinamakan prominensia nasalis mediana, Tonjolan di
batas luar dinamakan prominensia lateralis (Sadler, 2010).
Dua minggu selanjutnya, prominensia maksilaris tersebut bertambah
besar. Secara bersamaan, tonjolan ini tumbuh ke arah medial, menekan
prominensia nasalis mediana ke arah garis tengah. Dengan adanya penekanan
ini, celah antara prominensia nasalis mediana dan prominensia maksilaris
lenyap dan keduanya menyatu. Karena itu, bibir atas dibentuk oleh dua
prominensia nasalis mediana dan dua prominensia maksilaris. Bibir bawah
dan rahang dibentuk oleh prominensia mandibularis yang menyatu di garis
tengah (Sadler, 2010).
D. Embriogenesis Hidung
Tabel 2.Struktur yang ikut membentuk hidung (Abidin, 2013).

Prominensia Struktur yang dibentuk

Dahi, jembatan hidung serta


1. Frontonasalis prominensia nasalais mediana dan
lateralis

2. Maksilaris Pipi, bagian lateral bibir atas

Filtrum bibir atas, lengkung dan ujung


3. Nasalis mediana hidung

4. Nasalis lateralis Cuping hidung

5. Mandibularis Bibir bawah

E. Embriogenesis Palatum

Gambar 2. A. Potongan frontal melalui kepala janin 7,5 minggu. Lidah telah
bergeser ke bawah dan bilah-bilah palatum telah mencapai posisi horizontal.
B. Pandangan ventral bilah-bilah palatum setelah rahang dan lidah diangkat
(Sadler, 2010)
Segmen intermaksila terbentuk akibat pertumbuhan prominensia
maksilaris ke medial, kejadian ini tidak hanya di permukaan prominensia
maksilaris tetapi juga di bagian yang dalam. Struktur ini terdiri dari filtrum
bibir atas, komponen rahang atas dengan empat gigi seri, dan komponen
palatum yang membentuk palatum primer (Sadler, 2010).
Palatum sekunder terbentuk dari dua pertumbuhan berbentuk bilah
(shelves) dari prominensia maksilaris. Pertumbuhan keluar palatine shelves
muncul pada minggu keenam perkembangan. Pertumbuhannya mengarah
oblik ke bawah di kedua sisi lidah. Tetapi pada minggu ketujuh, bilah-bilah
palatum bergerak ke atas untuk memperoleh posisi horizontal di atas lidah
dan menyatu, membentuk palatum sekunder.Dapat ditemukan tanda utama
pada garis tengah antara palatum primer yang berbentuk segitiga dan palatum
sekunder, yaitu foramen insisivum (Sadler, 2010).
F. Pembentukan Lidah
G. Pembentukan Gigi
H. Pembentukan Rongga Hidung

DAFPUS

Sadler, T., W., 2010, Langman Embriologi Kedokteran Ed.10, Jakarta : EGC
Sadler, T. W., 2000, Embriologi Kedokteran Langman Ed.7, Jakarta : EGC
Haviz, M., 2014, Konsep Dasar Embriologi Tinjauan Teoretis, Jurnal Sainstek, VI (1) : 96-
101
Abidin, A., R., 2013, Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Kelainan
Kongenital Facio-Oral pada Neonatus, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Cochard, L., R., 2002, Netter Atlas of Embryology, USA : Elsevier

Anda mungkin juga menyukai