Kecantikan Wa Ambe
Kecantikan Wa Ambe
Di sebuah Desa tinggal seorang gadis berparas cantik yang bernama Wa Ambe, ia
adalah anak bungsu dari 3 orang bersaudara. Wa Ambe tinggal bersama 2
saudaranya yang bernamaWa Rahma dan Wa Rahmi. Kedua saudaranya tersebut
seperti sebuah Putri Raja yang tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah, bahkan
untuk memeggangnya pun mereka jijik. Maklum saja, semasa orangtua mereka
masih hidup Wa Rahma dan Wa Rahmi selalu saja dimanjakan. Berbeda dengan Wa
Ambe yang dianggap oleh orangtuanya sebagai pembawa sial di keluarga. Karena
Ibu mereka meninggal saat sedang melahirkan Wa Ambe. Namun, dari kedua
saudaranya Wa Ambe lah yang menuruni kecantikan Sang Ibu. Tidak heran dia
selalu dijuluki dengan sebutan Kembang Desa karena memiliki kecantikan seperti
halnya seorang bidadari dari kayangan. Namun, Wa Ambe tidak pernah sombong
dengan kecantikannya tersebut.
Suatu hari kedua saudaranya itu, iri dengan Wa Ambe karena pemuda yang mereka
puja dan mereka sukai telah jatuh hati kepada Wa Ambe. Wa Rahma dan Wa
Rahmi selalu mencari siasat bagaimana caranya membuat wajah Wa Ambe agar
rusak dan tidak ada satu pun pemuda yang menyukainya karena wajahnya yang
tak lagi cantik. Mereka menyirami wajah Wa Ambe dengan air keras sehingga
wajah Wa Ambe menjadi rusak dan tak lagi cantik. Wa Ambe hanya bisa menangis
dan meratapi segala sesuatu yang telah terjadi, ia tak menyangka bahwa saudara-
saudaranya bisa berbuat sekeji ini padanya. Wa Ambe tak dapat menahan malu
jika orang-orang desa melihat wajahnya seperti ini. Akhirnya Wa Ambe
memutuskan untuk pergi meninggalkan desa untuk selama-lamanya dan menetap
di hutan.
Sudah 2 bulan Wa Ambe meninggalkan desa. Banyak warga desa yang bertanya-
tanya di mana sebenarnya Wa Ambe yang menjadi kebanggaan desa ini. Namun,
kedua saudaranya tersebut mengarang cerita bahwa Wa Ambe telah pergi untuk
melarikan diri bersama lelaki yang telah membuatnya hamil. Jadi, Wa Ambe pergi
untuk menutupi aibnya.
Tiba-tiba saja, wa Ambe muncul dari arah yang berlawanan dan langsung berbicara
kepada pemuda tampan itu bahwa itu adalah selendangnya dan meminta pemuda
itu mengembalikan selendang tersebut. Karena hanya itulah satu-satunya warisan
dari mendiang Sang Ibu. Pemuda itu tak menyangka bahwa selendang yang
baunya harum ini dalah milik seorang wanita yang berwajah sangat hancur berbeda
dengan apa yang dia bayangkan sebelumnya. Namun, saat melihat mata Wa Ambe
ia melihat ada sebuah cahaya indah di matanya yang membuatnya seperti
bercahaya. Tanpa menunggu waktu lama, pemuda itu langsung melamar Wa Ambe
mengingat sumpahnya tadi. Wa Ambe sebenarnya ragu untuk menjawabnya,
namun ia berkata bahwa ia bersedia.
Akhirnya Wa Ambe hidup bahagia bersama pemuda itu. Kecantikan Wa Ambe pun
kembali muncul. Bukan karena wajahnya tetapi karena kebaikan hatinya.