Anda di halaman 1dari 8

TAFSIR AL-QURAN :

JALAN YANG LURUS


(Jalan yang diperintahkan oleh Allah SWT ialah Jalan yang Lurus)

A. MUQADIMAH
1) ~ Firman Allah SWT : Q.S Al-Anam 6:151-153

~ Terjemahan Ayat
Katakanlah: Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua
orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan.
Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi,
dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan
dengan sesuatu (sebab) yang benar. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu
kepadamu supaya kamu memahami (nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim,
kecuali dengan cara yang lebih bermanfa`at, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah
takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu
berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian
itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat, dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini
adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan
(yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa. (Al-anam; 151-153)

2 ) Asbabul Nuzul

Ayat ini menguraikan bahwa Rasulullah saw diperintahkan supaya menjelaskan kepada
kaumnya bahwa Alquran yang mengajak kamu untuk mengikutinya adalah untuk
kepentingan hidupmu. Dialah pedoman dan petunjuk dari Allah untuk memperoleh
kebahagiaan dunia dan akhirat yang diridai-Nya, dan jalan ini adalah jalan yang lurus,
ikutilah dia, dan jangan mengikuti jalan-jalan yang lain yang mencerai-beraikan kamu dari
jalan Allah. 1

Dalam hadis dari Ahmad, Nasai, Abu Syaikh dan Hakim dari Abdullah bin Masud dia
menceritakan yang maksudnya: Rasulullah saw. membuat satu garis lurus dengan tangannya
lalu bersabda, "Ini jalan Allah yang lurus." Kemudian menggariskan beberapa garis lagi dari
kanan-kiri garis pertama tadi lalu bersabda lagi, "Pada setiap jalan dari jalan-jalan itu ada
setan yang mengajak untuk menempuhnya." Kemudian Rasulullah membaca ayat ini: (Q.S.
6. Al-An'am:152).

Para ahli tafsir mengatakan bahwa bercerai-berai dalam agama Islam, karena perdebatan
pendapat dan mazhab adalah dilarang oleh Allah, karena sangat membahayakan kepada
mereka dan kepada agama itu sendiri. Kemudian ayat 153 ini diakhiri dengan anjuran
bertakwa karena dengan bertakwalah dapat dicapai kebahagiaan dunia dan akhirat yang
diridai Tuhan.

(Dan bahwa) dengan memakai harakat fatah mentakdirkan lam, dan dengan memakai
harakat kasrah sebagai jumlah isti'naf/permulaan (hal ini) apa yang Kami pesankan kepada
kamu (adalah jalan-Ku yang lurus) menjadi hal (maka ikutilah dia; dan janganlah kamu
mengikuti jalan-jalan) cara-cara yang bertentangan dengannya (karena jalan itu mencerai-
beraikan) dengan membuang salah satu di antara dua huruf ta, yakni akan menyelewengkan
(kamu dari jalan-Nya) agama-Nya (yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar
kamu bertakwa.)2

3) Maksud dan Tujuan Ayat

Secara garis besar ayat di atas Allah menjelaskan hal yang terkait dengan Jalan yang lururs :
1. Perintah mengikuti jalan Allah yang lurus.
2. Larangan kaum Mukminin untuk mengikuti jalan-jalan yang lain selain daripada jalan
Lurus Allah
3. Allah menyuruh kaum Mukminin bersatu dan melarang mereka bercerai-berai dan
berselisih 3
4. Perintah dan larangan tersebut bertujuan agar kaum Mukminin menjadi orang-orang
yang bertakwa

1
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al An'aam 153
2
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al An'aam 153
3
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Tafsir Ibn Katsir, hlmn 319
B. ISI
~ (Penjelasan Ayat Secara Global)


1.

(Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus)

Wasiat terakhir, yakni mengikuti jalan yang lurus, jalan Nabi Muhammad SAW atau jalan
Allah yang ditunjukan kepada Nabi Muhammad. Wasiat ini adalah wasiat terakhir dari
sepuluh wasiat yang Allah berikan, di mulai pertama dengan melarang syirik menegakkan
tauhid dan diakhiri dengan menyempurnakan segala janji dengan Allah kemudian di
kumpulkan menjadi satu yaitu Jalan yang lurus.4


2.

(Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-
beraikan kamu dari jalan-Nya.)
Firman Nya : ( ) /Jalan Nya pada penggalan akhir ayat, secara umum
dapat dipahami serupa walau tidak sama dengan () shirathil / jalanku
pada awal ayat. Maka di kemukakan perbedaan antara kedua kata tersebut, antara lain
adalah ( ) mengandung makna jalan luas dan lebar serta selalu
benar. Ia adalah jalan tol yang mengantar penelusurnnya sampai ke tujuan . sedang
() bermakna jalan kecil atau lorong. Sabil ada yang bertemu dengan
Shirath, ada juga yang tidak, sehingga pejalan tidak mencapai
ash-ashirath al-
mustaqim.
Jika jalan kecil itu mengantar kepada kebaikan dan kedamaian, maka ia dinamai sabilillah di
jamak oleh al-Quran dan disifati dengan nama subul as-salam. Karena itu, maka semua
yang dinamai sabilillah, yakni subul as-salam bermuara ke shirath al-mustaqim.
Sebagaimana Allah berfirman dala Q.S Al-Maidah ayat 16

4
Tafsir Al-Azhar Juz 8, hlmn 131
10 wasiat menurut Al-Quran yang di sampaikan melalui Nabi Muhammad SAW. Yaitu :
1. Jangan kamu mempersekutukan sesutupun dengan Allah
2. Hendaklah kamu berlaku baik kepada kedua orang tua, ibu-bapak
3. Jangan kamu buhun anak-anak kamu karena lepapaan (kemiskinan)
4. Jangan kamu dekati segala macam kekejian (zina dan segala yang berhubungan)
5. Jangan kamu membunuh satu jiwa yang diharamkan Allah, kecuali dengan haknya
6. Jangan kamu dekati harta anak yatim, melainkan dengan cara yang amat haknya
7. Penuhilah sukatan dan timbangan dengan adil
8. Apabila kamu berkata-kata hendaklah kamu adil
9. Janji Allah hendaklah penuhi
10. Jalan Allah yang lurus hendaklah turuti
(Q.S Al-Anam ayat 151-153)


Artinya : Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya
ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari
gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki
mereka ke jalan yang lurus.

Penggalan ayat di atas memberikan prinsip umum yang mencakup segala tuntunan kebajikan,
yaitu mengikuyi jalan kedamaian, jalan islam, dan emmeperingatkan agar tidak mencari jalan
kebahagiaan yang menyimpang dari jalan Allah tersebut.

3.
(Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.)
Ayat 153 di tutup dengan ( ) laallakum
tattaqun/agar kami bertakwa/menghindari dari bencana dan siksa. Hal ini dinilai
mengandung tuntunan bahwa agama yang di syariatkan Allah SWT merupakan jalan menuju
kebahagaian abadi. 5 karena itu ayat ini menulusuri jalan itu dan tidak boleh ke jalan-jalan
lain, sehingga dapat menghindari kedurhakaan sekaligus dapat bertakwa, yakni menghindari
bencana dan siksa-Nya

~ (Penjelasan Ayat secara Terperinci)

Adapun penjelasan Q.S Al-Anam ayat 153 ini, antara lain :




1.

Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)

Dan sesungguhnya Al-Quran ini akan aku seru pada kalian, dan dengannya aku seru kalian
menuju kepada hal yang menghidupkan kamu. Inilah jalanku yang aku tempuh dalam
menuju ridha Allah dan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Keadaanya nya lurus,
tidak menyesatkan orang yang menempuhnya, sedang orang yang meninggalkannya tak
akan mendapat petunjuk. Oleh karena itu, ikutilah Al-Quran itu semata-mata dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan lain yang bertentangan dengan Al-Quran yang banyak
jumlahnya itu. Sehingga kamu terpisah dari jaalnnya, dan masing-masing kalian menempuh
kesesatan yang akan berakhir pada kehancuran , kerena setelah kebenaran tak ada lagi
kesesatan.

Imam Ahmad bin Hambal meriwayatkan dari Abdullah bin Masud r.a be;iau berkata (260) :

5
Oleh Al-Iskafi Tafsir Al-Mishbah halaman 353
Rasulullah saw, membuat sebuah garis dengan tangannya, kemudian beliau bersaba, inilah
jalan Allah yang lurus. kemudian beliau membuat garis sebelah kiri dan kanan garis tadi, lalu
bersabda. inilah jalan-jalan yang lain, tiada satu pun di antara jalan itu melainkan ia
ditempati oleh setan yang mengajak manusia kejalnnya. Kemudian beliau membaca ayat,
Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan
kamu dari jalan-Nya. ( HR.Hakim )

Allah Taala telah memberi suatu perumpamaan berupa jalan lurus yang sebelah kiri kanan
jalan itu ada dua pagar yang terdapat pada kedua-duanya pintu-pintu yang terbuka, dan
pada pintu-pintu itu terdapat pula tirai-tirai yang terpasang, sedang pada mulut jalan itu ada
seorang penyeru yang mengatakan . Hai manusia, marilah masuk ke jalan yang lurus
semua, dan janganlah engkau bercerai-berai. Dan ada pula seorang penyeru yang berseru
dari jalan tengah. Apabila seseorang hendak membuka salah satu di antara pintu-pintu
pagar tersebut, maka berkatalah penyeru tadi padnya . Celakalah kamu, jangan kamu
buka, karena kalau kamu membukanya, kamu akan masuk kedalamnya

Jalan itu ialah Islam, dan dua pagar itu adalah batas-batas Allah, sedang pintu-pintu terbuka
adalah hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Dan penyeru yang berada di mulut jalan tadi
adalah kitab Allah, sedang penyeru dari tengah itu adalah pemberi nasihat dari Allah yang
terdapat dalam hati sertiap muslim.


Ibnu Jaris meriwayatkan dari Ibnu Abbas mengenai firman Allah di atas, bahwa Allah Taala
memerintahkan orang-orang mumin supaya membentuk jamaah dan melarang dari
peselisihan pendapat dan berpecah belah, dan mengabarkan kepeda mereka bahwa yang
menghancurkan umat sebelum mereka, tak lain adalah pertengkaran dan pemusuhan.

2.

At-Taqwa adalah isim dari apa saja yang harus di hindari, baik berupa bahaya umum, khusus
atau apa saja. Kata At-Taqwa ini telah di sebutkan dalam Al-Quran dalam kontek perintah-
perintah yang berbeda-beda, sejak soal ibadah, muamalat, sopan santun, pergaulan
maupun perkawinan. Pa da setiap judul pembicaraan, kata At-Taqwa ini ditafsirkan dengan
tafsiran yang sesuai dengan pembicaraan tersebut.

Maksud ayat, perintah supaya mengikuti jalan kebenaran yang lurus, dan larangan
mengikuti jalan-jalan kesesatan dan kebatilan yang diwasiatkan kepadamu oleh tuhanmu,
bertujuan mempersiapkan kalian agar menghindari apa saja yang menyebabkan
kesengsaraan dan penseditaahn di dunia dan di akhirat, hingga sampailah kamu kepada
kebahagiaan yang terbesar dan kehidupan yang shaleh.

Ar-Razi mengatakan, ayat yang pertama di akhiri dengan firman Allah Taala :




Di ayat 151, di peringatkan supaya mengerti dan mempergunakan akal. Sebab hanya dengan
mempergunakan akal sajalah pengertian akan tumbuh, sehingga agama dipeluk dengan
kesndafan. Di ayat 152 di peringatkan supaya selalu ingat. Ingat kepada Allah dan ingat
akan batas-batas yang tidak bolah dilampaui, agar selamat. Maka di ayat 153 ini
diperingatkan pula agar kamu semua bertakwa. Dapat dikatakan bahwa kebanyakan wasiat
ayat pertama menggunakan bentuk redaksi larangan, yakni mencengah , maka sangat wajar
jika ia ditutup dengan kata yang mengandung makna penceghan, yaitu taqillun, karena akal
adalah tali yang mengikat sesuatu, sehingga mencegah kebebasannya. Adapun ayat 152
kebanyakan wasiatnya disampaikan dalam bentuk perintah ,untuk mengindahkan wasiat-
wasiat itu, perlu daya ingat terus-menerus. Oleh karena itu, ia di tutup dengan kalimat agar
kamu mengingat secara terus menerus.

Kemudian di ayat 153 para ulama menilai bahwa perurutan penutup ketiga ayat di atas ,
yakni berakal, mengingat dan bertaqwa menunjukan hubungan sebab akibat. Hasil
penggunaan akal adalah terus-menerus awas dan ingat, sedang mereka yang terus awas dan
ingat, akan terhindar dari bencana dan siks, dan itulah makna hasil akhir yang diharapkan
yaitu taqwa.

C. KESIMPULAN
1. Bahwa jalan yang lurus adalah jalan Allah, jalan yang Allah telah wasiatkan melalui Nav=bi
Muhammad kemudian diikuti oleh kaum mukminin. Allah telah menjadikan jalan yang lurus
itu hanya saru. Sedang jalan-jalan yang tidak lurus banyak, karena kebenaran itu satu,
sedang jalan kebathilan yaitu bertentangan dengan kebenaran itu banyak. Yakni mencakup
agama-agama yang bathil, apakah agama itu buatan manusia sendiri atau agama samawi
yang telah mengalami perubahan atau telah mansukh (dihapuskan).

2. Allah pun melarang bercerai berai di jalan yang benar, karena bercerai berai dalam agama
yang satu dan menjadikannya mazhab-mazdab yang masing-masing dari madzhab itu di
dukung oleh sekelompok pendukung dan suatu golongan yang menolongnya dengan rasa
fanatic, bahkan menganggap barang siapa saja yang menentangnya, lalu menuduh para
pengikut oaring yang menentang itu sebagai orang yang bodoh dan sesat, semua itu adalah
menjadi penyebab musnahnya agama itu sendiri. Karena setiap golongan akan memikirkan
hal-hal yang memperkuat mazhab dan memenangkannya atas apara penentangnya, dan
tidaklah penting bagi mereka mencari kebenaran atau memahami nash-nash.

3. berada di dalam jalan yang lurus itu memuat pembebanan-pembebanan, sedang Allah
SWT menyuruh supaya mengikuti nya dan melarang mengikuti jalan-jalan selainnya, maka
ayat ke tiga diakhiri dengan seruan bertakwa. Artinya ia menghindari neraka, karena barang
siapa yang mengikuti Jalan Allah, maka ia akan memperoleh keselamatan abadi dan
memperoleh kebahagiaan yang langgeng.

SUMBER REFERENSI :

1. Mustafa Al-Maragi, Ahmad. 1993. Tafsir Al-Maragi. PTKarya Toha Putra; Semarang

2. Dr.Hamka, 1984. Tafsir Al-Azhar. PT Pustaka Panjimas; Jakarta

3. Nasib dr rifai, Muhammad. 1989. Tafsir Ibnu Katsir. Maktabah Maarif Riyadh; Jakrta

4. Shihab, Muhammad Quraush. 2007. Tafsir Al-Mishbah. Lentera Hati; Jakarta

5. Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al An'aam 153

6. Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al An'aam 153

TAFSIR QURAN
Q.S AL-ANAM AYAT 153

JALAN YANG LURUS (JALAN ALLAH SWT)

Dosen :

DR.K.H. Badruddin Hasyim Subky,M.HI


Oleh :

Imas Laila

12214211017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS IBN KHALDUN

2013

Anda mungkin juga menyukai