Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karuniaNya penulisan desain penelitian yang berjudul Pengaruh
Model Pembalajaran Children Learning In Science (CLIS) Terhadap Hasil Belajar
Siswa di Kelas VII SMP Negeri 2 Sungai Kakap dapat diselesaikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
ii
D. Teknik dan Alat Pengumpul Data ...................................................... 27
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Rata-rata Nilai Ulangan Harian Materi Kalor Tahun Ajaran
2015/2016 ..........................................................................................3
Tabel 2.1 Tahapan-tahapan model pembelajaran CLIS ................................... 15
Tabel 2.2 Kalor Jenis Beberapa Zat ................................................................ 15
Tabel 2.3 Kalor Laten (pada 1 atm) .............................................................. 215
Tabel 3.1 Spesifikasi Tingkat Validasi Instrumen .......................................... 28
Tabel 3.2 Pedoman Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien korelasi . 30
Tabel 3.3 Data Frekuensi Observasi dan Frekuensi Harapan ......................... 33
Tabel 3.4 Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian .......................................... 38
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
vi
1
JUDUL PENELITIAN:
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu ilmu pengetahuan
yang memepelajari tentang alam beserta isinya termasuk juga
fenomena-fenomena yang terjadi di alam, dalam mempelajarinya dapat
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. IPA juga merupakan ilmu
pengetahuan yang terdiri dari sekumpulan konsep, prinsip, hukum, dan
teori yang terbentuk melalui proses penemuan yang sistematis (Panut
dkk, 2007: 3). IPA mempelajari segala sesuatu tentang alam dari
berbagai makhluk hidup hingga benda-benda mati dari yang terdapat di
perut bumi hingga luar angkasa semuanya dipelajari dalam IPA
(Sulaeman, 2007: 3).
Menurut Bundu (2006) sains biasa diterjemahkan dengan Ilmu
Pengetahuan Alam yang berasal dari kata natural science. Natural
artinya alamiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science
artinya ilmu pengetahuan. Jadi sains secara harfiah dapat disebut
sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Hakikat IPA mengisyaratkan
bahwa pembelajaran di kelas harus dikemas menjadi proses
mengkontruksi pengetahuan. Dalam pembelajaran IPA seorang guru
dituntut untuk dapat mengajak anak didiknya memanfaatkan alam
sekitar sebagai sumber belajar yang paling otentik dan tidak akan habis
digunakan, sehingga pembelajaran IPA dapat menjadi wahana bagi
siswa untuk mengembangkan dan menumbuhkan motivasi, inovasi,
serta kreativitasnya (Sudana, 2010: 1).
2
tersebut masih di bawah KKM yaitu 75. Hal ini membuktikan bahwa
rata-rata siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi kalor.
Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu guru fisika yang
mengajar kelas VII di SMP Negeri 2 Sungai kakap, didapatkan
informasi bahwa sebagian besar siswa masih kesulitan dalam
mempelajari fisika salah satunya pada materi kalor yang banyak
terdapat rumus-rumus dan hitungan. Dari hasil wawancara tesebut pula
didapatkan informasi bahwa melakukan percobaan, melakukan
pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, demonstrasi ataupun belajar
dengan menggunakan media sangat jarang dilakukan khususnya pada
materi kalor. Padahal aplikasi maupun alat dan bahan untuk melakukan
praktikum atau demonstrasi pada materi ini bisa di dapatkan dari
kehidupan sehari-hari. Jadi siswa memperoleh fakta dan konsep fisika
tanpa melalui proses yang bermakna. Siswa mempelajari fisika tanpa
melakukan sesuatu yang menarik terkait fenomena yang tengah mereka
pelajari. Kesulitan siswa dalam mempelajari fisika pada materi kalor
dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar yang dibuktikan dengan data
hasil ulangan harian pada materi kalor tahun ajaran 2015/2016.
Tabel 1.1: Rata-rata Nilai Ulangan Harian Materi Kalor Tahun Ajaran
2015/2016
No Kelas RataRata
1 VII A 60,0
2 VII B 57,7
3 VII C 62,1
4 VII D 54,1
5 VII E 64,2
Rata-Rata 59,62
bahwa masih rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran fisika materi
kalor di SMP Negeri 2 Sungai Kakap.
Beradasarkan hasil wawancara kepada beberapa siswa di SMP
Negeri 2 Sungai kakap, didapatkan informasi bahwa pada umumnya
siswa menganggap belajar fisika itu sulit dan membosankan karena
banyak menghapal rumus-rumus dan menghitung.
Berdasarkan permasalahan tersebut alternatif yang digunakan
untuk mengatasi masalah pada materi kalor di kelas VII SMP Negeri 2
Sungai Kakap adalah dengan menggunakan model pembelajaran
Children Learning In Science (CLIS). Menurut Samatowa (dalam
Wardana, Kusmariatni, Suartama, 2013), CLIS adalah suatu model
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan praktikum,
eksperimen, menyajikan, menginterpretasi, memprediksi dan
menyimpulkan dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Model CLIS berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang
suatu masalah tertentu serta merekonstruksi ide atau gagasan
berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan. Model pembelajaran ini
bertujuan untuk membentuk pengetahuan (konsep) ke dalam memori
siswa agar konsep tersebut bertahan lama (Didik, 2012). Wali
menjelaskan bahwa:
Pada model pembelajaran Children Learning In Science
(CLIS), siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan
berbagai gagasan tentang topik yang dibahas dalam
pembelajaran, mengungkapkan gagasan serta
membandingkan gagasan dengan gagasan siswa
lainnya, mendiskusikannya untuk menyamakan
persepsi, selanjutnya siswa diberi kesempatan
merekontruksi gagasan setelah membandingkan
gagasan tersebut dengan hasil percobaan, observasi atau
hasil mencermati buku teks, di samping itu, siswa juga
mengaplikasikan hasil rekontruksi gagasan dalam
situasi baru (Wali, 2008).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana
pengaruh model pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)
terhadap hasil belajar siswa pada materi kalor di kelas VII SMP Negeri
2 Sungai Kakap?
Adapun submasalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran CLIS dan model pembelajaran
konvensional pada materi kalor?
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) terhadap hasil
belajar siswa pada materi kalor di kelas VII SMP Negeri 2 Sungai
Kakap.
Adapun subtujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang
diajarkan dengan model pembelajaran CLIS dan model pembelajarn
konvensional pada materi kalor.
2. Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas model pembelajaran
CLIS terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi kalor.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Sebagai masukan berupa informasi mengenai model pembelajaran
CLIS sehingga dapat dijadikan sebagai upaya dalam pembelajaran
di kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Sekolah
Meningkatkan mutu proses hasil belajar siswa yang bersangkutan,
khususnya pada mata pelajaran fisika.
3. Bagi Peneliti
Dapat menjadi bekal bagi peneliti sebagai calon pendidik untuk
mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran.
2. Fungsi
a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai
lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan
pemanfaatannyabagi kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan keterampilan proses.
c. Mengembangakan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi
siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan
yang saling mempengaruhi antara kemajuan fisika dan teknologi
dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya dalam kehidupan
sehari-hari.
h. Mengembangkan kemampuan menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) (Wartono, 2003: 1-2).
B. Hasil Belajar
Hasil adalah suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas
atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional
(Purwanto, 2008: 44). Belajar merupkan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
menetap (Jihad & Haris, 2012: 14).
Hasil belajar adalah perolehan kemampuan siswa setelah melalui
proses belajar. Hasil belajar siswa dapat meliputi aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Salah satu tes yang dapat melihat pencapaian hasil
belajar siswa adalah tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar dapat
mencerminkan sejauh mana materi pelajaran dalam proses belajar dapat
di ikuti dan diserap oleh siswa (Olivia, 2011: 73).
Hasil belajar juga dapat dikatakan sebagai perubahan perilaku
siswa ataupun mahasiswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan
karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan
dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan (Purwanto, 2008: 46).
14
Dalam SI, satuan untuk kalor adalah joule, dan dapat pula
menggunakan kalori. Dengan konversi joule dan kalori adalah sebagai
berikut :
1 joule = 0,24 kalori
1 kalori = 4,186 joule
Satuan ini adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperature 1 gram air sebesar 1 derajat celcius (Giancoli, 2001: 493).
Satu kalori dapat didefinisikan kalor yang diperlukan tiap 1
gram air , sehingga suhunya naik 10C.
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan tiap satu
satuan massa zat untuk menaikkan suhu 1 kilogram zat sebesar 1C.
Secara matematis dapat dituliskan:
...(2.2)
(Abadi, dkk, 2012: 138)
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan suatu
zat untuk menaikkan suhu sebesar 1C. Secara matematis dapat
dituliskan :
C=m.c ...(2.3)
(Abadi, dkk, 2012: 138)
Kalor jenis, c
Zat
Kkal/Kg0C J/Kg0C
Alumunium 0,22 900
Tembaga 0,093 390
Kaca 0,20 840
Besi atau baja 0,11 450
Timah hitam 0,031 130
Marmer 0,21 860
Perak 0,056 230
Tabel Bersambung
20
2. Kalor Laten
Kalor yang dibutuhkan untuk merubah suatu zat dari
padatmenjadi cair disebut kalor lebur, dinyatakan dengan Lf. Kalor
lebur air adalah 79,7 kkal/kg atau dalam satuan SI yang sesuai, 333
kJ/kg (= 3,33 x 105 J/kg). Kalor yang dibutuhkan untuk merubah suatu
zat dari fase cair ke uap disebut kalor penguapan, Lv, dan untuk air
adalah 539 kkal/kg atau 2260 kJ/kg. Kalor lebur dan kalor penguapan
disebut juga kalor laten. Kalor penguapan dan lebur juga mengacu
pada jumlah kalor yang dilepaskan oleh zat ketika berubah dari gas ke
cair, atau dari cair ke padat. Dengan demikian, uap mengeluarkan
2260 kJ/kg ketika berubah menjadi air, dan air mengeluarkan 333
kJ/kg ketika menjadi es (Giancoli, 2001).
Tentu saja, kalor yang terlibat dalam perubahan fase tidak
hanya bergantung pada kalor laten, tetapi juga pada massa total zat
tersebut sehingga:
Q = mL ...(2.4)
(Giancoli, 2001: 498)
dimana L adalah kalor laten proses dan zat tertentu, m adalah massa
zat dan Q adalah kalor yang dibutuhkan atau dikeluarkan selama
perubahan fase.
21
3. Asas Black
Joseph Black (1720-1799) mengemukakan tentang
perpindahan kalor suatu benda yang dikenal dengan asas Black yaitu:
a. Jika dua benda saling bercampur, benda yang panas akan
memberikan kalor pada benda yang dingin hingga suhu kedua
benda itu sama.
22
b. Jumlah kalor yang diserap oleh benda yang dingin, sama dengan
jumlah kalor yang dilepas oleh benda yang panas.
c. Sebuah benda yang didinginkan sebesar t 0C akan melepaskan
kalor sama jumlah dengan kalor yang diserap oleh benda yang
dipanaskan sebesar t 0C.
Asas Black dapat disimpulkan sebagai berikut:
Jumlah kalor yang dilepas oleh benda yang bersuhu tinggi
sama dengan jumlah kalor yang diserap oleh benda yang bersuhu
rendah (Waijan, 2012: 76).
4. Perpindahan kalor atau perpindahan panas
Kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu lebih rendah melalui tiga cara, yaitu:
1) Perpindahan kalor secara konduksi
Perpindahan kalor secara konduksi adalah perpindahan kalor pada
suatu zat tanpa disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat
yang menjadi perantaranya. Contohnya adalah peristiwa
memanasnya ujung besi akibat ujung satunya dipanaskan dengan
api. Dalam peristiwa tersebut, partikel-partikel besi tidak
mengalami perpindahan, melainkan hanya menghantarkan
kalornya saja (Abadi, dkk, 2012: 1487).
Keterangan:
E = Kelas eksperimen
K = Kelas Kontrol
O1 = Pretest kelas eksperimen
O2 = Posttest kelas eksperimen
X = Perlakuan pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran
Children Learning in Science
O3 = Pretest kelas kontrol
O4 = Posttest kelas kontrol
2. Sampel penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011: 90). Sampel dalam
penelitian ini adalah dua kelas dari populasi yang ada. Adapun teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling
purposive. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011: 96). Pertimbangan
dalam pengambilan sampel digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan rata-rata hasil belajar siswa. Untuk memperoleh sampel
tersebut, peneliti memilih dua kelas yang memiliki perolehan rata-rata
nilai ulangan harian yang paling rendah dan hampir sama. Kemudian
untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan
pengundian.
26
C. Prosedur Penelitian
Prosedur-prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
a. Melakukan observasi di SMP Negeri 2 Sungai Kakap.
b. Menentukan jadwal penelitian untuk kelas kontrol dan kelas
eksperimen sesuai dengan jadwal belajar IPA di sekolah tempat
penelitian.
c. Penyusunan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan LKS.
d. Membuat instrumen penelitian berupa kisi-kisi soal, soal pretest,
soal posttest dan pensekoran soal.
e. Melakukan validasi instrumen penelitian.
f. Memperbaiki instrumen penelitian berdasarkan hasil validasi.
g. Melakukan uji coba instrumen penelitian di SMP Negeri 10
Sungai Kakap.
h. Menganalisis instrumen berdasarkan hasil uji coba.
2. Tahap pelaksanaan
a. Melakukan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Pembeian perlakuan berupa pembelajaran dengan model Children
Learning in Science di kelas eksperimen dan model konvensional
di kelas kontrol pada materi kalor.
c. Pemberian postest pada kedua kelas.
3. Tahap akhir
a. Mengumpulkan data hasil penelitian pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
b. Melakukan analisis dan pengolahan data hasil penelitian pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen.
c. Menarik kesimpulan hasil penelitian.
d. Menyusun laporan penelitian.
27
2. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006:
168). Suatu alat pengukur dikatakan valid jika alat itu mengukur apa
28
yang seharusnya diukur oleh alat itu (Sugiyono, 2015: 173). Dalam
penelitian ini validitas yang diuji adalah validitas isi. Menurut
Sugiyono (2011), pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang
telah diajarkan. Validitas isi adalah pengujian validitas dilakukan
atas isinya untuk memastikan apakah butir tes hasil belajar mengukur
secara tepat keadaan yang ingin diukur. Pengujian validitas isi dapat
dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli. Orang yang memiliki
kompetensi dalam suatu bidang dapat dimintakan pendapatnya untuk
menilai ketepatan isi butir tes hasil belajar. Pertimbangan juga dapat
dimintakan kepada profesional. Orang yang menekuni suatu bidang
tertentu yang sesuai dengan wilayah kajian tes hasil belajar, misalnya
guru (Purwanto, 2008: 120-121). Untuk mengetahui validitas tes pada
penelitian ini, maka tes tersebut divalidasi oleh tiga orang penilai yang
terdiri dari dua orang dosen pendidikan Fisika FKIP UNTAN dan satu
orang guru IPA di SMP Negeri 2 Sungai Kakap.
Total Rata-Rata
29
Keterangan:
Angka 5 = sangat tinggi
Angka 4 = tinggi
Angka 3 = sedang
Angka 2 = rendah
Angka 1 = sangat rendah
Tingkat validitas dari tiap butir soal dapat dilihat dari rata-rata skor
yang diberikan tiap validator. Dengan pedoman aturan ruas jari, maka
batas-batas tingkat validasi ditetapkan sebagai berikut:
( )2
SD = ...(3.4)
1
(Sugiyono, 2011)
c) Membuat daftar tabel frekuensi distribusi observasi dan
frekuensi ekspektasi.
Tabel 3.3: Data Frekuensi Observasi dan Frekuensi
Harapan
Z Luas
Kelas Batas ( )
Batas Z fh fo
Interval Kelas
Kelas tabel
( )
X2 =
33
i= ...(3.6)
Angka baku z = ...(3.7)
(Djudin, 2013: 6)
(6) Menghitung luas daerah setiap kelas interval dengan
cara mengurangkan luas daerah di bawah kurva z
diperoleh dengan cara berikut:
Jika angak baku z bernilai negatif, luas daerah di
bawah kurva z = 0,5000 nilai dalam tabel untuk z
yang bersesuaian.
34
( )2
X2 = ...(3.8)
F= ...(3.10)
dkpembilang = n1 1 ...(3.11)
dkpenyebut = n2 1 ...(3.12)
Keterangan:
1 2
t= ...(3.13)
1 1
+
1 2
(Djudin,2013: 22)
Keterangan:
1 = skor rata-rata kelas eksperimen
2 = skor rata-rata kelas kontrol
n1 = jumlah kelas eksperimen
n2 = jumlah kelas kontrol
dsg =standar deviasi gabungan
(Djudin,2013: 22)
36
Keterangan:
12 = varians kelompok eksperimen
22 = varians kelompok kontrol
e) Menentukan derajat kebebasan.
dk= n1 + n2 2 ...(3.15)
(Sugiyono, 2011: 229)
f) Menguji hipotesis dengan melihat t dari tabel distribusi t,
dengan taraf = 5%, dengan kriteria pengujian hipotesis
alternatif (Ha) ditolak dan hipotesis nol (H0) diterima jika
thitung < ttabel (Sugiyono, 2015: 124).
Jika salah satu atau kedua data tidak berdistribusi normal,
maka selanjutnya menggunakan data statistik non parametrik,
dalam hal ini menggunakan uji U-Mann Whitney. Dalam uji U-
Mann Whitney menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan tingkat signifkasi pada penelitian dengan
menggunakan = 0,05.
2) Menentukan besar sampel n1 dan n2.
3) Membuat daftar rangking.
4) Menghitung harga U dari masing-masing sampel dengan
rumus sebagai berikut:
1 (1 +1)
U1 = 1 2 + 1 ...(3.16)
2
2 (2 +1)
U2 = 1 2 + 2 ...(3.17)
2
(Sugiyono, 2011: 275)
Keterangan :
U1 = jumlah peringkat 1
U2 = jumlah peringkat 2
n1 = jumlah sampel 1
n2 = jumlah sampel 2
1 = jumlah rangking pada sampel 1
2 = jumlah rangking pada sampel 2
37
Bulan Ke-
No Kegiatan Penelitian
3 4 5 6 7 8 9
1 Persiapan
a. Penetapan Lokasi
b. Penyusunan Desain
c. Seminar Desain
d. Perbaikan Desain
2 Pelaksanaan Penelitian
a. Persiapan Lokasi
Penelitian
b. Pemberian Pre-test
c. Perlakuan Sampel
d. Pemberian Post-test
e. Pengumpulan Data
Penelitian
f. Analisis Data
Penelitian
3 Penyusunan Skripsi
4 Ujian Skripsi
5 Perbaikan Skripsi
39
DAFTAR REFERENSI
Abadi, R., Nurani, D., Fatoni, I, & Margono, N.,Y. 2009. IPA Terpadu Kelas
VII. Klaten: Intan Pariwara.
Budiarti, Y., Raga, & Suditha, R. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Children
Learning In Science Terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa Kelas IV SD
di Gugus III Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran
2013/2014. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha.
(Online).
(http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/3070, diakses
3 Maret 2016).
Ernawati, W & Suzana. 2014. Kamus Bahasa Indonesia. Bandung: Ruang Kata
Imprint Kawan Pustaka.
Jaya, M., Sulastri, & Sudarma. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Children
Learning In Science Terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa Kelas IV SD
Negeri 1 Sangsit. Mimbar PGSD.(Online).
(http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/702, diakses
3 Maret 2016).
Olivia, Femi. 2011. Teknik Ujian Efektif. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Subana, M., Rahadi, & Sudrajat. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka
Setia.
Young, H.D dan Freedman, R.A. 2002. Fisika Universitas Edisi Sepuluh Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
43
LAMPIRAN A-1
KELAS EKSPERIMEN
(RPP 1)
H. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Tahap Kegiatan Pembelajaran
Waktu
1. Orientasi 1. Kegiatan Pendahuluan 10 menit
Guru membuka pelajaran
Apersepsi dan motivasi:
Bagaimana suhu logam ketika dipanaskan?
Mengapa demikian?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Pemunculan 2. Kegiatan Inti 10 menit
gagasan Guru memberikan beberapa pertanyaan
45
D
15
B C
Q (J)
0
10 A
500 C
Q(J)
0
0
C
Air sebanyak 1 kg diuapkan. Jika kalor uap air 2.270.000 J/kg dan
kalor jenis air 4.200 J/kg, berapa banyak kalor yang diperlukan
untuk peristiwa (A C) ?
48
Pedoman penskoran:
No Kunci Jawaban Skor
1. Kalor adalah salah satu bentuk energi yang berpndah dari 1
benda yang bersuhu lebih tnggi ke benda yang bersuhu
lebih rendah.
Jumlah skor 1
2. 1
Dik : m = 100 gram = 0,1 kg
1
c = 4200 J/kg C
1
T1 = 20C
1
T2 = 100C
1
T=100 C 20 C= 80C
1
Dit : Q = ?
Penyelesaian :
Kalor yang diperlukan:
1
Q=mxcxT
1
Q = 0,1 kg x 4200 J/kg C x 80C
1
Q = 33.600 J
Jumlah skor 9
3. Dik: m1 = 150 kg 1
T1 = 90 1
m2 = 250 kg 1
T2 = 10 1
c1 = c2 = c 1
Dit: Ta = ? 1
Penyelesaian:
Qlepas = Qserap 1
m1 . c . = m2 . c . 1
m1 (T1 Ta ) = m2 (Ta T2) 1
150 kg (90 - Ta) = 250 kg (Ta - 10) 1
13.500 kg - 150 kg Ta = 250 kg Ta 2.500 kg 1
13.500 kg + 2.500 kg = 250 kg Ta + 150 kg Ta 1
16.000 kg = 400 kg Ta 1
16.000 kg 1
Ta = 400 kg
Ta = 40 1
Jumlah skor 15
4. Dik: m = 0,25 kg 1
ces= 2.100 J/kg 1
cair= 4.200 J/kg 1
L = 332.000 J/kg 1
T= (0C (-10C))= 10C 1
Dit: QAC = ? 1
49
Penyelesaan:
QAC = QAB + QAC 1
= (m. ces. T) + (m.L) 1
= (0,25kg . 2.100 J/kg . 10C) + (0,25 kg . 332.000 1
J/kg)
= 5.250 J + 83.000J 1
= 88.250 J 1
Jumlah skor 11
5. Diketahui :
m = 1 kg 1
U = 2.270.000 J/kg 1
cair= 4.200 J/kg 1
= 100 - 50 = 50 1
Ditanyakan :
QAC = ... ? 1
Jawab :
QAC = QAB + QBC 1
= m cair + mU 1
=(1 kg) ( 4.200 J/kg) (40) + (2 kg) (2.270.000 1
J/kg)
= 336.000 J + 4.540.000 J 1
= 4.876.000 J 1
Jumlah skor 46
Jumlah skor total
= 100
LAMPIRAN A-2
PERTEMUAN 1
A. Memanasi air
B. Memanasi lilin
Sekarang ganti air dengan lilin, lalu lakukan percobaan seperti pada A.
catat suhu lilin selama pengamatan hingga lilin melebur, (Tulis pada
tabel 2.2).
Tabel 2
No Waktu Suhu lilin dalam bejana
Sebelum pemanasan Selama pemanasan
1 3 menit
2 6 menit
3 9 menit
4
5
6
7
Tabel 3
Suhu lilin dalam bejana
No Waktu Sebelum pemanasan Setelah pemanasan
dihentikan dihentikan
1 3 menit
2 6 menit
3 9 menit
4
5
6
7
LAMPIRAN A-3
Percobaan A
Percobaan B
a. Suhu lilin akan naik.
b. Suhu lilin selama melebur adalah tetap.
c. Padat menjadi cair.
d. Pada saat melebur lilin mengalami perubahan wujud dari padat menjadi cair,
untuk perubahan wujud dari padat menjadi cair diperlukan kalor, oleh karena
itu pada saat lilin melebur masih dilakukan pemanasan.
e. Suhu lilin akan turun.
f. Cair menjadi padat.
Kesimpulan
LAMPIRAN A-4
KELAS EKSPERIMEN
(RPP 2)
Sumber : Abadi, R., dkk. 2009. IPA Terpadu Kelas VII Semester 1. Klaten:
Intan Pariwara.
Waijan. 2009. IPA Terpadu Kelas VII Semester 1. Surakarta:
Citra Pustaka.
H. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Tahap Kegiatan Pembelajaran
Waktu
1. Orientasi 1. Kegiatan Pendahuluan 10 menit
Guru membuka pelajaran
Apersepsi dan motivasi:
Apa yang kalian rasakan ketika duduk di
sekitar api unggun?
Mengapa demikian?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Pemunculan 2. Kegiatan Inti 10 menit
gagasan Guru memberikan beberapa pertanyaan
mengenai gambaran tentang materi yang akan
dipelajari.
Mengapa ketika kita memasukkan sendok ke
dalam gelas yang berisi teh panas ujung sendok
tersebut juga ikut memanas?
Mengapa air yang dimasak dapat mendidih?
Mengapa pada siang hari yang cerah kita dapat
merasakan panas matahari padahal letak
matahari sangat jauh dari bumi?
Guru meminta siswa mengungkapkan
pendapatnya mengenai pertanyaan-pertanyaan
yang telah diberikan.
56
Pedoman penskoran:
No Kunci Jawaban Skor
1. Konduksi 1
Jumlah skor 1
2. Konduktor 1
Isolator 1
Jumlah skor 2
3. (b) 1
(e) 1
Jumlah skor 2
4. Konveksi 1
Jumlah skor 1
5. Radiasi 1
Jumlah skor 1
Jumlah skor total 7
= 100
LAMPIRAN A-5
PERTEMUAN 2
Perpindahan Kalor
a.
b. ..
c. .
Tentunya tidak semua benda dapat merambatkan kalor dengan cara
konduksi, untuk lebih jelasnya lakukan kegiatan berikut:
LAMPIRAN A-6
Percobaan A
1. Plastisin yang ditempel pada sendok akan lepas. Hal ini dikarenakan adanya
panas yang mengalir dari ujung sendok yang dupanaskan.
2. a. Sendok
b. Panci
c. Paku
dll
Percobaan B
Percobaan C
Hangat. Hal ini dikarenakan adanya perpindahan kalor dari api ke tangan secara
radiasi.
Kesimpulan
LAMPIRAN A-7
KELAS KONTROL
(RPP 1)
D
15
B C
Q (J)
0
10
A
Diketahui kalor jenis es = 2.100 J/kg, kalor lebur es = 332.000 J/kg
dan kalor jenis air 4.200 J/kg. Tentukan banyaknya kalor yang
dibutuhkan pada proses (A-C)!
66
500 C
A
Q(J)
0
0
C
Air sebanyak 1 kg diuapkan. Jika kalor uap air 2.270.000 J/kg dan
kalor jenis air 4.200 J/kg, berapa banyak kalor yang diperlukan
untuk peristiwa (A C) ?
Pedoman penskoran:
No Kunci Jawaban Skor
1. Kalor adalah salah satu bentuk energi yang berpindah 1
dari benda yang bersuhu lebih tnggi ke benda yang
bersuhu lebih rendah.
Jumlah skor 1
2. 1
Dik : m = 100 gram = 0,1 kg
1
c = 4200 J/kg C
1
T1 = 20C
1
T2 = 100C
1
T=100 C 20 C= 80C
1
Dit : Q = ?
Penyelesaian :
Kalor yang diperlukan:
1
Q=mxcxT
1
Q = 0,1 kg x 4200 J/kg C x 80C
1
Q = 33.600 J
Jumlah skor 9
3. Dik: m1 = 150 kg 1
T1 = 90 1
m2 = 250 kg 1
T2 = 10 1
c1 = c2 = c 1
Dit: Ta = ? 1
Penyelesaian:
67
Qlepas = Qserap 1
m1 . c . = m2 . c . 1
m1 (T1 Ta ) = m2 (Ta T2) 1
150 kg (90 - Ta) = 250 kg (Ta - 10) 1
13.500 kg - 150 kg Ta = 250 kg Ta 2.500 kg 1
13.500 kg + 2.500 kg = 250 kg Ta + 150 kg Ta 1
16.000 kg = 400 kg Ta 1
16.000 kg 1
Ta = 400 kg
Ta = 40 1
Jumlah skor 15
4. Dik: m = 0,25 kg 1
ces= 2.100 J/kg 1
cair= 4.200 J/kg 1
L = 332.000 J/kg 1
T= (0C (-10C))= 10C 1
Dit: QAC = ? 1
Penyelesaan:
QAC = QAB + QAC 1
= (m. ces. T) + (m.L) 1
= (0,25kg . 2.100 J/kg . 10C) + (0,25 kg . 332.000 1
J/kg)
= 5.250 J + 83.000J 1
= 88.250 J 1
Jumlah skor 11
5. Diketahui :
m = 1 kg 1
U = 2.270.000 J/kg 1
cair= 4.200 J/kg 1
= 100 - 50 = 50 1
Ditanyakan :
QAC = ... ? 1
Jawab :
QAC = QAB + QBC 1
= m cair + mU 1
=(1 kg) ( 4.200 J/kg) (40) + (2 kg) (2.270.000 1
J/kg)
= 336.000 J + 4.540.000 J 1
= 4.876.000 J 1
Jumlah skor 46
Jumlah skor total
68
= 100
LAMPIRAN A-8
KELAS KONTROL
(RPP 2)
= 100
LAMPIRAN A-9
KISI-KISI SOAL PRETEST
SATUAN PENDIDIKAN : SMP
MATERI : KALOR
KELAS / SEMESTER : VII / GANJIL
ALOKASI WAKTU : 2 x 40 MENIT
Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya.
Kompetensi Materi No. Aspek
Indikator Soal
Dasar Pokok Soal Kognitif
Mendeskripsikan Kalor 1. Menghitung massa suatu 1 C3
peran kalor benda yang dipanaskan
dalam mengubah dengan jumlah kalor dan
wujud zat dan perubahan suhu yang telah
suhu suatu benda ditentukan.
serta 2. Menghitung suhu akhir 2 C3
penerapannya campuran berdasarkan
dalam kehidupan asas Black.
sehari-hari. 3. Menghitung jumlah 3 C3
besarnya kalor yang
diperlukan untuk
menaikkan suhu benda
dan untuk menguap
berdasarkan grafik
hubungan perubahan suhu
dan wujud zat.
4. Menghitung jumlah 4 C3
besarnya kalor yang
diperlukan untuk melebur
dan untuk menaikkan
suhu benda berdasarkan
grafik hubungan
perubahan suhu dan
wujud zat.
Perpindah 5. Menjelaskan perpindahan 5 C2
an Kalor kalor secara konveksi.
74
LAMPIRAN A-10
SOAL PRETEST
Petunjuk :
Soal :
1. Kalor sebesar 92.000 J diperlukan ketika besi dipanaskan dari suhu 20 0C
hingga 70 0C. Apabila kalor jenis besi 460 J/kg0C, berapakah massa
besi yang dipanaskan?
2. Air panas sebanyak 1 kg bersuhu 70 dicampur dengan air dingin
bersuhu 10. Jika air dingin memiliki massa 0,2 kg. Berapakah suhu akhir
campuran tersebut!
3. Perhatikan grafik pemanasan berikut!
T(0 C)
B C
1000 C
200 C
A
Q(J)
0
0
C
75
Air sebanyak 0,1 kg diuapkan. Jika kalor uap air 2.270.000 J/kg dan kalor
jenis air 4.200 J/kg, berapa banyak kalor yang diperlukan untuk
peristiwa (A C) ?
4. Perhatikan grafik berikut !
T(0 C)
350 C C
0 A B Q(J)
LAMPIRAN A-11
Acuan
Keterangan Skor
Penskoran
Menghitung 1. Diketahui :
massa suatu
Q = 92.000 J * 1
benda yang
dipanaskan c = 460 J/kg0C* 1
dengan
T1= 20 0C* 1
jumlah
kalor dan T2= 70 0C* 1
perubahan
T= (T2 - T1) 1
suhu yang
telah = 70 0C - 20 0C = 50 0C* 1
ditentukan.
Ditanyakan :
m = ... ? 1
Jawab :
1
m=
92.000 J 1
= 460 J/kg .50 *
= 4 kg * 1
Jika jawaban salah atau tidak menjawab sama sekali
(skor : 0).
Tanda (*) jika tidak menuliskan satuan (skor : 0).
Jumlah skor 10
Menghitung 2. Dik: m1 = 1 kg * 1
suhu akhir T1 = 70 * 1
campuran
m2 = 0,2 kg * 1
berdasarkan
asas Black. T2 = 10 * 1
c1 = c2 = c 1
Dit: Ta = ? 1
Penyelesaian:
Qlepas = Qserap 1
77
m1 . c . = m2 . c . 1
m1 (T1 Ta ) = m2 (Ta T2) 1
1 kg (70 - Ta) = 0,2 kg (Ta - 10) * 1
70 kg - 1 kg Ta = 0,2 kg Ta 2 kg * 1
70 kg + 2 kg = o,2 kg Ta + 1 kg Ta * 1
72 kg = 1,2 kg Ta * 1
Ta =
72 kg
* 1
1,2 kg
Ta = 60 * 1
Menghitung 4. Diketahui :
jumlah m = 0,1 kg* 1
besarnya
L = 332.000 J/kg* 1
kalor yang
diperlukan cair= 4.200 J/kg * 1
untuk = 35 - 0 = 35 * 1
melebur dan
Ditanyakan :
untuk
menaikkan QAC = ... ? 1
suhu benda Jawab :
berdasarkan
QAC = QAB + QBC 1
grafik
hubungan = mL + m cair 1
perubahan =(0,1 kg) (332.000 J/kg) + (0,1 kg) ( 4.200 J/kg) 1
suhu dan (35) *
wujud zat.
= 33.200 J + 14.700 J * 1
= 47.900 J * 1
Jika jawaban salah atau tidak menjawab sama sekali
(skor : 0).
Tanda (*) jika tidak menuliskan satuan (skor : 0).
Jumlah skor 10
Menjelaskan 5. Perpindahan kalor yang disertai dengan 1
perpindahan perpindahan partikel-partikel zat yang disebabkan
kalor secara oleh perbedaan massa jenis.
konveksi. Jika jawaban salah atau tidak menjawab sama sekali
(skor : 0).
Jumlah skor 1
Jumlah skor total 46
= 100
79
LAMPIRAN A-12
LAMPIRAN A-13
SOAL POSTEST
Petunjuk :
Soal :
1. Balok besi bermasa 4 kg dipanaskan dari suhu 20 0C hingga70 0C. Apabila
kalor jenis besi 460 J/kg0C, berapakah kalor yang dierlukan untuk
menaikkan suhu dari 20 0C hingga70 0C pada besi?
2. Seorang ibu memandikan bayinya dengan air hangat. Ia mencampurkan air
panas dengan air dingin. Air panasnya sebanyak 5 kg dengan suhu 80.
Air dingin sebanyak 10 kg dengan suhu 20. Berapakah suhu akhir dari
air hangat yang digunakan ibu tersebut!
3. Perhatikan grafik berikut !
81
Air sebanyak 2 kg akan diuapkan. Jika kalor uap air 2.270.000 J/kg dan
kalor jenis air 4.200 J/kg, berapa banyak kalor yang diperlukan untuk
peristiwa (A C) ?
D
25
B C
Q (J)
0
5
A
Diketahui kalor jenis es = 2.100 J/kg, kalor lebur es = 332.000 J/kg dan
kalor jenis air 4.200 J/kg. Tentukan banyaknya kalor yang dibutuhkan
pada proses (A-C)!
5. Jelaskan terjadinya konveksi kalor pada air !
82
LAMPIRAN A-14
Acuan
Keterangan Skor
Penskoran
Menghitung 1. Diketahui :
besarnya kalor m = 4 kg* 1
yang c = 460 J/kg0C* 1
diperlukan T1= 20 0C* 1
untuk T2= 70 0C* 1
menaikkan T= (T2 - T1) 1
suhu benda. = 70 0C - 20 0C = 50 0C* 1
Ditanyakan :
Q = ... ? 1
Jawab :
Q = m. c. T 1
= 4 kg . 460 J/kg0C . 50 0C * 1
= 92.000 J * 1
Jika jawaban salah atau tidak menjawab sama sekali
(skor : 0).
Tanda (*) jika tidak menuliskan satuan (skor : 0).
Jumlah skor 10
Menghitung 2. Dik: m1 = 5 kg * 1
suhu akhir
T1 = 80 * 1
campuran
berdasarkan m2 = 10 kg * 1
asas Black.
T2 = 20 * 1
c1 = c2 = c 1
Dit: Ta = ? 1
Penyelesaian:
Qlepas = Qserap 1
83
m1 . c . = m2 . c . 1
m1 (T1 Ta ) = m2 (Ta T2) 1
5 kg (80 - Ta) = 10 kg (Ta - 20) * 1
400 kg - 5 kg Ta = 10 kg Ta 200 kg * 1
400 kg + 200 kg = 10 kg Ta + 5 kg Ta * 1
600 kg = 15 kg Ta * 1
Ta =
600 kg
* 1
15 kg
Ta = 40 * 1
Menghitung 4. Diketahui :
jumlah
m = 12 kg* 1
besarnya kalor
yang L = 332.000 J/kg* 1
diperlukan
ces= 2.100 J/kg * 1
untuk
menaikkan = 0 - (-5)= 5 * 1
suhu benda
Ditanyakan :
dan untuk
melebur QAC = ... ?
berdasarkan
Jawab :
grafik
hubungan QAC = QAB + QBC 1
perubahan
suhu dan = m cair + mL 1
wujud zat. =(12 kg) ( 2.100 J/kg) (5) + (12 kg) (332.000 1
J/kg) *
= 126.000 J + 3.948.000 J * 1
= 4.110.000 J * 1
Jika jawaban salah atau tidak menjawab sama sekali
(skor : 0).
Tanda (*) jika tidak menuliskan satuan (skor : 0).
Jumlah skor 10
Menjelaskan 5. Air yang dipanaskan akan memuai. Pemuaian ini 1
terjadinya dimulai dari air yang berada di bagian bawah yang
konveksi kalor lebih dekat dengan nyala api. Ketika air pada
pada air. bagian bawah ini memuai , massa jenisnya
berkurang maka air bagian bawah tersebut bergerak
ke atas. Tempatnya digantikan oleh air yang
suhunya lebih rendah, yang bergerak turun karena
massa jenisnya lebih besar.
Jika jawaban salah atau tidak menjawab sama sekali
(skor : 0).
Jumlah skor 1
Jumlah skor total 46
= 100