Anda di halaman 1dari 29

Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

1.1 PERSYARATAN UMUM PELAKSANAAN


1.1.1 Standard-standard yang berlaku

Semua pekerjaan dalam RKS ini harus dilaksanakan dengan


mengikuti dan memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera
dalam Persyaratan Normalisasi Indonesia (NI) dan peraturan-praturan
Nasional maupun peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku
atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan yaitu :

PUBI 1982:Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia


NI 8:Peraturan Semen Portland Indonesia
PPI 1983:Peraturan pembebanan Indonesia
ASTM:American Society for Testing & Materials
NI 10:Bata Merah Sebagai bahan bangunan
PBI 1971:Peraturan Beton Bertulang Indonesia
SII:Standar Industri Indonesia
PPBBI:Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia
AV 1941:Algemene Voorwarden
AISC:American Institute of Steel Construcion
AWS:American Welding Society
Peraturan Nasional Pembangunan Indonesia
Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (PKKI NI-5/1961).
Peraturan Direktorat Jendral Perawatan Depnaker tentang penggunaan
Tenaga Kerja, Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja.
Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia
disingkat DTPI 1980.
Pedoman Tata cara Penyelenggaraan Pembangunan Gedung Negara oleh
Departemen Pekerjaan Umum.
Peraturan - peraturan Pembangunan Pemda setempat.

Apabila ternyata terdapat revisi terakhir dari peraturan-peraturan


tersebut diatas, maka revisi terakhir yang menjadi acuan dalam
pelaksanaannya. Demikian pula apabila bertentangan dengan
Spesifikasi Teknik berikut ini maka yang berlaku adalah Spesifikasi
atau berdasarkan keputusan Direksi Pengawas.
1.1.2 Kualitas Bahan dan Pekerjaan
a. Kualitas Bahan dan Pekerjaan harus dari tingkat yang prima dan
hasil kerja harus memberikan penampilan dan kesan yang rapi dan
baik.
b. Untuk itu tenaga kerja yang digunakan harus berpengalaman
(pada pekerjaan serupa) terampil dan cakap.
c. Apabila diperintahkan oleh Direksi, Kontraktor harus membuat
pembukaan/pembongkaran pada pekerjaan dan/atau bahan agar
dapat diadakan pemeriksaan.

66
Spesifikasi Teknis

d. Apabila dalam pemeriksaan itu Direksi menemukan kesalahan,


kerusakan atau cacat-cacat lain, Kontraktor harus segera
membongkar dan memperbaikinya sampai pada kondisi yang sesuai
dengan spesifikasi ini,dan harus memikul biaya yang diperlukan
untuk pembukaan/ pembongkaran pemeriksaan dan perbaikan
tersebut.
1.1.3 Pemeriksaan Pekerjaan dan Pengamanan
a. Peralatan Pelaksanaan.
1) Kontraktor harus mengadakan dan menyiapkan semua
peralatan pelaksanaan yang diperlukan dalam jumlah yang
cukup dan kondisi yang baik dan siap pakai, agar terjamin
adanya kualitas pekerjaan yang baik dan memenuhi persyaratan
dan laju pekerjaan yang memadai, hingga seluruh pekerjaan
dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat seperti ditentukan
dalam pelelangan.
2) Apabila ternyata peralatan yang digunakan menurut pendapat
Direksi tidak efisien pengoprasiannya atau tidak sesuai
kegunaannya atau jumlahnya kurang, hingga mutu pekerjaan
yang dihasilkan tidak sesuai dengan persyaratan atau laju
pekerjaannya tidak memadai, Direksi berhak memerintahkan
Kontraktor untuk mengganti atau menambah peralatan
dimaksud.
3) Kegagalan Direksi dalam perintahnya pada Kontraktor, tidak
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas pemenuhan
kualitas pekerjaan dan laju pekerjaan seperti yang diuraikan
dalam Dokumen Kontrak.
b. Perlindungan terhadap Bangunan dan Utilitas.
1) Kontraktor bertanggung jawab atas perlindungan terhadap
semua bangunan dan utilitas, baik milik pribadi maupun milik
negara/masyarakat termasuk semua sarana dan prasarananya,
baik yang tertera dalam gambar maupun tidak.
2) Kontraktor harus mengambil langka-langka yang dianggap perlu
untuk melindungi bangunan dari utilitas tersebut dari segala
macam kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kegiatan-
kegiatan pelaksanaan oleh Kontraktor harus diperbaiki oleh dan
atas beban biaya Kontraktor, sesuai dengan kondisi
sebelumnya.
3) Dalam hal terjadi kerusakan, Kontraktor wajib segera
memberitahu pemilik bangunan dan utilitas agar diperoleh
kesepakatan tentang perbaikannya.
4) Kontraktor bertanggung jawab untuk memperoleh informasi
semua bangunan dan jaringan utilitas yang terletak didalam
tanah. Prasarana yang ada disekitar dan diperlukan oleh
bangunan dan utilitas harus dijaga agar tetap berfungsi.

67
Spesifikasi Teknis

5) Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kegiatan pelaksanaan


oleh Kontraktor, harus diperbaiki oleh dan atas beban biaya
Kontraktor sesuai dengan kondisi sebelumnya.
c. Penjagaan dan Pemeliharaan.
Untuk tahap pekerjaan yang telah selesai, Kontraktor bertanggung
jawab atas penjagaan, perlindungan dan pemeliharaannya, seperti
pekerjaan permukaan bagian dalam/luar, perlengkapan peralatan
dan lain-lainnya dari segala macam bentuk noda/kotoran,
kerusakan dan cacat-cacat lainnya selama masa Kontrak
berlangsung sampai pada saat pekerjaan diserahkan untuk kedua
kalinya kepada pemilik. Persyaratan dan ketentuan khusus dibawah
ini harus dianggap sebagai standar kondisi akhir pekerjaan pada
saat penyerahan I (pertama) :
1). Halaman Bangunan
Setelah pekerjaan selesai, kecuali Direksi berpendapat lain,
Kontraktor harus membongkar semua bangunan sementara,
peralatan pelaksanaan, mesin-mesin, kelebihan bahan, puing-
puing dan kotoran-kotoran lain dari halaman bangunan.
Kontraktor harus membuang bahan-bahan zat-zat organik yang
berada didalam, dibawah dan sekitar bangunan dan melakukan
desinfektan terhadap dan bekas-bekasnya. Halaman bangunan
harus diserahkan dalam kondisi yang rapi dan memuaskan.
2). Permukaan Beton, Pasangan dan Logam
Kontraktor harus membersihkan secara cermat semua
permukaan beton, pasangan dan logam serta ceceran adukan,
noda-noda bekas bocoran pada beton bekas-bekas bekisting,
ceceran aspal, cat dan lain-lain kotoran.
3). K a c a
Kontraktor harus memperbaiki/mengganti, apabila perlu
mencuci, menggosok, secara cermat semua permukaan kaca,
dan membersihkan/ menghilangkan kelebihan bahan lapisan
kompon, ceceran cat dan goresan.Ruang antara pada bingkai
dengan kaca rangkap harus benar-benar bersih dari sisa-sisa
serutan, serbuk gergaji dan segala macam bentuk kotoran
lain.
4). Permukaan Cat, Email dan Politur
Kontraktor harus membersihkan semua permukaan dari semua
tanda-tanda, noda, goresan, bekas jari dan kotoran lain.
5). Permukaan Lantai
Kontraktor harus menyingkirkan semua lapis/penutup
pelindung sementara dan membersihkan dari semua noda-
noda dan tanda-tanda dan apabila dianggap perlu oleh
Direksi, diberikan lapisan lilin lantai (wax) dan digosok.

68
Spesifikasi Teknis

6). Permukaan Dinding Glazuur


Kontraktor harus membersihkan dinding glazuur dari semua
noda, ceceran cat dan kotoran-kotoran lain.
7). Perlengkapan Listrik
Kontraktor harus membersihkan dan menggosok permukaan
peralatan-peralatan logam, perlengkapan penerangan dan
papan-papan pemasangan kabel dari ceceran cat, debu dan
kotoran-kotoran lain. Terlebih lagi pada komponen-komponen
yang tergantung.
8). Pekerjaan Ducting
Kontraktor harus membuang dan membersihkan puing-puing
dan kotoran lain dari pekerjaan ducting.
9). Permukaan Atap
Kontraktor harus membuang dan membersihkan puing-puing,
ceceran paku dan semua kotoran lain dari permukaan atap.
10).Plumbing dan Perlengkapannya
Kontraktor harus membersihkan pipa-pipa, fitting dari kotoran
dan puing-puing, membersihkan dengan menggosok semua
perlengkapannya, serta menjamin bahwa fasilitas ini dapat
berfungsi dengan baik.
11).Pemeriksaan, Penyediaan Bahan dan Barang
Bila dalam rencana kerja dan syarat-syarat disebutkan nama
dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan barang, maka hal
ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahan dan barang yang
digunakan setiap penggantian sesuai nama bahan dan pabrik
pembuatan dari suatu bahan dan barang tersebut yang telah
disetujui oleh Konsultan Perencana, dan bila tidak ditentukan
dalam rencana kerja dan syarat-syarat serta gambar kerja, maka
bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh
Kontraktor yang harus mendapat persetujuan dari pemberi
tugas. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam
pekerjaan harus disediakan atas biaya Kontraktor, Setelah
disetujui pemberi tugas atau direksi, dan dianggap bahwa bahan
dan barang tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan nanti. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan
oleh Direksi atau pemberi tugas untuk dijadikan dasar
penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak
sesuai kualitas maupun sifatnya. Dalam pengajuan harga
penawaran, Kontraktor/Pelaksana harus sudah memasukan
jumlah keperluan biaya untuk pengajuan berbagai bahan dan
barang. Tanpa mengingat jumlah tersebut Kontraktor/Pelaksana
tetap bertanggung jawab pula atas baiya pengujian bahan dan
barang yang tidak memenuhi persyaratan yang dibuat oleh
Pemberi Tugas/Direksi Pengawas.

69
Spesifikasi Teknis

d. Persyaratan-persyaratan lain.
1) Catatan dan Laporan
Kontraktor harus selalu menjaga kelengkapan catatan dalam
buku Direksi yang sesuai dengan pelaksanaan dan memperoleh
persetujuan Direksi. Semua catatan yang berhubungan dengan
pekerjaan selalu harus disiapkan untuk Direksi. Dan satu set
copy gambar lengkap dan spesifikasi harus selalu tersimpan di
direksi keet. Kontraktor juga harus membuat buku tamu yang
akan melaporkan tentang keperluan tamu proyek tersebut.
2) Gambar sesuai Pelaksanaan (As Built Drawings)
Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja karena perubahan atas
perintah Pemberi Tugas/Direksi, maka Kontraktor wajib membuat
gambar kerja (shop drawing). Selanjutnya sebelum penyerahan I
(pertama) pekerjaan, Kontraktor bekerja sama dengan Konsultan
Pengawas membuat gambar hasil pelaksanaan pekerjaan (as built
drawing) guna memperlihatkan dan menyerahkan kepada Pemimpin
Kegiatan, tentang perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan hasil
pelaksanaan pekerjaan. Gambar tersebut harus diserahkan dalam
rangkap 3.
3) Foto-foto Mengenai Kemajuan Pekerjaan
Kontraktor harus mengambil foto lapangan sebelum pekerjaan
dimulai (0,00%). Selanjutnya saat akan mengajukan
pembayaran angsuran berkala (terminj), penyerahan I (pertama)
dan penyerahan II (kedua) Kontraktor wajib melampiri foto-
foto kondisi kemajuan pekerjaan dilapangan. Foto-foto ini
hendaknya dicetak berwarna 3 (tiga) rangkap dan diserahkan
kepada Direksi dalam bentuk album.
4) Keamanan Proyek
Kontraktor harus menjaga keamanan proyek untuk memberikan
perlindungan dan pengamanan atas semua bahan, perlengkapan,
peralatan dan pekerjaan yang ada didalam batas areal proyek
dan sekitarnya yang menjadi tanggung jawabnya, terhadap
semua bentuk kerusakan, gangguan atau kerugian yang
dilakukan oleh orang-orang atau pihak-pihak tidak berwenang.
Untuk mempermudah pelaksanaan pengamanan, Kontraktor
harus membuat gudang penyimpan bahan, perlengkapan dan
peralatan sesuai dengan petunjuk Direksi. Untuk pengawasan
dan penjagaan keamanan, Kontraktor harus menugaskan
penjaga gudang dan petugas keamanan yang memadai dan harus
melakukan penjagaan terus menerus selama 24 jam setiap hari.
5) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Kontraktor harus menyediakan semua fasilitas P3K yang
mencakup obat-obatan, peralatan medis dan tenaga-tenaga para
medis (sewaktu dibutuhkan) untuk memberikan pertolongan
pertama kepada personil Kontraktor, dan semua yang terlibat

70
Spesifikasi Teknis

dalam pekerjaan. Dalam hal pengamanan P3K Kontraktor harus


mengikuti semua ketentuan dan peraturan yang berlaku tentang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta petunjuk Direksi.
6) Papan Nama Kegiatan
Papan nama kegiatan dipasang ditempat strategis dengan ukuran
panjang 2 meter dan lebar 1,5 meter. Tulisan dibuat dengan
huruf cetak yang jelas dan mudah dibaca. Dalam papan nama
proyek harus jelas tercantum Nama Kegiatan, Pekerjaan,
Pemilik Proyek, Sumber Dana, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas serta Kontraktor Pelaksana, Pekerjaan Dimulai dan
Masa Pekerjaan Berakhir serta penjelasan lain yang diperlukan
dengan Jenis Huruf yang akan ditentukan Direksi.
7) Pengukuran Prosentase Kemajuan Pekerjaan dan Pembayaran
(a) Pengukuran untuk pekerjaan-pekerjaan yang tercakup
dalam persyaratan teknis ini ditentukan berdasarkan
ketentuan seperti ditunjukan dalam Spesifikasi atau RAB.
(b) Kecuali disebutkan lain dalam RAB pekerjaan-pekerjaan
yang tercakup didalamnya sudah termasuk dalam
pekerjaan-pekerjaan pokok yang bersangkutan.
(c) Dalam hal dihitung terpisah, pengukuran meliputi
penyediaan, pengadaan dan pengangkutan tenaga kerja,
bahan, perlengkapan, peralatan dan pelaksanaan,
pemeliharaan, perbaikan, termasuk pemeriksaan, pengujian
dan pekerjaan-pekerjaan penunjang yang diperlukan seperti
diuraikan dalam RAB.

(d) Bobot pengukuran (%) terhadap seluruh nilai


Kontrak/Adendum Kontrak, bersama-sama dengan
komponen-komponen pekerjaan yang lain akan merupakan
bobot prestasi yang dicapai Kontraktor pada saat tertentu,
dan akan dijadikan pedoman Kontraktor untuk mengajukan
penagihan pembayaran angsuran kepada Pemimpin
Kegiatan.
(e) Perhitungan prosentase kemajuan pekerjaan yang akan
digunakan untuk pengajuan penagihan pembayaran
angsuran harus dilakukan bersama-sama antara Direksi dan
Kontraktor.
(f) Pembayaran akan dilakukan apabila selisih bobot prestasi
Kontraktor pada saat tertentu dengan bobot prestasi pada
pembayaran angsuran yang lalu telah mencapai tidak
kurang dari angka seperti disebutkan dalam syarat-syarat
kontrak.
(g) Pembayaran dilakukan dalam jumlah harga satuan
dikalikan dengan volume pekerjaan yang nyata
dilaksanakan.

71
Spesifikasi Teknis

1.2 PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENUNJANG PROYEK


1.2.1 U m u m
Pekerjaan persiapan dan penunjang merupakan pekerjaan sementara
yang harus dilaksanakan agar pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan
dengan mudah dan lancar. Pekerjaan-pekerjaan ini pada umumnya
bersifat darurat, tetapi secara struktural harus mampu memikul beban
yang ada dan harus dilaksanakan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan serta sesuai dengan syarat-syarat teknis. Kontraktor
harus membuat dan menyerahkan spesifikasi dan gambar-gambar
pekerjaan sementara kepada Direksi untuk memperoleh persetujuan,
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan dimulai.
1.2.2 Pembersihan Lapangan.
Kontraktor harus menyingkirkan pohon-pohon, semak belukar, akar,
sampah, bahan-bahan organik dan benda-benda asing lainnya yang
dapat mengganggu jalannya pekerjaan dalam area pekerjaan seperti
diuraikan dalam Kontrak, termasuk lahan-lahan yang digunakan untuk
bangunan/struktur, jalan dan lahan-lahan yang akan digali atau
diurug.
1.2.3 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pekerjaan
pengukuran untuk memastikan lokasi yang tepat untuk penempatan
komponen-komponen pekerjaan tertentu seperti ditunjukan dalam
gambar. Pengukuran meliputi pengukuran/penentuan koordinat dan
elevasi. Koordinat dan elevasi titik yang diperlukan, ditentukan
berdasarkan titik rujukan (Bench Mark) seperti yang ditetapkan oleh
Direksi. Aktualisasi dan Artikulasi titik-titik tersebut diatas berupa
titik-titik yang dipasang pada bouwplank (papan rujukan
bangunan/struktur) yang apabila dihubungkan (dengan benang) satu
dengan yang lain akan merupakan garis-garis sumbu bangunan melalui
titik-titik yang diperlukan. Bouwplank harus dibuat dan dipasang oleh
Kontraktor sedemikian rupa sehingga mempunyai elefasi (rujukan)
tertentu yang letaknya tidak mengganggu kegiatan pelaksanaan,
merusak dan merubah elevasinya.
Pada saat penentuan arah kiblat diwajibkan kepada kontraktor
untuk mengundang staf ahli dari kantor Agama Palu untuk
menentukan derajat kemiringan arah kiblat.
Konstruksi maupun dimensi bench mark akan ditentukan kemudian
oleh Direksi.
1.2.4 Mobilisasi dan Demobilisasi.
Mobilisasi mencakup pengadaan, penyediaan, alat berat dan
pengankutan tenaga kerja, perelengkapan dan peralatan yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, termasuk pemasangan,
penyetelan dan pekerjaan penunjang lainnya, sehingga semua tenaga
kerja, perlengkapan dan peralatan kerja tersebut berada/terpasang

72
Spesifikasi Teknis

dilokasi pekerjaan dalam kondisi baik dan siap pakai. Mobilisasi


mencakup pengadaan, penyediaan dan pengangkutan :
a. Tenaga kerja yang diperlukan sebagai pelaksana-pelaksana
pekerjaan;
b. Peralatan pelaksanaan yang terdiri atas alat-alat pengangkutan alat-
alat berat, peralatan pengaduk dan pemadat beton dan sebagainya.
c. Peralatan penunjang seperti pembangkit listrik, pompa air,
peralatan laboratorium dan sebagainya disediakan oleh Kontraktor.
Dalam mobilisasi sudah termasuk pengadaan, penyediaan dan
pengangkutan suku cadang yang diperlukan agar perlengkapan dan
peralatan tersebut selalu siap dipakai. Demobilisasi dilakukan setelah
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, sebelum pekerjaan diserahkan
untuk pertama kalinya kepada pemilik. Demobilisasi adalah
pembongkaran, pengangkutan tenaga kerja, perlengkapan dan
peralatan yang telah dimobilisasi, keluar dari lokasi pekerjaan
ketempatnya semula.
1.2.5 Kantor Proyek dan Perlengkapan
Kontraktor harus menyediakan kantor Direksi Proyek ukuran 4x5
meter terbuat dari dinding papan dan atap seng serta dilengkapi
peralatan/ perabotan serta fasilitas tulis menulis, kotak P3K dan lain
sebagainya.
1.2.6 Barak dan Gudang
Kontraktor harus membuat Barak Kerja di lokasi pekerjaan untuk
tempat kerja dan tinggal sementara para Pekerja yang memenuhi syarat
kesehatan sebagai tempat tinggal, dilengkapan fasilitas air minum dan
perlengkapan yang dibutuhkan. Disamping itu Kontraktor wajib
menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk menyimpan bahan
bangunan dan peralatan penunjang lainnya agar terhindar dari
gangguan cuaca. Penempatan barak dan gudang harus diatur
sedemikian rupa agar mudah dijangkau dan tidak menghalangi
sirkulasi pelaksanaan pekerjaan.
1.2.7 Izin-izin
Kontraktor harus mengurus semua izin yang diperlukan sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai, seperti Izin
Mendirikan Bangunan (IMB), Advis Planning dari Dinas Kimpanswil
setempat.dan sebagainya. Biaya-biaya yang timbul menjadi beban dan
tanggung jawab Kontraktor.
1.2.8 Pemadam Kebakaran
Untuk mencegah terjadinya kebakaran, Kontraktor wajib menyediakan
1 (satu) unit alat pemadam kebakaran dengan kapasitas minimum 3
kg.
1.2.9 Biaya Asuransi
Dalam penawaran harga Kontraktor dianggap sudah memperhitungkan

73
Spesifikasi Teknis

biaya Asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) terhadap


pekerja, staf/pelaksana dilapangan, pengawas lapangan serta staf dari
Kegiatan yang ditempatkan dilapangan.
1.2.10 Personil Kontraktor.
a. Kontraktor wajib menempatkan seorang kuasa atau wakil yang
cakap dan berpengalaman untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan
dilapangan (pelaksana) minimal tamatan Sarjana Muda Teknik
Sipil/Arsitek pengalaman minimal 3 tahun.
b. Pelaksana yang ditunjuk Kontraktor harus mendapatkan kuasa
penuh dalam bertindak untuk dan atas nama Perusahaan yang
dinyatakan dengan Surat Tugas/Keterangan.
c. Kontraktor wajib laporkan secara tertulis kepada Direksi, tenaga
pelaksana. Jika suatu waktu dianggap kurang mampu/cakap
menurut Direksi, Kontraktor wajib mengganti pelaksana baru
dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari. Sebelum bekerja harus
dikonsultasikan untuk disetujui Direksi. Jika calon pelaksana
ditolak, harus dicari calon pelaksana lain paling lambat 14 (empat
belas) hari. Dalam tenggang waktu tersebut direktur/penanggung
jawab perusahaan yang memimpin pelaksanaan pekerjaan
dilapangan sehari-harinya.
1.2.11 Dokumentasi
Kontraktor harus mernperhitungkan biaya dokumentasi serta
pengirimannya kekantor Pemimpin Kegiatan serta pihak-pihak lain
yang diperlukan. Yang dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi ialah:
a. Membuat laporan-laporan perkembangan pelaksanaan yakni Harian
dan Mingguan
b. Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor wajib membuat foto-foto
dokumentasi ukuran 4R, dibuat sebelum pekerjaan di mulai (0%),
tahap mulai pelaksanaan suatu konstruksi hingga selesai (setiap
kali untuk pembuatan laporan) dan pada setiap kali akan
melakukan tagihan/terminj, foto dokumentasi harus selalu diambil
pada posisi yang sama untuk setiap kemajuan (tampak depan,
samping dan belakang) dan setiap bagian yang penting antara lain
penulangan, pondasi dan lain-lain.
c. Surat-surat dan dokumen lainnya.

1.3 BESTEK DAN GAMBAR KERJA


1.3.1 Kontraktor diwajibkan meneliti semua gambar-gambar dan bestek
mengenai pekerjaan ini.
1.3.2 Bila ternyata ada perbedaan antara gambar dan RKS, antara gambar
satu dengan gambar lainnya maka yang berlaku adalah :
a. B e s t e k ( RKS )
b. Gambar dengan skala yang lebih besar (detail).
1.3.3 Bila perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan yang mungkin

74
Spesifikasi Teknis

menimbulkan kekeliruan atau bahaya dikemudian hari, Kontraktor


wajib konsultasikan terlebih dahulu kepada Direksi untuk
mendapatkan petunjuk.

1.4 RENCANA KERJA


1.4.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib menyusun suatu
rencana kerja (jadwal pelaksanaan) sebanyak empat rangkap yang
diajukan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah diterbitkan
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), untuk disetujui oleh Direksi.
1.4.2 Setelah rencana kerja disetujui Direksi, 3 (tiga) salinan untuk
Direksi dan 1 (satu) salinan ditempel pada ruang Direksi Keet.
1.4.3 Kontraktor harus patuh pada rencana kerja tersebut yang menjadi
dasar bagi Direksi untuk menilai prestasi pekerjaan dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan percepatan dan kelambatan
pekerjaan.

1.5 PENGADAAN BAHAN BANGUNAN


1.5.1 Bahan-bahan yang boleh ditempatkan dalam kompleks pekerjaan
hanyalah bahan-bahan yang disyaratkan dalam RKS maupun gambar
kerja.
1.5.2 Cara dan tempat penimbunan/penyimpanan bahan harus memenuhi
syarat atau menurut petunjuk Direksi/Pengawas Teknik.
1.5.3 Bahan bangunan yang dipakai adalah yang sesuai dengan kualitas dan
kuantitas serta dimensi yang disyaratkan dalam RKS dan gambar
kerja.
1.5.4 Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran,
sebelum diganti Kontraktor harus konsultasi terlebih dahulu dengan
Direksi/ Pengawas Teknik, dan pergantian dapat dilakukan setelah
ada persetujuan secara tertulis.
1.5.5 Pergantian bahan bangunan yang tidak terdapat dipasaran lokal dapat
diganti dengan bahan bangunan lain yang setara/setingkat
kualitasnya.
1.5.6 Bahan bangunan yang ditolak oleh Direksi karena cacat atau tidak
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2
x 24 jam.

1.6 PENGGUNAAN PERSYARATAN TEKNIS


1.6.1 Persyaratan teknis ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan
pekerjaan (yang disebut sebagai proyek) termasuk seluruh bangunan
dan pekerjaan lainnya yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan;
1.6.2 Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan teknis
ini berlaku untuk seluruh bangunan yang termasuk dalam pekerjaan
ini, disesuaikan dengan gambar-gambar, keterangan-keterangan

75
Spesifikasi Teknis

tambahan tertulis dan perintah-perintah Direksi/Pengawas Teknis.


1.6.3 Standar-standar utama yang dipakai adalah yang dibuat dan berlaku
resmi di negara RI, apabila tidak terdapat standar yang dapat
diberlakukan terhadap suatu item pekerjaan, maka harus digunakan
standar internasional yang berlaku atas pekerjaan dimaksud atau
digunakan standar dari negara produsen bahan yang menyangkut
pekerjaan dimaksud.

1.7 PEKERJAAN GALIAN/LAND KLARING


1.7.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk pondasi bangunan
serta pekerjaan galian yang nyata-nyata tertera dalam gambar kerja.
1.7.2 Pelaksanaan :
a. Dimensi galian tanah pondasi minimal sama dengan gambar kerja
atau maksimal sampai mencapai tanah keras/asli. Kecuali tanah
dasar/keras melebihi dua kali kedalaman yang telah ditentukan,
maka Direksi/Pengawas Teknik dapat mengambil kebijaksanaan
untuk merubah konstruksi dan atau dimensi galian tanpa
mengurangi kekuatan pondasi nantinya.
b. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh
minimal 1 meter dari tepi lubang galian.
c. Jika pada galian terdapat air tergenang, harus dipompa keluar.
Untuk ini Kontraktor harus menyediakan pompa air yang siap
pakai.
d. Semua tanah galian yang tidak dipakai harus diangkut keluar
lokasi pekerjaan.

e. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar


pondasi sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang
telah ditentukan dalam gambar, maka kelebihan pada galian harus
diurug kembali dengan pasir, dan dipadatkan biaya akibat
pekerjaan tersebut menjadi beban Kontraktor.

1.8 PEKERJAAN URUGAN


1.8.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi semua penimbunan kembali bekas galian,
urugan pasir bawah pondasi, urugan pasir dibawah lantai dan
pekerjaan urugan lainnya yang tertera dalam gambar.
1.8.2 Pelaksanaan :
a. Jika terdapat tempat-tempat tertentu pada lokasi bangunan yang
menurut Direksi perlu ditimbun, maka Kontraktor harus
menimbun sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, dengan
menggunakan bahan timbunan yang cukup baik, bebas dari
rumput, akar-akar dan lain-lain serta harus mencapai nilai CBR

76
Spesifikasi Teknis

minimal 4% rendam. Dalam hal ini harus mengikuti petunjuk-


petunjuk Pengawas Teknik.
b. Urugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan,
sehingga minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
c. Ketebalan lapisan urugan tanah yang diperkenankan maksimum
30 cm setiap lapis, kemudian dipadatkan sehingga pada ketebalan
yang ditentukan urugan tanah tersebut mencapai tingkat
kepadatan yang diinginkan.
d. Semua urugan pasir/tanah harus dipadatkan sambil disiram air
sampai jenuh, sehingga mendapatkan angka kepadatan maksimal.
e. Pasir yang dipakai harus pasir kali dan bukan pasir laut,
dengan persyaratan bahwa pasir harus dalam keadaan bersih dari
lumpur, tanah dan tidak mengandung garam atau mineral lainnya.
1.9 PASANGAN BATU KALI
1.9.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu kali untuk
landasan sloof, pasangan batu kali sebagaimana dinyatakan dalam
gambar kerja, dan sebelumnya dibawah pasangan pondasi harus
diberi urugan pasir dan batu kosong.
1.9.2 Material :
a. Batu kali yang dipakai harus dari jenis yang keras, tidak keropos,
serta mempunyai gradasi baik dengan diameter maksimum 25 cm.
b. Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 PC : 5 Pasir.
c. Baik batu kali, pasir maupun air adukan yang dipakai pada
pekerjaan ini harus bersih dari lumpur dan kotoran-kotoran
lainnya.

d. Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan jenis batu lain kecuali


atas izin Direksi.
1.9.3 Pelaksanaan :
a. Pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran
dan bentuk yang ditunjukan dalam gambar kerja.
b. Setiap batu harus dipasang diatas lapisan adukan dan diketok
ditempatnya hingga penuh.
c. Adukan harus mengisi penuh ronga-rongga antar batu, untuk
mendapatkan massa yang kuat dan integral.

1.10 PASANGAN BATU BATA


1.10.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan untuk
semua pasangan bata seperti yang tertera pada gambar, pelaksanaan
pemasangan harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian,

77
Spesifikasi Teknis

siku dan bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan disebutkan


dalam spesifikasi ini.
1.10.2 Referensi :
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera
pada PUBI N-3 1970 dan N-10 1973 dan SNI 1728-1989; SKBI
1.3.53.1989, tentang Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan
Gedung.
1.10.3 Material :
a. Batu bata yang digunakan harus baru, dengan pembakaran yang
cukup sehingga masak, keras, kering dan tidak mudah patah. Jika
diketuk menimbulkan suara nyaring. Ukuran yang dianjurkan
adalah 5 cm x 11 cm x 23 cm dengan toleransi 0,5 cm.
b. Adukan yang digunakan untuk pasangan dinding biasa adalah
campuran 1 PC : 5 Pasir. Untuk daerah kedap air (transram) pada
KM/WC setinggi 150 cm, untuk seluruh dinding setinggi 30 cm
dari lantai menggunakan spesi transram campuran 1 PC : 2 Pasir.
1.10.4 Pengerjaan dan Penyimpanan.
Bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini disimpan
dengan cara-cara yang disetujui Direksi, untuk menghindari dari
segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bahan-bahan
tersebut.
1.10.5 Contoh-contoh.
Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan
kepada Direksi dan persetujuan atas bahan-bahan tersebut sudah ada
sebelum bahan yang dimaksud dipergunakan. Pengambilan contoh
atas bahan yang telah ada dilapangan akan diadakan sewaktu-waktu
sesuai dengan kebutuhan Direksi guna keperluan pengujian.
1.10.6 Pelaksanaan :
a. P as angan di n di n g bat u bat a um um n ya adal ah 1/ 2 bat u ,
kecual i Di reks i m em beri kan pet unj uk l ai n.
b. P em as an gan b at u bat a ha rus l urus dan t e gak, l aj u r
penai kann ya di uku r t epat den gan t i ang l ot , ke cual i
bi l am ana t i dak di perl i hat kan dal am gam bar m aka s et i ap
l aj ur bat a h arus put us s am bunga n den gan l aj u r
di bawahn ya. S el ai n i t u pol a i kat an pas angan ha rus t erj a ga
bai k di s el uruh peker j aan.
c. P ada j arak -j ar ak t e rt ent u pas an gan ba t u t ers ebut perl u
di perkuat den gan ko l om prakt i s (bet on bert ul an g), den gan
di m ens i , penul angan dan penem pat an s es uai gam bar.
d. S ege ra s et el ah p as angan bat u b at a s e l es ai , s i ar-s i a rn ya
di keruk s edal am 1 cm aga r pl es t era n dapat m el ek at
dengan bai k.

78
Spesifikasi Teknis

e. S ebel um bat a di pa s ang hendakn ya di rendam dal am ai r


s am pai j enuh, dan pem as an gann ya h arus rapi s es u ai
dengan s ya rat peke rj aan ya n g b ai k. B at u bat a pot on gan
t i dak bol eh d i pakai / di pas ang, t erke cual i pada pert em uan -
pert em uan den gan k os en/ kol om .

1.11 PEKERJAAN BETON BERTULANG


1.11.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua
macam beton tidak bertulang, beton bertulang dengan penulangannya
termasuk bekisting, finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain yang
nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini. Untuk beton bertulang
digunakan adukan 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl, pada :
a.P ondas i p oor pl at , s l oof, kol om , ri ngbal o k, b al ok l ant a i ,
m ej a bet on , kanopi bet on , s uns cre en da n pl at l ant ai .
b. Lain-lain seperti ditentukan dalam gambar.
1.11.2 Referensi :
Kecual i di t ent u k an l ai n, m ak a s em ua pek erj a an bet o n
bert ul an g harus m engi kut i ket ent u an -ket ent uan s ep er t i
t ert era d al am :
a. SNI 1734-1989-F
b. SKBI Pedoman Perencanaan untuk Rumah dan Gedung
c. P et unj uk P erat uran Bet on Indon es i a, t a hun 1971.
d. S pes i fi kas i Bahan B angun an
1.11.3 Material :
a. Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1) Agregat :
Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang halus sampai
kasar dan harus sesuai dengan persyaratan dalam ketentuan-
ketentuan beton. Penyimpanan harus dilaksanakan sedemikian
rupa, sehingga bebas dari kontaminasi dengan bahan-bahan
yang dapat merusak.
2) S e m e n :
a) Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu,
seperti disyaratkan dalam SNI-8 Bab 3-2;
b) Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam
kemasan standard dari pabrik dan terlindung.
c) Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini Kontraktor harus
mengusahakan hanya menggunakan satu merk semen saja.
3) Besi Tulangan :
a) Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang akan digunakan

79
Spesifikasi Teknis

merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar


b) Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari
kontaminasi langsung dengan udara, tanah lembab, aspal,
olie (minyak) dan gemuk.
c) Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton
yang berukuran garis tengah minimal 1 mm.
4) A i r :
Air yang dipakai untuk adukan harus bersih, dalam arti tidak
mengandung lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat
mempengaruhi kekuatan beton khususnya garam.
5) Bekisting :
Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III,
kecuali Direksi/ Pengawas menegaskan lain.
1.11.4 Pelaksanaan
a. Proporsi :
1) Adukan beton harus mencapai Kekuatan Tekan Beton
karateristik K-225 untuk semua beton bertulang.
2) Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton dimulai, pihak
Kontraktor harus mengadakan Mix Design untuk menjadi
acuan dalam komposisi campuran.
3) Untuk mengontrol kekuatan/mutu yang dicapai pada
pelaksanaan, Kontraktor harus mengambil contoh kubus untuk
diadakan test laboratorium menurut syarat-syarat PBI 1971
pasal 4.6 dan 4.7.
b. Pengecoran Beton :
1) Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari
kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain. Alat-alat pengaduk
beton (beton molen) dan alat pembawa (kereta) juga harus
bersih. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, serta
harus diperiksa terlebih dahulu. Dimensi semua bagian beton
tertera pada gambar bestek dan detail.
Jika terdapat ketidak cocokan pada ukuran Kontraktor wajib
untuk minta pertimbangan terlebih dahulu dari Direksi.
2) Ukuran diameter besi beton harus sesuai dengan ketentuan
dalam gambar. Jika suatu diameter tidak terdapat dipasaran,
Kontraktor diwajibkan membicarakan terlebih dahulu dengan
Direksi.
3) Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih
dari 1,50 cm dan segera sesudah pengecoran dimulai, lapisan-
lapisan beton dipadatkan dengan penggetar (internal concrete
vibrator). Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan
konstan serta penggunaannya tidak boleh kena besi tulangan.
4) Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton
yang tidak tercantum dalam RKS ini, dipakai peraturan yang

80
Spesifikasi Teknis

termuat dalam PBI 1971 sebagai syarat.


5) Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas
pelaksanaan pengecoran beton dapat diberikan pada
waktunya, Kontraktor diwajibkan menyampaikan
pemberitahuan tentang rencana pengecoran 2 x 24 jam
sebelumnya.
6) Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton bersangkutan
mengalami periode pengerasan sebagaimana diatur pada PBI
1971, dan sementara itu penyiraman beton harus selalu
dilaksanakan.
c. Penyambungan Beton
Apabila oleh karena sesuatu dan lain hal pengecoran beton
diputuskan sebelum selesai, sebelum melanjutkan pengecoran
pada beton yang telah mengeras, permukaan yang akan
disambung harus dikasarkan dan dibersihkan, bekisting
dikencangkan kembali dan penyambungannya menggunakan air
semen atau bonding agent yang disetujui Direksi/Pengawas.
d. Pemeliharaan Beton :
1) Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar
selalu lembab dengan jalan menutup beton dengan karung
basah atau menyiraminya dengan air secara rutin, sampai
beton berumur satu minggu.
2) Pada umur sampai dengan 48 jam, beton harus dijaga dari air
hujan deras, air mengalir, getaran-getaran dan sinar matahari.
1.11.5 Bahan Additive :
Pemakainan bahan additive harus disertai percobaan laboratorium
guna mendapatkan hasil yang baik dan disetujui Direksi/Pengawas.
Bahan additive ini harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS.
1.11.6 Bekesting :
a. Seluruh bahan bekisting menggunakan papan terentang (kayu klas
III) dan balok 5/7 cm, kecuali Direksi/Pengawas menegaskan
lain, dan untuk mendapatkan hasil cetakan yang menenuhi syarat
pekerjaan bekisting harus dikerjakan oleh tukang yang ahli.
b. Celah-celah antara papan bekisting harus cukup rapat, agar waktu
mengecor tidak ada air adukan yang lolos, sebelum mulai
mengecor bagian dari dalam bekisting harus disiram air dan
dibersihkan dari kotoran.
c. Bekesting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan
sedemikian rupa agar waktu pengecoran dan pembongkaran tidak
mengakibatkan cacat-cacat, gelombang-gelombang maupun
perubahan-perubahan bentuk, ukuran-ukuran, ketinggian-
ketinggian serta posisi dari pada beton.
d. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat

81
Spesifikasi Teknis

mencegah defleksi bahan-bahan bekesting. Bekesting serta


sambungan-sambungan harus rapat, sehingga mencegah
kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang
permukaan sementara harus disediakan didalam bekesting untuk
memudahkan pembersihan.
e. Pembongkaran Bekesting :
Bekesting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa,
sehingga dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur dan
konstruksi yang dicetak dengan memperhatikan syarat-syarat
sebagai berikut :
1) Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar bekesting
setelah 7 (tujuh) hari, dengan syarat bahwa betonnnya cukup
keras dan tidak cacat karena pembongkaran tersebut.
2) Bagian konstruksi beton yang disangga (horisontal) dengan
perancah tidak boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai
kekuatan yang cukup (28 hari) untuk menyangga beratnya
sendiri dan beban-beban pelaksanaan atau beban-beban lain
yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut.
1.11.7 Contoh-contoh
Sebelum pelaksanaan pemasangan, terlebih dahulu Kontraktor harus
memberikan contoh-contoh material yang akan dipakai guna
mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas.
1.11.8 Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi :
S ebel um pen ge cor an di m ul ai , Kont rakt or h arus s uda h
m engkoo rdi nas i kan pem as an gan dan l et ak -l et ak i ns t al as i
l i s t ri k, pl um bi ng dan l ai n -l ai nn ya .

1.12 PEKERJAAN BETON TAK BERTULANG


1.12.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, pemasangan
dan semua pekerjaan beton tak bertulang dan campuran yang
dipergunakan adalah 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr, dan dilaksanakan untuk neut-
neut kosen, neut-neut kolom kayu, lantai kerja, lantai cor beton, rabat
beton dan lainnya yang ditentukan dalam gambar.
1.12.2 Material :
Lihat uraian bagian 3.11.3. 3).

1.13 PEKERJAAN PLESTERAN


1.13.1 Lingkup Pekerjaan :
Ba gi an i ni m el i p ut i s el uruh peker j aan pl es t er an da n
kebut uhan pers ya rat an adukan s e ba gai b eri kut :
a. Unt uk s em ua pl es t er an di ndi ng bi as a t er di ri dari 1P c: 5 P s .

82
Spesifikasi Teknis

b. P l es t eran kedap ai r (t rans ram ) m en ggun akan adukan 1P c: 2


Ps.
c. Untuk semua plesteran beton dan kaki pondasi digunakan 1Pc:3 Ps.
1.13.2 Material :
a. P as i r unt uk pl es t era n harus di a yak cuk up hal us , dan pas i r
l aut at au pas i r ya ng m em i l i ki kandungan t anah t i dak
di perkenank an unt uk di gunak an.
b. S em en yan g di gun a kan harus baru, t i dak ada ba gi an ya n g
m em bat u s ert a da l am kem as an s t andard pabri k dan
t erl i ndung.
1.13.3 Pelaksanaan :
a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, semua bidang yang akan
diplester harus disiram air sampai jenuh, dan siar-siarnya telah
dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm.
b. Tebal plesteran dinding ditentukan dengan ketebalan minimal 1
cm, dikerjakan dengan lurus dan rata, juka terdapat bidang-bidang
dinding yang berombak/retak harus dibongkar dan diperbaiki.
c. Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci menggunakan
adukan 1 Pc : 7 Kpr, terkecuali plesteran kaki pondasi dan beton
diaci dengan air semen.

83
Spesifikasi Teknis

1.14 PEKERJAAN KAYU


1.14.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan kayu-
kayu untuk konstruksi kuda-kuda/kap, gording kasau, reng, rangka
plafond, Lantai Papan, Dinding Papan, Kolom Kayu, Ring Balok
Kayu, listplank, bingkai pintu, jalusi kayu, kosen pintu, jendela,
ventilasi, dan pekerjaan kayu lainnya yang tertera dalam gambar
kerja.
1.14.2 Material :
a. Jenis :
Kayu yang dipakai pada pekerjaan ini seluruhnya adalah Kayu
Palapi Merah yang mempunyai kelas keawetan II dan kelas kuat
II sesuai dengan SKBI-3.6.53.1987 UDC : 674.048.
b. Mutu :
Kayu yang dipakai harus lurus kering, memiliki serat yang
teratur, tidak terdapat mata kayu/cacat-cacat lainnya serta tidak
terdapat bidang-bidang yang lemah.
c. Ukuran :
Ukuran-ukuran kayu yang dipergunakan harus sesuai dengan
yang terdapat pada gambar detail.
d. Kadar Air :
Kayu-kayu yang dipergunakan hanya boleh mengandung kadar
air maksimum 25 % untuk ukuran tebal lebih dari 7 cm dan
kadar air maksimum 19 % untuk tebal kurang dari 7 cm.
e. Playwood dengan Veneer (Teakwood) :
Playwood dengan lapisan veneer lebih kurang 1 mm dari jenis
"teak" atau rose "wood" yang terekat ke badan plywood dan
dipasang pada daerah-daerah sesuai gambar rencana. Bahan-
bahan yang dipakai harus produksi dalam negeri dengan kualitas
terbaik.
f. Formika :
Tebal minimum 1,5 mm dengan tebal laminasi 0,5 mm kualitas
setaraf produksi "Formica USA". Type dan bentuk akan
ditentukan oleh Direksi/Pengawas.
g. Pengikat-pengikat :
Bahan pengikat digunakan dari kayu paku galvanis, baut atau plat
besi. Apabila menggunakan perekat, bahan perekat yang
digunakan harus terbuat dari lem tahan air setaraf dengan merk
"Herferin".
1.14.3 Pelaksanaan :
a. Semua pekerjaan kosen, daun pintu dan jendela, lisplank, kuda-

84
Spesifikasi Teknis

kuda dan jalusi kayu pada bagian-bagian tertentu harus diserut


rata dan halus, dan pada bagian-bagian pertemuan harus
dikerjakan dengan rapi dan tidak berongga.
b. Untuk pekerjaan kap/kuda-kuda dan gording, ukuran kayu,
konstruksi dan cara penyambungannya mengikuti petunjuk yang
tertera pada gambar, serta diberi penguat cawat/beugel besi plat
dan angker.
c. Semua pekerjaan harus bertaraf kelas satu dengan hasil yang baik
dan rapi, untuk profil panjang harus menggunakan mesin potong.
d. Semua lubang-lubang bekas paku, baut dan sebagainya harus
ditutup dengan dempul hingga rapi kembali.

1.15 PEKERJAAN ATAP


1.15.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan
pemasangan atap, nok/bubungan pada tempat-tempat sesuai dengan
yang ditunjukan dalam gambar rencana.
1.15.2 Material :
a. Bahan atap yang akan dipergunakan untuk bangunan ini adalah
atap seng bjls 80, atap genteng metal Atau sesuai yang tertera
dalam gambar kerja.
b. Bahan nok/bubungan menggunakan bubungan multi roof.
1.15.3 Pemasangan :
a. Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, genteng metal harus
diperiksa terlebih dahulu dengan tidak mengalami
kerusakan/pecah untuk menjaga kebocoran dan kap/kuda-
kuda/gording harus diresidu.
b. Pemasangan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang terampil
yang sebelumnya telah mendapatkan pengetahuan teknis
pelaksanaan mengenai cara pemasangan jenis atap dimaksud.
c. Kontraktor diharuskan mengajukan contoh-contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas.

1.16 PEKERJAAN PLAFOND


1.16.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan
pemasangan penggantung, rangka, dan penutup plafond pada tempat-
tempat yang sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar.
1.16.2 Material :
a. Semua material kayu untuk penggantung dan rangka plafond
menggunakan kayu palapi merah dengan kelas keawetan II dan
kelas kuat II sesuai dengan SKBI-3.6.53 1987 UDC:674.048;

85
Spesifikasi Teknis

dengan ukuran-ukuran yang sesuai dengan yang ditentukan dalam


gambar.
b. Kayu yang dipakai harus lurus kering, tidak terdapat mata-mata
kayu/cacat-cacat lainnya serta tidak terdapat bidang-bidang yang
lemah.
c. Untuk penutup plafond menggunakan Tripleks 5 mm buatan
dalam negeri, tidak cacat dan diusahakan warna yang digunakan
seragam, dan untuk penutup plafond luar (over steak)
menggunakan bahan Limbriziring buatan dalam negeri, tidak
cacat dan diusahakan warna yang digunakan seragam.
1.16.3 Pelaksanaan:
a. Ketinggian, ukuran, pembidangan dan konstruksi plafond
dilaksanakan sesuai ketentuan-ketentuan dalam gambar.
b. Kayu untuk rangka plafond harus diserut rata, terutama pada
bidang- bidang bawah yang akan ditutup plafond, dan diberi
penggantung dalam jumlah cukup.
c. Pada sudut pertemuan antara plafon dan dinding tembok dipasang
list profil gypsum dan list profil kayu untuk plafond luar
(oversteak) yang dicat kayu, warna ditentukan kemudian.
d. Pemasangan plafond harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli,
lurus dan tidak lentur. Apabila terjadi plafond terpasang ternyata
tidak lurus, retak dan lentur, Direksi berhak menolak dan
Kontraktor harus segera membongkar dan memperbaiki kembali.

1.17 PEKERJAAN LANTAI KERAMIK


1.17.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan/material, tenaga kerja dan
pemasangan lantai dan dinding sesuai yang ditentukan dalam
gambar.
1.17.2 Material : Bahan Keramik
a. Tegel Keramik ukuran 30x30cm, 3 dipasang pada semua lantai,
dinding KM/WC menggunakan Tegel 20x25 cm, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Untuk lantai digunakan tegel 20x20cm yang tidak licin,
khususnya KM/WC.
2) Untuk dinding dan meja beton digunakan tegel licin yang
khusus untuk dinding.
b. Tegel Keramik adalah yang mempunyai kualitas satu (KW-1)
1.17.3 Pelaksanaan :
a. Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, pasir timbunan harus benar-
benar padat sehingga tidak terjadi penurunan/keretakan pada
lantai.

86
Spesifikasi Teknis

b. Pemasangan lantai/ubin harus rapi, dengan siar saling tegak


lurus, serta mengikuti peil-peil yang ditentukan dalam gambar.
c. Semua pemasangan Tegel Dinding harus menggunakan campuran
1 pc : 4 ps dengan perekat AM-30 Mortar Flax.
d. Pemasangan tegel pada lantai dan dinding harus dikerjakan
dengan rata dan datar serta dikerjakan oleh tukang yang benar-
benar ahli. Untuk pekerjaan pemasangan lantai KM/WC harus
dibuat miring (1%) kearah saluran pembuangan air (floor drain).
e. Sebelum pemasangan Keramik Bak Air KM/WC harus terlebih
dahulu menggunakan Waterprofing untuk menjaga rembesan air
ke dinding.
f. Pemasangan tegel lantai keramik dipasang diatas lantai kerja
(beton tidak bertulang) dengan adukan 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl
setebal 7 cm.
g. Pada sudut-sudut pertemuan antara dinding dengan lantai
Keramik, dipasang ubin plint (dinding bagian luar) dengan
ukuran yang sesuai dengan ukuran lantainya.

1.18 PEKERJAAN KACA


1.18.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja
pemotongan dan pemasangan kaca bingkai, cermin maupun kaca
mati seperti yang ditunjukan dalam gambar.
1.18.2 Material :
a Kaca yang digunakan pada pekerjaan ini adalah jenis kaca bening
dengan tebal 5 mm untuk semua jendela maupun bovenlight.
b Kaca yang digunakan adalah kaca buatan dalam negeri, tidak
cacat dan tidak retak.
1.18.3 Pelaksanaan :
a. Ukuran dan ketebalan kaca yang akan dipasang dilaksanakan
mengikuti petunjuk-petunjuk yang ditentukan dalam gambar.
b. Sebelum kaca dipasang, sponing kaca pada kosen atau bingkai
pintu dan jendela harus diberi cat meni, selanjutnya diberi
dempul yang cukup padat.
c. Saat pemasangan kaca ditekan agar rata sebelum diikat dengan
les kaca untuk menghindari penggoyangan/pelonggaran.
d. Pada saat pekerjaan diserahkan, kaca yang terpasang dalam
keadaan utuh dan tidak pecah/retak. Apabila berdasarkan
pemeriksaan terdapat kaca yang retak, Kontraktor harus segera
mengganti.

1.19 KUNCI DAN PENGGANTUNG


1.19.1 Lingkup Pekerjaan :

87
Spesifikasi Teknis

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan


pemasangan kunci serta alat-alat penggantung, seperti : engsel,
kunci, handle dan sebagainya.
1.19.2 Material :
a Semua daun pintu dipasang kunci tanam buatan dalam negeri 2
(dua) slaag kualitas baik, setara Yale.
b Engsel yang digunakan pada pekerjaan ini adalah untuk daun
pintu engsel Nylon Ring 4", untuk jendela engsel nylon ring 3".
c Grendel tanam lengkap untuk Pintu 2 daun, grendel biasa untuk
pintu tunggal dan jendela. Semua Grendel buatan dalam negeri
dengan kualitas baik.
d Semua daun jendela dilengkapi satu pasang Haq Angin buatan
dalam negeri.
e Sebelum dipasang, kunci-kunci dan alat-alat penggantung harus
diperlihatkan contohnya kepada Direksi/Pengawas.
1.19.3 Pelaksanaan :
a Semua daun pintu menggunakan engsel Stainless Steel Ring 4"
buatan dalam negeri masing-masing 3 (tiga) buah.
b Untuk pintu-pintu 2 (dua) daun harus dilengkapi dengan grendel
tanam yang dipasang pada bagian atas dan bawah.
c Semua daun jendela bingkai menggunakan engsel nylon ring 3"
buatan dalam negeri masing-masing 2 (dua) buah, haq angin 2
(dua) buah dan untuk pengunci dipasang grendel 1 (satu) buah.
d Kunci-kunci harus berfungsi dengan baik dan pada saat
diserahkan anak kunci harus diserahkan lengkap dengan
cadangannya.

1.20 PEKERJAAN CAT DAN POLITUR


1.20.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan
pengecatan kayu, tembok, plafond, atap dan residu kap.
1.20.2 Material :
a. J eni s cat ka yu yan g di gun akan adal ah m erk AV IAN at au
s et ara.
b. J eni s C at t em bok ya n g di gunak an ad al ah m erk AV IA N
at au s et ar a.
c. P l am ur yan g di guna kan adal ah m erk AV IA N at au s et ara.
d. R es i du dengan keke nt al an ya n g cukup u nt uk kap.
e. Politur/teakoil digunakan untuk permukaan teekwood dan pada
pekerjaan kayu yang diekspos seperti yang ditunjukan pada
gambar.(Vernis digunakan untuk permukaan plafond luar (over

88
Spesifikasi Teknis

stake)

1.20.3 Pelaksanaan :
a. Pekerjaan Cat Kayu :
1) Bi dan g ya n g ak an di cat ha rus bers i h d ari s e gal a m acam
kot oran, s eb el um p engec at an di l aks an a kan Kont rakt o r
harus m em perl i hat k an bagi an ya n g aka n di cat kepad a
Di reks i unt uk di peri ks a.
2) S em ua perm uk aan k a yu yan g akan di cat / di pol i t ur haru s
di am pl as , dan l obang -l oban g bek as paku haru s
di dem pul dan di am pl as kem bal i s am pai rat a.
3) P enge cet an k a yu d i l aks anakan s at u k al i m eni e, s at u
kal i cat das ar d an s at u kal i pl am ur, ke m udi an di gos o k
dengan am pl as , dan akhi rn ya dua k al i ca t akhi r.
4) W arna C at ka yu yang di gun akan unt uk kos en, dau n
pi nt u, bi ngkai j endel a dan l i s t pl ank akan di t ent ukan
kem udi an.
5) Untuk kap/kuda-kuda dan gording harus dicat dengan residu
sampai rata pada seluruh permukaannya.
b Pekerjaan Cat Tembok/Plafond :
1) P erm ukaan di ndi n g dan pl a fond s ebel um di cat ha ru s
di pl am ur kem udi an di am pl as dengan kert as pas i r
s am pai rat a d an hal us .
2) S em ua bi dang t e m bok dan pl afond di cat t em bo k
m i ni m al 2 (dua) kali s am pai kel i hat an rat a dan cuku p
t ebal .
3) Cat tembok yang digunakan adalah warna putih untuk plafond,
broken white untuk bagian dalam dan cream bagian luar.
c Pekerjaan Politur/Teakoil :
Semua daun pintu teekwood dan dinding papan harus dipolitur.
Persiapan dilakukan dengan membersihkan dan mengamplas
bagian/permukaan yang akan dipolitur. Selanjutnya dapat
dipolitur dengan menggunakan Ultra Politur P-01.

1.21 PEKERJAAN SANITAIR


1.21.1 Kontraktor harus mengadakan dan memasang alat-alat yang
dibutuhkan untuk kelancaran pekerjaan dilapangan.
1.21.2 Alat-alat sanitair yang digunakan adalah merek TOTO atau yang
setara.
1.21.3 Perletakan sanitair yang tertera pada gambar dan pemasangannya
harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sehingga memberikan
hasil yang sempurna.

89
Spesifikasi Teknis

1.22 PEKERJAAN SALURAN PEMBUANGAN


1.22.1 Saluran Air Kotor :
a. P i pa pem buangan ai r kot or bekas dari KM / W C
m enggun akan pi pa P VC di am et er 3" ya n g unt u k
s el anj ut n ya di hubu ngkan k e s al uran ai r huj an. P i p a
pem buan gan ai r ko t or padat dari C l os et m enggun aka n
P VC di am et er 4" d a n di hubungkan k e s e pt i ct ank.
b. P em as an gan pi pa -pi pa t ers ebut di bu at dengan kem i ri n gan
2% unt uk ai r bek as dan 3 % kot oran padat , s am bun gan
di l aks anakan den ga n m enggunak an s a m bungan pi pa s ert a
l em P VC .
c. P em as an gan harus di l akukan den gan b ai k, t ert ut up/ t i dak
kel i hat an. Dal am a rah m endat a r pi pa- pi pa t i dak bol eh
m em buat s i ku-s i ku di t em pat -t em pat per caban gan dan t i ap
j arak m aks i m um 12 m et er pada pi p a- p i pa di bawah t an ah
harus di buat bak ko nt rol .
d. Unt uk m enghi nda ri adan ya pen yum b at a n di kem udi an hari ,
pada t i ap - t i ap l obang pem buan gan KM / W C haru s
di pas ang fl oordr ai n.
e. P erl et akan i ns t al as i ai r kot or/ ai r buangan di s es uai kan
dengan gam ba r ren c ana/ det ai l .
1.22.2 Saluran Air Hujan :
a. S al uran Ai r huj an dari at ap di t eri m a dan di s al urkan
m el al ui s al uran ai r huj an di s ekel i l i ng ban gunan, yan g
di buat dari bui s be t on 1/ 2 di am et er 3 0 cm ya n g di beri
pengu at pas an gan ba t u bat a s epert i t ert er a dal am gam ba r.
b. S al uran ai r huj an di buat dengan kem i ri ngan 2 % dan pad a
t i ap j arak t ert ent u d i buat bak kont rol .
c. Ai r b uangan dari s al uran ai r huj an dan was t afel
di s al urkan ke s al ur a n ut am a.
1.22.3 Septictank dan Peresapan :
a P em buat an s ept i ct a nk di s es uai kan den gan gam bar d et ai l
dengan m en ggunaka n pas angan bat u bat a kedap ai r aduka n
1 P C : 2 P s unt uk di ndi ng. Bet on t i da k bert ul ang unt u k
l ant ai dan bet on ber t ul ang u nt uk penut u p bagi an at as .
b Unt uk pengh awa an, s ept i ct ank harus di l engkapi den gan
pi pa udara di am et er 1,5" berb ent uk T d an s eba gai p enut u p
di buat pl at bet on bert ul an g. P ad a penut up s ept i ct an k
harus di buat l ubang kont rol di l engk a pi dengan hand l e
pengan gkat . Uku ra n dan pe rl et akan d i s es uai kan den gan
gam b ar r encan a dan det ai l .
c Sebagai penampungan air kotoran dari septictank, dibuat

90
Spesifikasi Teknis

peresapan dan saluran dari septictank ke peresapan menggunakan


pipa PVC diameter 4" yang diberi lubang serta dibungkus dengan
ijuk dengan pemasangan sesuai gambar rencana/detail. Peresapan
diberi lapisan batu karang, kerikil, pasir dan ijuk.

1.23 PEKERJAAN INSTALASI AIR


1.23.1 Lingkup Pekerjaan :
Term as uk dal am p ek erj aan i ni ad al ah :
a S i s t em P em i paan Ai r Bers i h, dari j ari ngan ai r bers i h
kes el uruh ban gun an , ya n g t erdi ri d ari : ruan g pant r y,
KM / W C , W as t afel , kran -k ran d al a m ruan gan d an
s eba gai n ya.
b P enguj i an (t es t run ) s i s t em pl um bi ng ai r be rs i h s ec ar a
kes el uruhan unt uk m enget ahui s i s t em i t u bekerj a bai k ,
benar dan am an.
c Pengadaan dan pemasangan perlengkapan-perlengkapan lainnya
agar instalasi bekerja dengan baik, benar, aman walaupun dalam
gambar dan spesifikasi tekniknya tidak dicantumkan secara jelas,
misalnya fitting-fitting dan accesoriesnya.
1.23.2 Bahan yang dipakai :
a. S em ua i ns t al as i ai r bers i h m en ggunak an pi pa G IP da ri
j eni s m edi um den ga n di am et er Q unt uk j ari n gan di l u a r
bangun an dan Q unt uk i ns t al as i dal am bangun an.
b. P i pa G IP ya n g di gunak an unt uk ai r bers i h ha ru s
m enggun akan yan g m em enuhi S t andar Indus t ri Indon es i a
(S II).
c. S em ua kran yan g t erpas an g ha rus m enggun akan kr an
s t ai nl es s s t el l di am et er Q yan g berkep al a kri s t al ,
penem pat an dan uk urann ya harus s es u ai den gan gam ba r
rencan a/ det ai l .
1.23.3 Pemasangan :
a P i pa G IP pen yam bu ngann ya di l akukan dengan s am bun gan
(draad ) berul i r, d a n pada ba gi an ul i r j ant ann ya di l api s i
dengan s eal t ap e.
b Pemasangan pipa harus dilaksanakan dengan baik dan tertutup,
terkecuali apabila menggunakan water moer harus dipasang pada
tempat yang mudah dicapai dan tidak tertutup oleh dinding
maupun lantai.
1.23.4 Pengujian :
a. S em ua i n s t al as i pipa yan g t erp as an g s ebel um di t ut u p
harus di uj i t erl ebi h dahul u unt uk m en ghi ndari t erj adi n ya
kebocoran.
b. Bila dalam pengujian ditemukan adanya kerusakan, kebocoran
atau penyumbatan, Kontraktor harus segera

91
Spesifikasi Teknis

mengganti/memperbaiki kerusakan tersebut, kemudian dilakukan


pengujuian/pemeriksaan kembali.
1.24 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1.24.1 Lingkup Pekerjaan :
Term as uk dal am p ek erj aan i ni ad al ah :
a P engad aan P an el In duk dan P em ba gi , Lam pu T L bam b u ,
Lam pu S L, Lam pu P i j ar, Kabel -Kab el , S t op Kont ak ,
S akl ar, Fi t t i ng, P i p a Ins t al as i , M at e ri a l Bant u, t erm as u k
pem as an gann ya .
b P en ye rahan S urat J am i nan ol eh Ins t al at ur/ Kont rakt o r
bes ert a p em buat an gam bar i ns t al as i yan g t erpas an g
1.24.2 Bahan yang dipakai :
a. Kabel -kab el yan g di pakai ad al ah d ari j e ni s n ya NYA yan g
m em enuhi s t andard P LN (S P LN ) s ert a beri ni t i al LM K
(M i ni m al m erk Et er na at au s et a ra).
b. S t op kont ak, s acklar dan fi t t i ng s ert a peral at an l i s t ri k
ya n g di gunak an ha rus buat an dal am negeri yan g t el ah
m em enuhi s t andard P LN, kem am puan m i ni m al 10/ 16A.
c. Unt uk t rafo l am pu T L yan g di gunak an m erk P hi l i ps at au
s et ara, s edan gk an b al on pi j ar/ T L h arus m erk P hi l l i ps T L
at au s et ar a harus di l engk api C apas i t or.
1.24.3 Pemasangan :
a P em as an gan i ns t al as i l i s t ri k harus berpedom an pad a
P erat uran Um um Ins t al as i Li s t ri k (P U IL) t ahun 2000.
b Unt uk m enangani p ekerj a an i ni harus di t unj uk Ins t al at u r
ya n g t el ah m em i l i ki S P J T dan S BUJ K Bi dan g E &M d ari
AK LI.
c Ins l at as i yan g t e rpas an g ha rus di s es uai kan den ga n
t egan gan l i s t ri k ya n g t erp as an g di a rea pro ye k.
d Unt uk pener an gan dan s t op kont ak bi as a kabel ya n g
di gunak an adal ah j eni s NYA di am et er 2,5 m m at au 1 , 5
m m dengan pel i ndu ng P VC di am et er 5/ 8" dan di pas an g
i nbouw.
e Unt uk s em ua pen yam bung k abel ha ru s m enggun akan T
Dos dan di t ut up de ngan l as dop, s e rt a di t em pat kan pad a
kedudukan yan g am an.
f P em as an gan i ns t al as i l i s t ri k um um n ya d i kerj akan s eb el u m
pl afon di t ut up dan pel es t eran di di n g di k erj akan.
g Pada semua stop kontak dan SDP harus di beri arde dengan
menggunakan kawat BC, dan khusus pentanahan harus dikerjakan
sampai mendapatkan tahanan yang disyaratkan, serta diberi
pelindung pipa Paralon diameter 3/4".

92
Spesifikasi Teknis

1.25 D O K U M E N T A S I
Kont rakt or ha rus m em buat fot o -fot o d okum ent as i di buat s ebel u m
p ekerj a an di m ul ai (0%), t ahap pel a ks anaan hi n gga pe ngus ul a n
t erm i nj , pen ye rahan I (pe rt am a) dan p en ye rah an II (k edu a), fo t o
d okum ent as i haru s s el al u di am bi l pada pos i s i yan g s a m a unt u k
s et i ap kem aj uan (t a m pak depan, s am pi ng da n bel ak an g) d an s et i ap
t ahapan ba gi an p e kerj aan yan g p ent i ng ant a ra l ai n pe nul angan
b et on, pen geco ran, pondas i dan l ai n -l ai n. Fot o -fot o t ers ebu t
d i m as ukan kedal am al bum d an di s erahk an kepad a P em i m pi n Ba gi a n
P ro yek (Di reks i / P en ga was ) s eban yak 3 ( dua) s et .
1.26 GAMBAR PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)
1.26.1 Setelah selesainya seluruh pekerjaan, Kontraktor bekerja sama dengan
Konsultan Pengawas membuat gambar terlaksana/as built drawing
(jika terdapat perubahan pelaksanaan dari perencanaan) berdasarkan
shop drawing dari seluruh sistem, struktur dan konstruksi, termasuk
perletakan, denah maupun instalasi.
1.26.2 Instalasi listrik, instalasi air bersih dan instalasi air kotor harus dibuat
oleh Kontraktor sesuai dengan keadaan yang terpasang dan diserahkan
kepada Pemberi Tugas pada saat Serah Terima Pekerjaan.
1.27 P E N G A W A S A N
1.27.1 Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan
dilakukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Pengelola Tehnis.
1.27.2 Setiap saat Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis harus dapat
mengawasi, memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan
dan peralatan maupun tenaga kerja. Untuk itu Kontraktor harus
mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
1.27.3 Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengamatan Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut bila
diperlukan harus dapat diperiksa sebagian atau seluruhnya untuk
keperluan/kepentingan pemeriksaan.
1.27.4 Jika diperlukan pengawasan oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola
Teknis diluar jam kerja yang resmi, maka biaya untuk hal tersebut
menjadi beban Kontraktor. Permohonan untuk mengadakaan
pemeriksaan tersebut harus dengan surat yang disampaikan kepada
Direksi/Pengawas.

1.28 PEKERJAAN AKHIR


1.28.1 Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond,
lantai dan sebagainya harus bersih dari sisa-sisa semen, cat dan
kotoran lainnya.
1.28.2 Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan-bahan
bangunan, kotoran-kotoran dan gundukan-gundukan tanah bekas
galian harus diratakan serta bahan-bahan yang tidak terpakai lagi

93
Spesifikasi Teknis

harus diangkut keluar lokasi pekerjaan.

1.29 P E N U T U P
1.29.1 Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalan
RKS ini dapat dilihat pada gambar kerja atau di tanyakan pada saat
Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
1.29.2 Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap RKS ini pada saat Rapat
Penjelasan Pekerjaan akan dibuat suatu Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan yang mengikat (risalah) dan merupakan satu kesatuan
dengan RKS ini.

P al u, 2010
P egel ol a T e kni s Kons ul t an P ere ncana :
CV. T otal Pra k as Utama

S y a f ru dd i n Mah u rati , S T Us ep Jayad i h arja


Ni p: 110 054 981 Di rekt ur

94

Anda mungkin juga menyukai