Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) adalah salah satu instalasi baru yang

berada di RSUD Sumedang yang diberi Surat Keputusan oleh Direktur RSUD Sumedang

per tanggal 19 Januari 2015. Instalasi ini dalam pelaksanaannya mempunyai fungsi dalam

pelayanan pendidikan pasien / keluarga baik perseorangan maupun kelompok dan kepada

masyarakat yang berada di lingkungan RSUD Sumedang.

PKRS adalah suatu tatanan atau pengelolaan program promosi kesehatan yang

berada di Rumah Sakit umum Daerah Kabupaten Sumedang yang dikerjakan secara

mandiri dan berkesinambungan, yang ditunjang dengan tenaga professional dan didukung

oleh sarana dan prasarana sesuai dengan standar serta memiliki serta program kerja yang

jelas.

Sehubungan dengan masalah tersebut di atas, maka kami dari Instalasi PKRS

mencoba menyusun program kerja dengan maksud dan tujuan agar kami mempunyai

pedoman dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan program yang telah kami buat

sebagi berikut dibawah ini.

LATAR BELAKANG

A. SUMBER DAYA MANUSIA

1. Kualifikasi SDM

Sumber Daya Manuasia (SDM) yang diperlukan untuk penyelenggaraan PKRS

adalah :

a. Semua petugas Rumah Sakit yang melayani pasien ( dokter, perawat, bidan,

dll ).

b. Tenaga khusus promosi kesehatan yaitu fungsional Penyuluh Kesehatan

Masyarakat.

1
Petugas rumah sakit yang melayani pasien yang terkait PKRS hendaknya memilik

pengetahuan dan keterampilan dalam konseling. Jika keterampilan ini belum

dimiliki oleh para petugas rumah sakit, maka harus diselenggarakan program

pelatihan atau kursus.

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL INSTALASI

Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah Kebutuhan

Ka. Instalasi S 1 Kesmas STTPL 1

Pj. Pelayanan S 1 Kesmas STTPL 3

Pelaksana D3 Keperawatan / STTPL 7


Sederajat/ Kesmas

Kepala Instalasi adalah orang yang ditunjuk dan diberi Surat Keputusan oleh

Direktur RSUD Sumedang sebagai pimpinan. Kepala Instalasi PKRS memiliki

TUPOKSI sbb :

Menyusun rencana kerja sesuai dengan program kerja

Menyusun dan mengusulkan rencana kebutuhan Instalasi PKRS

Membagi tugas kepada staf sesuai dengan rencana kerja

Memberi petunjuk dan arahan pelaksanaan tugas kepada staf agar tugas dapat

dilaksanakan secara efektif dan efisien

Mengevaluasi hasil kerja untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang

dilaksanakan sebagai bahan tindak kerja selanjutnya

Melaksanakan pengawasan dan pengendalian

Mengkoordinir seluruh kegiatan di Instalasi PKRS

Melaksanakan hubungan kerja sama yang baik dengan sesama satuan kerja di

lingkungan rumah sakit

2
Menandatangani naskah dinas, menandatangani laporan-laporan,

menandatangani amprahan kebutuhan instalasi PKRS, menandatangani nota

dinas untuk disampaikan kepada Direktur

Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan mengenai pelaksanaan

kegiatan instalasi untuk dijadikan bahan rencana kerja selanjutnya

Membuat laporan kegiatan tahunan

Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan

Kepala instalasi memiliki wewenang sebagai berikut :

Melakukan koreksi rencana kerja instalasi

Mengawasi, memberi petunjuk dan arahan terhadap pelaksanaan tugas kepada

staf

Menegur staf bila melanggar disiplin

Mengajukan usulan dan melakukan koreksi usulan instalasi

Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang, PKRS adalah sebuah

instalasi yang baru terbentuk per tanggal 19 Januari 2015. Intalasi PKRS mempunyai

tugas melakukan koordinasi dan pengelolaan program promosi kesehatan di rumah

sakit sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dalam melaksanakan tugasnya, intalasi

PKRS menyelenggarakan fungsi / memiliki uraian tugas sebagai berikut :

a. Melakukan advokasi kebijakan RS yang berwawasan kesehatan

b. Melakukan bina suasana dalam rangka mengkondisikan lingkungan Rumah

Sakit yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya upaya RS sebagai

promotor kesehatan.

c. Melakukan gerakan pemberdayaan masyarakat RS dalam Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS)

3
d. Menggalang kemitraan dalam rangka upaya promosi kesehatan yang

berkelanjutan

e. Melakukan kajian kebutuhan program kesehatan di RS

f. Melakukan perencanaan kegiatan /program promosi kesehatan RS

g. Melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien, keluarga dan masyarakat

yang berada di lingkungan rumah sakit

h. Melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan promosi kesehatan di RS

i. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan promosi kesehatan di RS

Penanggungjawab pelayanan adalah penanggungjawab pelaksana program di

lapangan yang berfungsi juga sebagai koordinator pelayanan, dengan uraian tugas

sebagai berikut :

Membantu kepala instalasi menyusun rencana kegiatan penyuluhan di

dalam dan di luar gedung rumah sakit

Membuat rencana operasional kegiatan PKRS

Membuat kajian efektipitas, efisien dan inovasi pelayanan

Meningkatkan mutu pelayanan PKRS

Melaksanakan advokasi kebijakan dan program yang mendukung

upaya promosi kesehatan berkelanjutan

Menggerakan pemberdayaan dan peran serta masyarakat RS untuk ber-

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )

Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala

Pelaksana PKRS adalah petugas di setiap ruangan yang melaksanakan

program PKRS dengan TUPOKSI sebagai berikut :

Melaksanakan penyuluhan kesehatan

Menginfut data

4
Menganalisa dan tabulasi data

Merumuskan kesimpulan dan masalah

Membuat alat bantu penyuluhan

Membuat rencana penyuluhan melalui media cetak dan elektronik dan

pameran

Membuat register penyuluhan

Membuat laporan kegiatan

Melaksanakan tugas lain dari atasan

Koordinator Bidang Kemitraan

a. Mengidentifikasi kebutuhan kebijakan RS berwawasan kesehatan

b. Membuat kerangka acuan dan bahan kegiatan advokasi

c. Membuat draff naskah akdemik kebijakan

d. Mengidentifikasi dan melakukan kegiatan kemitraan terhadap mitra potensial

di RS dan masyarakat

Koordinator Bidang Pengembangan Media

a. Melakukan kajian kebutuhan pengembangan media dan teknologi PKRS

b. Merencanakan kebutuhan pengembangan media dan teknologi PKRS

c. Membuat dan melakukan ujicoba dan evaluasi media PKRS sesuai kebutuhan

d. Melakukan pemeliharaan terhadap keberlangsungan media dan teknologi

e. Memfasilitasi unit terkait dalam pemenuhan kebutuhan media

Koordinator Bidang Pemberdayaan

a. Melakukan kajian kebutuhan edukasi baik bagi pasien dan keluarga, staff dan

masyarakat

b. Meningkatkan peran serta masyarakat RS untuk ber PHBS

c. Melakukan survey cakupan PHBS di lingkungan RS

5
d. Melaksanakan kegiatan peringatan hari besar kesehatan

Koordinator Siaran Radio Komunitas

Selain tiga (3) bidang tersebut diatas, PKRS mempunyai tanggungjawab

terhadap keberlangsungan dan berfungsinya radio komunitas Rumah Sakit. Oleh

sebab itu, untuk keberlangsungan fungsi radio komunitas tersebut maka diperlukan

seorang petugas yang bertanggungjawab untuk melakukan operasional radio tersebut,

termasuk menyusun acara dan materi yang akan disampaikan.

Koordiator pelayanan I

Kordinator pelayanan I adalah Penanggung Jawab (PJ) program PKRS yang

diberi tugas oleh kepala Instalasi sebagai kordinator pelayanan pendidikan di

lapangan dengan wilayah kerja sebagai berikut :

R. Tanjung

R. Dahlia

R. Melati

R. VK

R. ICU/HCU

Koordiator pelayanan II

Kordinator pelayanan II adalah Penanggung Jawab (PJ) program PKRS yang

diberi tugas oleh kepala Instalasi sebagai kordinator pelayanan pendidikan di

lapangan dengan wilayah kerja sebagai berikut :

R. Tulip

R. Aster

R. Haemodialisa

R. Transit

6
Koordiator pelayanan III

Kordinator pelayanan III adalah Penanggung Jawab (PJ) program PKRS yang

diberi tugas oleh kepala Instalasi sebagai kordinator pelayanan pendidikan di

lapangan dengan wilayah kerja sebagai berikut :

R. Sakura

R. Cempaka

R. Anggrek

R. Kenanga

Koordiator pelayanan IV

Kordinator pelayanan IV adalah Penanggung Jawab (PJ) program PKRS yang

diberi tugas oleh kepala Instalasi sebagai kordinator pelayanan pendidikan di

lapangan dengan wilayah kerja sebagai berikut :

R. IGD

R. IBS

Rawat jalan

PETUGAS INSTALASI PKRS DI RSUD KABUPATEN SUMEDANG

Jabatan Pendidikan Jumlah

Kepala Instalasi S 1 Keperawatan 1

Staf S 1 Kesmas 2

Staf D 3 Keperawatan/ Kesmas 1

Staf D 3 Keperawatan 1

2. Pembagian Wilayah Kerja

Petugas PKRS dalam melaksanakan tugas penyuluhan memiliki wilayah

kerja sebagai berikut :

7
a. Koordinator VK, Melati, Dahlia, Tanjung dan ICU/HCU

b. Koordinator Tulip, Aster, Transit dan Hemodialisa

c. Koordinator Sakura, Cempaka, Angrek dan Kenanga

d. Koordinator IGD, IBS dan Rawat Jalan

3. Distribusi Ketenagaan

Sehubungan dengan keterbatasan petugas Promosi Kesehatan Rumah

Sakit (PKRS) di RSUD Sumedang, dalam melaksanakan tugasnya mempunyai

tugas ganda, yaitu sebagai koordinator bidang merangkap sebagai kordinator

penyuluhan individu serta sebagai pelaksana penyuluhan/pendidikan

kelompok/masyarakat.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Meningkatkan mutu pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit

Umum Daerah Kabupaten Sumedang.

2. Tujuan Khusus

Meningkatkatkan mutu serta profesionalisme SDM yang kompeten

Pasien dan keluarga mampu melaksanakan tindakan kesehatannya

secara mandiri

Warga, tukang parkir dan para pedagang kaki lima yang berada di

lingkungan RSUD Kabupaten Sumedang, mampu menggunakan

APAR, melaksanakan BHD, melaksanakan cuci tangan yang tepat dan

benar dan tidak merokok.

Mewujudkan kelancaran dan meningkatkan mutu kegiatan pendidikan

kesehatan di dalam dan di luar gedung

Meningkatkan pendidikan kesehatan individu dan kelompok

8
Mewujudkan kelancaran dalam pelaporan kegiatan pendidikan

kesehatan

Diabetisi mendapatkan pengetahuan tentang diet dan penyakitnya.

C. STANDAR FASILITAS DAN PERALATAN

Dalam rangka meningkatkan pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit

(PKRS) diperlukan sarana / peralatan yang mengacu kepada Petunjuk Teknis Promosi

Kesehatan Rumah Sakit ( PKRS ) berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor : 1426/Menkes/SK/XII/2006 yang diterbitkan oleh Pusat

Promosi Kesehatan Kementrian Republik Indonesia tahun 2011, adalah sebagai

berikut :

Ketersediaan

No. Sarana / Peralatan Ada Tidak Ada

1. TV

2. LCD

3. VCD / DVD Player

4. Amplifier dan Wireles Microphone

5. Computer

6. Laptop

7. Public Address System (PSA)

8. Pointer

9. Megaphone

10. Plypchart besar / kecil

11. Cassette recorder / player

12. Kamera Photo

9
D. KEGIATAN

1. Kegiatan Di Dalam Gedung

1) Bed Side Counseling ( Pendidikan Individu )

2) Pendidikan Kelompok

a. Bed Side Counseling ( Pendidikan Individu )

Kegiatan Pendidikan Individu dilaksanakan oleh petugas RSUD

Sumedang yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, nutrisionis, apoteker,

fisioterapis, team PKRS dan petugas-petugas lain. Tahapan dalam

melaksanakan Bed Side Cuonseling ( Pendidikan Perseorangan ) adalah

sebagai berikut :

a) Untuk BSC pertama kali petugas melakukan asesmen terlebih dahulu, dan

dicatat pada rekam medis pada RM 4.4.1

b) Petugas merumuskan masalah dan kebutuhan pendidikan kesehatan

c) Petugas merencanakan tindakan pendidikan dan menyiapkan alat bantu

yang akan digunakan

d) Petugas melakukan pendidikan dengan memperkenalkan diri terlebih dulu,

dan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh

peserta

e) Setelah pendidikan selesai dilakukan, kegiatan didokumentasikan pada

rekam medis yaitu pada RM 12, dimana petugas mengisi RM 12 ini dan

menanda tangani beserta pasien dan keluarga

Sasaran

Sasaran kegiatan pendidikan individu ditargetkan kepada pasien yang

dirawat di RSUD Sumedang beserta keluarganya. Pendidikan Individu

10
diberikan secara perseorangan kepada pasien/keluarga dilakukan di samping

tempat tidur pasien masing masing.

Kegiatan Bed Side Counseling yang dilakukan oleh petugas RSUD

Sumedang secara langsung perorangan kepada pasien atau keluarga meliputi

materi-materi sebagai berikut :

Penggunaan obat yang aman

Potensi interaksi antara obat dengan makanan

Penggunaan alat medis yang aman

Tentang penyakit

Diet dan nutrisi

Manajemen nyeri

Tehnik tehnik rehabilitasi

Perawatan luka

Perawatan tali pusat

Cara menyusui yang baik dan benar

Perawatan bayi bblr

Metode kanguru

Batuk epektif

Mobilisasi dini

Personal hygiene

Pre dan post operasi

Izin tindakan

Bimbingan religi

Keluarga Berencana

Bimbingan melahirkan

11
Cara meneran

Inisiasi menyusui dini

Waktu

Waktu penyelenggaraan pendidikan perseorangan ( Bed Side Conseling )

tidak ditetapkan dan tidak terjadwal, tetapi waktu kegiatan disesuaikan dengan

kebutuhan pasien masing-masing dan dilakukan kapan saja.

Dokumentasi

Untuk kegiatan pendidikan individu ini didokumentasikan pada catatan

rekam medis pada RM 12, pada RM 12 ini petugas mengisi materi pendidikan

yang disampaikan, tanggal dan durasi edukasi, metoda yang digunakan, media

yang digunakan edukasi, tanda tangan sasaran ( pasien/keluarga ), tanda tangan

pemberi pendidikan, evaluasi dan tanggal re-edukasi ( bila perlu )

Evaluasi

Untuk mengetahui apakah pendidikan individu itu berhasil atau tidak,

dilakukan evaluasi secara langsung oleh petugas yang bersangkutan pada waktu

tersebut, dengan cara meminta kepada pasien atau keluarga ( sasaran ) untuk

mengungkapkan kembali materi yang telah disampaikan, apabila sasaran lupa

untuk mengungkap kembali atau masih belum mampu mengunkapkan kembali,

berarti pasien belum paham terhadap materi yng telah diberikan, maka petugas

harus mengulang kembali materi yang telah disampaikan.

Pelaporan

Setiap ruangan melakukan pencatatan dan pelaporan seluruh kegiatan

BSC setiap hari pada formulir yang telah disediakan. Setiap bulan laporan

tersebut diserahkan kepada instalasi PKRS, dan di Instalasi PKRS laporan

12
tersebut disimpan dalam satu file. Laporan ini disimpan dalam file yang berbeda

untuk ruangan masing-masing.

b. Pendidikan Kelompok

Kegiatan Pendidikan Kelompok dilaksanakan oleh petugas RSUD

Sumedang yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, nutrisionis, apoteker,

fisioterapis, team PKRS dan petugas-petugas lain. Yang menjadi sasaran

pendidikan kelompok adalah semua pasien yang sedang dirawat di RSUD

Sumedang yang sudah memasuki tahap pemulihan dan sudah mampu untuk

meninggalkan tempat tidur. Yang menjadi sasaran lain dari pendidikan kelompok

adalah keluarga pasien. Pendidikan kelompok dilakukan di suatu tempat yaitu di

ruang penyuluhan, tetapi jika ruangan tersebut tidak memiliki ruangan khusus

untuk penyuluhan, maka kegiatan ini dilakukan di ruang perawat.

Kegiatan Pendidikan Kelompok

Mengingat wilayah kerja RSUD Sumedang cukup luas, sehingga dalam

kegiatan pendidikan kelompok tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan

oleh perseorangan, sehingga agar mencapai hasil yang maksimal, team PKRS

dalam pelaksanaannya tersebut dilakukan pembagian wilayah kerja yang

diberikan tanggungjawab kepada seseorang yang disebut seorang kordinator

pelayanan. Pembagian wilayah kerja tersebut adalah sebagai berikut :

Kordinator Pelayanan I : R.Tanjung, R.Dahlia, R.Melati, R.VK, R.ICU/HCU

Kordinator Pelayanan II : R.Tulip, R.Aster, R.Hemodialisa, R.Transit

Kordinator Pelayanan III : R.Sakura, R.Cempaka, R.Angrek, R.Kenanga

Kordinator Pelayanan IV : R.IGD, Rawat Jalan, R.IBS

13
Materi yang diberikan dalam kegiatan Pendidikan Kelompok kepada pasien

/keluarga yang dirawat di RSUD Sumedang yang dilakukan oleh petugas,

diantaranya adalah sebagai berikut :

Perawatan luka

Perawatan tali pusat

Cara menyusui yang baik dan benar

Perawatan bayi bblr

Metode kanguru

Batuk epektif

Personal hygiene pada ibu post partum

Perawatan payudara

Cara memandikan bayi

Tentang penyakit diabet

Tentang penyakit hypertensi

Hand hygiene

Thalasemi

Nutrisi post partum

Kesehatan Ibu Dan Anak

Dll

Waktu

Waktu kegiatan pendidikan kelompok setiap ruangan berbeda beda. Di

rawat inap dilakukan 2 kali dalam 1 minggu, kecuali di ruang dahlia (ruang

perawatan nifas) dilakukan setiap hari, mengingat di ruang perawatan nifas ini

pergantian pasien pada setiap hari sangat tinggi, sehingga pergantian pasien

baru pun sangat banyak pada setiap harinya. Oleh sebab itu jadwal pendidikan

14
kelompok di ruang dahlia tidak sama dengan di ruang perawatan lainnya. Di

rawat jadwal pendidikan kelompok dilakukan satu kali dalam satu minggu

(jadwal terlampir). Akan tetapi di rawat jalanpun kegiatannya sering kali tidak

sesuai dengan jadwal, kadang-kadang dilakukan lebih dari satu kali dalam satu

minggu pada poli klinik yang berbeda.

Dokumentasi

Untuk kegiatan pendidikan kelompok didokumentasikan dalam sebuah

file. Peserta dan pemberi materi mengisi daftar hadir yang telah disediakan.

Evaluasi

Untuk mengetahui apakah pendidikan kelompok itu berhasil atau tidak,

dilakukan evaluasi secara langsung oleh petugas yang bersangkutan pada waktu

tersebut, dengan cara meminta kepada pasien atau keluarga ( sasaran ) untuk

mengungkapkan kembali materi yang telah disampaikan (melakukan praktek

bila perlu) apabila sasaran lupa untuk mengungkap kembali atau masih belum

mampu mengunkapkan kembali dan atau belum mampu melakukan praktek,

berarti pasien atau keluarga belum paham terhadap materi yng telah diberikan,

maka petugas harus mengulang kembali materi yang telah disampaikan.

Pelaporan

Kegiatan pendidikan kelompok dilakukan oleh petugas unit yang

bersangkutan bersama tim dari PKRS. Laporan kegiatan pendidikan kelompok

yang dibuat adalah daftar hadir peserta, materi yang diberikan dan tanggal

pemberian materi. Laporan pendidikan kelompok dari rawat jalan dibawa oleh

tim PKRS dan disimpan dalam file penyuluhan rawat jalan. Sedangkan

pendidikan kelompok di rawat inap, prosesnya sama, dibawa oleh tim PKRS dan

disimpan pada file yang berbeda.

15
2. Kegiatan Di Luar Gedung

Kegiatan di luar gedung dilakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan kepada

kelompok diabetisi dengan kordinasai bersama tim diabetisi yang dilakukan setiap

hari sabtu. Kegiatan pendidikan kesehatan kepada para pedagang kaki lima yang

berada di lingkungan RSUD Sumedang dengan melakukan kordinasi kepada ketua

PKL. Tukang parkir yang berada di RSUD Sumedang termasuk target sasaran

pendidikan kesehatan yang berada diluar gedung. Pemukiman yang berada

dilingkungan RSUD Sumedang merupakan sasaran pendidikan kami.

Materi pendidikan yang disampaikan pada kegiatan pendidikan di luar gedung

tidak sama dengan pendidikan kesehatan yang dilakukan di dalam gedung, karena

yang menjadi sasaran bukan pasien atau keluarga pasien, tetapi warga atau orang-

orang yang sedang tidak sakit, yaitu warga, tukang parker dan para pedagang kaki

lima yang berada dilingkungan RSUD Kabupaten Sumedang, sehingga materi yang

diberikan berbeda. Materi yang diberikan adalah diantaranya, penggunaan APAR,

cara mencuci tangan yang benar dan kapan kapan harus mencuci tangan yang tepat,

BHD dan tidak merokok.

Waktu

Kegiatan pendidikan kesehatan di luar gedung tidak terjadwal secara rutin,

tetapi kegiatan ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan, kecuali kegiatan bersama

diabetisi satu minggu satu kali yaitu setiap hari sabtu yang dilakukan di lapang disaat

diabetisi melakukan senam diabet. Itu pun kegiatan pendidikan kesehatan nya tidak

dilakukan setiap hari sabtu tersebut.

Metoda

16
Metoda yang dipakai dalam melaksanakan kegiatan pendidikan, baik BSC,

Pendidikan Kelompok maupun Kegiatan Pendidikan Di Luar Gedung adalah sebagai

berikut :

1. Langsung

Ceramah satu arah

Tanya jawab

Diskusi

Brain storming

Demontrasi

Metoda bermain

2. Tidak Langsung

Leaflet

Foster

Pemutaran film tentang kesehatan

Baligo

Baner

Internet

Melalui surat

Radio

Petugas

Kegiatan Penyuluhan / Pendidikan Pasien dan Keluarga dilaksanakan oleh

petugas RSUD Sumedang, diantaranya dilaksanakan oleh :

Perawat

Bidan

17
Nutrisionis

Dokter

Fisiothetafis

Apoteker

Team PKRS

Petugas lain-lain

Evaluasi

Untuk mengetahui apakah pendidikan kelompok itu berhasil atau tidak,

dilakukan evaluasi secara langsung oleh petugas yang bersangkutan pada waktu

tersebut, dengan cara meminta kepada peserta untuk mengungkapkan kembali

materi yang telah disampaikan atau mempraktekan, apabila peserta lupa untuk

mengungkap kembali atau masih belum mampu mengunkapkan kembali dan

atau belum mampu melakukan praktek, berarti pasien belum paham terhadap

materi yng telah diberikan, maka petugas harus mengulang kembali materi yang

telah disampaikan.

Pelaporan

Kegiatan pendidikan kelompok dilakukan oleh petugas unit yang

bersangkutan bersama tim dari PKRS. Laporan kegiatan pendidikan kelompok

yang dibuat adalah daftar hadir peserta, materi yang diberikan dan tanggal

pemberian materi. Laporan pendidikan kelompok dari rawat jalan dibawa oleh

tim PKRS dan disimpan dalam file penyuluhan rawat jalan. Sedangkan

pendidikan kelompok di rawat inap, prosesnya sama, dibawa oleh tim PKRS dan

disimpan pada file yang berbeda.

18
Keselamatan Pasien

Rumah Sakit adalah tempat yang sangat kompleks, terdapat ratusan macam obat dan

prosedur, banyak terdapat alat dan teknologi, bermacam profesi dan non profesi yang

memberikan pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan

tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi kejadian Tidak Diharapkan

(KTD/Adverse event).

Keselamatan pasien telah terjadi isu global dan merupakan prioritas utama untuk

rumah sakit dan keselamatan pasien merupakan prioritas utama karena terkait tuntutan

masyarakat akan pelayanan kesehatan yang mereka terima dan terkait dengan mutu dan citra

rumah sakit, disamping itu keselamatan pasien juga dapat mengurangi KTD di rumah sakit.

Pengertian dari Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah suatu system dimana rumah

sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assesmen resiko,

identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan

analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi

untuk mencegah meminimalkan timbulnya resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat

mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu

tindakan atau tidak melakukan yang seharusnya dilakukan.

Kelematan pasien dilaksanakan melalui penerapan 7 standar dan 7 langkah menuju

keselamatan pasien, yaitu :

A. Tujuh (7) Standar Keselamatan Pasien terdiri dari :

1. Hak pasien

2. Mendidik pasien dan keluarga

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

19
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan

program peningkatan keselamatan pasien

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien

6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

7. Komunikasi merupakan kunci untuk mencapai keselamatan pasien

B. Tujuh (7) langkah menuju keselamatan pasien, terdiri dari :

1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien

2. Pimpin dan dukung staf

3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko

4. Kembangkan sistem pelaporan

5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien

7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

Mutu Pemberian Edukasi

Semua aktifitas manusia melibatkan komunikasi, namun karena kita sering

menerimanya begitu saja, kita tidak selalu memikirkan bagaimana kita berkomunikasi

dengan yang lain dan apakah efektif atau tidak. Komunikasi yang baik melibatkan

pemahaman bagaimana orang-orang berhubungan dengan yang lain, mendengarkan apa

yang dikatakan dan mengambil pelajaran dari hal tersebut

Modal utama bagi petugas dalam melaksanakan tugas memberikan edukasi kepada

pasien atau keluarga adalah harus memiliki kemampuan komunikasi.

Komunikasi adalah tentang pertukaran informasi, berbagi ide dan pengetahuan. Hal

ini berupa proses dua arah dimana informasi, pemikiran, ide, perasaan atau opini

20
disampaikan/dibagikan melalui kata-kata, tindakan maupun isyarat untuk mencapai

pemahaman bersama. Komunikasi yang baik berarti bahwa para pihak terlibat secara

aktif. Hal ini akan menolong mereka untuk mengalami cara baru mengerjakan atau

memikirkan sesuatu.

Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana

dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah

perbuatan oleh penerima pesan/komunikan dan tidak ada hambatan untuk hal itu.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh petugas dalam melakukan edukasi,

diantaranya yaitu :

Petugas yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan tentang informasi

yang akan disampaikan, memiliki rasa empati dan keterampilan berkomunikasi

secara efektif.

Pemberian informasi dan edukasi dilakukan melalui tatap muka dan berjalan secara

interaktif, dimana kegiatan ini bisa dilakukan pada saat pasien di rawat, akan pulang

atau ketika datang untuk berobat.

Kondisi lingkungan perlu diperhatikan untuk membuat pasien/keluarga merasa

nyaman dan bebas, antara lain:

a. Dilakukan dalam ruang yang dapat menjamin privasi

b. Ruangan cukup luas bagi pasien dan pendamping pasien untuk kenyamanan

mereka.

c. Penempatan meja, kursi atau barang-barang lain hendaknya tidak menghambat

proses edukasi

d. Suasana tenang dan tidak bising

Pada pasien yang mengalami kendala dalam berkomunikasi, maka pemberian

informasi dan edukasi dapat disampaikan kepada keluarga/pendamping pasien.

21
Membina hubungan yang baik dengan pasien/keluarga agar tercipta rasa percaya

terhadap peran petugas dalam membantu mereka.

Mendapatkan data yang cukup mengenai masalah medis pasien (termasuk adanya

keterbatasan kemampuan fisik maupun mental)

Mendapatkan data yang akurat tentang obat-obat yang digunakan pasien

Mendapatkan informasi mengenai latar belakang social budaya dan pendidikan

pasien/keluarga

Informasi yang dapat diberikan kepada pasien/keluarga adalah yang berkaitan

dengan perawatan pasien:

a. Pendidikan kesehatan pengobatan; penggunaan obat-obatan yang aman:

kemungkinan nama obat, kegunaan obat, aturan pakai, teknik penggunaan obat-

obat tertentu (contoh: obat tetes, inhaler), cara penyimpanan, berapa obat harus

digunakan dan kapan obat harus ditebus lagi, apa yang harus dilakukan

terjadinya efek samping yang akan dialami dan bagaimana cara mencegah atau

meminimalkannya, meminta pasien/keluarga untuk melaporkan jika ada keluhan

yang dirasakan selama menggunakan.

b. Pendidikan kesehatan manajemen nyeri

c. Pendidikan kesehatan diet

d. Pendidikan kesehatan penggunaan peralatan medis

e. Pendidikan kesehatan proses penyakit

f. Pendidikan kesehatan pre operasi ( informed consent )

g. Perawatan luka operasi

h. Perawatan bayi dirumah

i. Dll

22
Setelah petugas melakukan edukasi, kemudian petugas melakukan evaluasi atau

verifikasi, apakah pasien atau keluarga memahami terhadap materi yang telah

diberikan.Salah satu keberhasilan edukasi ditandai dengan bahwa peserta memahami

terhadap materi yang telah disampaikan oleh edukator.

Tahapan cara melakukan evaluasi atau verifikasi bahwa pasien dan keluarga

menerima dan memahami terhadap materi yang telah diberikan adalah :

1. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi pasien

baik dan senang, maka evaluasi / verifikasi yang dilakukan adalah menanyakan

kembali edukasi yang telah diberikan dengan cara meminta kepada pasien atau

keluarga untuk mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan.

Pertanyaannya adalah: Dari materi yang telah disampaikan tadi, kira-kira apa yang

bapa/ibu bisa pelajari ? .

Apakah ibu/bapak bisa mengulang kembali atau menyebutkan kembali apa yang

telah saya sampaikan ? .

2. Apabila pasien pada tahap memberikan edukasi dan informasi, pasiennya mengalami

hambatan fisik, maka evaluasi / verifikasinya adalah dengan pihak keluarga dengan

pertanyaan yang sama: Dari materi yang telah disampaikan tadi, kira-kira apa yang

bapa/ibu bisa pelajari ? .

Apakah ibu/bapak bisa mengulang kembali atau menyebutkan kembali apa yang

telah saya sampaikan ? .

3. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada hambatan

emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan kembali

sejauhmana pasien mengerti dan paham tentang materi edukasi yang diberikan.

Proses pertanyaan ini bisa via telpon atau datang langsung ke kamar pasien setelah

pasien tenang.

23
Dengan diberikannya informasi dan edukasi, diharapkan komunikasi yang

disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien dan keluarga. Dengan pasien

mengikuti terhadap materi edukasi, diharapkan akan membantu mempercepat terhadap

proses penyembuhan pasien.

24
BAB II

CAKUPAN / HASIL KEGIATAN

Selama tahun 2014 Unit PKRS telah melaksanakan kegiatan kegiatan

penyuluhan dan pendidikan kepada pasien, keluarga pasien dan kelompok pasien.

Kegiatan tersebut dilakukan di dalam dan di luar gedung.

A. Kegiatan di dalam gedung

1. Kegiatan PPK ( Pendidikan Pasien dan Keluarga )

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan di ruangan rawat

inap RSUD Sumedang dengan sasaran pasien dan keluarga atau dengan istilah

lain (Bed Side Counseling).

Mengenai tema pendidikan yang diberikan diantaranya :

Tentang penyakit, tentang gizi, tentang perawatan luka dan tentang obat

2. Penyuluhan Kelompok

Penyuluhan kelompok yang sudah rutin dilaksanakan di RSUD Sumedang

yaitu di Ruangan Bersalin, dengan sasaran pasien post partum normal dan

post SC. Adapun tema penyuluhan yang diberikan adalah perawatan payudara,

perawatan tali pusat, perawatan luka operasi, KB, gizi bayi dan cara menyusui.

3. Penyuluhan melalui audio visual ( film kesehatan )

Penyuluhan melalui audio visual telah dilaksanakan di RSUD Sumedang dan

diadakan atau ditempatkan di tempat-tempat yang strategis, diantaranya di

ruang tunggu rawat jalan , ruang IGD, dan di ruangan tunggu tempat

pembayaran. Adapun tema dalam film tersebut diantaranya tentang PHBS,

tentang penyakit TBC, tentang penyakit DM, tentang penyakit thalasemi,

tentang kegiatan 3m ( pada penyakit DHF ) dan tentang breas care.

25
B. Kegiatan di Luar Gedung

Mengenai kegiatan yang dilaksanakan oleh PKRS RSUD Sumedang dapat

dilaporkan sebagai berikut :

a. Membina komunitas DM ( PERSADIA ) dengan kegiatan : senam,

pemeriksaan rutin dan penyuluhan

b. Pendidikan anak sekolah : penyuluhan HIV, / AIDS, narkoba, kesehatan

reproduksi

C. Kegiatan PKRS melalui internet, adalah kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh

tim PKRS RSUD Sumedang yaitu melalui BLOG SPOT PKRS SUMEDANG,

dengan alamat email pkrsrsudsumedang@gmail.com .

26
BAB III

MASALAH, PEMBAHASAN DAN TIDAK LANJUT

A. MASALAH DAN PEMBAHASAN

Pada program PKRS tahun 2014 dikatakan bahwa kegiatan pokok PKRS adalah :

1. Di Dalam Gedung

Dilaksanakan di dalam gedung RS dengan menggunakan peluang-peluang :

a. Di ruang pendaftaran / admisi

b. Di rawat jalan

c. Di ruang pelayanan perawatan seperti di ruang rawat inap, IGD, ICU

d. Di tempat pelayanan obat/apotik,laboratorium rehabilitasi medic

e. Di pelayanan orang sehat , yaitu seperti pelayanan KB konseling gizi, bimbingan

senam konseling kesehatan remaja dan lain-lain.

2. Di Luar Gedung

Kawasan luar gedung RS yang dimanfaatkan secara maksimal untuk PKRS, adalah :

a. Tempat parkir

b. Taman rumah sakit

c. Kantin / warung/ kios yang berada di kawasan rumah sakit

d. Tempat ibadah

e. Pagar pembatas rumah sakit

f. Dinding Luar rumah sakit

Dalam laporan kegiatan tahun 2014 tidak muncul angka hasil kegiatan tersebut.

Dengan tidak munculnya angka kegiatan tersebut, maka angka pencapaian kegiatan

tersebut tidak tampak, apakah kegiatan tersebut dinyatakan berhasil atau tidak.

27
Bahkan yang muncul adalah kegiatan lain yang tidak ada dalam kegiatan pokok

seperti berikut ini .

Selama tahun 2014 Unit PKRS telah melaksanakan kegiatan kegiatan

penyuluhan dan pendidikan kepada pasien, keluarga pasien dan kelompok pasien.

Kegiatan tersebut dilakukan di dalam dan di luar gedung.

1. Kegiatan di dalam gedung

a. Kegiatan PPK ( Pendidikan Pasien dan Keluarga )

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan di ruangan rawat

inap RSUD Sumedang dengan sasaran pasien dan keluarga atau dengan istilah

lain

( Bad Side Counseling). Mengenai tema pendidikan yang diberikan

diantaranya :

Tentang penyakit, tentang gizi, tentang perawatan luka dan tentang obat

b. Penyuluhan Kelompok

Penyuluhan kelompok yang sudah rutin dilaksanakan di RSUD Sumedang

yaitu di ruangan Bersalin, dengan sasaran pasien post partumnormal dan post

SC. Adapun tema penyuluhan yang diberikan adalah Perawatan payudara,

perawatan tali pusat, perawatan luka operasi, KB, gizi bayi dan cara menyusui.

c. Penyuluhan melalui audio visual ( film kesehatan )

Penyuluhan melalui audio visual telah dilaksanakan di RSUD Sumedang dan

diadakan atau ditempatkan di tempat-tempat yang strategis, diantaranya di

ruang tunggu rawat jalan , ruang IGD, dan di ruangan tunggu tempat

pembayaran. Adapun tema dalam film tersebut diantaranya tentang PHBS,

tentang penyakit TBC, tentang penyakit DM, tentang penyakit thalasemi,

tentang kegiatan 3m ( pada penyakit DHF ) dan tentang breas care.

28
2. Kegiatan di Luar Gedung

Mengenai kegiatan yang dilaksanakan oleh PKRS RSUD Sumedang dapat

dilaporkan sebagai berikut :

a. Membina komunitas DM ( PERSADIA ) dengan kegiatan : senam,

pemeriksaan rutin dan penyuluhan

b. Pendidikan anak sekolah : penyuluhan HIV, / AIDS, narkoba, kesehatan

reproduksi

3. Kegiatan PKRS melalui internet, adalah kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh

tim PKRS RSUD Sumedang yaitu melalui BLOG SPOT PKRS SUMEDANG,

dengan alamat email pkrsrsudsumedang@gmail.com .

B. TINDAK LANJUT

Untuk menindak lanjuti dari permasalahan tersebut diatas, kami telah

menyusun rencana kerja seperti di bawah ini.

Sumedang, Januari 2015


Kepala Instalasi PKRS
RSUD Kabupaten Sumedang,

Momih, S.Kep.,Ners.

29
PLANING OF ACTION INSTALASI PKRS
TAHUN 2015

No. Masalah Kegiatan Waktu Penanggungjawab Keterangan


1. SDM :
Kuantitas : Membuat nota dinas untuk usulan Minggu ke 4 pada Koordinasi dengan Kepala
Ka Instalasi
Penambahan staf di penambahan staf tenaga Promkes di bulan Januari 2015 Bidang Umum
instalasi PKRS instalasi PKRS

Kualitas :
Peningkatan kemampuan di Membuat usulan untuk mengadakan Minggu ke-2 pada Ka Instalasi Koordinasi dengan Instalasi
bidang broadcast pelatihan broadcast bulan Februari 2015 Diklat
Disesuaikan dengan DPA
RSU thn 2015 (terlampir)

Peningkatan mutu tenaga di Membuat usulan untuk mengikuti Minggu ke-2 pada Ka Instalasi Koordinasi dengan Instalasi
instalasi PKRS pelatihan, seminar, work shop di bulan Februari 2015 Diklat
bidang promosi kesehatan rumah sakit Disesuaikan dengan DPA
RSU thn 2015 (terlampir)

Peningkatan kemampuan Membuat usulan penyelenggaraan Minggu ke-4 pada Ka Instalasi Koordinasi dengan Instalasi
melakukan komunikasi pelatihan Komunikasi Efektif bulan April 2015 Diklat
untuk kegiatan edukasi Biaya :
Makan minum:
130 Orang x Rp.36.000,-
= Rp.4.680.000,-
Honor narasumber
disesuaikan dengan anggaran
pendapatan fungsional Rumah
Sakit thn 2015.

30
2. FASILITAS :

Melengkapi fasilitas dan Membuat usulan untuk pemasangan Minggu ke-1 pada Ka Instalasi Koordinasi dengan IPSRS
alat-alat yang belum ada / radio penerima di lingkungan rawat bulan Februari 2015 Anggaran terintegrasi pada
lengkap jalan dan di lingkungan rawat inap RAK 2015
(RKA terlampir)

Membuat usulan untuk pengadaan Minggu ke-4 pada Koordinasi dengan


kotak informasi, speker pasif beserta bulan Januari 2015 Sub. Bag. Umum
seperangakt ampifire untuk penguat Anggaran terintegrasi pada
siaran radio. RAK 2015
(RKA terlampir)

Membuat usulan untuk pengadaan Minggu ke-3 pada Usulan disampaikan kepada
sarana penyuluhan diantaranya : bulan Januari 2015 Sub.Bag. Umum
laptop, pointer, cassette recorder, Anggaran terintegrasi pada
LCD, VCD/DVD Player, wireless RAK 2015
microphone, infokus, radio penerima (RKA terlampir)
untuk di ruangan-ruangan perawatan,
printer.

Membuat usulan pembuatan media Minggu ke-1 pada Usulan disampaikan kepada
informasi dan edukasi, seperti banner, bulan februari 2015 Sub.Bag. Umum
lembar balik, leaflet, poster, petunjuk Anggaran terintegrasi pada
rumah sakit, papan tulis dan standar RAK 2015
spanduk permanen (RKA terlampir)

3. KEGIATAN :
Peningkatan motivasi Merencanakan kegiatan breefing Minggu ke-1 pada Ka Instalasi Usulan disampaikan kepada
kinerja di Instalasi PKRS setiap pagi jam 07.15 wib di rung bulan Januari 2015 Sub.Bag. Umum
PKRS, untuk merencanakan kegiatan Anggaran terintegrasi pada

31
harian. RAK 2015
(RKA terlampir)

Memberikan motivasi dan Minggu ke-1 pada Dilakukan oleh petugas


Kusmawan. H
mengadakan pertemuan dengan staf bulan Februari 2015 PKRS ke wilayah masing-
PKRS agar lebih disiplin dalm masing
melaksanakan tugas, dengan cara
memberikan tanggungjawab
pekerjaan kpd staf

Meningkatkan kegiatan Membuat susunan acara radio Minggu ke-3 pada Dahlan Indrayana Dilakukan oleh petugas
penyuluhan/pendidikan komunitas untuk menu 6 hari bulan Januari 2015 PKRS ke wilayah masing-
tidak langsung dengan Mengadakan penyuluhan / pendidikan masing
mengaktifkan kembali melalui radio komunitas
siaran radio komunitas

Meningkatkan penyuluhan Memasang kotak informasi di tempat Sesuai kebutuhan, Dahlan Indrayana Koordinasi dengan setiap
tidak langsung dengan yang mudah dijangkau dan di ruang bila media telah habis koordinator PPK yang berada
menyimpan leaflet di perawatan untuk menyimpan leaflet digunakan di ruangan masing-masing
tempat yang sesuai yang sesuai dengan karakteristik
pasien dan kasus.

Membuat media penyuluhan, seperti Mulai minggu ke-3 Momih Koordinasi dengan unit yang
leaflet pada bulan Januari Dahlan Indrayana akan dilakukan penyuluhan.
2015 dilakukan Kusmawan H
secara periodikk Deni

Deni
Monitor /evaluasi Melakukan kunjungan ke ruangan Minggu ke-2 pada
Koordinasi dengan panitia

32
pelaksanaan edukasi untuk melakukan pendidikan/ bulan Februari 2015 rekamedis, instalasi
pasien/keluarga pasien penyuluhan pada pasien/keluarga rekamedis,

Momih
Menyusun instrument checklist untuk Minggu ke-3 pada Dahlan Indrayana
verifikasi edukasi kepada bulan Januari 2015 Kusmawan H
pasien/keluarga Deni

Momih
Pencatatan dan pelaporan Melakukan verifikasi kepada pasien Setiap minggu ke-1 Dahlan Indrayana
/keluarga, dengan menggunakan Kusmawan H
instrument checklist. Deni

Momih
Kegiatan Penyuluhan Menerima atau jemput bola catatan Minggu ke-1, ke-2 Dahlan Indrayana
Kelompok kegiatan edukasi pada pasien/keluarga dan ke-4, di rawat Kusmawan H
dari masing-masing ruangan inap. Deni
Minggu ke-3, di
rawat jalan.
Minggu ke-4 Pebruari
2015

Revisi Form Edukasi Penyuluhan kelompok di ruang rawat Minggu ke-1 pada Ka. Instalasi PKRS
inap dan rawat jalan bulan Februari 2015

Melakukan peninjauan ulang terhadap


form edukasi pada dokumen rekam
medis

33
34
35

Anda mungkin juga menyukai