Anda di halaman 1dari 9

PERTAMBANGAN BATUBARA

Pekerjaan pertambangan meliputi:


1. Desain perencanaan tambang & lay out
2. Stripping: Pembukaan lahan, pengupasan top soil, penumpukan top soil, over burden drilling &
blasting, pengupasan over burden & over burden dumping and re-contouring.
3. Produksi: Drilling & blasting, transportasi dari pit ke stockpile, transportasi dari stockpile ke
fasilitas pemprosesan (Crushing, screening, washing) & pemindahan/pemuatan ke tongkang/kapal
(barges/ships)
4. Rehabilitasi: Memindahkan topsoil dari penumpukan topsoil ke area rehabilitasi, spreading & re-
contouring dari topsoil & revegetasi dari topsoil.

Aspek Lingkungan & K3 Penambangan Batubara:

A. Pengelolaan Limbah Padat & Limbah B3


Perusahaan harus mengidentifikasi & mendaftar semua limbah (padat & B3) yang ada di area
kerja (ex: oli bekas & aki bekas), setelah itu dilakukan evaluasi resiko setiap jenis limbah B3 dan dibuat
SOP ( yang memenuhi semua syarat hukum, peraturan perundangan yang berlaku & peraturan perusahaan)
untuk mengendalikan limbah B3 yang ada.
Semua limbah B3 harus disimpan dalam areal yang memiliki tanggul (bunding) atau dalam
tempat yang aman. Areal harus memenuhi persyaratan desain yang ditetapkan & diberikan identifikasi
khusus.
Hal yang perlu diperhatikan:
Aki bekas (Lead Acid Battery), harus dikirim ke pengumpul aki yang bersertifikat (memiliki
izin & diakui)
Dilarang membuang aki bekas on-site
Sebelum dikirim, air asam dalam aki harus dikeluarkan, lalu dinetralisir dan diencerkan
dengan air sebelum dibuang ke settling pond
Baterei jenis lain (nickel cadmium) bias dibuang di tempat sampah yang berlabel B3
Semua limbah B3 harus dibuang di daerah yang telah diberi izin & tidak boleh dibakar.
Penanganan limbah karet:
Ban bekas tidak termasuk limbah B3 tetapi diperlakukan khusus, bisa dibuang di disposal
Sedangkan karet bekas tidak boleh dibakar
Conveyor belt & hydrolic hose bekas harus diperlakukan khusus dengan dipilah mana yang
mengandung oli atau material B3 lain, harus dibersihkan dulu sebelum dibuang ke disposal

B. Pengelolaan Acid Mine Drainage (AMD)


AMD umumnya muncul dari batuan yang mengandung pyrite, yg jika terekspos O2 (udara) saat
penambangan maka akan teroksidasi membentuk asam sulfat. Jika ada curah hujan yang cukup maka asam
akan menimbulkan timbunan dalam bentuk lindi (leachate). Proses tersebut dinamakan AMD.
Strategi komprehensif mengendalikan AMD:
1. Pengelompokan batuan berdasarkan potensi asamnya, dengan tes NAG (Net Acid Generation)
yang akan menghasilkan klasifikasi:
NAF (Non Acid Forming)
PAF (Potencially Acid Forming)
2. Penanganan selektif batuan sisa oleh operator penambangan, batuan PAF ditempatkan di tengah
tumpukan dan NAF di sekeliling tumpukan.
3. Menutup/isolasi batuan PAF di dalam disposal (waste dump) untuk meminimasi masuknya O2 ke
dalam disposal dan mengurangi pembentukan asam.
Untuk mencegah timbulnya AMD atau danau dengan pH rendah, tidak boleh terjadi genangan air 1 pit yang
lama jika ada batubara yang terbuka (exposed). Batubara yang terbuka harus ditutup dengan topsoil atau
material OB sebelum pit digenangi air.
C. Pengelolaan Limbah Cair
Pengelolaan limbah cair seperti Pit wastewater, mine tailing dam biasa dilakukan melalui settling
pond. Sebuah settling pond adl kolam yang digunakan utk mengendapkan Lumpur & sisa asam yg lolos dr
proses netralisai AMD.
Spesifikasi Settling Pond
Parameter Tipe Kolam
Aerobic low Aerobic high Aerobic Aerobic Aerobic Aerated
rate rate maturation anaerobic pond lagoon
facultative
Aliran air Intermittent- Intermittent- Intermittent- Lapisan Tercampur
campuran campuran campuran permukaan penuh
campuran
Luas (Acre) < 10 0,5 2 2 10 2 10 0,5 2 2 10
Waktu detensi (hari) 10-40 4-6 5-20 5-30 20-50 3-10
Kedalaman (feet) 3-4 1-1,5 3-5 4-8 8-16 6-20
PH 6,5-10,5 6,5-10,5 6,5-10,5 6,5-8,5 6,5-7,2 6,5-8
Suhu (C) 0-30 5-30 0-30 0-50 6-50 0-30

D. Pengelolaan Reklamasi Lahan & Penanaman Kembali


Semua lahan yang dieksploitasi penambangan harus direhabilitasi (dikembalikan ke fungsi semula
yang aman & produktif). Persyaratan Pemerintah. Beberapa pit akan diisi dengan waste rock, dan yang
lain menjadi danau. Penanaman kembali biasanya dilakukan di atas topsoil yang telah dipindahkan.
Sebelum memindahkan OB, maka topsoil terlebih dahulu dipindahkan ke tempat yang aman (yang
direncanakan untuk ditanami kembali). Lapisan topsoil sekitar 1 m ketebalannya. Penumpukan kembali
tidak boleh melebihi 3 m untuk mencegah terganggunya kesuburan tanah.
1. Topsoil (tanah yang mengandung unsur organik)
Warnanya biasanya coklat muda, tebalnya sekitar 0,5 m. Mengandung unsur hara, akar, dan
mikroorganisme yang berguna untuk revegetasi.
2. Subsoil (lebih sedikit unsur organiknya)
Warnanya biasanya agak kekuningan dan merupakan tanah lempung. Juga dibutuhkan untuk
revegetasi & penting untuk membangun penutup dam (Sebagai tanah kompak).
3. OB diangkut dari pit dengan HD (haul truck) sedekat mungkin dengan bentuk final dump untuk
mengurangi pembentukan dengan bulldozer (meminimasi biaya).

E. Gudang Bahan Peledak & Proses Peledakan


Setiap gudang handak harus dilengkapi dengan:
1. Termometer dalam ruang penimbunan
2. Tanda DILARANG MEROKOK dan DILARANG MASUK BAGI YANG TIDAK
BERKEPENTINGAN
3. Hanya 1 jalan masuk
4. APK yang diletakkan di tempat yang mudah dijangkau di luar bangunan gudang.
Hal penting:
Sekitar gudang harus dilengkapi lampu penerangan & dijaga 24 jam oleh orang yang dapat
dipercaya
Rumah jaga harus dibangun di luar gudang & dapat mengawasi sekitar gudang dengan mudah
Sekeliling lokasi gudang harus dipasang pagar pengaman yang dilengkapi pintu yang dapat
dikunci
Penerangan portable di dalam gudang yang diperbolehkan adalah lampu senter kedap gas.
Dilarang memakai sepatu beralas besi ke dalam gudang, membawa korek api atau barang yang
dapat menimbulkan api ke dalam gudang
Sekeliling gudang handak peka detonator harus dilengkapi tanggul yang tinggi=2m & lebar bagian
atas=1m.
Ketentuan untuk gudang Amonium Nitrat & ANFO:
o Kapasitas < 5000 kg, bagian dalam gudang harus dipasang pemadam api otomatis pada
bag. Atasnya
o Kapasitas => 5000 kg harus dilengkapi Hidran di luar gudang dengan sumber air
bertekanan.
Aturan bangunan merujuk pada KepMen 555 K/26/M.PE/1995 (Pasal 55 s/d 61)

F. Pengelolaan Conveyor Belt & Crusher


1. Conveyor Belt (CB)
Adalah rangkaian ban berjalan yang digunakan untuk memindahkan batubara (bahan
tambang, komoditi) untuk jarak yang cukup jauh (misal: dari stockpile ke port).
Dilarang digunakan untuk jalan angkutan orang.
Harus dilengkapi tali darurat pada lokasi yang mudah dijangkau untuk menghentikan
darurat.
Roda penggerak (head pulley) & roda pembalik (tail pulley) harus dilengkapi pagar
pengaman.
CB yang tinggi harus dipasang pagar pengaman (orang yang melakukan perawatan &
pembersihan saja yang boleh masuk).
Dilarang mengungkit CB yang sedang operasi, kecuali bila dilengkapi pengungkit
mekanis.
Dilarang membersihkan roda dan ban selama beroperasi.
Sarana pelumasan jarak jauh harus tersedia.

2. Crusher
Adalah alat untuk memperkecil ukuran komoditi sampai ke bentuk & ukuran yang sesuai
pesanan, biasa digunakan untuk batubara maupun quarry (rock).
Memenuhi peraturan yang ada (Permenaker no.4 tahun 1985): machine guarding/alat
pelindung, emergency stop & rambu Daerah crusher sebagai daerah terbatas.
Saat operasi harus ada tanda (lampu) yang menyatakan sedang operasi
Penurunan kebisingan dilakukan dengan metode rekayasa & APD pada operatornya.

G. Desain Drainase, Oil Trap, Fuel Trap, Sediment Trap & Food Trap
Oil Trap
Oil trap adl sarana untuk memisahkan oli dr air buangan, sebelum air buangan masuk ke settling
pond atau badan air lain. Dibuat sesuai dengan kapasitas pembuangan limbah yang ada dari workshop
(bays). Sebelum memasuki oil trap, air buangan yg masih mengandung Lumpur & tanah harus melalui
sediment trap. Jika oli yg bercampur dg tanah memasuki oil trap, maka fungsi oil trap akan menurun,
sebab tanah akan mengikat oli untuk mengendap ke dasar tangki. Oil trap harus dipelihara & diinspeksi
pd periode tertentu untuk menjamin keefektifannya.
Oil trap juga berfungsi utk menangkap hidrokarbon lainnya (solar, minyak sawit,dll). Pada
pembuangan sampah dr dapur, maka khusus disediakan food trap utk mencegah limbah padat
memasuki saluran air menuju pengolahan limbah atau ke settling pond.
Drainase
Drainase yang ada di sekeliling workshop hrs memperhitungkan curah hujan yg ada. Drainase
untuk air hujan (Strom water) & pengumpulan oli sebaiknya dibuat terpisah utk efektifitas oil trap.

H. Desain Tambang Yang Aman & Ramah Lingkungan


1. Memenuhi persyaratan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebelum proyek
berlangsung, misalnya: persyaratan disposal overburden, benching, safety berms/tangggul,
road/ramps, loading point & sumps.
2. Tinggi Bench tidak boleh >8 m, lebar minimum 3 m.
3. Safety berms harus dibuat di daerah-daerah yang rawan longsor, di tepi jurang & daerah yang
terjal (tebing) untuk mencegah kendaraan atau alat tambang & manusianya scr tdk sengaja/sengaja
mengalami insiden. Tinggi disesuaikan dengan kondisi jalan yang ada & kendaraan yang
digunakan (minimum 75% tinggi roda kendaraan yang melewati)
4. Jalan & jembatan (road/ramps) harus dibuat aman untuk dilewati dengan sesedikit mungkin debu.
Untuk mengurangi debu, harus dilakukan penyiraman berkala.
5. Jalan memiliki kapasitas yang memadai untuk kendaraan yang lewat (berat / lebar kendaraan). Di
setiap persimpangan harus diberi tanda-tanda yang memadai. Batas kecepatan harus dinyatakan di
setiap daerah jalan atau ujungnya. Batas tonase jembatan harus tercantum di ujung jembatan
6. Jalan di tambang adalah tertutup untuk umum, kecuali atas izin Kepala Teknik Tambang
7. Harus ada prosedur pemeliharaan jalan untuk mencegah kerusakan, longsor & deteriorasi yg
mengakibatkan kondisi berbahaya bagi pengguna jalan.
8. Jika memungkinkan, lampu penerangan di jalan tambang harus sll tersedia, khususnya untuk jalan
yang digunakan di dalam pit, terutama yang dinyatakan rawan & berbahaya (kendaraan biasa
terjebak/longsor)
9. Penggunaan jalan harus memungkinkan:
a. Water truck lewat & berputar untuk menyiram jalan
b. Grader & compactor serta peralatan lain melakukan road maintenance
c. Kendaraan yang rusak untuk menepi
d. Lalu lintas 2 arah dari peralatan tambang

I. Persyaratan Daerah Kerja (Restricted Area) Termasuk Induction Training


Daerah tambang adalah daerah terbatas yang terlarang untuk umum. Kep Men
555K/26/M.PE/1995 secara tegas menyatakan bahwa dilarang untuk memasuki suatu lokasi kegiatan usaha
pertambangan, kecuali mereka yang bekerja atau mendapat izin (Pasal 3).
Untuk itu perlu:
1. Papan peringatan atau rambu-rambu yang menyatakan batas wilayah pertambangan, bila perlu
dipasang pagar pembatas (pengaman) untuk memisahkan daerah tambang dari wilayah umum.
2. Menyediakan jalan khusus untuk umum jika tidak ada jalan lain yang memungkinkan untuk
umum.
3. Induksi (pengenalan) tentang keselamatan & berbagai aturan yang berlaku di tempat kerja kepada
orang/pekerja sebelum memasuki area pertambangan. Induksi diberikan oleh safety officer atau
orang yang ditunjuk sebelum pekerja atau tamu memasuki area
Isi induksi:
a. Kebijakan dasar perusahaan tentang K3 & lingkungan
b. Bahaya-bahaya yang ada di tempat kerja
c. Ketentuan K3L yang berlaku

J. Pengelolaan Surat Izin Bekerja


Sebelum melakukan pembersihan lahan (pemotongan pohon dsb) harus mendapat izin kerja yang
ditandatangani oleh Kepala Teknik Tambang. Izin dikeluarkan dalam bentuk tanda pengenal yang harus
dikenakan oleh semua pekerja saat berada dalam wilayah tambang. Tanda pengenal bisa berfungsi sebagai
pengenal terhadap izin-izin mengemudi dan mengoperasikan alat.
Izin kerja khusus:
1. Hot work permit
2. Safe work permit
3. Lock-out/Tag-out
4. Confined space permit

K. Pengelolaan & Persyaratan Kendaraan & Alat Berat Serta Operatornya (Izin Operasi
Alat)
Kendaraan yang digunakan di tambang harus memiliki sistem pemeriksaaan harian atau sistem
lainnya yang dianggap perlu (sesuai identifikasi bahaya & penilaian risiko). Perusahaan harus menetapkan
tanda-tanda identifikasi untuk:
1. Kendaraan ringan
2. Alat berat beroda
3. Alat berat dengan rantai (track link)
4. Peralatan lain.

Tanda pengenal biasa berupa:


1. Tongkat & bendera
2. Lampu (fixed & rotary)
3. Warna kendaraan
4. Pemberian nomor/tanda identifikasi lain

L. Pengelolaan & Persyaratan Bengkel (workshop)


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Washbays, lighting, lay out, screening/partisi, housekeeping
2. Harus dilengkapi dengan oil trap dan sediment trap (untuk menangkap pasir & Lumpur agar tidak
masuk ke oil trap).
3. Lantai bengkel permanen (bukan field workshop) harus terbuat dari bahan yang kedap
(diperkeras) untuk mencegah pencemaran oli ke tanah
4. Harus memiliki fasilitas: kamar mandi, toilet & cuci, locker untuk ganti mekanik, kantor untuk
kegiatan administrative, pencucian unit sebelum ke bengkel
5. Tangki tangki solar (BBM) & hidrokarbon lainnya di atas 200 liter harus dilengkapi tanggul
untuk mencegah pencemaran jika terjadi tumpahan. Halaman & tempat penyimpanan harus dijaga
kebersihannya.
6. Sedapat mungkin dilakukan penghijauan untuk menjaga estetika bengkel & mempertahankan
semangat kerja karyawan
7. Penerangan yang memadai
8. Layout tertata sedemikian rupa sehingga meminimasi kemungkinan kecelakaan & meningkatkan
produktifitas
9. Partisi/screening dipasang untuk setiap pekerjaan pengelasan (hot work) untuk mencegah loncatan
bunga api mengenai bahan mudah terbakar yang mungkin ada.

M. Pengelolaan & Persyaratan Stacking, Storage & Material Handling


Perusahaan harus menetapkan pengelolaan & persyaratan untuk Penumpukan, Penyimpanan, dan
Penanganan semua jenis material yang ada di site seperti:
1. Bulk storage of hazardous chemical substances-warehouse
2. Fuel tanks
3. Bunding of storage areas
4. Semua bahan kimia berbahaya yang mungkin digunakan (misal: solar, bensin, oli, dll)
Warehouse
1. Penggunaannya adalah untuk material-material padat, spareparts dan bahan yang sering digunakan
lainnya.
2. Bensin dan thinner tidak boleh ditempatkan di ruang tertutup tanpa ventilasi (titik uapnya rendah
<0 derajat C). Keduanya mudah menguap sehingga tidak dianjurkan untuk ditempatkan dalam
wadah plastic yang mudah rusak
3. Penempatan drum & tangki harus mengikuti aturan penyimpanan hidrokarbon (> 200 liter
dilengkapi tanggul pencegah kebocoran & tumpahan)
4. Penumpukan drum di luar WH harus dengan rapih (bisa horizontal atau tegak), dengan syarat
mudah dijangkau & tidak menimbulkan bahaya kecelakaan saat pengangkutan atau pemindahan.
5. Drum isi sebaiknya ditumpuk tegak & yang kosong boleh diletakkan horizontal. Penggunaan
palet adalah wajib, khususnya untuk transportasi menggunakan forklift.
6. Semua bahan kimia yang digunakan harus tersedia MSDSnya (harus menjadi pra-syarat bagi
supplier).
MSDS akan menentukan bagaimana pengelolaannya:
a. Penyimpanan (jumlah besar / kecil)
b. Pemakaian
c. Mengatasi tumpahan
d. Cara membuangnya
Perusahaan harus menetapkan prosedur yang sesuai dengan MSDS tersebut
7. Penyimpanan besar (bulk storage) adalah penyimpanan dengan kapasitas > 500 liter (fixed
maupun mobile).
8. Tanggul harus memenuhi syarat 110% dari kapasitas tangki terbesar
N. Pengelolaan Alat/Fasilitas Listrik & Peralatan Listrik Portabel
Semua fasilitas & bangunan yg ada di tambang ( termasuk pemasangan grounding, pembatas arus
listrik, earth leakage protection & penyalur petir) harus dilengkapi dengan grounding dan
penangkal petir (maks tahanan 5 ohm) untuk mencegah kerusakan alat & elektostatik yang
muncul.
Untuk transfer bahan bakar & mudah terbakar lainnya, diperlukan bonding untuk mencegah
penumpukan listrik static yang rawan kebakaran & ledakan.
Pencegah arus berlebih (circuit breaker) harus dipasang utk mencegah kebakaran akibat arus
berlebih ataupun hubungan singkat (short circuit).
Semua sambungan listrik harus dalam keadaan rapih & permanent (tidak ada sambungan/kawat
sementara yang bias menimbulkan panas).
Sebisa mungkin kabel yang bersliweran harus dimasukan dalam pembungkus atau tray.
Earth leakage protection adl system yang memutuskan hubungan listrik bila sambungan mengenai
manusia (>5 mA), dikenal baik di Australia.
Alat-alat listrik yang digunakan di areal tambang harus tercatat dan diberikan tanda identifikasi
yang jelas (serta tanggal pemeriksaannya). Dilakukan dengan memberi tag pada kabel atau alat
tersebut.
Alat listrik portable (gerinda tangan,bor,dll) harus ditetapkan jadwal waktu pemeriksaannya. Alat
tsb disarankan mempunyai dobel insulasi yang mencegah penggunanya untuk kontak dengan arus
listrik.

O. Pengelolaan Kesehatan Karyawan

Pemeriksaan kesehatan dilakukan sebelum kerja, berkala (setahun sekali, kecuali atas
rekomendasi khusus dokter kesja), dan sesudah keluar untuk memastikan bahwa pekerja sehat sebelum,
selama dan tidak ada penyakit yang dibawa sesudah bekerja di perusahaan.
Pemeriksaan kesehatan khusus meliputi:
1. Pemeriksaan paru-paru terhadap gejala silicosis & pneumoconiosis akibat debu batubara
2. Pemeriksaan audiometric (utk operator alat berat & mekanik)
3. Pemeriksaan mata (rabun jauh, dekat & gelap) khususnya untuk para pengemudi & opr. Alat.

P. Pengelolaan Perumahan & Sanitasi


Perumahan
Harus memiliki sarana MCK yang bersih, memadai & memenuhi syarat hygiene
Pemeriksaan MCK dilakukan khusus (wet area check)
Dapur harus memiliki system pembuangan limbah domestic yang memadai
Perusahaan harus menetapkan sarana pemeriksaan hygiene & pengendalian penyakit di
lingkungan perumahan.
Workshop
Harus memiliki sarana MCK
Harus disediakan sarana locker yang memadai & tempat makan yang bersih

Q. Pengelolaan & Persiapan Keadaan Darurat (Emergency Preparedness Plan EPP)


EPP minimal meliputi:
1. Persiapan menghadapi kecelakaan kerja
2. Persiapan menghadapi kebakaran
3. Persiapan menghadapi bencana alam (termasuk tanah longsor)
4. Persiapan menghadapi huru-hara/demonstrasi (amuk massa)
5. Penanggulangan keamanan (security check points)
Perusahaan menetapkan pengendali keadaan darurat (commander) dan seksi-seksi khusus yang diperlukan
di dalamnya, minimal meliputi:
1. Seksi pemadaman (penanggulangan keadaan darurat)
2. Seksi pertolongan pertama (P3K)
3. Seksi Evakuasi
4. Seksi keamanan
5. Seksi komunikasi
Perusahaan harus menetapkan sistem informasi yang sesuai dengan kondisi lapangan untuk
mengatasi keadaan darurat.
Commander (ditunjuk oleh Kepala Teknik Tambang) akan menetapkan kondisi darurat dalam
status tertentu (siaga 1, 2 atau 3) sesuai dengan kesepakatan di site & akan melakukan kendali
dalam fase-fase keadaan darurat.
Semua karyawan harus mengikuti pelatihan & simulasi keadaan darurat yang dilakukan secara
berkala (minimal setahun sekali).
Semua karyawan, tamu, sub-con wajib dijelaskan mengenai EPP yang berlaku
Seksi komunikasi bertugas sbg juru bicara dari pengendali commander (baik internal maupun
eksternal) untuk mengumumkan fase-fase keadaan darurat & menjelaskan kepada pihak umum
tentang situasi yang terjadi.

R. Persyaratan Pengapalan
Pemindahan komoditi dari port ke ponton atau kapal harus mengikuti prosedur yang aman dan
telah ditetapkan oleh perusahaan (Kepala Teknik Tambang) dalam hal: spillage control, loading
process & loading capacity.
Harus ada regu untuk mengatasi tumpahan
Semua pemindahan barang harus menggunakan prosedur yang aman dan dilakukan identifikasi
bahaya & penilaian resiko sebelum menetapkan prosedurnya.
Dalam setiap pemindahan komoditi atau peralatan harus ada regu yang siap bertindak jika terjadi
keadaan darurat (kapal tenggelam, peralatan jatuh ke laut/sungai, dsb).

S. Persyaratan Komunikasi
Perusahaan harus menetapkan sarana komunikasi yang tepat, seperti:
Radio communication
o Merupakan sarana yang vital, harus ditetapkan berdasarkan ketentuan kepala teknik tambang.
Harus ada jalur komunikasi khusus yang hanya digunakan saat keadaan darurat.
Pertemuan P2K3
o P2K3 merupakan hal yang wajib di tambang, terdiri dari unsur manajemen & wakil karyawan.
Pertemuan minimal 1 X sebulan. Notulen pertemuan harus tercantum di papan informasi
K3LH.
Papan informasi K3LH
Safety talk (sarana informasi 2 arah yang disampaikan oleh supervisor atau safety officer), dll
T. Umum
1. Persyaratan Kode Warna
Kode warna yang dipakai adalah kode warna internasional
No. Daerah / Penggunaan Warna
1 Demarkasi, pelindung mesin, tangga, susuran tangga, lemari cairan mudah Kuning
terbakar
2 Daerah jalan (clear walk way) Hijau
3 Tempat meletakan barang Abu-abu
4 Daerah kerja Biru
5 Daerah bebas (keep clear areas) Merah
6 Peralatan kebakaran Strip Merah-putih
7 Peralatan safety (K3) Strip Hijau-Putih
8 Identifikasi bahaya (atap rendah, ruang sempit,cekungan) Strip Hitam-Kuning
9 Distribusi listrik, peralatan berputar Oranye
10 Tempat sampah standar Hijau gelap, tulisan putih
11 Tempat sampah metal Biru muda, tulisan hitam
12 Tempat sampah karet Hitam, tulisan putih
13 Tempat sampah bahan mudah terbakar Kuning, tutup hitam
14 Tempat sampah Asbestos Merah muda (pink)
Jalur Perpipaan
15 Air Hijau
16 Uap Perak - abu-abu
17 Oli, solar, minyak sawit, cairan lain mudah terbakar Coklat
18 Gas, LPG, bahan uap lain yang ditransportasi Kuning tua
19 Asam & basa Ungu
20 Udara Biru muda
21 Cairan lain (termasuk drainase) Hitam
22 Pemadam api (hidran, alat lain) Merah
23 Jasa berbahaya Kuning
24 Listrik Oranye muda
25 Komunikasi Putih

2. Persyaratan Ladders, Stairs & walkways


Sususan tangga harus berwarna kuning, dengan tinggi susuran minimum 80 cm, maksimum 120
cm. Tangga portable harus selalu diperiksa & dalam keadaan baik
3. Persyaratan Perancah
4. Persyaratan alat & peralatan angkat
Harus diperiksa minimum 3 bulan sekali. Hook & sling harus diberi kode & metode identifikasi
pemeriksaan.
5. Persyaratan machine guarding
Harus memenuhi regulasi standar, khususnya yang tertera pada Permenaker No. 4 tahun 1985.
6. APD
Yang digunakan harus senantiasa dalam keadaan baik. Pembeliannya harus melibatkan wakil
karyawan & diuji coba sebelumnya untuk mengetahui kenyamanan & keamanan dari pemakainya.

Anda mungkin juga menyukai