Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

MENGUKUR KADAR HEMOGLOBIN (Hb)

Disusun oleh:

Nama : Latifah Kesi Nur Pratiwi

NIM : 15304241039

Kelas : Pendidikan Biologi A

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016
A. Tujuan
Mengukur kadar hemoglobin (Hb) darah.

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Hemoglobinometer Sahli
2. Talquist Chart
3. Photometer Leica
4. Blood lancet steril (disposable)
5. Pipet khusus dengan selang karet
6. Pengaduk khusus (batang kaca)
7. Kapas
8. Alkohol
9. Aquadest
10. Larutan HCl 0,1 N

C. Cara Kerja
1. Mensterilkan kulit ujung jari tengah atau jari manis dengan kapas alkohol, biarkan
sampai mengering.
2. Memasukkan larutan HCl 01 N ke dalam gelas ukur hemoglobinometer sampai
pada skala 2.
3. Menusuk ujung jari tengah atau jari manis naracoba dengan menggunakan blood
lancet steril (disposable) sehingga darah ke luar.
4. Menghisap darah langsung dari naracoba dengan menggunakan pipet khusus yang
telah tersedia sampai tanda garis pada pipet.
5. Membersihkan ujung pipet dengan kertas tisu dan tiuplah darah yang terdapat
dalam pipet tersebut ke dalam tabung yang telah terisi larutan HCl 0,1 N.
6. Mengaduk selama kurang lebih 3 menit untuk memecah sel darah merah sehingga
Hbnya dapat ke luar.
7. Menambahkan tetes demi tetes aquadest sambil diaduk dengan pengaduk khusus
(batang kaca) sampai warnanya sesuai dengan warna tabung standar dari
hemoglobinometer Sahli.
8. Membaca dan mencatat angka pada tabung berskala yang menunjukkan kadar Hb
dalam gr/100 ml darah atau gr% atau gr/dl.
D. Data Pengamatan
Hasil/Tabulasi Hemoglobin (Hb)

Laki-Laki
NO. Probandus Umur Kadar Hb (gr/dl)

1. Nurhafizh Muslim Aziz 20 tahun 8,6 gr/dl


2. Dimas Bayu Pamungkas 19 tahun 11 gr/dl
3. Aryasa Yusuf Pratama 19 tahun 10,1 gr/dl
4. Ihwan Noor Kurniawan 19 tahun 12,2 gr/dl
5. Wahyu Nur Rochman 19 tahun 10,2 gr/dl
Total 52,1 gr/dl
Rata-rata 10,42 gr/dl

Perempuan
NO. Probandus Umur Kadar Hb (gr/dl)

1. Kunthi Sarimurti 19 tahun 7,9 gr/dl


2. Masruroh 20 tahun 7,8 gr/dl
3. Yuni Prastiwi Mutiarani 19 tahun 11,2 gr/dl
4. Izdihar Raihanah A'idah 19 tahun 10 gr/dl
5. Umi Mualifah 19 tahun 10 gr/dl
6. Ostasia Suryaningtyas 20 tahun 9 gr/dl
7. Septi Setya Ningsih 19 tahun 7 gr/dl
8. Detty Safitri 19 tahun 9 gr/dl
9. Chindy Mahgiana Pontari 19 tahun 6,6 gr/dl
10. Melati Astria Jayanti 19 tahun 10 gr/dl
11. Risa Ambarwati 19 tahun 11 gr/dl
12. Imis Pramesti Nur Azizah 20 tahun 11 gr/dl
13. Diah Lestari 19 tahun 11,2 gr/dl
14. Siti Faridatul Laelia 20 tahun 16 gr/dl
15. Nurussani Fafi Rohmatillah 19 tahun 12,1 gr/dl
16. Nur Jati Dwipuji Lestari 20 tahun 12,2 gr/dl
17. Endriani Putri Taufani 19 tahun 11,2 gr/dl
18. Fazha Sefira Cahya Resti 19 tahun 11 gr/dl
19. Tsamrotul Qolbiyah 19 tahun 7,6 gr/dl
20. Hardini Larasati 19 tahun 11 gr/dl
21. Latifah Kesi Nur Pratiwi

22. Leyla Putri Astuti 19 tahun 7,8 gr/dl


23. Siti Mutmainah 19 tahun 9 rg/dl
24 . Gilang Dwi Putriyanti 19 tahun 13,2 gr/dl
26. Rizki Nurfaizah 19 tahun 10,5 gr/dl
27. Deacitara Hanestyka

28. Nila Safitri 19 tahun 10 gr/ dl


29. Sandy Payudan 19 tahuun 8,2 gr/dl
30. Anisa Ratih Pratiwi 19 tahun 8,5 gr/dl
31. Ragil Pilu Pangesti 19 tahun 12,6 gr/dl
32. Dwi Aridani Nur Pertiwi 19 tahun 11 gr/dl
33. Silmi Kapah 20 tahun 10,6 r/dl
34. Arwindina Cahya Tejasari 19 tahun 7 gr/dl
35. Cantya Nawang Kusuma 19 tahun 6,8 gr/dl
Total 318 gr/dl
Rata-rata 9,63 gr/dl

Keterangan:

= Kurangnya waktu saat praktikum


E. Pembahasan
Praktikum pada topik Mengukur Kadar Hb kali ini menggunkan metode Salhi.
Menurut Gandasoebrata (2001) bahwa cara Salhi, hemoglobin diubah menjadi
hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan
standard dalam alat itu.
Langkah awal yang dilakukan adalah mensterilkan jari yang akan ditusuk
untuk diambil darahnya dengan kapas yang telah diberi alkohol. Lalu menyiapkan
tabung berskala dari hemometer salhi dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda angka
2. Darah yang sudah menetes dari probandus kemudian dihisap menggunakan pipet
khusus yang telah tersedia sampai tanda garis pada pipet. Darah yang sudah mencapai
batas pipet kemudian ditiupkan ke dalam tabug yang telah terisi HCl 0,1 Kemudian
menghisap lagi cairan tersebut dan meniupkannya kembali sampai tiga kali agar darah
dan larutan tercampur rata dan dibiarkan selama 2 menit. Selanjutnya menambahkan
tetes demi tetes aquades sambil diaduk dengan pengaduk khusus sampai warnanya
sesuai dengan warna tabung standar dari hemometer salhi. Kemudian membaca dan
mencatat angka pada tabung berskala yang menunjukkan kadar Hb dalam gr/100 ml
darah atau gr % atau gr/dl.
Hemoglobin adalah protein berupa pigmen merah pembawa O2 yang kaya zat
besi, memiliki daya gabung terhadap O2 untuk membentuk oksihemoglobin dalam sel
darah merah, dengan adanya fungsi ini maka oksigen dibawa paru-paru lalu ke dalam
jaringan. (Pearce, 1991; Asmara, dkk., 2009: 27).
Pada hemoglobin manusia dewasa normal (hemoglobin A), terdapat 2 jenis
rantai polipeptida yang dinamakan rantai dan rantai . Pada rantai , masing-masing
mengandung 141 gugus asam amino, sedangkan pada rantai masing-masing
mengandung 146 rantai asam amino. Sehingga hemoglobin A dinamai 22. Akan
tetapi tidak semua hemoglobin dalam darah dewasa normal merupakan hemoglobin
A, sekitar 2,5% hemoglobin merupakan hemoglobin A2, tempat rantai diganti oleh
rantai (22). (Ganong, 2001).
Adanya hemoglobin dalam darah ini menyebabkan eritrosit berwarna merah,
karena hemoglobin merupakan penyusun 30% dari total isi eritrosit. Hemoglobin
mempunyai berat molekul 64.450 dan merupakan suatu molekul yang dibentuk oleh 4
rantai polipeptida, dimana pada tiap polipeptida melekat pada gugus heme. Heme
adalah suatu turunan porfirin yang mengandung besi (Fe). Polipeptida ini dinamai
secara bersama sebagai bagian dari globin dari molekul hemoglobin. Adapun fungsi
dari hemoglobin ini adalah sebagai alat transportasi O2 serta membawa hasil akhir
proses respirasi CO2.
Berikut ini adalah batas normal kadar hemoglobin pada setiap kelompok
umur:

Pengukuran kadar hemoglobin (Hb) dalam darah dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu metode Sahli (dengan menggunakan 0,1 N HCl) dan metode Cyanmeth
Hb-Drabkins (dengan menggunakan spektrofotometer). Namun, pada praktikum kali
ini metode yang digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin (Hb) adalah metode
Sahli. Metode Sahli merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengukur kadar Hb
melalui pembentukan asam hematin. Kadar asam ini diukur kadarnya dengan cara
membandingkan warna hasil pengenceran dengan warna standar secara visual. Pada
metode Sahli, sebelumnya hemoglobin dihidrolisis terlebih dahulu dengan larutan
HCl 0,1 N menjadi globin ferroheme. Lalu, setelah dilakukan percobaan diketahui
bahwa terdapat perbedaan rata-rata kadar Hb antara laki-laki dan perempuan. Rata-
rata kadar Hb pada laki-laki adalah 10,42, sedangkan rata-rata kadar Hb pada
perempuan adalah 9,63.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa ternyata
kadar Hb pada laki-laki maupun perempuan yang diuji belum sesuai dengan batasan
normal kadar Hb menurut Depkes RI (1999). Ketidaksesuaian antara hasil percobaan
dengan batasan normal kadar Hb menurut Depkes RI (1999) dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor berikut ini:
1. Kecukupan Besi dalam Tubuh
Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia defisiensi besi
akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan
hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien esensial dalam
memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke
jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam udara pernapasan, sitokrom, dan
komponen lain pada sistem enzim pernapasan seperti sitokrom oksidase, katalase,
dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah
dan mioglobin dalam sel otot. (Sopny, 2010).
2. Metabolisme Besi dalam Tubuh
Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4
gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah merah atau hemoglobin (lebih
dari 2,5 g), myoglobin (150 mg), phorphyrin cytochrome, hati, limpa sumsum
tulang (>200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional
yang dipakai untuk keperluan metabolik dan bagian yang merupakan cadangan.
Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan,
pemanfaatan, penyimpanan, dan pengeluaran. (Sopny, 2010).
Selain itu, kadar hemoglobin (Hb) seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh
paparan Pb (timbal), kebiasaan minum teh setiap hari setelah makan, menkonsumsi
alkohol, serta merokok pun dapat mempengaruhi kadar hemoglobin (Hb). (Mehdi et
al., 2000). Konsumsi teh setiap hari dapat menghambat penyerapan zat besi sehingga
akan berpengaruh terhadap kadar hemoglobin (Hb). (Gibson, 2005). Beberapa faktor
lain yang mempengaruhi kadar hemoglobin (Hb) antara lain:
1. Usia
Anak-anak, orang tua, serta ibu yang sedang hamil akan lebih mudah untuk
mengalami penurunan kadar hemoglobin. Pada anak-anak hal tersebut dapat
disebabkan karena pertumbuhan anak-anak yang cukup pesat dan tidak diimbangi
dengan asupan zat besi yang cukup sehingga dapat menurunkan kadar hemoglobin.
(National Anemia Action Council, 2009).
2. Jenis Kelamin
Perempuan akan lebih mudah mengalami penurunan kadar hemoglobin
dibandingkan dengan laki-laki yaitu terutama pada saat seorang perempuan sedang
menstruasi. (Curtale et al., 2000).
3. Penyakit Sistemik
Beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi kadar hemoglobin yaitu leukimia,
thalasemia, tuberkulosi. Penyakit tersebut dapat mempengaruhi produksi sel darah
merah yang disebabkan karena terdapat gangguan pada sumsum tulang. (Hoffbrand
et al., 2005).
4. Pola Makan
Pola makan adalah menu makanan dalam keseharian seseorang. Pola makan yang
sehat tercantum dalam pemilihan menu makanan yang seimbang. (Prasetyono,
2009). Sumber zat besi terdapat pada makanan yang bersumber dari hewan seperti
hati. Hati merupakan sumber makanan yang paling banyak mengandung Fe (antara
6,0 mg sampai dengan 14,0 mg). Sumber zat besi yang lain yaitu berasal dari
tumbuh-tumbuhan, akan tetapi kandungan zat besi dalam tumbuh-tumbuhan cukup
kecil sehingga dapat diabaikan. (Gibson, 2005). Zat besi di dalam makanan
berbentuk hem dan berikatan dengan protein atau dalam bentuk nonhem yang
berbentuk senyawa besi inorganik yang komplek.

Selain faktor-faktor di atas, ketidaksesuain antara hasil percobaan


dengan batasan normal kadar Hb menurut Depkes RI (1999) dapat terjadi
karena kesalahan-kesalahan seperti berikut ini:
Darah yang diambil tidak sampai tanda garis pada pipet khusus.
Kurangnya waktu pengadukan sehingga sel darah merah belum
terpecah secara sempurna dan Hbnya belum ke luar.
Tidak memperhatikan waktu yang seharusnya berlalu untuk
mengadakan perbandingan perbandingan warna.
Kehilangan cairan dari dalam tabung karena ketika mencampur kedua
cairan (sel darah merah (eritrosit) dan larutan HCl 0,1 N), tabung
dibolak-balikan dengan hanya menutupnya menggunakan ujung jari.
Terdapat gelembung udara pada tabung berskala ketika membaca
hasilnya.
Membandingkan warna hasil pengenceran dengan warna standar pada
tempat yang kurang terang.

F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan kadar Hb pada laki-laki dan
kadar Hb pada perempuan berbeda yaitu pada laki-laki rata-ratanya adalah 10,42
sedangkan pada perempuan rata-ratanya adalah 9,63.

G. Lampiran
H. Daftar Pustaka

Asmara, dkk. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika.

Ganong, W. F. 2001. Buku Kedokteran Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Pearce, C.E. 1991. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama

Sopny. 2010. Kadar hemoglobin darah. http://repository.usu.ac.id/bitstream/


123456789/ 20481/4/Chapter%20II.pdf. Diakses pada hari Minggu, 18
Desember 2016.

Anda mungkin juga menyukai