Catatan Coass Anestesi PDF
Catatan Coass Anestesi PDF
Guide book
ANESTESIOLOGI
G Eleven
Penerbit
FTMK
Fotokopi Turut Mencerdaskan Koas
Palembang, November 2005
G Eleven
a|v ixw| V|t Tzx r Yt{| c e|t ct X \vt c|
GUIDE BOOK ANESTESIOLOGI
Kenang-kenangan kecil
Untuk teman-teman yang terbaik,
Selamat berjuang
G Eleven
a|v ixw| V|t Tzx r Yt{| c e|t ct X \vt c|
GUIDE BOOK ANESTESIOLOGI
Resep Anestesi
Resep KIM untuk anestesi umum :
SA III
Pethidin I
Tracrium/ Atracurium I
Remopain/Xevolac/ Trunal II
Recofol/ Propofol/ Presofol I
Cedantron/Narfoz/Invomit I
Prostigmin III
Spuit 3cc/5cc/10cc III/II/I
______________________________ nico
_____________________________ pound
G Eleven
a|v ixw| V|t Tzx r Yt{| c e|t ct X \vt c|
GUIDE BOOK ANESTESIOLOGI
G Eleven
a|v ixw| V|t Tzx r Yt{| c e|t ct X \vt c|
GUIDE BOOK ANESTESIOLOGI
Nyanyian Konsul
Kepada Yth.
TS bagian ..
Menjawab konsul TS atas pasien nama/umur/jenis kelamin dengan Diagnosa
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan :
R/ asma ( ), R/ sakit paru ( ), R/ sakit jantung ( ), R/ sakit ginjal ( ), R/ hipertensi ( ), R/ DM ( ), R/ penyakit
hati ( ), R/ alergi obat/makanan ( ), R/ operasi sebelumya ( ), R/ gigi palsu ( ), R/ merokok ( ), R/ alkohol ( ).
o
KU : , Sens : , TD : / ,N: , RR : , T : C
Laboratorium :
ECG :
Rontgen thorax :
Kesan : ASA .. ( setuju dilakukan tindakan anestesi dengan narkose umum/ acc operasi dengan toleransi
anestesi)
Mengetahui,
Konsulen anestesi Residen tamu anestesi
dto
( ) ( )
G Eleven
a|v ixw| V|t Tzx r Yt{| c e|t ct X \vt c|
GUIDE BOOK ANESTESIOLOGI
Bimbingan Anestesi I
(dr. Endang Melati Sp.An)
ANESTESI SPINAL
Ada dua pendekatan:
- Spinal = duduk
- Lateral decubitus
Pada SC (section Caesar) dipilih anestesi regional agar bayi tidak terbius dan tetap sadar.
Kemungkinan komplikasi: hipotensi, total spinal.
Indikasi :
1. High spinal : operasi daerah atas (gaster, kolesistektomi). Dipilih di L3 L4 karena jika diatas lagi ada
medulla spinalis sehingga takut akan menyebabkan kelumpuhan.
2. Mid spinal : Sectio Caesar, appendix, hernia. Dilakukan pada daerah L4 L5.
3. Low spinal/ Saddle block : kiste vagina, hemorrhoid, tumor anus. Dilakukan pada daerah L5 S1. pada L5
dan S1 cauda epidural, lumbal epidural untuk kuret.
Bagaimana mengetahuinya ?
Ambil crista iliaca, tarik garis lurus pasti itu adalah L4 L5. Jadi diatasnya satu vertebrae adalah L3 dan
dibawahnya pasti S1.
Spinal hypobaric : BD dari obat ini lebih kecil daripada BD Liquor cerebro spinalis.
Akan melawan posisi tubuh, jika dirubah posisi maka obat akan bergerak ke posisi yang lebih tinggi.
Spinal isobaric : BD dari obat ini sama dengan daripada BD Liquor cerebro spinalis.
Awal : kalau kaki diturunkan, darah.
Venous return kurang sehingga akan terjadi hipotensi.
G Eleven
a|v ixw| V|t Tzx r Yt{| c e|t ct X \vt c|
GUIDE BOOK ANESTESIOLOGI
20 % dari EBV, dapat diketahui dari darah yang terdapat pada suction, baju pasien, baju operasi.
Jarum spinal no 27, 29.
ESO : PSH = Post Spinal Headache
Bimbingan Anestesi
(dr. Rose Mafiana,Sp.An.)
STATUS ANESTESI
Premedikasi adalah tindakan untuk memberi rasa nyaman, tenang, dan obat-obatan sebelum melakukan induksi
anestesi.
Ada dua pendekatan :
- Farmakologi : beri obat-obatan, ex anti hipertensi.
- Non farmakologi : di bangsal, 24 jam pre op.
Induksi :
Memberi obat baik secara iv, im.
Contoh obat induksi : recofol, ketamin, thiopental, benzodiazepine.
Maintenance :
1. N2O , alasan karena sebagai analgesia dan hipnotik lemah.
2. Halothan, alasan induksi cepat dan lancar, tidak mengiritasi jalan nafas, bronkodilatasi sehingga
bermanfaat pada pasien yang mempunyai riwayat penyakit paru kronis, pemulihan cepat, dan proteksi
terhadap syok karena vasodilatasi, jarang menyebabkan mual dan muntah, tidak mudah terbakar dan
meledak.
3. Enflurane (ethrane), alasan induksi cepat dan lancar, jarang menimbulkan mual dan muntah, masa
pemulihan cepat, tidak menyebabkan hipersekresi, tidak ada efek hepatotoksik.
4. Isofluran (Forane), alasan irama jantung stabil, pemulihan cepat, tidak menimbulkan efek hepatotoksik
dan nefrotoksik, bronkodilatasi sehingga baik untuk pasien dengan riwayat penyakit paru.
5. Sevoflurane
MAC (Minimal Alveolar Concentration), adalah kadar suatu obat inhalasi di dalam alveoli pada tekanan 1 atm
absolute, yang dapat mencegah terjadinya gerakan pada 50% populasi apabila diberikan rangsangan nyeri
standar.
G Eleven
a|v ixw| V|t Tzx r Yt{| c e|t ct X \vt c|
GUIDE BOOK ANESTESIOLOGI
Anestesi :
- General : pasien tidur/ lumpuh
- Regional : membius dermatom
- Lokal : hanya pada lapangan operasi
Teknik anestesi
General :
- semi closed (setengah terbuka, ex : intubasi ETT)
- semi open (Jackson Reese pada pasien dengan BB<20 kg)
- open (eter)
- closed
Pada operasi SC ETT lewat OTI atau NTI dengan menggunakan nafas kontrol.
Anamnesa :
Organ : kalau ada hubungan dengan TIK maka dimulai dari kepala, tapi jika tidak ada hubungan dengan TIK
dimulai dari paru-paru.
Pulmo
Asma : paru- paru sudah jelek, jika dirangsang maka akan berisiko. KI hanya pada waktu serangan.
TBC : kalau ada perdarahan akan menyebabkan iritasi/infeksi, kalau ada bula bahaya bila pecah, dapat
menular kepada yang lain.
Perokok : kadar CO dalam darah akan mempengaruhi kadar obat anestesi, hipersekresi.
Jika riwayat diatas (+) maka lebih baik gunakan regional anestesi.
Jantung
S1 S2 normal, irama regular (kalau ireguler VES/VPB), VES/VPB > 6 akan berbahaya tidak ada
denyut. Cat : VES/VPB dihitung dari denyut yang tidak ada.
Jantung dengan AMI tidak boleh di anestesi karena AMI baru tingkat kematiannya 67 % ( 1 bulan ).
Jantung dengan CAD (coroner), lihat echo : diatas 60 % baru dioperasi.
Ginjal
Semua obat anestesi akan melewati hepar dan ginjal.
Eliminasi lewat ginjal, dapat menyebabkan nefrotoksik.
Yang perlu diperhatikan apakah kreatinin meningkat/ normal.
Obat anestesi manganggu elektrolit, ex : kalau diberi obat anestesi pada waktu kreatinin 5 maka akan
terjadi aritmia.
Spinal baru boleh dilakukan jika kreatinin < 3 4.
Nilai kreatinin normal :
o pria : 0,5 1,4 mg/dl
o wanita : 0,5 1,2 mg/dl
Ureum normal : 20 40 mg/dl.
Hepar
KI : cirhossis, hepatitis, SGOT/SGPT meningkat.
Status lokalis :
Ex kistoma ovarii bermakna/ tidak.
SNNT sebesar apa, T3 T4 berapa.
G Eleven
a|v ixw| V|t Tzx r Yt{| c e|t ct X \vt c|
GUIDE BOOK ANESTESIOLOGI
Klinis :
Periksa sebenarnya! TD, Nadi, RR.
Hb rendah berarti oksigenasi jelek.
Lab harus ada Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Na, K.
Jika pasien lebih dari 40 tahun wajib ada ECG dan Rontgen thorax.
ASA
Didapat dari anamnesa, pemeriksaan fisik, lab, ECG, EEG, Echo, USG, CT Scan, dan pemeriksaan penunjang
lainnya.
Jika baik semua maka ASA I.
Bimbingan Anestesi 3
(dr. Eva Minerva, SpAn.)
AIRWAY MANAGEMENT
INTUBASI
S : Stetoskop/ laringoskopi
Cek dulu laringoskopi tersebut masih bagus/ tidak.
T : Tube
Ukuran 2,5 10 (luar negeri).
Ukuran Indonesia : 2,5 8,5
Umumnya menggunakan ukuran kelingking pasien. Olesi dengan xylokain jelly, tes dulu dengan spuit masih
berjalan bagus/ tidak. Cuff dikembangkan dengan tujuan :
- Untuk fixasi, agar tetap ditempatnya.
- Untuk mencegah kebocoran O2
- Untuk mencegah aspirasi.
Masukkan sampai dengan 1 cm di bawah sudut mulut, akan masuk menuju buficartio trakea.
Laryngeal mask dipakai jika intubasi sulit dilakukan sehingga udara akan masuk ke trakea langsung, menutup
epiglottis. Alat yang lebih canggih lagi adalah Combibag.
A : Ambubag
Airway = Goedel
T : Tape/ Plester
C : Connector
Cari pasien sendiri di bangsal sebelum ujian, laporkan dua hari sebelum ujian.
Kumpulkan status minimal 5 buah.
Kuasai dosis dan alasan obat yang digunakan.
G Eleven
a|v ixw| V|t Tzx r Yt{| c e|t ct X \vt c|
GUIDE BOOK ANESTESIOLOGI
Tahapan :
1. Pastikan tidak sadar : Pak/ Ibu !!!
2. Hidupkan system emergency : Tolong! Tolong! Ada orang tidak sadar! Bahu korban berada di antara
dua lutut penolong.
3. Tahapan ABC
A = Airway (bebaskan jalan nafas)
Bersihkan mulut, buka dengan cross finger, lihat ada sumbatan/tidak.
B = Breathing (pernafasan)
Pastikan tidak ada nafas, lakukan head tilt, chin lift, jalan nafas akan terangkat. Look, Listen,
Feel.
Beri ventilasi awal 2 3x. Tutup hidung, beri nafas buatan dari mulut ke mulut, beri 2x tiupan.
1x tiupan = 1,5 2 detik.
Volume = 700 1000 cc.
C = Circulation
Cek dari sebelah penolong, jika tidak ada nadi baru lakukan compresi. Taruh telapak pada titik 2
jari diatas proc.xyphoid bahu sejajar tangan, arah vertikal. Pompa, dalamnya 3,85 cm.
Hitung 4x siklus.
1 siklus :
Dan 1, Dan 2, Dan 3, Dan 4, Dan 5.
Dan 1, Dan 2, Dan 3, Dan 4, Dan 10.
Dan 1, Dan 2, Dan 3, Dan 4, Dan 15.
Beri 2x tiupan
Jadi 1 siklus = 15 detik + 2x tiupan ( 15 : 2 )
Periksa kembali nadi dan nafas.
Jika tidak ada, ulangi lagi siklus tersebut.
Bimbingan Anestesi 4
(dr. Muzwar Sjab,SpAn)
ANESTESI OBSTETRIK
Perubahan Fisiologis
1. Ventilasi alveolar
FRC dan O2 consumption hipoksemia arterial
2. Edema mukosa farings kesulitan intubasi 40%
(akibat kedua perubahan fisiologis ini, lebih baik dipilih regional blok pada pasien obstetri)
3. Pembesaran mammae masase jantung
Uterus gravid jadi kurang efektif
4. COP : 30-50%
Kompresi aortakava venous return
(karena ada janin yang menyebabkan kompresi)
Supine hipotensive syndrome
(hipotensi, pucat berkeringat, nausea, vomitus)
Left Uterine Displacement (LUD)
memperbaiki cardiac filling
Prosedur: > posisi lateral dari meja operasi
> bantal di bawah bokong kanan
G Eleven
a|v ixw| V|t Tzx r Yt{| c e|t ct X \vt c|
GUIDE BOOK ANESTESIOLOGI
5. Perubahan hematologi
Volume plasma (40-50%)
Volume darah (25-40%)
Dilutional anemia (Ht 30%)
6. Respon terhadap obat
Kebutuhan inhalasi agent
Kebutuhan agent lokal
Respirasi
Lakukan evaluasi airway.
Resiko gangguan oksigenisasi oleh karena O2 consumption, FRC dan maternal O2 reverse.
Gastrointestinal
Perubahan pada sistem gastrointestinal menyebabkan resiko aspirasi terutama pada kehamilan lanjut.
1. Esofagitis tonus sphincter esofagus, menyebakan rasa seperti terbakar pada jantung (heart burn)
2. Motilitas gaster menyebabkan pengosongan lambung yang lambat
3. Produksi gastrin (akibat pengaruh dari plasenta) isi lambung bertambah asam (pH < 2). Ditakutkan bila
terjadi aspirasi paru pada pasien yang diberikan anestesi umum, terjadi kerusakan permanen pada paru yang
disebut ALI (acute lung insufisiensi) atau syndroma Mendelson.
Management anestesia sebelum dilakukan anestesi umum yaitu dilakukan terlebih dahulu proteksi terhadap ibu
dan janin. Sedangkan selama pembedahan berlangsung, mencegah terjadinya:
- hipoperfusi
- hipoksia
- hipotermi
Proteksi Airway
Persiapan:
1. anamnesa dan pemeriksaan fisik
- evaluasi airway
- medikasi
- alergi
- makan terakhir
2. persiapan transfusi
3. pemasangan IV dengan kateter besar, bila perlu 2 tempat
4. gunakan ultrasound untuk menilai lokasi plasenta
5. premedikasi dengan menggunakan antasida 30 menit sebelum pembedahan.
G Eleven
a|v ixw| V|t Tzx r Yt{| c e|t ct X \vt c|
GUIDE BOOK ANESTESIOLOGI
ANESTESIA UMUM
Keuntungan:
1. Onset anestesi sangat cepat
2. Airway dan ventilasi terkontrol
3. Hipotensi kurang dibandingkan regional
Kerugian:resiko aspirasi paru besar, kegagalan untuk intubasi, potensi untuk depresi fetus
Insiden
> Aspirasi paru : 1 : 500-400 morbiditas
> gagal intubasi : 1 : 300 mortalitas
30 menit sebelum induksi berikan 30 ml 0,3 M sodium citrate.
Faktor resiko predisposisi aspirasi
- Ranitidin 100-150 mg
- Metoclopromide 10 mg
- 1 sampai 2 jam sebelum induksi
Suspek kesulitan intubasi
> anestesi regional
> teknik fiber optik
Regional blok pada sectio caesar diberikan hanya dosis biasa yang diberikan, karena canalis vertebralis pada
orang hamil lebih sempit, sehingga penyebaran obat anestesi yang diberikan akan lebih cepat. Misalnya hanya
diberikan 12 mg/kgBB. Atau dengan teknik anestesi yang lebih hebat, dapat diberikan hanya 7 mg/kgBB sehingga
aktivitas motorik tidak terganggu, hanya sensorik yang hilang.
Bimbingan Anestesi 5
(dr. Zulkifli, Sp.An, M.Kes)
AMBULATORY ANESTESI
Dalam bahasa Indonesia, ambulatory anestesi disamakan dengan pengertian anestesi tanpa mondok, artinya pasien
diperbolehkan pulang setelah proses pembedahan (tanpa rawat inap). Atau pasien ODC (One Day Care).
G Eleven
a|v ixw| V|t Tzx r Yt{| c e|t ct X \vt c|
GUIDE BOOK ANESTESIOLOGI
Pasien dengan induksi ketamin, baru boleh pulang setelah 4 jam. Sedangkan pasien dengan induksi propofol atau
pentotal, sudah boleh pulang dalam waktu 2 jam.
Catatan tambahan:
Induksi inhalasi hanya dikerjakan dengan halothan dan sevofluran karena pasien jarang batuk, jika dengan enfluran,
isofluran dan desfluran maka pasien sering batuk dan waktu induksi menjadi lama.
Maintenance: trias anestesia : tidur ringan (hipnosis), analgesia cukup, relaksasi otot lurik yang cukup. Maintenance
inhalasi menggunakan campuran N2O dan O2 3:1 ditambah halothan 0,5 2 vol % atau enfluran 2 4 vol %. atau yang
lainnya.
Sungkup muka ukuran 03 untuk bayi baru lahir, 02,01,1 untuk anak kecil. 2,3 untuk anak besar. 4,5 untuk dewasa.
Laringoskopi.
Fungsi laring ialah mencegah benda asing masuk paru. Laringoskopi ialah alat yang digunakan untuk melihat laring
secara langsung supaya kita dapat memasukkan pipa trakea secara baik dan benar. Secara garis besar dikenal dua
macam laringoskopi ;
1. Bilah, daun (blade) lurus (Macintosh) untuk bayi-anak-dewasa.
2. Bilah lengkung (Miller, Maggill) untuk anak besar-dewasa.
Kesulitan intubasi :
Leher pendek berotot, mandibula menonjol, maksila/gigi depan menonjol, uvula tak terlihat, gerak sendi temporo
mandibula terbatas, gerak vertebra servikal terbatas.
G Eleven
a|v ixw| V|t Tzx r Yt{| c e|t ct X \vt c|
GUIDE BOOK ANESTESIOLOGI
Komplikasi intubasi :
Trauma gigi geligi, laserasi bibir, gusi, laring; merangsang saraf simpatis (hipertensi-takikardi);intubasi bronkus;
intubasi esofagus; aspirasi; spasme bronkus.
Ektubasi ditunda sampai pasien benar-benar sadar. Komplikasi : spasme laring, aspirasi, gangguan tonasi, edema glotis-
subglotis; infeksi laring, faring, trakea.
Opioid ( morfin, petidin) tidak menganggu kardiovaskular
Sevofluran (ultane)
Induksi dan pulih anestesia lebih cepat, bau tidak menyengat, tidak merangsang jalan nafas, efek terhadap
kardiovaskular cukup stabil, jarang menyebabkan aritmia,non toksik terhadap hepar, cepat dikeluarkan oleh badan.
Sirkuit Anestesi :
Open
Sistem anestesia yang meneteskan cairan anestetik (eter, kloroform) dari botol khusus ke wajah pasien dengan bantuan
sungkup muka Schimmelbusch.
Opioid adalah semua zat baik sintetik atau natural yang dapat berikatan dengan reseptor morfin. Opioid disebut juga
sebagai anlgetika narkotika yang sering digunakan dalam anestesi untuk mengendalikan nyeri saat pembedahan dan
pasca. Reseptor opioid tersebar di seluruh jaringan SSP, tapi lebih berkonsentrasi di otak tengah.
Opioid digolongkan menjadi 3 :
1. agonis, mengaktifkan reseptor : morfin, papaveretum, petidin (meperidin, demerol), fentanil, kodein.
2. antagonis, tidak mengaktifkan reseptor dan pada saat bersamaan mencegah agonis merangsang resptor.
Nalokson, naltrekson.
3. agonis-antagonis. Pentasosin, nalbufin, butarfanol, buprenorfin.
Bimbingan Anestesi 6
(dr. Endang Melati Maas, SpAnKIC)
Premedikasi
Premedikasi ialah pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesia dengan tujuan untuk melancarkan induksi,
rumatan dan bangun dari anestesia diantaranya :
1. Meredakan kecemasan dan ketakutan.
2. Memperlancar induksi anestesia
3. Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkhus
4. meminimalkan jumlah obat anestetik
5. mengurangi mual-muntah pasca bedah
6. menciptakan amnesia
7. mengurangi isi cairan lambung
8. mengurangi refleks yang membahayakan.
Kompartemen cairan :
D5 masuk menuju intrasel.
RL menuju intravaskular, tionggal selama - 1 jam.
Jika ada perdarahan, beri plasma expander, makin besar BM maka makin lama tinggal.
Masuk kamar operasi : mempersiapkan alat-alat anestesia, periksa O2 dan N2O.
CO2 absorber (sodalime/ barelime).
- sodalime, terdiri dari kalsium hidroksida, natrium hidroksida, kalium hidroksida dan pelembab silikat. Warna
merah jambu putih kekuningan.
- Baralime, terdiri dari barium hidroksida, kalsium hidroksida. Warna putih ungu.
Indikator masih dapat dipergunakan : perubahan warna, suhu panas.
Suction pasien
Guedel agar tidak tergigit maka ada besi di dalamnya. Yang pertama kali harus di suction adalah ETT karena steril,
baru suction oropharyngeal airway.
Tube :
Faringeal tube ada dua yaitu :
- nasofaringeal tube : kecil, langsing, lurus, dimasukkan dari hidung.
- Orofaringeal tube : gepeng, dimasukkan dari mulut.
G Eleven
a|v ixw| V|t Tzx r Yt{| c e|t ct X \vt c|
GUIDE BOOK ANESTESIOLOGI
Pipa ETT pada anak kecil tanpa cuff karena trakea masih lunak sehingga dapat terjadi nekrosis, iskemik, dan striktur.
Jika ETT masuk ke bronkus kanan maka dapat terjadi kollaps sehingga terjadi atelektasis. Batas 1 cm di bawah bibir.
Pada anak-anak pasang kasa di kiri kanan mulut sebagai pengganti cuff.
Cairan 500 cc harus habis dalam waktu 2 jam, berarti harus berapa gtt/menit?
500 cc x 20 gtt/ 120 menit = 80 - 85 gtt/menit.
( cat : 1 cc = 1 ml = 20 gtt)
G Eleven
a|v ixw| V|t Tzx r Yt{| c e|t ct X \vt c|
GUIDE BOOK ANESTESIOLOGI
Mulai lakukan :
PREMEDIKASI
Pasien BB 50 kg, INGAT : sebelum memasukkan obat harus diberi kapas alkohol .
Masukkan SA + Pethidin
SA 0,25 mg
1 amp = 1ml
Setiap ml mengandung 0,25 mg
Dosis 0,01 0,02 mg/kgBB
Alasan : antikolinergik yang efektif sebagai premedikasi untuk menekan refleks vagal dan
mencegah sekresi saliva, dapat sebagai anti mual dan anti muntah, dan dapat mengurangi
bradikardi selama anestesi.
Pethidin 50 mg
1 amp = 2 ml
Setiap ml mengandung 50 mg
Dosis 0,5 1 mg/kgBB
Alasan : termasuk golongan narkotika analgetika, menekan tekanan darah dan pernafasan
serta merangsang otot polos. Pethidin merupakan zat sintetik yang lebih larut dalam lemak,
metabolisme oleh hepar lebih cepat, menyebabkan kekeringan mulut, kekaburan pandangan dan
takikardia, konstipasi, cukup efektif untuk menghilangkan gemetaramn pasca bedah, lama kerja
petidin lebih pendek dibandingkan morfin. Antagonis : nalokson: laju nafas meningkat, kantuk
menghilang, pupil mata diltasi, meningkatnya lagi tekanan darah. Mampu melawan depresi nafas
pada akhir pembedahan.
INDUKSI
Atracurium 30 mg
1 amp = 5 ml
Setiap ml mengandung 10 mg
Dosis intubasi : 0,5 0,6 mg/kgBB
Dosis maintenance : 0,1 0,2 mg/kgBB
Alasan : merupakan muscle relaxan non depolarisasi, metabolisme terjadi di dalam darah
(plasma), tidak mempunyai efek kumulasi pada pemberian berulang, tidak menyebabkan penurunan
fungsi kardiovaskular yang bermakna.
Umumnya mula kerja pada dosis intubasi : 2 3 menit, pemulihan fungsi syaraf otot dapat
terjadi spontan/ dibantu dengan pemberian antikolinesterase. Obat terpilih untuk pasien geriatrik dan
dengan kelainan ginjal, hati, jantung.
Propofol 100 mg
1 amp = 20 ml
Setiap ml mengandung 10 mg
Dosis : 2 3 mg/kgBB
Alasan : induksi boleh dikatakan sangat baik, clearance yang tinggi, metabolit half life yang
pendek, metabolit inaktif. Bersifat sangat larut dalam lipid, rapid onset of action mudah
menembus blood brain barrier, metabolisme di hati dan diekskresikan melalui urin. Dapat
menyebabkan depresi pernafasan (sedikit) dan penurunan TD karena adanya resistensi vaskular
dan kontraktilitas miokard.
TAHAP INTUBASI :
1. Cek refleks bulu mata, jika negatif baru lakukan sungkup (face mask).
2. Oksigenasi 2 3 menit dengan tujuan memberikan hiperventilasi agar O2 di otak cukup.
3. Masukkan laringoskopi dengan tangan kiri sampai terlihat epiglottis dan rima glottis.
4. Semprotkan xylokain (2 3 semprot) kalau ada.
5. Masukkan ETT yang sesuai.
6. Uji paru dengan ambubag (dengarkan di apex paru paru). Jika sama lanjutkan, putar O2 dan N2O.
G Eleven
a|v ixw| V|t Tzx r Yt{| c e|t ct X \vt c|
GUIDE BOOK ANESTESIOLOGI
REVERSE :
Prostigmin 3 amp + SA 2 amp
Prostigmin 1,5 mg
1 amp = 1 ml
Setiap 1 ml mengandung 0,5 mg
Dosis 0,03 0,05 mg/kgBB
Alasan : merupakan antikolinesterase yang dapat mencegah hidrolisis dan menimbulkan
akumulasi asetilkolin. Obat ini mengalami metabolisme terutama oleh kolinesterase serum dan di
ekskresi melalui ginjal.
Mempunyai efek nikotinik, muskarinik dan merupakan stimulan otot langsung. Menyebabkan
bradikardi, hiperperistaltik & spasme saluran cerna, pembentukan sekret jalan nafas dan kelanjar
liur, bronkospasme, berkeringat, miosis, kontraksi vesica urinaria.
SA 0,50 mg
SA diberikan untuk menghambat efek-efek tersebut.
Suction
3. Pasien hipokalemia dengan BB 50 kg, kadar Kalium 2,1. bagaimana cara mengoreksinya dan bagaimana rumusnya?
Obat apa saja yang dapat diberikan dan bagaimana cara pemberiannya ?
Pasien hypokalemia adalah pasien dengan kadar Kalium < 3,5 mEq/l (N= 3,5 5,5 mEq/l). Dikoreksi dengan
mengatasi/ mengobati penyebab serta dengan pemberian kalium dan menghentikan obat yang dapat
menyebabkan hipokalemia, hitung deficit, beri garam kalium,monitor level serum.
Rumus : Kebutuhan = (4,5 KCl) x 0,3 x BB.
Obat yang diberikan : KCl secara intravena atau serum potasium 2,5 mEq/l.
Pasien hiponatremia dengan BB 60 kg, kadar Natrium 121, bagaimana cara mengoreksinya dan bagaimana
rumusnya ? Obat apa saja yang dapat diberikan dan bagaimana cara pemberiannya ?
Pasien hyponatremia adalah pasien dengan kadar Na < 135 mEq/l. Dikoreksi dengan mengobati penyakit
dasar, menghentikan obat-obat yang dapat menyebabkan hiponatremia dan meningkatkan kadar natrium.
Rumus : Na+ desrired Na+ actual x konstanta x BB.
Obat yang diberikan : infus normal saline dan infuse larutan NaCl 3 %.
4. Berapa jeniskah Muscle relaxant ? Berikan contoh obat, dosis, dan cara pemberiannya!
Buku UI hal 83 86 :
Musle relaxant non depolarisasi
Contoh obat :
G Eleven
a|v ixw| V|t Tzx r Yt{| c e|t ct X \vt c|
GUIDE BOOK ANESTESIOLOGI
- Tubokurarin klorida (kurarin). Dosis 10-15 mg(paralysis otot abdominal), 10-20 mg(intubasi trakea). Cara
pemberian IV, kadang-kadang IM.
- Galamin (flaxedin). Dosis : 2 mg/kgBB. IV.
- Alkuronium klorida (alloferine). Dosis : 0,15 mg/kgBB. IV.
- Pankuronium. Dosis : 0,08 mg/kgBB. IV.
- Atrakurium (tracrium). Dosis intubasi: 0,5 0,6 mg/kgBB; maintenance : 0,1 0,2 mg/kgBB. IV.
- Vekuronium (Norcuron). Dosis : 0,1 mg/kgBB. IV.
Muscle relaxant depolarisasi
Suksametonium (succinyl choline). Dosis : 1 - 2 mg/kgBB. IV.
Berjuang
(^ ^)
[\
G Eleven
a|v ixw| V|t Tzx r Yt{| c e|t ct X \vt c|