Oleh:
2.1 Bahan
Sampel buah delima molase dibeli dari pasar lokal di Bursa. Semua bahan
kimia untuk analytical kelas reagen diperoleh dari sumber-sumber berikut: 2,2-
diphenyl-1-pikrilhidrazil (DPPH), reagen Folin-Ciocalteu, Na2CO3; asam galat dan
etanol.
2.2 Metode
2.2.1. Analisis Kimia PM
Larutkan dalam air isi bahan kering (brix) dari sampel dinyatakan sebagai g
100g-1 dengan menggunakan Abbe refraktometer. Viskositas diukur dalam mPa.s
menggunakan Viscosimeter rotary. Keasaman total ditentukan dari asam sitrat,
dengan titrasi sampel terhadap larutan NaOH yang diketahui normalitas. pH diukur
secara potensiometri oleh Nel-pH 890 Model pH meter. Invert (membalikan atau
kebalikian ) dan total gula yang ditentukan dengan metode Luff Schoorl.
2.1 Antioksidan
Sesuai mekanisme kerjanya antioksidan memiliki dua fungsi. Fungsi
pertama merupakan fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom
hidrogen. Antioksidan (AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut
sebagai antioksidan primer. Senyawa ini dapat memberi atom hidrogen secara cepat
ke radikal lipida (R, ROO) atau mengubahnya ke bentuk stabil, sementara turunan
radikal antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal
lipid. Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan, yaitu memperlambat
laju antioksidan dengan berbagai mekanisme di luar mekanisme pemutusan
rantai oksidan dengan mengubah radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksidan (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun propagasi. Radikal-
radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut stabil dan tidak
mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida lain
membentuk radikal lipida baru. Radikal-radikal antioksidan dapat saling
membentuk produk non radikal. Reaksi penghambatan antioksidan primer
terhadap radikal lipid
adalah sebagai berikut : Inisiasi : R + AH RH + A
Propagasi : ROO + AH ROOH + A
Antioksidan bereaksi dengan radikal bebas dengan cara mengurangi
konsentrasi oksigen, mencegah pembentukan singlet oksigen yang reaktif,
mencegah inisiasi rantai pertama dengan menangkap radikal primer seperti radikal
hidroksil, mengikat katalis ion logam, mendekomposisi produk-produk primer
radikal menjadi senyawa non-radikal, dan memutus rantai hidroperoksida. Dari
penelitian-penelitian sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan
struktur antioksidan berpengaruh terhadap daya antioksidan. Senyawa BHT dengan
subtituen t-butil pada dua posisi ortho dan para-nya menyumbang aktivitas
antioksidan lebih kuat dibanding dengan BHA. Senyawa fenol tersubstitusi telah
banyak digunakan sebagai antioksidan dan banyak terdapat pada berbagai
tumbuhan tropis berupa senyawa turunan polifenol seperti flavonoid, flavon,
flavonol, dll.