Tor KPRS
Tor KPRS
03
RUMAH SAKIT TINGKAT III 03.06.01 CIREMAI
I. Pendahuluan
Keamanan adalah prinsip yang paling fundamental dalam pemberian
pelayanan kesehatan maupun keperawatan dan sekaligus aspek yang paling
kritis dari manajemen kualitas.Keselamatan pasien (patient safety) adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman,
mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden,kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.
1
Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien
sesuai dengan yang diucapkan Hiprocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu
yaitu Primum, non nocere (First, do no harm). Namun diakui dengan semakin
berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan khususnya di rumah
sakit menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak
Diharapkan - KTD (Adverse event) apabila tidak dilakukan dengan hati-hati.
Di rumah sakit terdapat ratusan obat, ratusan tes dan prosedur, banyak
alat dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi
yang siap memberikan pelayanan 24 jam terus menerus. Keberagaman dan
kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi
KTD.
Di Indonesia data tentang KTD apalagi Kejadian Nyaris Cidera KNC
(Near Miss) masih langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan
mal praktek yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Mengingat
keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka pelaksanaan
program keselamatan pasien rumah sakit perlu dilakukan. Karena diperlukan
acuan yang jelas untuk melaksanakan keselamatan pasien tersebut.
III. Tujuan
A. Tujuan Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan dan keselamatan pasien rumah sakit
melalui pemenuhan sasaran keselamatan pasien di semua unit pelayanan
B. Tujuan khusus :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat.
3. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan, sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
2
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
A. Kegiatan Pokok :
Mendorong dan membina gerakan keselamatan pasien di semua unit
pelayanan Rumah Sakit Tk. III 03.06.01 Ciremai.
B. Rincian kegiatan :
1. Sosialisasi 6 Sasaran Keselamatan Pasien ke seluruh bagian/unit
kerja(Pedoman dan SPO), sebagai berikut :
a. Identifikasi pasien.
b. Teknik komunikasi efektif.
c. High Alert Medications (Obat-Obatan dengan Pengawasan).
d. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur Serta Tepat Pasien Yang
Akan Menjalani Suatu Operasi.
e. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.
f. Risiko Cidera Pasien Akibat Jatuh.
3
V. Cara Melaksanakan Kegiatan
A. 6 Sasaran Keselamatan Pasien :
1. Identifikasi pasien secara benar :
a. Memastikan gelang identitas terpasang pada pasien yang sesuai
(nama lengkap, tanggal lahir, ruang perawatan).
b. Petugas memperkenalkan diri pada pasien.
c. Menggunakan komunikasi aktif (berupa pertanyaan terbuka)
dengan menanyakan minimal 2 identitas pasien.
d. Melakukan identifikasi pasien :
1) Sebelum memberikan obat
2) Sebelum memberikan transfusi
3) Sebelum mengambil darah/ pemeriksaan laboratorium
4) Sebelum memberikan pelayanan/prosedur tindakan
4
3. Meningkatkan keamanan pemakaian obat yang memerlukan
kewaspadaan tinggi :
a. Cairan elektrolit pekat tidak disediakan di ruang rawat kecuali ada
resep dari dokter dan disiapkan untuk 1 kali pemberian.
b. Cairan elektrolit pekat yang ada di ruang rawat diberi label yang
jelas dan disimpan pada tempat dengan akses terbatas.
c. Ada daftar obat-obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi di
nurse station.
d. Setiap pemberian obat menerapkan Prinsip 7 Benar :
1) Benar obat :
a) Sesuai dengan instruksi dokter di rekam medik.
b) Sesuai dengan kardeks.
c) Double check (dicek oleh dua orang) untuk obat high alert.
2) Benar dosis :
a) Sesuai usia (di buku informasi obat/MIMS).
b) Sesuai dengan kardeks.
c) Double check (untuk yang memerlukan penghitungan/ high
alert.
3) Benar waktu :
a) Sesuaikan jam pemberian dengan kardeks.
b) Tepat jam pemberian.
4) Benar cara/rute :
a) Sesuai cara di buku informasi obat (MIMS).
b) Sesuai dengan kardeks.
c) Sesuai dengan bentuk/jenis sediaan obat.
d) Obat untuk NGT berupa obat cair/sirup.
e) Pemberian beberapa obat diberi jarak waktu.
f) Pemberian obat dan nutrisi diberi jarak waktu.
5
5) Benar pasien :
a) Membawa kardeksdan obat dan dicocokkan dengan gelang
pasien.
b) Tanyakan riwayat alergi.
6) Benar Informasi :
Penjelasan nama, tujuan dan cara pemberian obat kepada
pasien/ keluarga pasien.
7) Benar dokumentasi :
a) Paraf dan nama petugas setelah obat diberikan/ diminum
pasien.
b) Pastikan pasien telah mengkonsumsi obatnya (dengan
melihat sendiri atau bertanya pada keluarga yang melihat).
c) Paraf dan nama petugas yang mengubah jenis, dosis,
jadwal, cara pemberian obat.
d) Catatan perubahan/efek samping setelah pasien mendapat
pengobatan.
e) Dokumentasikan KNC terkait pengobatan.
f) Dokumentasikan KTD terkait pengobatan.
6
c. Menggunakan checklist keselamatan operasi untuk memastikan
lokasi yang akan dibedah, prosedur pembedahan dan identitas
pasien sebelum pembedahan di Kamar Bedah (OK) :
1) Check in
2) The Sign in
3) The Time out
4) The Sign out
5) Check out
7
6. Mengurangi risiko pasien jatuh
a. Semua pasien baru dinilai risiko jatuh dan penilaian diulang jika ada
perubahan kondisi/pengobatan pasien.
b. Penilaian risiko jatuh diulang 1 kali seminggu.
c. Hasil pengukuran ditindaklanjuti sesuai derajat risiko jatuh guna
mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.
d. Memasang gelang risiko warna kuning pada pasien dengan risiko
tinggi jatuh.
e. Memasang tanda segitiga warna kuning pada tempat tidur pasien
dengan risiko tinggi jatuh.
f. Pasang bed rail pada tempat tidur pasien bila berisiko jatuh.
g. Edukasi pasien dan keluarga tentang risiko jatuh dan dicatat pada
lembar edukasi.
h. Pemberian brosur edukasi jatuh pada pasien berisiko jatuh.
i. Penilaian risiko jatuh dengan :
1) Humpty Dumpy Score (pasien anak)
2) Scala Morse (pasien dewasa)
3) Timed Up and Go
B. Koordinasi dengan seluruh bagian/unit kerja Rumah Sakit Tk. III 03.06.01
Ciremai untuk implementasi Sasaran Keselamatan Pasien.
8
4. Berdasarkan hasil Analisis Akar Masalah/Root Cause Analysis maka
KKPRS-Ciremai merekomendasikan solusi pemecahan dan
mengirimkan hasil solusi pemecahan masalah kepada Kepala Rumah
Sakit Tk.III 03.06.01 Ciremai.
5. KKPRS-Ciremai melaporkan insiden dan hasil solusi masalah ke
KKPRS-PERSI, setiap terjadinya insiden dan setelah melakukan
Analisis Akar Masalah/Root Cause Analysisyang bersifat rahasia.
9
F. Seluruh program dilaksanakan bekerja sama dengan bagian Diklat untuk
pengembangan SDM
G. Pencatatan, pelaporan, monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala
dan dilaporkan langsung kepada Kepala Rumah Sakit Tk.III 03.06.01
Ciremai.
VI. Sasaran
A. Pemenuhan 6 sasaran keselamatan pasien sesuai standar Internasional di
semua unit pelayanan Rumah Sakit Tk. III 03.06.01 Ciremai.
10
5 Kegiatan Survey Kepuasan Pasien x x x x x x x x x x x x
6 Membuat pelaporan hasil RKP
x x x x x x x x x x x x
(analisa,rekomendasi,tindak lanjut)
7 Pengembangan SDM tentang
x x x x x x x x x x
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
8 Monitoring dan evaluasi seluruh program
x x x x x x x x x x x x
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Dibuat di Cirebon
Pada Tanggal Desember 2014
Mengetahui,
Kepala Rumah Sakit Ciremai Ketua Komite PMKP
11