Konsep Dasar Kelompok Kerja
Konsep Dasar Kelompok Kerja
Oleh
Ela Khotijah
(150810301116)
JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
Pengantar
Setelah tujuan organisasi ditetapkan, rencana disusun, dan struktur organisasi disusun
maka yang menentukan tercapainya tujuan organisasi maupun tidak adalah ketika
kesemuanya tersebut diimpleentasikan. Kelompok kerja sebagai salah satu kunci agar fungsi
implementasi dan pengarahan dapat berjalan secara efektif. Ketika tujuan hendak dicapai,
maka setiap individu perlu menyadari bahwa selain dirinya merupakan individu yang
memiliki motif, namun juga merupakan bagian dari sebuah kelompok. Intinya adalah
kelompok kerja disusun agar keragaman individu dapat menjadi potensi yang terintegrasi
dalam mencapai tujuan, dan bukan malah sumber konflik yang akan menghambat dalam
pencapaian organisasi.
Dalam suatu organisasi, kelompok kerja memang harus disusu untuk mencapai tujuan
organisasi tersebut. Kelompok kerja yang tidak disusun secara tepat oleh organisasi akan
merugikan bagi organisasi tersebut. Organisasi yang tidak dapat menyusun kelompok kerja,
maka individu didalamnya tidak akan dapat menyatu dengan baik untuk bekerjasama. Hal itu
akan menyebabkan pekerjaan didalamnya menjadi terhambat. Jika hal itu dibiarkan terus
menerus, maka perusahaan akan lama dan sulit untuk mencapai tujuan organisasi yang sudah
ditetapkan karena mengalami hambatan.
Kelompok kerja disusun oleh organisasi dengan beberapa tujuan, diantaranya adalah
untuk melakukan kerjasama dalam mengerjakan tugas dan untuk memudahkan pencapaian
tujuan organisasi. Selain itu, organisasi akan dapat mencapai tujuan awalnya secara efektif
dan efisien.
Konsep Dasar Mengenai Kelompok kerja
Stoner, Freeman, dan Gilbert mendefinisikan kelompok sebagai kumpulan dua orang
atau lebih yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi untuk suatu tujuan tertentu yang
dipahami bersama (two or more eople who interact and influence each other toward a
common purpose). Karakteristik kelompok:
Merupakan kumpulan yang beranggotakan lebih dari satu orang, yang berarti adanya
karakteristik yang berbeda dari setiap orang
Berdasarkan karakteristik ini, jika kita memahami bahwa pekerjaan adalah sesuatu
yang telah direncanakan oleh organisasi untuk dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan,
maka kelompok kerja dapat didefenisikan sebagai kelompok yang disusun oleh organisasi
dengan tujuan untuk menjalankan berbagai pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan
organisasi.
Secara teoritis maupun praktik, kelompok kerja dapat dibagi dua, yaitu kelompok kerja
formal dan kelompok kerja informal.
Kelompok kerja yang dibentuk atau disusun secara resmi oleh manajer dimana
kelompokkerja tersebut diberikan tugas dan pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan
organisasi. Kelompok kerja formal dapat berupa formal dapat berupa kelompok kerja
langsung, kepanitiaan, dan kelompok kerja temporal atau khusus. Kelompok kerja langsung
merupakan kelompok kerja yang disusun oleh manajer dan beranggotakan beberapa orang
bawahan yang berada dibagian dimana manajer tersebut ditugaskan. Kelompok kerja
langsung biasanya dibentuk atau terbentuk dengan sendirinya (pada saat departementalisasi
dilakukan) sebagai konsekuensi langsung dari rencana organisasi yang telah dibuat dan ketika
struktur orgaisasi terbentuk. Kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan oleh kelompok kerja
langsung adalah kegiatan yang bersifat utama dari sebuah organisasi dan kebanyakan bersifat
rutin, artinya yang selalu dilakukan oleh organisasi tersebut. Kepanitiaan adalah kelompok
kerja yang disusun oleh manajer dan beranggotakan beberapa orang yang bisa berasal dari
bagian yang sama, atau juga dari bagian lain dari organisasi. Kepanitiaan disusun berdasarkan
tugas-tugas tertentu yang tidak rutin, namun disusun sebagai upaya untuk mencapai tujuan
organisasi pula. Kepanitiaan biasanya dibuat untuk jangka waktu tertentu yang telah
ditetapkan oleh organisasi. Kelompok kerja temporal atau khusus adalahh kelompok kerja
yang disusun untuk kepentingan-kepentingan khusus yang bersifat sementara. Diantara
contoh dari kelompok kerja seperti ini, misalnya ketika perusahaan melakukan kerja sama
dengan perusahaan lain dalam sebuah kegiatan, maka perusahaan dapat membentuk
kelompok kerja ini, atau juga untuk suatu kepentingan internal perusahaan dapat juga
membentuk kelompok kerja ini dan lain sebagainya. Sekalipun bersifat khusus, kelompok in
tetap disusun untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi,hanya saja biasanya dibenuk
dari program-program yang bersifat tidak tetap dan sementara.
Kelompok kerja informal adalah kelompok kerja yang disusun atau tersusun dengan
sendirinya ketika beberapa anggota dari organisasi yang kegiatannya biasanya tidak terkait
langsung dengan rencana-rencana rutin dari organisasi, namun secara tidak langsung akan
mempengaruhi kinerja dari orang-orang dalam organisasi. [2] Contohya adalah kelompok
olahraga yang beranggotakan para pegawai termasuk juga para manajer, kelompok hobi, dan
lain-lain. Kelompok informal ini biasanya terbentuk dan dibentuk untuk memelihara budaya
organisasi tertentu yang akan mendukung terpeliharanya kekompakan, persatuan, dan kinerja
dari kelompok kerja formal. Paling tidak ada empat tujuan mengapa kelompok kerja informal
ini dibentuk:
2) Untuk menciptakan dan memelihara interaksi sesama anggota, sehingga anggota merasa
nyaman, puas, dan aman.
3) Untuk membantu para anggota agar dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi dalam
bentuk yang informa dan fleksibel
Bagaimana agar kita dapat mengelola kelompok kerja dengan efektif? Salah satu kunci
pokoknya adalah dengan mengenali karakteristik dari kelompok kerja tersebut. Di antara
kerakteristik yanag akan dibahas adalah
Paling tidak, sebagaimana yang dikemukakan oleh B.W. Tuckman yang dikutip oleh Stoner,
Freeman, Gilbert, terdapat 5 tahapan bagaimana sebuah tim kerja terbentuk dan berinteraksi.
Kelima tahapan tersebut adalah:
Dimana kelompok kerja dibentuk oleh manajer. Kelompok kerja yang terbentuk akan terdiri
dari pemimpin kelompok dan anggota. Masing-masing anggota dari kelompok kerja akan
ditentukan tugas-tugas yang harus dikerjakan
Pada tahapan ini, anggota-anggota yang telah menerima tugasnya masing-masing mulai
berinteraksi satu sama lainnya.kadang kala karena disebabkan perbedaan karakteristik
individu serta persepsi mengenai pekerjaan mereka masing-masing, termasuk juga pola
komunikasi yang yang dibangun. Pada tahap ini konflik dalam kelompok kerja dapat terjadi.
Merupakan tindak lanjut dari tahap kedua. Ketika kelompok kerja telah saling berinteraksi,
hingga barangkali bisa terjadi konflik, maka tahapan ini merupakan tahapan di mana
keseluruhan anggota secara almiah ataupun dipaksa harus menyesuaikan diri dengan berbagai
perbedaan yang ada dan terjadi. Norma yang diyakini bersama sebagai sesuatu yang harus
dijalankan, kadangkala menjadi titik temu untuk bisa saling menyesuaikan diri dalam bekerja.
Diman masing-masing anggota mengalami tahapan akhir dari proses pengerjaan bersama
kelompok kerja. Pada tahapan ini, anggota akan ada yang merasa puas, kecewa, atau
penasaran, tergantung dari tahapan-tahapan sebelumnya. Dapat dikatakan pula bahwa
tahapan ini merupakan tahapan antiklimaks dari seluruh rangkaian kerja dari kelompokk
kerja.
Di dalam kelompok kerja norma sangatlah pernting,mengapa? Hal ini terkait dengan
keragaman karakteristik individu. Keragaman pada dasarnya memiliki dua potensi, potensi
untuk saling mengisi dan berinteraksi secara positif, atau potensi konflik dan berinteraksi
secara negatif. Selain norma, solidaritas dan integritas dalam kelompok kerja (Cohesiveness)
sangat menentukan sampai sejauh mana kelompok kerja dapat menjalankan fungsinya dalam
pencapaian tujuan.