Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Kimia Penyepuhan

A. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana tahap-tahap penyepuhan terjadi.
2. Untuk mengetahui zat apa saja yang terlibat dalam penyepuhan tersebut.
3. Untuk mengetahui reaksi apa saja yang terjadi selama penyepuhan.

B. Alat dan Bahan


Alat :
1. Kabel
2. Kertas amplas
3. Power supply
Bahan :
1. Paku
2. Logam Cu
3. Larutan CuSO4

C. Cara kerja
1. Mengisi gelas kimia dengan 60 mL larutan CuSO4.
2. Menghubungkan paku dengan kutub (+) pada power supply dengan plester, dan
tembaga dengan kutub (-) power supply.
3. Memasukkan paku dan tembaga tersebut kedalam larutan CuSO4 selama 10 menit.

D. Hasil pengamatan
Keadaan sesudah
Nama Keadaan sebelum M
5 Menit 10 Menit
Tekstur
masih
kasar, Tekstur
Paku Warna milenium
warna lebih halus,
0,5
masih warna lebih
M
gelap cemerlang
Warna
Warna asli Warna
Tembaga sedikit
kekuningan sangat pudar
pudar
Tekstur
masih Tekstur
kasar, sudah halus,
Paku Warna milenium
warna warna
sedikit millennium 1M
gelap cemerlang
Warna
Warna asli Warna
Tembaga sedikit
kekuningan sangat pudar
pudar
E. Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana persamaan elektrolisis penyepuhan besi dan tembaga?
2. Buat ketentuan tentang proses penyepuhan suatu benda?
a. Logam penyepuh dipakai sebagai apa?
b. Benda yang akan disepuh dipakai sebagai apa?
c. Larutan penyepuh dipakai sebagai apa?
3. Agar terlihat mewah, beberapa peralatan rumah tangga dilapisi perak misalnya sendok
makan. Rancang proses penyepuhan sendok yang terbuat dari besi(baja) dengan perak.
Sebutkan bahan dan alat yang digunakan.

Jawaban :
1. Katoda (Fe) : Cu+ + e- Cu
Anoda (Cu) : Cu Cu+ + e-
Katodanya Fe dan anodanya Cu.
Karena dalam reaksi elektrolisis larutan CuSO4 maka Fe tidak berpengaruh.
2. Logam penyepuhan dipakai sebagai anode. Benda yang akan disepuh dipakai sebagai katode.
Larutan penyepuh dipakai sebagai larutan elektrolit.
3. Tujuan : menyepuh sendok
Alat :
1.Kabel
2.Kertas amplas
3.Power supply
Bahan :
1. Sendok
2. Logam perak
3. Larutan Ag(CN)
Cara Kerja :
1. Mengisi gelas kimia dengan 60 mL larutan Ag(CN)
2. Menghubungkan sendok dengan kutub (+) pada power supply dengan plester, dan perak
dengan kutub (-) power supply.
3. Memasukkan sendok dan perak tersebut kedalam larutan Ag(CN) selama 10 menit.
4. Mengganti sendok pertama dengan sendok ke dua, lalu memasukkannya kembali
kedalam larutan Ag(CN) selama 5 menit.

Reaksi :
Katoda (Fe) :Ag+ + e- Ag
Anoda (Ag) : Ag Ag+ + e-

Ion Ag+ dalam larutan tereduksi di katode dan mengendap sebagai Ag pada sendok. Di
anode, electrode Ag teroksidasi untuk terus memasok ion Ag.

F. Kesimpulan
Penyepuhan adalah pelepasan dengan logam menggunakan sel elektrolisis untuk
memperindah penampilan dan mencegah korosi. Benda yang akan disepuh dijadikan katode
(Fe) dan logam penyepuh sebagai anode (Cu),(Ag). Larutan elektrolit yang digunakan adalah
larutan elektrolit dari NaS2O3 dan Ag(CN). Dan lamanya proses penyepuhan mempengaruhi
ketebalan lapisan logam yang disepuh.
http://nurdianhaznawati.blogspot.co.id/2012/11/laporan-praktikum-kimia-penyepuhan.html

Show Comment

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang
kita miliki rusak karena berkarat. Sepeda, hiasan, mainan, alat dapur yang awalnya bersih
menjadi rusak. Secara ekonomi, sangat besar biaya yang harus dikeluarkan untuk
memperbaiki atau bahkan menganti barang-barang yang berkarat. Proses perkaratan pada
barang-barang dari logam tersebut merupakan proses elektrokimia, dimana logam-logam
tersebut berinteraksi dengan zat-zat kimia yang ada di lingkungannya sehingga terjadi reaksi
redoks. Apakah proses elektrokimia selalu merugikan kita? Proses elektrokimia yang tidak
terkendalikan akan banyak merugikan kita. Tetapi perkembangan ilmu telah berhasil
mengendalikan proses elektrokimia. Anda tentu pernah menggunakan barang-barang hasil
proses elektrokimia. Baterai untuk menyalakan radio, kalkulator, atau jam tangan merupakan
barang yang menggunakan proses elektrokimia. Contoh lain dari proses elektrokimia adalah
pelapisan logam dengan logam lain yang disebut dengan penyepuhan.

Penyepuhan berguna untuk melapisi logam untuk perhiasan, atau juga untuk pencegahan
karat/korosi, seperti pada pipa atau besi, yang dilapisi oleh campuran besi (Fe) dan Seng
(Zn), yang disebut proses galvanisasi.

Seringkali kita temukan logam, terutama perhiasan yang terbuat dari emas, perak dan
sebagainya yang warnanya sudah memudar sehingga kurang menarik lagi untuk dilihat.
Dengan penerapan elektrolisis yaitu penyepuhan, kita bisa melapisi logam yang mengalami
perkaratan tersebut, ataupun membuat tampilan logam lebih baik dari sebelumnya.
Sebenarnya, proses penyepuhan ini tidak terlalu sulit. Maka dari itu, dalam laporan ini kami
membahas alat, bahan, cara kerja dan hasil yang diperoleh dari proses penyepuhan logam Fe
( Paku).

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian elektroisis atau penyepuhan
2. Untuk mengetahui perbedaan sel elektroisis dengan sel galvani
3. Untuk mengetahui reaksi yang yang terjadi pada katodda dan anoda pada proses penyepuhan
4. Untuk mengetahui aliran elektron pada proses penyepuhan
5. Untuk mengetahui contoh- contoh penyepuhan lain dalam kehidupan sehari-hari

II. LANDASAN TEORI

Elektrolisis yang pertama dicoba adalah elektrolisis air (1800). Davy segera mengikuti dan
dengan sukses mengisolasi logam alkali dan alkali tanah. Bahkan hingga kini elektrolisis
digunakan untuk menghasilkan berbagai logam. Elektrolisis khususnya bermanfaat untuk
produksi logam dengan ionisasi tinggi (misalnya alumunium). Produksi alumunium diindustri
dengan elektrolisis dicapai tahun 1886 secara independen oleh penemu Amerika Charles
Martin Hall (1863-1914) dan penemu Prancis Louis Toussaint Heroult (1963-1914) pada
waktu yang sama. Elektrolisis ini terbilang sukses karena berhasil pada uji penggunaan
lelehan Na3AlF6 sebagai pelarut bijih (alumunium,oksida; Alumina Al2O3).

Sebagai syarat berlangsungnya elektrolisis adalah ion harus dapat bermigrasi ke elektroda.
Salah satu cara yang paling jelas agar ion mempunyai mobilitas adalah dengan menggunakan
larutan dalam air. Namun, dalam kasus elektrolisis Alumina, larutan dalam air jelas tidak
tepat sebab air lebih mudah direduksi daripada ion alumunium sabagaimana di tunjukkan:
Al3+ + 3e Al potensial elektroda normal = 1,662 V
2H2O + 2e H2 + 2OH -
potensial elektroda normal = 0.828 V

Metoda lain adalah dengan menggunakan lelehan garam. Masalahnya Al2O3 meleleh pada
suhu sangat tinggi 20500C, dan elektrolisis pada suhu setinggi ini jelas tidak realistik. Namun,
titik lelehan campuran Al2O3 dan Na3AlF6 adalah sekitar 10000C dan suhu ini mudah dicapai.
Prosedur detailnya adalah: bijih alumunium, bauksit, mengandung berbagai oksida logam
sebagai pengotor. Bijih ini diolah dengan alkali, dan hanya oksida alumunium yang amfoter
yang larut. Bahan yang tak larut disaring, dan karbon dioksida dialirkan ke filtratnya untuk
menghasilkan hidrolisis garamnya (Chang, 2004).

Reaksi kimia dapat ditimbulkan oleh arus listrik, sebaliknya reaksi kimia dapat dipakai untuk
menghasilkan arus listrik. Elektrolisis merupakan proses dimana reaksi redoks tidak
berlangsung secara spontan. Untuk lebih memahami apakah sebenarnya elektrolisis itu dapat
dilihat pada proses pengisian aki. Dalam proses pengisian aki tersebut dapat disimpulkan
bahwa apabila ke dalam suatu larutan elektrolit dialiri arus listrik searah maka akan terjadi
reaksi kimia, yakni penguraian atas elektrolit tadi. Peristiwa penguraian (reaksi kimia) oleh
arus searah itulah yang disebut elektrolisis. Sel elektrolisis terdiri dari larutan yang dapat
mengahantarkan listrik yang disebut elektrolit, dan dua buah elektroda yang berfungsi
sebagai katoda dan anoda.

Sel elektrolisis tidak memerlukan jembatan garam. Komponen utamanya adalah sebuah
wadah, elektrode, elektrolit, dan sumber arus searah. Elektron (listrik) memasuki larutan
melalui kutub negatif (katode). Spesi tertentu dalam larutan menyerap elektron dari katode
dan mengalami reduksi. Sementara itu, spesi ion melepas elektron di anode dan mengalami
oksidasi. Jadi, sama seperti pada sel volta, reaksi di katode adalah reduksi, sedangkan reaksi
di anode adalah oksidasi. Akan tetapi, muatan elektrodenya berbeda. Pada sel volta, katode
bermuatan positif, sedangkan anode bermuatan negatif. Pada sel elektrolisis, katode
bermuatan negatif, sedangkan anode bermuatan positif.

Apabila listrik dialirkan melalui lelehan senyawa ion maka senyawa ion itu akan diuraikan.
Kation direduksi di katode, sedangkan anion dioksidasi di anode. Reaksi elektrolisis dalam
larutan elektrolit berlangsung lebih kompleks. Spesi yang bereaksi belum tentu kation atau
anionnya, tetapi mungkin saja air atau elektrodenya. Hal itu bergantung pada potensial spesi-
spesi yang terdapat dalam larutan. Untuk menuliskan reaksi elektrolisis larutan elektrolit,
beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:
1. Reaksi-reaksi yang berkompetisi pada tiap-tiap elektrode.
a. Spesi yang mengalami reduksi di katode adalah yang mempunyai potensial elektrode lebih
positif.
b. Spesi yang mengalami oksidasi di anode adalah yang mempunyai potensial elektrode lebih
negatif.
2. Jenis elektrode, apakah inert atau aktif
Elektrode inert adalah elektrode yang tidak terlibat dalam reaksi. Elektrode inert yang sering
digunakan, yaitu platina dan grafit.

3. Overpotensial
Overpotensial adalah potensial tambahan yang diperlukan sehingga suatu reaksi
elektrolisis dapat berlangsung.
Contoh :
Elektrolisis larutan CuSO4 dengan katode dan anode Cu. Pada elektrolisis larutan CuSO4
dengan elektrode Cu, terbentuk endapan Cu di katode dan anodenya (Cu) larut. Hasil-hasil itu
dapat dijelaskan sebagai berikut: Dalam larutan CuSO4 terdapat ion Cu2+, ion SO42-, molekul
air serta logam tembaga (elektrode). Berbeda dengan elektrode grafit yang inert (sukar
bereaksi), tembaga dapat mengalami oksidasi di anode. Kemungkinan reaksi yang terjadi di
katode adalah reduksi ion Cu2+ atau reduksi air. Oleh karena potensial reduksi Cu2+ lebih
besar maka reduksi ion Cu2+ lebih mudah berlangsung. Sementara itu, kemungkinan reaksi
yang terjadi di anode adalah oksidasi ion SO42-, oksidasi air atau oksidasi Cu.
2SO42- S2O82- + 2e E = -2.71 V
2H2O 4H+ + O2 + 4e E = -1.23 V
Cu Cu + 2e
2+
E = -0.34 V
Oleh karena potensial oksidasi Cu paling besar, maka oksidasi tembaga lebih mudah
berlangsung. Jadi, elektrolisis larutan CuSO4 dengan Cu menghasilkan endapan Cu di katode
dan melarutkan Cu di anode.
CuSO4 Cu2+ + SO42-
Katode : Cu2+ + 2e Cu
Anode : Cu Cu2+ + 2e
Cu Cu
(anode) (katode)
Berdasarkan daftar potensial elektrode standar dapat dibuat suatu ramalan tentang reaksi
katode dan reaksi anode pada suatu elektrolisis. Ramalan mungkin akan meleset jika spesi
yang terlibat mempunyai overpotensial yang signifikan (Keenan, 1984).

Dalam elektrolisis, sumber aliran listrik digunakan untuk mendesak elektron agar mengalir
dalam arah yang berlawanan dengan aliran spontan. Hubungan antara jumlah energi listrik
yang dikonsumsi dan perubahan kimia yang dihasilkan dalam elektrolisis merupakan salah
satu persoalan penting yang dicarikan jawabannya oleh Michael Faraday (1791-1867).
Hukum faraday pertama tentang tentang elektrolisis menyatakan bahwa Jumlah perubahan
kimia yang dihasilkan sebanding dengan besarnya muatan listrik yang melewati suatu
elektrolisis. Hukum kedua tentang elektrolisis menyatakan bahwa Sejumlah tertentu arus
listrik menghasilkan jumlah ekuivalen yang sama dari benda apa saja dalam suatu
elektrolisis (Petrucci, 1985).

Untuk menginduksi arus agar mengalir melewati sel elektrokimia, dan menghasilkan reaksi
sel non-spontan, selisih potensial yang diberikan harus melebihi potensial arus-nol sekurang-
kurangnya sebesar potensial lebih sel, yaitu jumlah potensial ubin pada kedua elektroda dan
penurunan ohm (I x R) yang disebabkan oleh arus yang melewati elektrolit. Potensial
tambahan yang diperlukan untuk mencapai laju reaksi yang dapat terdeteksi, mungkin harus
besar, jika rapatan arus pertukaran pada elektrodanya kecil. Dengan alasan yang sama, sel
galvani menghasilkan potensial lebih kecil ketimbang pada kondisi arus nol (Atkins, 1990).
Reaksi tembaga dengan larutan ion perak dalam air berlangsung spontan dan tak reversibel.
Dengan demikian G<0, walaupun pada titik ini magnitudonya tidak diketahui. Karena tidak
ada kerja yang dihasilkan, hukum pertama termodinamika menyebutkan bahwa seluruh
perubahan energi muncul sebagai perubahan kalor.

Reaksi yang sama ini dapat dilakukan dengan amat berbeda tanpa pernah membawa kedua
reaktan kontak langsung satu dengan lainnya jika sebuah sel galvani (sebuah aki) dibuat oleh
mereka. Sebuah lembaran tembaga dimasukan sebagian kedalam larutan Cu(NO3)2 dan
sebuah lembaran perak dalam sebuah larutan AgNO3, seperti dimasukan sebagian dalam
gambar. Kedua larutan dihubungkan oleh sebuah jembatan garam, yang merupakan tabung
berbentuk U terbalik yang berisi larutan garam seperti NaNO3. Ujung jembatan ditutup
dengan penyumbat berpori yang menghindarkan kedua larutan bercampur tetapi
memungkinkan ion lewat. Kedua lembaran logam dihubungkan ke amperemeter, sebuah alat
yang mengukur arah dan magnitude arus listrik yang melaluinya.

Jika tembaga dioksida disisi kiri, ion Cu2+ masuk ke larutan. Elektron yang dilepaskan pada
reaksi melewati rangkaian luar dari kiri ke kanan, seperti digambarkan oleh perubahan jarum
amperemeter. Elektron masuk ke lembaran perak dan pada antar muka logam larutan elektron
diikat oleh ion Ag+, sebagai atom yang melapisi pada permukaan perak. Proses ini akan
menyebabkan kenaikan muatan positif dalam gelas piala sebelah kiri dan menurunkan
muatan di gelas piala sebelah kanan, tetapi tidak untuk jembatan garam. Jembatan
memungkinkan aliran netto ion positif ke gelas piala sebelah kanan dan ion negatif ke gelas
piala sebelah kiri, yang menjaga netralitas muatan disetiap sisi.

Reaksi oksidasi reduksi ini terdiri dari dua setengah reaksi yang terpisah. Setengah reaksi
oksidasi di gelas piala sebelah kiri adalah :
Cu (s) Cu2+ (aq) + 2e-
Dan setengah reaksi reduksi di gelas piala sebelah kanan adalah:
Ag+ (aq) + 2e- Ag (s)
(Oxtoby, 2001).

Penggunaan penting dari elektrolisis adalah dalam pemurnian logam. Proses pemurnian
logam biasanya menghasilkan logam tembaga yang kurang murni untuk penggunaan secara
lazim. Misalnya, adanya arsenik dapat menurunkan konduktivitas listrik dari tembaga,
sehingga hasilnya kurang cocok untuk dibuat kawat dan konduktor listrik yang lain.
Sebongkah besar tembaga yang tidak murni sebagai anode dan sebuah lempeng dari tembaga
murni sebagai katode. Selama elektrolisis, tembaga dipindah secara terus-menerus melalui
larutan (sebagai CO2+) dari anode ke katode. Emas dan perak biasanya ditemukan sebagai
pengoksidator dalam tembaga. Logam-logam ini kurang aktf dibandingtembaga, yaitu agak
sukar teroksidasi. Logam-logam tersebut tidak masuk ke dalam reaksi anoda, tapi mengendap
pada dasar tangki elektrolisis dalam suatu lumpur yang dinamakan lumpur anode. Nilai
ekonomis dari lumpur anode kerap cukup untuk menutup biaya pemurnian tembaga secara
elektrolisis.

Diantara benda-benda secara umum yang dipakai produksi hampir seluruhnya dengan proses
elektrolisis adalah alkali, magnesium, alumunium, klor, flour, hydrogen peroksida dan
natrium hidroksida. Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa industri modern pada
umumnya tidak dapat berfungsi tanpa tersedianya reaksi-reaksi elektrolisis (Petrucci, 1985).
Logam tembaga semakin hari makin banyak dibutuhkan untuk berbagai keperluan. Biasanya
logam ini dikotori sekitar 1% oleh logam lain seperti besi, zink, perak, emas, dan platina
(Syukri, 1999).

III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah catu daya, gelas kimia, labu ukur,
amplas, kabel katoda anoda, elektroda Cu, Kaca arloji, neraca digital dan penjepit.

Sedangkan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah paku, dan larutan CuSO4.5H2O

3.2 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan pada praktikum ini adalah
1. Mengamplas paku hingga karatnya menghilang
2. Menimbang paku menggunakan neraca digital
3. Menghubungkan paku dengan katoda (-) dan elektroda Cu dengan anoda (+)
4. Memasukkan larutan CuSO4.5H2O 0,1 M kedalam gelas kimia 100 ml
5. Memasukkan paku dan elektroda Cu kedalam larutan CuSO4.5H2O dan menghidupkan catu
daya
6. Mengamati perubahan pada paku dan elektroda Cu tersebut
7. Menimbang kembali paku hasil elektrolisis dan menimbang selisih beratnya

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Adapun hasil yang didapat setelah percobaan yang dilakukan, yaitu:


No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Mengampelas paku Paku menjadi bersih dari karat
2. Menimbang paku Berat paku sebesar 9,8972 gram
3. Memasukkan paku dan elektroda
4.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengertian Penyepuhan (Elektroplating)
Penyepuhan (elektroplating) adalah pelapisan logam menggunakan sel elektrolisis untuk
memperindah penampilan dan mencegah korosi. Benda yang akan disepuh dijadikan katoda,
dan logam penyepuh sebagai anoda. Larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan
elektrolit dari logam penyepuh. Ketebalan lapisan logam sekitar 0,03-0,05 mm.
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik. Komponen utama sel
elektrolisis adalah wadah, elektrode, elektrolit, dan sumber arus searah. Reaksi redoks terjadi
di elektrode-elektrodenya. Elektrode pada sel elektrolisis terdiri atas anoda dan katoda. Pada
anoda berlangsung reaksi oksidasi, sedangkan pada katoda berlangsung reaksi reduksi. Anoda
bernuatan positif dan katoda bermuatan negatif.
(http://luluinajjma.blog.com/2012/12/17/6/) tanggal 10 april 2014 pukul 13:03

4.2.2 Perbedaan Sel Elektrolisis dengan Sel Volta (Sel Galvani)

Tabel Perbedaan Sel Volta dan Sel Elektrolisis

No. Sel Volta / Galvani Sel Elektrolisis


1. Reaksi spontan Reaksi tidak spontan
2. Anode kutub negatif Anode kutub positif
3. Katode adalah kutub positif Katode adalah kutub negatif
4. Energi kimia diubah menjadi Energi listrik diubah
energi listrik menjadi energi kimia
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/07/pengertian-sel-volta-dan-sel-
elektrolisis-galvani.html 10 April 2015 13:42

2.2.3 Pembahasan Hasil Pengamatan

Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan mengenai proses penyepuhan logam Fe
pada paku menggunakan elektoda Cu. Adapun prosedur yang kami lakukan yaitu pertama
mengampelas paku hingga karatnya menghilang dan menimbangnya menggunakan neraca
digital. Kemudian, memasukkan larutan CuSO4.5H2O 0,1 M ke dalam gelas kimia 100ml.
Namun, pada percobaan ini seharusnya menggunakan tabung U. Setelah itu, memasukkan
elektroda Cu (anoda) ke dalam gelas kimia dan menghidupkan catu daya 12 Volt. Lalu,
memasukkan logam Fe (katoda) ke dalam gelas kimia dan menunggu 10 menit. Terakhir,
menimbang kembali paku tersebut.

Pada awal penimbangan, berat paku 9,8972 gr dan setelah proses penyepuhan selesai menjadi
9,980 gr. Dari hasil pengamatan, terlihat pada katoda muncul gelembung-gelembung gas dan
terbentuk endapan Cu. Sedangkan pada anoda warna elektoda logam Cu menjadi lebih pucat.
Konsentrasi ion Cu2+ dalam larutan CuSO4.5H2O tidak berubah.
2.2.4 Reaksi yang Terjadi di Katoda dan Anoda

Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut.

Anoda : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e-


Katoda : Cu2+(aq) + 2e- Cu(s)

2.2.5 Arah Aliran Elektron


Kation pada anoda ini akan bergerak ke katoda menggantikan kation Cu2+ yang di reduksi di
katode. Kation Cu2+ di katode direduksi membentuk endapan logam tembaga yang melapisi
logam besi pada paku.

2.2.6 Contoh Penyepuhan dalam Kehidupan

Adapun contoh lain dari proses penyepuhan dalam kehidupan yaitu untuk melapisi sendok
garpu yang terbuat dari baja dengan perak, maka garpu dipasang sebagai katoda dan logam
perak dipasang sebagai anoda, dengan elektrolit larutan AgNO3.

Gambar 2. Pelapisan sendok dengan logam


perak.

Logam perak pada anoda teroksidasi menjadi Ag+ kemudian direduksi menjadi Ag pada
katoda atau garpu. Dengan demikian garpu terlapisi. oleh logam perak.
Anoda : Fe(s) Fe2+(aq)+2 e-
Katoda : Ag+(aq) + e- Ag (s)

Selain itu, pelapisan kromium pada mesin kendaraan bermotor sehingga terlihat mengkilat.
http://tinosiahaan.blogspot.com/2012/09/manfaat-reaksi-redoks-dan-sel.html

V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada percobaan ini, maka dapat diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada katoda muncul gelembung-gelembung gas dan terbentuk endapan Cu. Sedangkan pada
anoda warna elektoda logam Cu menjadi lebih pucat.
2. Pada awal penimbangan, berat paku 9,8972 gr dan setelah proses penyepuhan selesai
menjadi 9,980 gr.
3. Penyepuhan (elektroplating) adalah pelapisan logam menggunakan sel elektrolisis untuk
memperindah penampilan dan mencegah korosi.
4. Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Anoda : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e-
Katoda : Cu2+(aq) + 2e- Cu(s)
5. Arah aliran electron yaitu dari kation pada anoda akan bergerak ke katoda menggantikan
kation Cu2+ yang di reduksi di katode.
6. Contoh lain dari proses penyepuhan dalam kehidupan yaitu untuk melapisi sendok garpu
yang terbuat dari baja dengan perak dan pelapisan kromium pada mesin kendaraan bermotor
sehingga terlihat mengkilat.

DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P. W. 1990. Kimia Fisika Jilid II. Jakarta : Erlangga
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Jilid II. Jakarta : Erlangga
Keenan, Charles W. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga
Oxtoby, David W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga
Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Jilid III : Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta :
Erlangga
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid II. Bandung : ITB
http://rezzaarmanda.blogspot.co.id/2015/04/penyepuhan.html
laporan praktikum kimia: Penyepuhan logam tembaga
Penyepuhan logam tembaga

download laporan praktikum ini dalam bentuk docs dengan klik link di bawah ini!
https://drive.google.com/file/d/0B5n-AvgAQjXZc2psekJ6LUI1dFk

LAPORAN PRATIKUM KIMIA


NO : 5

HARI, TANGGAL PRATIKUM :

I. JUDUL PERCOBAAN : Penyepuhan logam tembaga

II. TUJUAN PERCOBAAN : Mengamati peristiwa penyepuhan pada paper clip dan logam tembaga

III. DASAR TEORI :

Proses penyepuhan adalah proses produksi benda-benda yang terbuat dari logam yang dilapisi
(disalut) dengan suatu lapisan tipis logam lain. Pada umumnya proses penyepuhan dilakukan untuk
melindungi logam itu terhadap korosi dan membuaat penampilan benda itu lebih menarik.

Salah satu cara dalam proses penyepuhan adalah dengan elekrolisis. Benda logam yang akan disepuh
dijadikan katode dan potongan tebal logam penyepuh dijadikan anode. Kedua elektrode itu
dibenamkan dalam suatu larutan garam dari logam penyepuh yang dihubungkan dengan sumber
arus searah (arus DC). Logam besi/baja mudah terkena korosi/karat. Untuk melindungi besi/

baja dari korosi, maka besi/baja dilapisi suatu logam yang sukar teroksidasi, seperti nikel (Ni), timah
(Sn), krom (Cr), perak (Ag), atau emas (Au). Prinsip kerja penyepuhan/pelapisan logam adalah sel
elektrolisis larutan dengan menggunakan elektrode yang bereaksi.

IV. ALAT DAN BAHAN :


No. Alat/Bahan Ukuran/Satuan Jumlah

1. Gelas kimia 100 mL 1 buah

2. Larutan CuSO4 - 50 ml

3. Amplas - secukupnya

4. Logam Cu (tembaga) - secukupnya

5. Baterai 1,5 volt 6 buah

6. Kabel - -

7. Paku, paper clip - 1 buah


8. Jepit buaya - sepasang

V. CARA KERJA :

1. Amplaslah paku (paper clip) hingga karatnya menghilang


2. Hubungkan paku ke katode (-) dan logam Cu ke anode (+) dengan menggunakan jepit buaya
3. Masukkan paper clip dan logam Cu ke dalam gelas kimia yang telah diisi dengan larutan CuSO4
sebanyak 50 mL
4. Lalu, amatilah apa saja yang berubah dari paper clip dan logam Cu tersebut.

VI. HASIL PENGAMATAN :

Logam Pengamatan
Sebelum penyepuhan Sesudah penyepuhan
Paper clip (katode) Paper clip berwarna seperti Perlahan paper clip terlapis tembaga dan
keperakan berubah warna menjadi hitam
Logam tembaga Logam tembaga berwarna Logam tembaga perlahan melebur dan
(anode) kuning emas berwarna sedikit pucat

VII. PEMBAHASAN:

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan menghasilkan data sebagai berikut:

Pada katode paper clip warna awal seperti putih keperakan dan warna awal logam tembaga
berwarna kuning keemasan. Setelah dilakukan penyepuhan paper clip yang telah dilapisi tembaga
berubah warna menjadi hitam dan terlihat seperti terdapat endapan disekitar paper clip sedangkan
logam tembaga setelah penyepuhan perlahan-lahan melebur dan berwarna sedikit pucat.

Terlihat dalam percobaan ini paper clip terlapisi oleh tembaga hal ini disebabkan pergerakan ion
2+
Cu yang tereduksi di katode, yang membentuk Cu (s) pada katode yang melapisi paper clip,
sebagaimana reaksi yang terjadi secara teoritas pada katode.

Cu2+ (aq) + 2e- Cu(s)

Pada anode terlihat logam Cu meluruh atau melebur hal ini karena Cu logam inert yang dapat
teroksidasi menjadi ion Cu2+ yang akan tereduksi menjadi logam Cu yang akan melapisi paper clip.
Sebagaimana reaksi berikut :

Cu(s) Cu2+ (aq) + 2e-

VIII. PERTANYAAN DISKUSI:


1. Bagaimana proses penyepuhan tembaga dapat terjadi?

Jawab :

Ketika ion Cu2+ dalam larutan tereduksi di katode dan mengendap sebagai Cu (s) pada paper clip. Di
anode elektrode logam Cu teroksidasi untuk terus memasuk ion Cu2+ dalam larutan dan mengalami
peluruhan.

2. Buat reaksi Elektrolisis dari percobaan diatas?

Jawab :

Katode : Cu2+ (aq) + 2e- Cu(s)

Anode : Cu(s) Cu2+ (aq) +


2e-

Reaksi sel : Cu(s) + Cu2+ (aq) Cu(s) + Cu2+ (aq)

IX. KESIMPULAN DAN SARAN :

Penyepuhan adalah pelapisan dengan logam menggunakan sel elektrolisis untuk memperindah
penampilan dan pencegahan korosi. Benda yang akan disepuh dijadikan katode dan logam penyepuh
sebagai anode. Larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan elektrolit dari penyepuh seperti
pada penyepuhan tembaga adalah CuSO4 dan Dan lamanya proses penyepuhan mempengaruhi
ketebalan lapisan logam penyepuh

pada logam yang disepuh.

Saran

Lakukanlah percobaan dengan benar. Perhatikan kebersihan peralatan pratikum agar


mendapatkan hasil yang akurat.

I. DAFTAR PUSTAKA :

Sudarmo, unggul. 2015. Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Erlangga

Parning, dkk. 2007. Kimia 3 SMA/MA Kelas XII. Jakarta. Yudistira

Anda mungkin juga menyukai