Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENERAPAN REAKSI REDOKS

BERUPA SEL KERING

Mata Pelajaran Kimia

X MIPA 1

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Dina Mutia H. (7)


2. Fauziah Putri F. (11)
3. Khairunnisa H. (14)
4. Maria Enjellina (16)
5. M. Hikmal (18)
6. Teodor Giris (35)

SMAN 47 JAKARTA SELATAN

TAHUN AJARAN 2018/2019


SEL KERING
(Baterai Biasa)

I. Pengertian Sel Kering


Sel Kering atau Sel Leclanche (Baterai Biasa)
pertama kali dipatenkan oleh Laclance. Baterai disebut
juga elemen kering, karena elektrolitnya merupakan
campuran antara serbuk karbon, batu kawi, dan salmiak
yang berbentuk pasta.
Sel ini merupakan sel kering dengan elektrolit pasta
(dasarnya air asam), MnO2, NH4CL, ZnCl2, grafit, dan
kanji.
Walaupun merupakan sel kering, tetapi sebenarnya adalah ‘sel basah’, karena
elektrolitnya pasta yang berwujud air.

Berikut penjelasan bagian-bagian pada sel kering:

1. Zinc (Zn) sebagai elektroda negatif (anoda)


2. Batang karbon/grafit (C) sebagai elektroda
positif (katoda)
3. Pasta MnO2 dan NH4Cl yang berperan sebagai
larutan elektrolit.
4. Selubung kertas untuk melindungi bagian dalam
baterai.

II. Penemuan Sel Kering


Georges Leclanché (1839 - September 14, 1882) adalah seorang insinyur berkebangsaan
Prancis. Dia dilahirkan di Parmain, Perancis pada 1839, putra Léopold Leclanché dan
Eugenie dari Villeneuve. Ia dididik di Inggris dan menyelesaikan pendidikan di sekolah
keinsinyuran École Centrale Paris, lulus pada tahun 1860 untuk mulai bekerja sebagai
seorang insinyur.
Pada 1866, ia menemukan dan mematenkan sel
Leclanché, salah satu baterai listrik pertama dan pelopor
dari baterai sel kering modern. Baterai ini terdiri atas
larutan konduksi (elektrolit) dari amonium klorida dengan
terminal negatif dari seng dan terminal positif dari
mangandioksida. Sel Leclanche itu adalah cikal bakal
baterai pertama di dunia yang secara luas digunakan, yaitu
baterai seng-karbon (sel kering).

III. Prinsip Kerja

Baterai sel kering ini terdiri dari tiga hal yakni:

1. Batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai)


2. Seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai)
3. Pasta sebagai elektrolit yang memisahkan katoda dan anoda.

Dalam sel kering, Zinc adalah anoda (-), inti grafit adalah katoda (+) dan Ammonium
Chloride bertindak pasta sebagai elektroda.

Di dalam baterai ada beberapa sel listrik, dan sel listrik tersebut menjadi tempat
menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia. Elektroda-elektroda yang
tersimpan di dalam baterai ada yang negatif ada pula yang positif. Elektroda negatif
disebut katoda, yang memiliki fungsi sebagai pemberi elektron. Sedangkan elektroda
positif, disebut anoda yang berfungsi sebagai penerima elektron.

Ada aliran arus listrik yang mengalir dari kutub positif (anoda) ke kutub negatif
(katoda). Sedangkan elektron akan mengalir dari kutub negatif menuju kutub positif.

Di dalam baterai sendiri, terjadi sebuah reaksi kimia yang menghasilkan elektron.
Kecepatan dari proses ini (elektron, sebagai hasil dari elektrokimia) mengontrol seberapa
banyak elektron dapat mengalir diantara kedua kutub. Elektron mengalir dari baterai ke
kabel dan tentunya bergerak dari kutun negatif ke lutub positif tempat dimana reaksi
kimia tersebut sedang berlangsung..
Anoda dan katoda terbuat dari bahan yang dapat bereaksi dengan bahan elektrolitnya.
Saat anoda dan elektrolit bereaksi, terbentuklah satu senyawa baru yang menyisakan satu
elektron. Sebaliknya, reaksi antara katoda dan elektrolit membutuhkan satu elektron.

Jadilah sisa elektron dari reaksi anoda dan elektrolit tadi dikirimkan ke katoda agar
katoda dapat bereaksi dengan elektrolit. Perpindahan elektron inilah yang dapat
menimbulkan aliran listrik dari sebuah baterai.

IV. Reaksi Redoks pada Sel Kering


Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.

Anode (Oksidasi) : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-

Katode (Reduksi) : 2 MnO2(s) + 2 NH4-(aq) + 2e- → Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)

Redoks : Zn(s) + 2 MnO2(s) + 2 NH4+(aq) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq)

+ H2O(l)

Selanjutnya, Zn dan NH3 membentuk ion kompleks [Zn(NH3)4]2+ :

Zn2+(aq) + 4NH3(aq) → [Zn(NH3)4]2+ (aq)

Potensial tiap baterai kering adalah 1,5 volt. Baterai kering jika sudah habis tidak
dapat diisi ulang sehingga disebut sel primer. Untuk membuatnya tahan lama, maka
NH4Cl diganti dengan KOH. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Anode : Zn(s) + 2 OH-(aq) → Zn(OH)2 + 2e-


Katode : 2MnO2(s) + 2 H2O(l) + 2e- → 2 MnO(OH)(s) + 2OH-
Redoks : Zn(s) + 2MnO2(s) + 2 H2O(l) → Zn(OH)2(s) + 2MnO(OH)(s)

V. Kelebihan dan Kekurangan Sel Kering


Kelebihan sel kering:
1. Dapat menyimpan energi listrik.
2. Bentuknya bervariasi.
3. Portable (mudah dibawa).
4. Harga terjangkau.
Kekurangan sel kering:
1. Kapasitas terbatas.
2. Tidak bisa digunakan sebagai suplai utama listrik.
3. Tidak bisa ditransmisikan.
4. Tidak bisa untuk tegangan tinggi.
5. Sifatnya searah.

VI. Penerapan Sel Kering

Sel kering karbon banyak digunakan untuk berbagai alat kehidupan sehari-hari,
sebagai berikut:

1. Radio

2. Lampu senter
3. Jam dinding

4. Mainan anak-anak

VII. Kesimpulan
Sel kering atau disebut juga baterai biasa adalah elemen primer dimana tidak dapat
difungsikan lagi jika sudah habis terpakai, dikarenakan potensial tiap sel kering adalah
1,5 volt. Walaupun merupakan sel kering, tetapi sebenarnya adalah ‘sel basah’, karena
elektrolitnya pasta yang berwujud air. Sel kering digunakan sebagai sumber listrik arus
searah.
Sel ini menghasilkan 1.5 volt dan murah, namun tidak efisien dalam memberikan
energi listrik, karena hanya sedikit dari MnO2 yang dekat katode yang tereduksi dan
hanya sedikit dari katode seng yang terpakai dalam penggunaan baterai.
Sel kering memiliki umur yang pendek, karena anode Zn bereaksi spontan dengan
NH4Cl dalam elektrolit, menyebabkan korosi dan akhirnya kebocoran isi.

Anda mungkin juga menyukai