20 24 OKTOBER 2015
BAB III
HASIL
3.1 Sejarah dinas pendidikan pemuda dan olahraga provinsi bali
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali, sebelum itu disebut dengan
nama Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bali.
Masing masing inspeksi dipimpin oleh seorang kepala inspeksi dan salah seorang
dari Kepala inspeksi tersebut dipilih untUk mengkoordinir semua kepala inspeksi
yang disebut koordinator. Keadaan unit unit seperti tersebut di atas berlangsung
sampai dengan tahun 1957.
Selanjutnya pada tahun 1967 keberadaan kantor ini kembali menjadi Kantor
Perwakilan Gaya Baru dengan se orang Sekertarisnya Kantor Daerah ( KATORDA )
diubah pula menjadi Asisten Pendidikan Dasar, Asisiten Kebudayaan, Asisten Olah
Raga dan Asisten Kepegawaian. Nama Kantor Perwakilan tersebut adalah Perwakilan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bali, yang berkedudukan di Jalan
Pahlawan Singaraja.
Sejak tahun 1971 Kantor Perwakilan ini berubah bentuk kembali menjadi Perwakilan
Departemen Provinsi Bali. Unit unit bawahnya yang bernama asisten diganti
menjadi inspeksi kembali yang meliputi :
Dalam perkembangan selanjutnya, baik di tingkat provinsi maupun unit unit yang
ada didalamnya keberadaan dan likasi kantor berubah lagi menjadi Kantor Wilayah
Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Bali dan lokasi kantornya pindah ke Denpasar
( Jalan Raya Puputan ).
Dengan keluarnya surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 079 /
O / 1975, maka nama perwakilan Departemen Pendidikan dan Pengajaran Provinsi
Bali diganti menjadi Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Bali yang tergolong dalam Type B yang berlokasi di Jalan Raya Puputan
Denpasar dengan Struktur Organisasi. Adapun yang menjabat sebagai kepala kantor
tahun 1957 sampai sekarang adalah sebagai berikut :
Izak Hurudoko, Kepala Perwakilan PP dan K Provinsi Nusa Tengggara Periode 1957
1959.
I Made Mendra, Kepala Perwakilan P dan K Daswati I Bali Periode 1959 1967
I Ketut Jingga, Kepala Perwakilan Departemen P dan K Provinsi Bali Periode 1967 -
1971.
I Wayan Geredeg, Kepala Perwakilan Departemen Pendidikan dan Pengajaran
Provinsi Bali periode1971 1974.
Drs. I Gusti Agung Gede Oka, Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Bali periode 1975 1984.
Drs. I Gusti Lanang Oke, Kepala Wilayah Kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Bali periode 1984 1987.
I Nengah Mertha, Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Bali Periode 1987 1991.
Drs. Dewa Putu Tengah, Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Bali periode 1991.
TIA Kusuma Wardani, SH, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Provinsi Bali
periode 2002.
Drs. I Ketut Wija, MM, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi
Bali periode 2007.
I Ketut Suasta, SH, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali
periode 2010 saat ini.
Visi da misi
Visi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali
Mewujudkan Insan Cerdas dan Kompetitif Berlandaskan Tri Hita Karana Menuju
Bali yang Maju, Aman, Damai, dan Sejahtera (Bali Mandara)
Soejipto Sosrodjojo
Surjanto Sosrodjojo
Produk PT. Sinar Sosro telah di distribusikan keseluruh penjuru Nusantara dengan
lebih dari 150 Kantor cabang penjualan (berdasarkan data tahun 2014).
Guna memenuhi permintaan pasar, PT. SINAR SOSRO telah membuka
beberapa pabrik yang menyebar diseluruh wilayah Indonesia. Berikut daftar Pabrik
PT. SINAR SOSRO.
1. Pabrik cakung Jakarta timur (pabrik pusat)
2. Pabrik tambun Bekasi, jawa barat
3. Pabrik pandeglang Banten
4. Pabrik cibitung Jawa Barat
5. Pabrik Gianyar Bali
6. Pabrik ungaran Semarang, Jawa Tengah
7. Pabrik serdang Sumatra Utara
8. Pabrik gresik Jawa Timur
9. Pabrik mojokerto JawaTimur
10. Pabrik Palembang Palembang
Untuk menghasilkan kualitas teh yang bermutu, bahan baku teh hanya diambil dari
perkebunan milik sendiri yaitu dengan nama perusahaan PT. AGROPANGAN
PUTRA MANDIRI. Perkebunan yang dimiliki ada di daerah :
Gunung Manik, Gunung Rosa, Gunung
Cianjur
Cempaka
Pangalengan Cukul
Tasikmalaya Gunung Satria, Sambawa
Garut Neglasari
Dari perkebunan inilah dipetik daun teh yang berkualitas terbaik. daun teh kemudian
diolah menjadi teh kering yang menjadi bahan baku teh untuk produk-produk PT.
Sinar Sosro yaitu dengan nama perusahaan PT. GUNUNG SLAMAT.
PT. Agropangan Putra Mandiri dan PT. Gunung Slamat merupakan sister company
dari PT. Sinar Sosro yang bernaung perusahaan induk yaitu Rekso Group
Produk-produk yang dihasilkan PT. SINAR SOSRO tidak menggunakan
3P(Pewarna, Pengawet, dan Pemanis Buatan) sehingga aman dikonsumsi untuk
semua usia tanpa efek samping. Berikut adalah produk yang dihasilkan oleh PT.
SINAR SOSRO
1. Teh Botol Sosro
Produk unggulan PT. Sinar Sosro adalah Tehbotol Sosro kemasan botol beling
atau sering disebut RGB ( Returnable Glass Bottle) merupakan produk Teh siap
minum yang pertama di Indonesia dan di Dunia yang sudah diluncurkan sejak tahun
1969.
produk dengan tagline Apapun Makanannya Minumnya Tehbotol Sosro ini sampai
dengan tahun 2015 ini telah memiliki banyak pilihan kemasan produk yaitu :
1. Kemasan botol beling, volume 220 ml
2. Kemasan kotak (Tetra Pak), volume 200 ml, 250 ml, 330 ml dan 1 Liter
3. Kemasan botol plastik PET 450 ml dan 350 ml
4. Kemasan pouch 230 ml
Inovasi terbaru dari teh botol sosro adalah teh botol sosro less sugar yang diluncurkan
pada tanggal 20 agustus 2008. Produk ini tersedia dalam kemaan PET volume 500 ml
dan kemasan kotak (tetra pak) volume 250 ml
2. Fruit Tea Sosro
Dengan bertujuan untuk pengembangan produk, maka PT. Sinar Sosro pada tahun
1997 mengeluarkan produk minuman Teh dengan aneka rasa buah yaitu Fruit Tea
Sosro dengan target segmen Remaja. Produk ini cukup sukses dipasar sehingga pada
tahun 2004 memperoleh Indonesia Best Brand Award sebagai Most Potential Brand
In Non-Carbonated Drink Category
Fruit Tea Sosro dengan tagline Banyak Sensasinya hadir dalam berbagai rasa
seperti: Apel, Blackcurrant, Stroberi, Jambu Klutuk, Freeze (perpaduan rasa stroberi
dan anggur sensasi dingin), Extreme (perpaduan rasa apel dan blackcurrant). Fruit
Tea Sosro hadir dalam berbagai jenis kemasan yaitu :
1) Kemasan botol beling, volume 235 ml
2) Kemasan genggam (Tetra Pak), volume 200 ml
3) Kemasan kaleng (Can), volume 318 ml
4) Kemasan botol plastic PET, volume 500 ml dan 350 ml
5) Kemasan pouch, volume 230 ml
3. S-tee
Pada tahun 90-an, untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk teh
dengan volume yang lebih banyak dan harga lebih terjangkau, maka PT. Sinar Sosro
meluncurkan produk teh siap minum dalam kemasan botol beling dengan merk S-tee
dengan volume 318 ml.
Dalam perkembangannya, sampai dengan tahun 2015 ini, S-Tee hadir dalam
berbagai kemasan yaitu :
1) Kemasan botol beling, volume 318 ml dan 234 ml
2) Kemasan kotak (Tetra Pak), volume 330 ml
3) Kemasan botol plastik PET 500 ml dan 350 ml
Berbagai kemasan S-Tee tersebut, tidak seluruhnya dipasarkan di seluruh kota
di Indonesia, cakupan distribusi masing-masing kemasan berbeda-beda. Khusus
untuk S-Tee kemasan botol plastic PET 500 ml hanya bisa didapatkan di seluruh
modern outlet seluruh Indonesia. Produk bertagline S-Tee, Pas Rasanya Pas
Harganya merupakan salah satu senjata bagi PT. SINAR SOSRO. Karena S-tee
diproduksi dengan volume yang lebih banyak dan dengan harga yang relative murah.
Sehingga ketika para pesaing mengeluarkan produk yang relative murah. PT. SINAR
SOSRO juga akan mengeluarkan produk ini.
4. Country Choice
Country Choice, So Juicy So Natural adalah tagline yang diberikan PT. SINAR
SOSRO pada produk yang mulai diproduksi pada akhir tahun 2008 ini yakni produk
dalam kategori Jus dengan merek Country Choice. Country Choice merupakan
minuman real jus kaya manfaat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian Anda,
dengan cara yang praktis dan hemat. Country Choice hadir dalam kemasan kotak
( Tetra Pak) yaitu volume 250 ml dan 1 Liter.
Country Choice tersedia dengan varian rasa dimana masing-masing rasa memiliki
added nutrition value yang khas.
5. Happy jus
PT. SINAR SOSRO memilih segmen anak-anak untuk produk yang satu ini.
Pada awal tahun 2005 Happy Jus hadir dalam kemasan genggam (Tetra Pak), volume
200 ml, tersedia dalam rasa Apel, Jeruk, Anggur, Cherry B, Apple Berry.
Happy Jus kaya akan vitamin A, C, E dan Kalsium (kandungan yang paling
banyak diantara produk minuman Jus anak lainnya) dengan rasa yang enak dan
variasi buah yang unik membuat Happy Jus disukai oleh anak-anak.
6. TEBS
PT. Sinar Sosro berinovasi lagi dengan mengembangkan minuman teh
berkarbonasi dengan merk TEBS yang di keluarkan pada tahun 2004. Keunggulan
TEBS dibanding dengan minuman bersoda lainnya adalah TEBS berbahan baku
Ekstrak Teh, Ekstrak Rosella serta Konsentrat Sari Buah. Dimana masing-masing-
bahan baku tersebut mempunya manfaat untuk tubuh.
TEBS Regular diproduksi dengan bahan baku yaitu Ekstrak Teh Hitam
dicampur dengan Ekstrak Mixed Fruit. Sedangkan TEBS Maroon yang dikeluarkan
pada tahun 2011 berbahan baku Teh Hitam dengan Ekstrak Bunga Rosella.
TEBS hadir dalam berbagai kemasan yaitu :
1) Kemasan botol beling, volume 230 ml
2) Kemasan kaleng ( Can), volume 330 ml
3) Kemasan botol plastic PET, volume 500 ml
4) Kemasan Premix, volume 1.900 ml
Untuk kamu yang ingin menikmati TEBS MAROON hanya ada di kemasan 500 ml
saja. TEBS mempunyai tagline yang sangat sesuai dengan rasa sodanya yang unik
yaitu Tea With Shocking Soda
7. Air mineral prim-a
Pada tahun 90-an, PT. Sinar Sosro memproduksi kategori air minum dalam
kemasan yaitu dengan merk Prim-a.Pada saat pertama kali dikeluarkan merknya yaitu
Air Sosro. Pada tahun 1999, Air Sosro berganti nama menjadi Prim-a.Prim-a hadir
dalam berbagai kemasan yaitu :
1) Kemasan cup, volume 240 ml
2) Kemasan botol, volume 330, 600, 1500 ml
3) Kemasan gallon, volume 1.900 ml
Prim-a mempunyai tagline Segarkan Semangat
8. Sosro joy green tea
Sosro Joy Green Tea adalah produk terbaru dari PT. SINAR SOSRO yang
diluncurkan pada tanggal 26 Oktober 2007. Salah satu bahan dasar produk ini adalah
Teh Hijau atau Green Tea, dimana Teh Hijau juga mengandung Antioksidan yang
berguna untuk kesehatan.
Saat ini Sosro Joy Green Tea hadir dalam kemasan yaitu :
1) kemasan botol beling (Returnable Glass Bottle) dengan volume 234ml.
2) kemasan PET 300 ml rasa Jasmine dan jasmine less sugar.
3) kemasan PET 500 ml Rasa Jasmine, Honey Lemon dan Jasmine less sugar.
9. Creso
Tahun 2014, PT. Sinar Sosro mengeluarkan kembali produk kategori Soda atau
biasa disebut Carbonated Soft Drink dengan Merek Creso. Creso adalah Minuman
Soda dengan rasa UNIK yang menyegarkan, memberikan kesegaran yang berbeda
untuk anak muda yang tetap optimis dalam keseharian. Creso hadir dalam 3 varian
rasa yaitu: kopi, sarsaparilla, Kelapa. Creso hadir dalam kemasan botol plastic PET
400 ml.Dengan varian rasa yang UNIK berbeda dari minuman soda lainnya yang
sejenis, Creso hadir sebagai minuman untuk anak muda yang dapat menstimulasi
mood fun
10. Teh freso
Tahun 2014, PT. Sinar Sosro mengeluarkan produk minuman teh dalam kemasan
gelas dengan merek Teh Freso. Teh Freso dalam kemasan Cup 240 ml.Minuman teh
beraroma melati ini dipasarkan di beberapa wilayah sub urban di Jawa dan Bali.Teh
Freso, minuman berbahan dasar teh yang alami dan menyegarkan, dapat dijadikan
sebagai pelepas dahaga di momen kebersamaan.
3.4.2 deskripsi pabrik
PT. SINAR SOSRO memiliki beberapa pabrik yang tersebar di beberapa wilayah di
Indonesia. Pendirian pabrik di beberapa wilayah ini bertujuan untuk efektifitas dan
efisiensi pendistribusian produk agar cepat sampai ke tangan konsumen. Salah satu
pabrik PT. SiNAR SOSRO adalah pabrik yang berada di Gianyar Bali. Berikut adalah
bagian-bagian dari pabrik PT. SINAR SOSRO di gianyar- Bali.
1. Tempat penyeleksian botol
Yang menjadi ciri khas dari produk unggulan PT. SINAR SOSRO adalah kemasan
beling yang digunakan untuk produk-produknya. Dan karena penggunaan kemasan
ini, maka aka nada pengembalian botol-botol yang kosong untuk digunakan kembali.
Botol-botol kosong dari warung atau dari pasar dikumpulkan untuk selanjutnya
dikirim ke suatu mesin khusus. Selanjunya botol-botol di cek, botol yang sudah tidak
layak untuk digunakan lagi, akan di Reject yang selanjutnya akan dihancurkan dan
dikirim ke Jakarta. Sedangkan untuk botol-botol yang bagus dan layak pakai, akan
dikirim ke Mesin Botol Washer untuk dilakukan pembilasan dengan sabun Caustik
pada suhu 50 Derajat Celcius, dan dibilas sebanyak tiga kali untuk mendapatkan
botol yang layak pakai.
2. Tempat Mesin EBI
Mesin EBI adalah mesin yang berfungsi untuk menyeleksi bagian dalam botol. Botol
yang lolos seleksi dari mesin ini akan masuk ke mesin sterilisasi sedangkan yang
tidak lolos seleksi dengan otomastis akan tersikirkan dari barisan botol.
3. Dapur
Bagian ini merupakan bagian pabrik dimana terdapat kegiatan memproduksi teh.
Penglohan dilakukan dengan menggunnakan mesi khusus yang kemudian teh akan
disaring dan akan dipisakan antara teh kelat dengan ampasnya menggunakan mesin
mix teng.
4. Bagian pengemasan
Bagian ini merupakan bagian pabrik dimana terjadi kegiatan pengisian botol-botol
yang telah lolos seleksi dengan teh yang sudah siap. Setelah tahap pengisian akan
terjadi tahap pemberian tutup yang dilakukan dalam bagian ini.
5. Ruang laboratorium
Ruang ini merupakan ruang untuk menguji sampel dari produk yang telah dihasilkan.
6. Bagian penyimpanan
Bagian ini merupakan gudang penyimpanan produk yang sudah dihasilkan yang siap
untuk dipasarkan.
7. Tempat limbah.
Limbah dari kegiatan produksi terutama limbah cair akan dibawa ke bagian limbah,
berbentuk kolam dimana ada ikan mas sebagai alat indicator untuk mengetahui
tingkat keasaman dari limbah ini.
3.4.3 proses produksi
Pabrik yang berada di Gianyar- Bali ini hanya memproduksi teh botol dalam
kemasaan beling saja. Karena masih ada beberapa kekurangan barang modal untuk
memproduksi produk yang lainya. Salah satu proses produksi yang menjadi tinjauan
pada kunjungan kali ini ialah proses produksi teh botol sosro dalam kemasan beling.
Berikut adalah proses produksi teh botol sosro dalam kemasan beling.
1. Proses pemasakan teh manis cair
Air tanah, sebagai bahan baku utama, diambil dari kedalaman 200 m di
bawah tanah kemudian disterilkan melalui proses water treatment. Air yang
mengalami proses water treatment mengalami tiga perlakuan yaitu air disaring
dengan pasir kuarsa di tangki 1, kemudian dialirkan ke tangki 2 yang berisi karbon,
setelah itu dimasukkan ke tangki 3 yang berisi softener. Setelah melalui proses water
treatment, air dimasak hingga 1000C.
Air panas tersebut dialirkan ke tangki teh untuk menyeduh teh wangi yang telah
dimasukkan ke dalam tangki teh. Air panas juga dialirkan ke tangki yang berisi gula
untuk melarutkan gula menjadi sirup gula. Setelah diseduh, teh dialirkan ke tangki
filtrox untuk memisahkan ekstrak teh dari ampas teh. Dari tangki filtrox ekstrak teh
dialirkan ke tangki pencampuran. Pada saat yang sama, sirup gula juga dialirkan ke
tangki pencampuran. Hasil campuran antara ekstrak teh dan sirup gula menjadi teh
manis cair yang siap diisi ke dalam botol melalui mesin filler.
2. Proses penyeleksian dan pencucian botol
Botol-botol kosong yang telah kembali dari pasar harus dicuci terlebih dahulu.
Krat-krat botol kosong dilewatkan melalui roller yang terhubung dengan conveyor
untuk diangkat oleh mesin crater ke lintasan conveyor menuju bottle washer. Botol-
botol yang telah melewati mesin crater menuju bottle washer harus disortir oleh
operator pos I untuk mengambil botol-botol yang pecah atau gumpil, botol-botol yang
terlalu kotor dan sampah seperti sedotan yang ikut terangkat.Kemudian botol-botol
dicuci pada mesin bottle washer dimana botol-botol tersebut direndam pada air
caustik dengan suhu hingga 90oC untuk membunuh bakteri sekaligus membersihkan
botol. Pada saat akan dikeluarkan dari mesin bottle washer, botol-botol disemprot
dengan hot water untuk membilas botol dari sisa-sisa air caustik. Setelah itu, botol-
botol bergerak melalui conveyor menuju mesin EBI optiscan. Mesin E.B.I scan
berfungsi untuk mendeteksi benda asing yang masih menempel di bagian dalam
dinding botol.Kemudian botol-botol melewati pos II, dimana operator pos II bertugas
untuk mengambil botol-botol gumpil dan kusam yang terlewat dari pos I dan mesin
bottle washer.
3. Proses pengisian botol
Botol-botol yang telah melalui pos II akan menuju ke filler, sementara itu teh
manis cair dialirkan melalui pipa menuju pasteurizer. Pasteurizer berfungsi untuk
memanaskan kembali teh manis cair untuk membunuh bakteri yang terikut pada saat
dialirkan melalui pipa.Kemudian, botol-botol diisi dengan teh manis cair oleh mesin
filler dan ditutup dengan crown.
4. Proses pemberian barcode dan pemindahan ke bagian penyimpanan
Botol-botol yang telah terisi teh dan ditutup crown akan melewati mesin video
jet untuk diberikan barcode tanggal dan jam produksi. Setelah itu, produk jadi
tersebut melalui pos III untuk disortir apakah tutup crown telah rapat dan baik,
produk yang tidak terkena barcode. Seteleh melewati pos III, produk kemudian
diangkat melalui mesin decrater ke crate. Produk yang telah jadi harus diinkubasi
selama tiga hari sebelum dipasarkan.
3.4.4 pemasaran produk
Produk sosro telah dipasarkan ke seluruh wilayah di Indonesia dan juga di
negara lainnya. Untuk pemasaran produk ini. PT. SINAR SOSRO telah menerapkan
beberapa strategi pemasaran. Beberapa strategi yang dilakukan oleh PT. SINAR
SOSRO
Market driven strategy sosro
Dasar pemikiran utama yang penting dalam market driven strategy adalah
menjadikan pasar dan konsumen sebagai titik awal dalam memformulasikan strategi.
PT. Sinar Sosro pada awalnya memperkenalkan minuman siap saji dalam kemasan
botol, Sosro memiliki target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang
melakukan perjalanan . Sosro memandang bahwa ketika orang sedang melakukan
perjalanan dan ia kehausan pasti membutuhkan sebuah penghilang dahaga yang
praktis dan mudah di dapat, berangkat dari pengalaman ketika melakukan promo,
tempat yang praktis dan aman untuk digunakan sebagai wadah teh adalah botol.
Sosro juga memiliki keunggulan dan keunikan dalam pemasaran. sebelum sosro hadir,
ada sebuah perusahaan asing yang ingin mengeluarkan produk teh dalam botol seperti
yang dilakukan sosro saat ini. Kala itu sang perusahaan menyewa jasa sebuah biro
riset pemasaran untuk menguji kelayakan dan prospek produk tersebut di Indonesia.
Setelah meneliti dan mengamati kebiasaan minum teh di masyarakat sang biro pun
menyimpulkan bahwa produk ini tidak memiliki prospek bagus untuk dipasarkan di
Indonesia. Biro itu beralasan bahwa budaya minum teh pada bangsa Indonesia
umumnya dilakukan pagi hari dalam cangkir dan disajikan hangat sehingga kehadiran
teh dalam kemasan botol justru akan dianggap sebuah keanehan.
Sosrodjojo, pendiri perusahaan sosro, justru berpikir sebaliknya. Awalnya ide
kemasan botol berasal dari pengalaman tes cicip (on place test) di pasar-pasar
tradisional terhadap teh tubruk cap botol. Pada demonstrasi pertama teh langsung
diseduh di tempat dan disajikan pada calon konsumen yang menyaksikan. Namun
cara tersebut memakan waktu lama sehingga calon konsumen cenderung
meninggalkan tempat. Kemudian pada uji berikutnya teh telah diseduh dari pabrik
dan kemudian dimasukkan ke dalam tong-tong dan dibawa dengan mobil. Akan tetapi
cara ini ternyata membuat banyak teh tumpah selama perjalanan karena saat itu
struktur jalan belum sebaik sekarang. Akhirnya sosro mencoba untuk
memasukkannya pada kemasan-kemasan botol limun agar mudah dibawa. Berangkat
dari itu, mereka berpikir bahwa penggunaan kemasan botol adalah alternatif yang
paling praktis dalam menghadirkan kenikmatan teh langsung ke konsumen.
Dari awal produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan perjalanan
seperti supir dan pejalan kaki sosro . Sosro menyadari bahwa segmen konsumen ini
memiliki keinginan hadirnya minuman yang dapat menghilangkan dahaga di tengah
kelelahan dan kondisi panas selama perjalanan. Atribut kepuasan ini dicoba untuk
dipenuhi dengan menghadirkan minuman teh dalam kemasan botol yang praktis dan
tersedia di kios-kios sepanjang jalan. Untuk menambah nilai kepuasan teh botol ini
disajikan dingin dengan menyediakan boks-boks es pada titik-titik penjualannya
(penggunaan kulkas pada saat itu belum lazim).
SOSRO selalu menjaga kualitas produknya dan selalu menjaga ketersediaan
produknya dipasaran, Bahan bakunya pun dari teh yang berkualitas pilihan, karena
sosro memiliki perkebunan teh sendiri. Semenjak diluncurkan pada tahun 1970,
produk teh botol sosro baik rasa, kemasan logo maupun penampilan tidak mengalami
perubahan sama sekali. Bahkan ketika perusahaan multinational Pepsi dan Coca cola
masuk melalui produk teh Tekita dan Frestea, Sosro tetap tak bergeming. Alih-alih
merubah produknya, dengan cerdas sosro justru melakukan counter branding dengan
mengeluarkan produk S-tee dengan volume yang lebih besar. Strategi ini ternyata
lebih tepat, kedua perusahaan multinasional itu pun tak berhasil berbuat banyak untuk
merebut hati konsumen Indonesia.
STRATEGI INTERNAL
1. Segmentasi Produk
PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang agro
industri yang memproduksi berbagai macam produk dengan menggunakan pucuk
daun teh sebagai salah satu bahan baku utamanya, dimana salah satu produknya
adalah Teh Botol Sosro. Teh Botol Sosro merupakan produk teh siap minum pertama
di Indonesia yang di kemas dalam botol dan telah dikenal oleh masyarakat luas.
Persaingan yang begitu ketat dari banyaknya teh dalam kemasan botol yang beredar
di pasaran. Berdasarkan data pada PT. Sinar Sosro terdapat 5 merk teh dalam
kemasan botol yang beredar di Indonesia, yaitu Teh Botol Sosro, Fruit Tea, TEBS, S-
tee, Frestea,
PT. Sinar Sosro pada saat ini dihadapkan pada berbagai saingan produk
minuman ringan yang tidak hanya dari pesaing lokal, namun juga pesaing asing.
Persaingan berbagai merek teh dalam kemasan botol membuat perusahaan lebih
berhati hati dalam merancang strategi pemasarannya.
Perusahaan akan berhasil memperoleh pelanggan dalam jumlah yang banyak
apabila dinilai memiliki citra baik dalam benak konsumen. Terciptanya citra baik
dalam benak konsumen akan menumbuhkan kepuasan pelanggan yang dapat
memberikan beberapa manfaat.
Keberhasilan Sosro tidak lepas dari brand teh botol yang didapatkannya,
persis seperti aqua menjadi brand pada air putih. Berikutnya Sosro semakin kuat
karena jaringan distribusi Teh Botol yang sangat kuat sampai di titik akhir pelosok.
Persis seperti Aqua dengan air putihnya, pemain lain terlambat masuk di segmen teh
dalam botol, karena menganggap lalu ide air teh masuk dalam botol.
Yang masih kurang dari Teh Botol adalah upaya upaya mempertahankan image
secara above the line. Upaya iklan di media massa, event, maupun promosi yang akan
terus membuat teh botol tertancap di kepala konsumen masih jarang dilakukan.
Terkesan Teh Botol merasa sudah besar dan yakin dengan penetrasi produk yang
telah dilakukannya sehingga tidak perlu lagi melakukan promosi above the line secara
intensif.
2. Targetting
Identifikasi target pasar adalah merupakan langkah awal yang dibutuhkan
dalam perencanaan dan pengembangan strategi pemasaran. Dalam situasi dimana
konsumen menghadapi banyak pilihan, maka kesuksesan pemasaran produk akan
banyak ditentukan oleh kesesuaian produk.
Target dari teh botol ini adalah yang menyukai rasa asli teh (non fruity) dan
praktis, para supir atau pejalan kaki. Diberikanlah kemasan botol yang praktis dan
disediakan di kios kios yang ada di pinggir jalan. Jadi jika ada yang haus, ya tinggal
minum sosro. Plus ditempatkan dalam boks es, sehingga menjadi dingin. Sosro
memiliki target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang melakukan
perjalanan. Pada waktu itu, strategi promosi yang dilakukan juga baik dengan
menetapkan harga tidak lebih dari biaya parkir pada waktu itu (mengingat target
adalah orang yang sedang melakukan perjalanan). Pada waktu pengenalan produk,
Sosro juga memiliki keunggulan kompetitif karena merupakan teh siap minum dalam
kemasan botol yang dipasarkan pertama kali di Indonesia.
3. Positioning
Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak merasa
aneh untuk meminum teh dalam kemasan botol dan dengan diasajikan dingin. Karena
pada awal kemunculan produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk minum
teh yang disajikan panas. Ternyata proses diferensiasi yang dilakukan Sosro
membuahkan hasil baik, sehingga Sosro dikenal sebagai minuman teh dalam
kemasan botol yang dapat memberikan kesegaran. Dalam perkembangannya, untuk
bersaing dengan competitor Sosro mulai melakukan kampanye bahwa dengan
mengkonsumsi teh akan membuat tubuh menjadi sehat, karena teh mengandung anti
oksidan. Hal ini menambah keunggulan kompetitif dari Sosro.
DISTRIBUTION STRATEGY
Distribusi (penempatan) adalah bagian dari bauran pemasaran yang
mempertimbangkan cara menyampaikan produk-produk dari produsen ke konsumen.
Perusahaan harus membuat keputusan mengenai saluran (channel) yang akan
digunakan dalam mendistribusikan produk-produk mereka. PT Sinar Sosro
merupakan salah satu contoh perusahaan terbaik yang sukses mengolah minuman
ringan (soft drink) teh, salah satu produk yang dihasilkan adalah teh dalam kemasan
botol dengan merek Teh Botol Sosro. Sukses pemasaran produk dan besarnya
keuntungan yang diraih perusahaan tidak terlepas dari strategi distribusi yang jitu
dalam menjangkau pasar. Strategi penjualan yang dilakukan Sosro adalah dengan
mengembangkan saluran distribusi secara luas dan terus menerus. Mengutamakan
availability dan kualitas produk sehingga berbuah pada kesetiaan pelanggan.
Distribusi Sosro mencakup hampir seluruh wilayah nasional mulai dari Batam,
Jabotabek, Jabar, Jatim, hingga Kalimantan dan Sulawesi. Bahkan teh dalam kemasan
botol Sosro diekspor ke Australia, Vietnam, Brunei Darussalam dan Amerika Serikat.
Sosro dikenal memiliki jaringan distribusi yang sangat mengakar. Keputusan
mengenai pergudangan dan pengendalian persediaan juga merupakan keputusan
distribusi. Ketersediaan (availability) menjadi kunci sukses pemasaran. Pihak Sosro
selalu memantau outlet-outlet Sosro dari pengaruh pesaing (competitor) yang berniat
menggantikan Teh Botol Sosro. Survei AC Nielsen beberapa waktu lalu menemukan
availability Sosro mencapai 100 persen. Namun Coca-Cola juga tidak kalah kuat
dalam saluran distribusi. Database Coca-Cola diketahui memiliki ratusan ribu warung
pinggir jalan yang siap menjajakan produk Coca-Cola termasuk Freshtea. Kini Coca
Cola bersaing head to head dengan Sosro yang mengusung teh botol dan Fruit Tea.
Maka menarik melihat persaingan di antara kedua pemain besar ini.
Pengembangan proses yang dilakukan oleh Sosro adalah dengan mengintegrasikan
supply chain, seperti memiliki kebun teh sendiri. berbeda dengan proses distribusi
produk dilakukan dengan bekerja sama dengan banyak agen penjualan untuk
memperluas cakupan distribusi dari Sosro
PRICING STRATEGY
Pertama kali mengenalkan teh siap minum dalam kemasan botol, Sosro
memiliki target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang melakukan
perjalanan. Pada waktu itu, strategi promosi yang dilakukan juga baik dengan
menetapkan harga tidak lebih dari biaya parkir pada waktu itu (mengingat target
adalah orang yang sedang melakukan perjalanan). Pada waktu pengenalan produk,
Sosro juga memiliki keunggulan kompetitif karena merupakan teh siap minum dalam
kemasan botol yang dipasarkan pertama kali di Indonesia.
PROMOTION STRATEGY
Kesuksesesan sosro dalam merebut hati konsumen Indonesia sesungguhnya dilihat
dari aspek pemasaran cukup unik. Sosro,dalam beberapa hal, telah mengabaikan
hukum-hukum umum yang terdapat di ilmu pemasaran. Misalnya saja mengenai
perlunya riset pasar sebelum meluncurkan produk. Konon kabarnya sebelum sosro
hadir, ada sebuah perusahaan asing yang ingin mengeluarkan produk teh dalam botol
sepert i yang dilakukan sosro saat ini. Kala itu sang perusahaan menyewa jasa sebuah
biro riset pemasaran untuk menguji kelayakan dan prospek produk tersebut di
Indonesia. Setelah meneliti dan mengamati kebiasaan minum teh di masyarakat sang
biro pun menyimpulkan bahwa produk ini tidak memiliki prospek bagus untuk
dipasarkan di Indonesia. Biro itu beralasan bahwa budaya minum teh pada bangsa
Indonesia umumnya dilakukan pagi hari dalam cangkir dan disajikan hangat sehingga
kehadiran teh dalam kemasan botol justru akan dianggap sebuah keanehan.
Sosrodjojo, pendiri perusahaan sosro, justru berpikir sebaliknya. Awalnya ide
kemasan botol berasal dari pengalaman tes cicip (on place test) di pasar-pasar
tradisional terhadap teh tubruk cap botol. Pada demonstrasi pertama teh langsung
diseduh di tempat dan disajikan pada calon konsumen yang menyaksikan. Namun
cara tersebut memakan waktu lama sehingga calon konsumen cenderung
meninggalkan tempat. Kemudian pada uji berikutnya teh telah diseduh dari pabrik
dan kemudian dimasukkan ke dalam tong-tong dan dibawa dengan mobil. Akan
tetapu cara ini ternyata membuat banyak teh tumpah selama perjalanan karena saat itu
struktur jalan belum sebaik sekarang. Akhirnya sosro mencoba untuk
memasukkannya pada kemasan-kemasan botol limun agar mudah dibawa. Beranglkat
dari itu merekaberpikir bahwa penggunaan kemasan botol adalah alternatif yang
paling praktis dalam menghadirkan kenikmatan teh lansung ke konsumen.
Dari awal produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan perjalanan
seperti supir dan pejalan kaki sosro . Sosro menyadari bahwa segmen konsumen ini
memiliki keinginan hadirnya minuman yang dapat menghilangkan dahaga di tengah
kelelahan dan kondisi panas selama perjalanan. Atribut kpuasan ini dicoba untuk
dipenuhi dengan menghadirkan minuman teh dalam kemasan botol yang praktis dan
tersedia di kios-kios sepanjang jalan. Untuk menambah nilai kepuasan teh botol ini
disajikan dingin dengan menyediakan boks-boks es pada titik-titik penjualannya
(penggunaan kulkas pada saat itu belum lazim).
Kini SOSRO telah menjadi perusahaan minuman yang besar dan otomatis strategi
pemasaran yang dipakai pun semakin besar pula. Promosinya kini bukan
menggunakan metode cicip rasa tetapi kini banyak iklan-iklan sosro yang terlihat di
berbagai stasiun televisi, internet, majalah, surat kabar, radio, dan berbagai acara-
acara besar maupun kecil. Berikut berbagai tagline iklan teh botol SOSRO dari tahun
ke tahun.
1975 : Pelepas Dahaga Asli
1985 : Hari-Hari Teh Botol
1994 : Hari-Hari Teh Sosro
1996 : Aslinya Teh
1997 : Ahlinya Teh
2002 : Apapun Makanannya, Minumnya Teh
2012 : Asli Segarnya
LAMPIRAN 1
DAFTAR PESERTA
KULIAH KERJA LAPANGAN
OFFERING RR S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2013
LAMPIRAN 2
REALISASI DANA
KULIAH KERJA LAPANGAN
OFFERING RR S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2013
PEMASUKAN
Kontribusi Peserta Rp. 965.000 x 40 Rp 38.600.000
Dana Fakultas Ekonomi UM Rp. 50.000 x 40 Rp 2.000.000
Total Pemasukan Rp 40.600.000
PENGELUARAN
Bendahara :
Akomodasi travel Rp 40.470.000
Kwitansi Rp. 5000x 2 Rp 10.000
Total Pengeluaran Bendahara Rp 40.480.000
Sekertaris
Pengadaan Proposal dan LPJ Rp 50.000
Total Pengeluaran Sekertaris Rp 50.000
Sie Humas
Komunikasi(pulsa) Rp 20.000
Biaya transportasi Rp 20.000
Total Pengeluaran Sie Humas Rp 40.000
Sie Kesehatan
Obat-obatan Rp 30.000
Total Pengeluaran Sie Kesehatan Rp 30.000
Total Pengeluaran Rp 40.600.000
Lampiran 3
Foto kegiatan