Anda di halaman 1dari 4

TEDHAK SITEN

DISUSUN OLEH :
1. RAMADHANI BAGAS PANGESTU
2. YUSUF CAHYONO

SMP NEGERI 2 NGADIROJO


TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Tedhak Siten

Tedhak Siten merupakan bagian dari adat dan tradisi masyarakat Jawa Tengah.
Secara keseluruhan, upacara ini dimaksudkan agar ia menjadi mandiri di masa depan.
Upacara tedak siten diadakan ketika anak berusia tujuh lapan (7 x 35 hari) dan mulai
belajar duduk dan berjalan di tanah. Upacara tedak siten atau mudon lemah (turun
tanah) merupakan suatu upacara adat yang menandakan anak tersebut diperbolehkan
menginjak (tedak) tanah (siti). Upacara ini sendiri mempunyai makna bahwa anak
tersebut mampu berdiri dalam menempuh kehidupan.
Tedhak siten umumnya dilaksanakan di halaman rumah pada sore hari;
beberapa sumber lain menyebutkan pagi atau siang hari. Ada pun tidak menjadi suatu
persyaratan penting apakah upacara dilaksanakan di halaman atau di dalam rumah.
Karena tak semua rumah memiliki halaman yang bisa disebut luas atau mencukupi.
Maka dari itu, ada beberapa orang yang melakukannya di gandok rumah, rumah bagian
belakang. Semua itu disesuaikan dengan keadaan yang terpenting upacara dapat
terlaksanakan. Dalam tedhak upacara siten terdapat bahan-bahan yang harus disiapkan
yang biasa disebut dengan uba rampe. Uba rampe tedhak siten memunyai makna dan
arti tersendiri. Perlengkapan yang diperlukan dalam melaksankan upacara tedhak siten
adalah sebagai berikut :
1. Sesaji selamatan yang terdiri atas nasi tumpeng dengan sayur mayur (kacang
panjang, kangkung, dan kecambah), bubur merah dan putih, bubur boro-boro
(terbuat dari bekatul), jajan pasar lengkap, dan aneka pala pendem (umbi-umbian).
2. Jadah (uli) 7 macam yaitu warna merah, putih, htam, kuning, biru, jingga' dan ungu.
3. Bunga setaman yang ditempatkan dalam bokor besar dari tanah.
4. Sangkar ayam (kurungan ayam) yang dihiasi janur kuning atau kertas warna-warni.
5. Tangga yang terbuat dari batang tebu ungu.
6. Padi, kapas, sekar telon (tiga macam bunga mawar, melati, dan kenanga).
7. Beras kuning serta beberapa lembar uang.
8. Bermacam-macam barang berharga seperti gelang, kalung, cincin, peniti, dan lain-
lain.
9. Barang yang bermanfaat seperti buku, alat tulis, dan sebagainya yang dimasukan
dalam sangkar.
Upacara tedhak siten biasanya dilaksanakan di halaman rumah. Tata cara
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1. Tahap 1: Anak dipandu oleh ayah dan ibu berjalan melalui 7 wadah berisi 7 jadah
berwarna.
Jadah adalah simbol dari proses kehidupan yang akan dilalui anak tersebut. Jadah
disusun dari warna yang terang ke warna yang lebih gelap. Hal ini menggambarkan
kehidupan yang akan dilalui sang anak mulai dari yang ringan sampai yang berat
(seberat appun masalah yang dihadapi pasti ada titik terangnya atau jalan
pemecahannya).
2. Tahap 2: Anak akan diberi tangga yang terbuat dari tebu wulung. Tangga ini
menyimbolkan urutan tingkatan kehidupan di masa depan yang harus dilalui dengan
perjuangan dan hati yang kuat. Juga agar anak dapat sukses tahap demi tahap.
3. Tahap 3: Setelah anak turun dari tangga, ia dituntun berjalan di atas tanah dan
bermain dengan kedua kakinya. Maksudnya agar nantinya adik kita mampu bekerja
keras untuk memenuhi kebutuhannya sendiri di masa depan.
4. Tahap 4: Kemudian, anak dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang sudah dihias.
Ia disuruh untuk mengambil benda-benda yang ada di dalam kurungan itu, seperti
uang, buku, mainan, dan lain. Barang yang dipilih anak tersebut adalah gambaran
dari minatnya di masa depan. Biasanya anak tidak mau masuk ke dalam kurungan
sehingga harus ditemani ibu atau pengasuhnya. Barang yang pertama kali diambil
oleh anak menggambarkan kehidupannya kelak (kegemaran atau pekerjaannya).
Misalnya anak mengambil gelang menandakan bahwa anak tersebut akan menjadi
orang yang kaya. Sementara jika anak mengambil alat tulis kelak ia akan menjadi
anak yang pandai, dan lain sebagainya.
5. Tahap 5: Setelah itu, ditaburkan beras kuning dan bermacam uang logam. Biasanya
orang yang hadir dalam upacara tersebut akan berebut uang koin tersebut. Prosesi
ini dengan harapan agar ia memiliki rejeki berlimpah dan berjiwa sosial. Setelah itu,
adik dimandikan dengan air kembang 7 rupa, harapannya agar bisa mengharumkan
nama keluarga.
6. Tahap 6: Setelah mandi, anak dipakaikan baju yang bagus sebagai harapan kelak ia
mendapat kehidupan yang baik dan layak. Anak duduk dalam tikar atau karpet.
Disekitar anak diletakkan barang-barang yang tadinya ada dalam kurungan.
Usahakan anak bersedia mengambil barang-barang tersebut
Dalam upacara Tedhak Siten terdapat beberapa makna lambang yang tersirat
sebagai berikut :
1. Tangga yang terbuat dari tebu wulung, tebu melambangkan antebing kalbu
(ketetapan hati) si anak dalam mengejar cita-citanya agar cepat tercapai.
2. Jadah yang merupakan simbol kehidupan yang akan dilalui si anak. Tujuh warna
jadah menggambarkan kehidupan yang akan dilalui sang nakan. Warna merah
menggambarkan kehidupan yang banyak rintangan dan halangan dan pilihan. Oleh
karena itu diharapkan anak dapat mampu mengatasinya.
3. Kurungan ayam dapat diibaratkan dunia atau kehidupan bermasyarakat. Anak yang
masuk ke kurungan ayam berarti anak tersebut masuk ke dalam lingkungan
masyarakat luas dan diharapkan mampu menyesuaikan diri dan mematuhi segala
peraturan yang ada.
4. Tumpeng melambangkan permohonan otang tua kepada Yang Maha Kuasa, supaya
si anak kelak menjadi anak yang berguna. Kacang panjang melambangkan agar si
anak berumur panjang, kangkung melambangkan agar si anak mampu tumbuh dan
berkembang di mana saja. Kecambah melambangkan kesuburan bagi si anak.
5. Jajan pasar lengkap melambangkan di dalam kehidupan bermasyarakat anak akan
berinteraksi dengan berbagai macam karakter manusia sehingga diharapka anak
mampu bersosialisasi dengan baik.
6. Pala pendem melambangkan agar anak kelak mempunyai sifat andhap asor atau
tidak sombong

Anda mungkin juga menyukai