Anda di halaman 1dari 6

TEDAK SITI

Pembukaan
Panaliten
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki
berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut
kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti
bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya.
Tidak bisa kita pungkiri, bahwa kebudayaan daerah merupakan faktor utama
berdirinya kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional.
Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruh
terhadap budaya nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber dari
kebudayaan daerah, akan sangat berpengaruh pula terhadap kebudayaan daerah atau
kebudayaan lokal.
Kebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain
merupakan ciri khas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa
atau daerah. Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka
menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap individu,
dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh
setiap suku bangsa.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan “ Tedak Sii “ ?
2. Apa saja alat dan perlengkapan yang diperlukan dalam Prosesi “ Tedak Siti” ?
3. Bagaimana cara prosesi “ Tedak Siti “ dilaksanakan ?

Guna Panaliten
Karena menjaga, memelihara dan melestarikan kebudayaan atau adat istiadat
merupakan kewajiban setiap individu, di sisi lain adat istiadat atau tradisi yang menjadi ciri
khas setiap daerah mulai sedikit luntur dengan adanya budaya modern. Maka dalam
realisasinya saya mencoba menyusun makalah yang berjudul Tedak Siti yang di dalamnya
mengulas tentang adat istiadat bangsa kita terutama sering dipakai dalam adat
jawa. Penyusunan makalah yang berjudul Tedak Siten ini bertujuan agar pembaca
mengetahui bahwa bangsa kita memiliki budaya yang unik dan menarik akan tetapi
belakangan ini jarang kita menemukan adat istiadat ini, serta agar kita  menyadari bahwa
menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari setiap orang.
Wosing Isi
Pengertian
Tedak siten merupakan bagian dari adat dan tradisi masyarakat jawa, upacara ini
dilkukan untuk anak yang baru pertama kali belajar berjalan atau pertama kali
menginjakkan pada tanah dan slalu ditunggu-tunggu oleh orang tua atau kerabat, tedak
siten berasal dari dua kata " tedhak" berarti menampakkan kaki dan “siten”berasal dari
kata "siti" yang berarti bumi, upacara ini dilakukan ketika seorang bayi berusia 7 bulan dan
mulai belajar duduk dan berjalan ditanah, secara keseluruhan upacara ini bertujuan agar ia
menjadi mandiri dimasa depan.

Tujuan di tindahakake upacara adat Tedak Siti


Dene ancase tedhak siten, atur puji sukur marang gusti Allah, dene wis paring
kekuatan sarta keslametan nganti bisa ngidak bumi lan saged urip mandiri. Lan bibar punika,
para tamu saged ndhahar panganan ingkang wonten.

Alat-alat yang diperlukan dalam Prosesi "Tedak Siten"


a) Jadah 7 warna

b) Tangga tebu

c) Injak-an pasir

d) Kurungan ayam

e) Beras ketan berisi koin f) Nasi Tumpeng beserta sayur urap dan ayam
Paragane Sing Nindhakake Upacara Adat
a) Acara Tedak Siten ini di mulai dengan Menapaki jadah 7 warna, jadah disini
terbuat dari beras ketan dicampur dengan parutan kelapa muda dengan ditambahi
garam agar rasanya gurih dan 7 warna disini yaitu hitam, kuning, hijau, biru,
merah, putih, jingga.
Warna-warna ini mempunyai makna sebagai berikut :
Putih : Watak Dasar
Biru : Jati Diri
Hijau : Lambang Kehidupan
Jingga : Matahari
Merah : Semangat
Kuning : Harapan tercapai cita2
Hitam : Keagungan
Makna yang terkandung dalam jadah ini merupakan simbol kehidupan yang akan
dilalui oleh si anak, mulai dia menapakkan kakinya pertama kali di bumi ini
sampai dia dewasa, sedangkan warna-warna tersebut merupakan gambaran dalam
kehidupan si anak akan menghapai banyak pilihan dan rintangan yang harus
dilaluinya. Jadah 7 warna disusun mulai dari warna yang gelap ke terang.

b) Selanjutnya si anak menaiki tangga, dimana tangga ini terbuat dari tebu jenis
arjuna, yaitu tangga yang dibuat dari batang tebu merah hati dan dihiasi kertas
warna- warni.. Hal ini dimaksudkan agar dalam menapaki (menjalani) hidupnya, apa
yang di lakukan seorang anak diharapkan semakin meningkat dan mampu melewati
halangan dan rintangan hidupnya kelak.

c) Kemudian di teruskan menapaki pasir, ini dimaksudkan agar dalam menjalani


hidupnya dia siap dengan halangan atau rintangan apapun yang menghadangnya.
`
d) Setelah menapaki pasir, anak di bimbing di sebuah kurungan ayam yang telah
dihiasi dan didalamnya terdapat beberapa mainan, alat tulis, uang, hp, stetoskop
dan sebagainya dan kemudian anak di suruh mengambil barang yang di sukainya.
Dimana barang yang dipilih si anak merupakan gambaran dari kegemaran dan juga
pekerjaan yang diminatinya kelak setelah dewasa.

e) Prosesi selanjutnya adalah sebar beras kuning yang telah dicampur dengan uang
logam untuk di perebutkan (dalam hal ini yang menaburkan adalah di wakili
bapaknya), prosesi ini menggambarkan agar si anak kelak menjadi anak yang
dermawan, suka bersedekah dalam lingkungannya.

f) Prosesi terakhir yaitu si anak dimandikan dengan bunga


setaman ( kenapa diberi
bunga?? mungkin jaman dulu belum ada minyak wangi mungkin yaaaa?? maka
dari itu air bisa wangi). Lalu mengenakan baju yang baru.
Tujuannya yaitu agar si anak tetap sehat, membawa nama harum bagi keluarga,
punya kehidupan yang layak, makmur dan berguna bagi nusa bangsa.
g) Setelah dimandikan, si anak diganti bajunya dengan baju yang baru.
Setelah semua prosesi tersebut dilaksanakan, kemudian dilanjutkan memotong tumpeng
yang di lengkapi dengan sayur urap (hidangan yang terbuat dari sayur kacang panjang,
kangkung dan kecambah yang diberi bumbu kelapa yang telah dikukus atau disangrai,dan
ayam).

Tumpeng melambangkan permohan orang tua kepada sang Maha Pencipta agar si anak kelak
menjadi anak yang berguna, sayur kacang panjang bermakna simbol umur agar si anak
berumur panjang, sayur kangkung bermakna dimanapun si anak hidup dia mampu tumbuh dan
berkembang, sayur kecambah merupakan simbol kesuburan dan ayam mengartikan kelak si
anak dapat hidup mandiri.

Piranti lan Ubarampe


1. Pengaron sing diisi kembang setaman
2. Kurungan, kanggo nggambarake yen donyane anak isih sithik utawa ciut
3. Werna-werna barang sing diselehake sajroning kurungan kang nggambarake suwene urip
lan kawajibane manungsa nggolek nafkah, kayata:
a) Pari sabengket
b) Kapuk sabengket
c) Piranti nulis
d) Bokor kang diisi beras kuning
e) Werna-werna jinis dhuwit
f) Perhiasan
4. Klasa sing isih anyar, kanggo lemek ning jeroning kurungan
5. Udik-udik utawi duit logam dipuncampur kembang
6. Tangga tebu "arjuna", yaiku tebu sing wernane ungu kang nggambarake
undhak-undhakane urip sing arep dilakoni anak
7. Jadah pitung werna, yaiku abang, putih, ireng, kuning, biru, ungu lan jambon. Tegese
kanggo ngemutake anak yen urip kudu waspada saka godaan werna-werna
8. Bancakan, kayata sega gudhangan sing dibagekake marang para tamu sing teka

Tata Cara
1. Diwiwiti kanthi jabang bayi ditetah kanggo midak jadah kang cacahe ana pitung werna,
2. Jabang bayi diunggahake supaya menek andha saka tebu kang wis direngga,
3. Bayi dilebokake ¡ng kurungan pitik. Ing sajroning kurungan pitik diwenehi bokor kang
¡sine pari, alat tulis, dhuwit, kaca, Ian sapanunggalane,
4. Bayi njupuk salah sawijining ¡si kang ana ¡ng bokor,
5. Acara tambahan yaiku nyebar beras kuning Ian dhuwit,
6. Banjur, bayi didusi nganggo kembang setaman supaya bayi kasebut sehat lan nggawa
ganda arum tumrap keluwargane ¡ng tembe.

Penutup
Kesimpulan
Suku Jawa merupakan suku yang memiliki berbagai kebudayaan, Mulai dari adat
istiadat sehari-hari, kesenian, acara ritual, dan lain-lain. Salah satunya adalah budaya
Tidak Siten yang biasaya dilakukan waktu anak berumur 7 bulan dan pertama kali turun
tanah.dengan tujuan-tujuan yang bernilai sangat spiritualis dan penuh dengan harapan
tinggi Semua itu membuktikan bahwa suku Jawa khususnya merupakan suku yang
menjunjung masa depan bangsa. Dan ternyata dalam jawa terdapat upacara khusus bagi
anak  pertama kali turun tanah. Hal ini merupakan adat atau kebiasaan masyarakat jawa asli
yang kental dengan spiritual suku jawa.Sehingga dari itu hal ini merupakan budaya yang unik
dan menarik yang harus kita banggakan dan kita jaga.

Saran
Budaya atau adat istiadatdaerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan
nasional, maka segala sesuatu yang terjadi pada budaya daerah akan sangat mempengaruhi
budaya nasional. Atas dasar itulah, kita semua mempunyai kewajiban untuk menjaga,
memelihara dan melestarikan budaya baik budaya lokal atau budaya daerah maupun budaya
nasional, karena budaya merupakan bagian dari kepribadian bangsa

Anda mungkin juga menyukai