Anda di halaman 1dari 4

Upacara Tedak Siten - Turun Tanah

Adat Jawa

Bagi orang tua, kelahiran seorang anak, baik pria maupun wanita adalah anugrah dari Tuhan
Yang Maha Esa. Semenjak didalam kandungan hingga kelahirannya, setiap orang tua selalu
berharap agar kelak anak tersebut menjadi manusia yang berguna bagi Nusa Bangsa dan
Agamanya.

Pengharapan orang tua kepada anaknya tersebut diwujudkan dalam bentuk upacara adat
(adat Jawa) yang dimulai sejak bayi masih dalam kandungan Ibunya, hingga anak tersebut
lahir. Salah satu bentuk perwujudannya adalah dengan Upacara Tedak Siti - Turun Tanah
ketika anak sudah berusia 7 bulan.

Upacara Tedak Siti itu sendiri memberi arti bahwa agar kelak anak tersebut setelah
dewasa nanti kuat dan mampu berdiri sendiri dalam menempuh kehidupan yang penuh
tentangan, untuk mencapai cita citanya

Rangkaian jalannya upacara :

Bayi dimandikan Banyu Gege – Air yang telah dijemur dibawah terik matahari. Banyu gege
ditabur bunga talon sebagai symbol dari budi pekerti yang halus, kebijaksanaan dan
keduniawian. Banyu gege le ndang gede – Sang bayi lekas besar

Bayi dimandikan oleh Ibu didampingi nenek dan penata acara (MC).Setelah berpakaian
dilanjutkan dengan prosesi menginjak tanah.
Kaki bayi diinjakan di tanah lalu diinjakkan pada juadah – ketan yang bewarna hitam, merah,
kuning, hijau, putih. Semua warna mewakili nafsu manusia.

Bayi dipanjatkan pada tangga yang terbuat dari tebu, melambangkan mangalahkan nafsu
duniawi sehingga mencapai puncak kehidupan yang didasari Anteping Kelabu - hati yang
mantap.

Bayi kemudian dimasukkan kedalam kurungan yang telah diisi dengan berbagai macam benda
seperti mainan, uang, buku, perhiasan, dll. Benda-benda tersebut memberikan symbol
profesi atau mata pencaharian sang bayi kelak bila telah dewasa, hal ini dapat ditentukan
setelah sang bayi telah mengambil benda yang dipilihnya.

Ada pula beberapa pendukung acara berupa sesajen. Sesajen ini merupakan sarana
keselamatan sang bayi, terdiri dari :

Tampah berisi jajanan pasar yang isinya bermacam jajanan pasar : buah buahan, pala
gumantung - buah menggantung, pala kependem - buah didalam tanah, pala kesimpar - buah
diatas tanah, umbi umbian. Melambangkan kesejahteraan Ibu Pertiwi.

Tumpeng janganan, sesaji ini mengingatkan kepada saudara yang tak terlihat dari sang bayi,
lazim disebut Kakang kawah adi ari ari

Umbul umbul dikanan dan kiri agar martabat sang bayi memumbung katas. Diakhiri dengan
kidungan atau puji pujian yang merupakan pengharapan orang tuanya pada masa depan si
bayi.

Anda mungkin juga menyukai