Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kecintaan penulis terhadap tradisi Tedhak Siten
yang memiliki makna yang sangat dalam. Indonesia merupakan Negara yang mempunyai
variasi budaya yang sangat beragam dan setiap budaya memiliki keunikan yang khas.
Upacara adat adalah sebuah tradisi yang selalu dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk
maksud dan tujuan tertentu. Tedhak siten merupakan satu diantara banyaknya tradisi Jawa
Tengah yang akan kita bahas kali ini. Tedhak siten adalah tradisi yang dilakukan untuk
balita yang berumur tujuh bulan menurut kalender atau pasaran Jawa. Tradisi ini berisi
harapan yang diberikan oleh orang tua dan keluarga agar sang anak dapat sukses dan
beruntung di kemudian hari. Selain itu, upacara ini juga berfungsi sebagai wujud
penghormatan pada bumi karena telah menjadi pijakan si balita. Tradisi ini sangat menarik
untuk diketahui lebih dalam lagi mengenai proses acara yang sangat unik dan memiliki
makna yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengenal Tedhak Siten lebih dalam
lagi dan menjelaskan prosesi upacara ini kepada para pembaca. Metode yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data yang didapat dari dokumentasi,
literatur, artikel, serta jurnal yang terdapat pada internet. Hasilnya adalah tradisi ini
memiliki tujuh rangkaian acara yaitu selametan, menapakkan kaki balita pada jadah
berwarna, memanjat tangga tebu, berjalan di atas tanah, kurungan ayam, memberikan
uang, mandi, dan di dandani. Setiap prosesi memiliki makna yang mewakili harapan orang
tua terhadap sang anak.
1. PENDAHULUAN
Indonesia adalah Negara yang dikenal dengan kebudayaan dan keindahan alam yang
melimpah. Bhinneka Tunggal Ika ialah semboyan yang digunakan oleh Indonesia sebagai
ilustrasi persatuan serta kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (Wahano, 2021)
menyebutkan bahwa kebudayaan merupakan suatu sistem nilai, lambang, dan perilaku hidup
manusia dalam wujud yang khas pada masyarakat. Sedangkan Tradisi adalah kegiatan turun-
temurun yang diwariskan oleh nenek moyang dan masih dijalankan oleh masyarakat dan di nilai
dan dianggap bahwa cara-cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar (Rais,
2012). Upacara adat adalah salah satu contoh perbedaan budaya yang dimiliki Indonesia. Setiap
provinsi di Indonesia mempunyai upacara adat yang berbeda dan memiliki tujuan yang beragam.
Sampai saat ini, tradisi ini masih dilakukan oleh masyarakat tradisional yang menganggap bahwa
tradisi tersebut mempunyai nilai-nilai yang cukup relevan bagi kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Jawa Tengah adalah salah satu provinsi yang sampai sekarang masih memelihara nilai
kebudayaan yang telah diwariskan oleh para leluhur. Upacara adat yang dimiliki provinsi ini
sangat beragam contohya seperti Tedhak Siten. Tedhak Siten adalah tradisi yang dilakukan untuk
balita yang masih berusia tujuh bulan dari hari lahirnya yang dihitung dengan pasaran Jawa. Bagi
rakyat Jawa, seorang anak merupakan sesuatu hal yang sangat mereka dambakan
(Probowardhani, 2016). Tradisi ini berfungsi sebagai wujud penghormatan pada bumi karena
telah menjadi pijakan si balita. Melalui tradisi ini, masyarakat khususnya keluarga berharap
bahwa di masa depan nanti Ia akan menjadi orang yang sukses dan mandiri. Penelitian ini
bertujuan untuk mengenal Tedhak Siten lebih dalam lagi dan menjelaskan prosesi upacara ini
kepada para pembaca. Dengan cara mencari tahu dari beberapa referensi terpercaya dan
membandingkan dengan pengalaman pribadi.
2. PEMBAHASAN
2.1 Tedhak Siten
Tedhak Siten adalah salah satu tradisi yang biasa dilakukan oleh rakyat Jawa. Tradisi ini
datang dari Jawa Tengah. Dalam bahasa Jawa, tedhak mempunyai arti turun atau pijakan
sedangkan siten diambil dari kata siti yang berarti tanah. Tradisi ini juga dikenal sebagai upacara
turun tanah. Menurut website (Ulfah, 2021) adat budaya ini dilakukan sebagai bentuk
penghormatan kepada bumi yang menjadi tempat anak mulai belajar untuk menginjakkan
kakinya ke tanah. Tedhak Siten biasa dilakukan jika anak sudah berusia tujuh bulan, dihitung
dari hari kelahirannya berdasarkan pasaran Jawa. Dalam pasaran Jawa, satu bulan berjumlah 36
hari. Jika menurut pasaran Jawa, hitungan waktu tujuh bulan sepadan dengan delapan bulan
kalender masehi. Secara keseluruhan, upacara ini mempunyai makna untuk mengajarkan anak
terhadap konsep kemandirian, sikap tanggung jawab, kuat dalam menghadapi persoalan, serta
bersifat dermawan terhadap sesama (Wikipedia, 2021).
3. PENUTUP
Tedhak Siten merupakan upacara adat yang berasal dari pulau jawa, yaitu Jawa Tengah.
Tradisi ini dilaksanakan oleh anak yang berusia tujuh bulan dihitung dari pasaran Jawa. Tradisi
ini bertujuan sebagai wujud penghormatan pada bumi karena telah menjadi pijakan sang anak.
Setiap prosesi dalam upacara adat ini memiliki makna atau simbol yang berbeda. Tradisi ini
dapat mewakili harapan setiap orang tua kepada sang anak di masa depan. Kesimpulan yang bisa
diambil dari upacara adat Tedhak Siten adalah masa depan sang anak tidak dapat diprediksi
dengan apapun itu, Orang tua maupun keluarga hanya bisa berharap agar sang anak kelak akan
sukses dan beruntung di masa depan.
4. DAFTAR PUSTAKA
NEGORO, S. S. (2001). UPACARA TRADISIONAL DAN RITUAL JAWA. IN S. S. NEGORO, UPACARA
TRADISIONAL DAN RITUAL JAWA (P. 45). SURAKARTA: CV. BUANA RAYA.
Probowardhani, D. K. (2016). PROSESI UPACARA TEDHAK SITEN ANAK USIA 7 BULAN
DALAM TRADISI ADAT JAWA. Studi Kasus di Desa Banyuagung
Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Tahun 2016 , 3-4.
Rais, H. E. (2012). Kamus Ilmiah Populer. Pusat Belajar , 686.
Ulfah, S. (2021, Juni 3). POPMAMA. Retrieved Januari 15, 2022, from www.Popmama.com:
https://www.popmama.com/baby/7-12-months/sarrah-ulfah/tedak-siten-ritual-
untuk-memprediksi-masa-depan-anak/2
Wahano, T. (2021). Makna Simbolik Tradisi Tedhak Siten Studi Di Desa Kampung Tengah
Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari. Skripsi , 1.
Wikipedia. (2021, Oktober 5). Tedak Siten. Retrieved Januari 15, 2022, from Wikipedia
Ensiklopedia Bebas: https://id.wikipedia.org/wiki/Tedak_siten
BIODATA PENULIS
Fedora Tirza Ayu Ariella, lahir di Malang pada 29 Mei 2003. Saat ini sedang menempuh
pendidikan semester 1 di Universitas Muhammadiyah Malang dengan Program studi Teknologi
Pangan. Ketertarikan di bidang kepenulisan sastra dan karya ilmiah sejak duduk di bangku SD. Sejak
SD, mulai tertarik untuk membaca buku novel dan cerpen-cerpen menarik pada masanya dan
berlanjut hingga sekarang.