Anda di halaman 1dari 6

MODUL PEMBELAJARAN DARING

MUATAN LOKAL BAHASA DAERAH (JAWA)


Kelas XI
Semester Gasal

Adat Istiadat Jawa


MATERI ARUPA BASA INDONESIA

Oleh :
Arung Jene Rimbawan, S.Pd
MODUL PEMBELAJARAN DARING
MULOK BAHASA DAERAH KELAS XI BSBU/MIPA/IPS

ADAT ISTIADAT JAWA

KD dan Indikator
Pengetahuan
3.2 Mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis peristiwa budaya daerah
sesuai dengan karakteristiknya
3.2.3 Mengidentifikasi karakteristik salah satu kegiatan upacara adat.

Keterampilan
4.2 Menanggapi peristiwa budaya daerah sesuai dengan karakteristiknya.
4.2.3 Mengomentari kegiatan upacara adat.

Pasinaon 4 :
Upacara Adat Jawa : Mitoni
Mitoni iku asalé saka tembung pitu (7). Upacara adat iki dianakaké wektu calon
ibu nggarbini utawa meteng 7 sasi. Ancasé kanggo keslametan calon bayi lan ibuné
utawa kanggo sing sipaté tolak bala. Ing tlatah tartamtu, upacara iki uga diarani
tingkeban.
Makna Jabang bayi umur 7 sasi iku wis nduwé raga sing sampurna. Dadi
miturut pangertene wong Jawa, wetengan umur 7 sasi iki prosès pangriptane
manungsa iku wis nyata lan sampurna ing sasi kaping 7. Reroncen acara kanggo
upacara mitoni iki luwih akèh tinimbang upacara ngupati. Urut-urutane ya iku siraman,
nglebokaké endhog pitik kampung ning njero kain calon ibu déning calon bapak, salin
rasukan, brojolan (nglebokaké klapa gadhing enom), medhot lawe utawa lilitan
benang (janur), mecahake wajan lan gayung utawa kendi, nyolong endhog lan
pungkasane ya iku kendhuren. Acara siraman mung dianakake kanggo mitoni anak
sing nomer siji.
Acara siraman namung dianakake kanggo mitoni anak mbarep.
Wektu sing pas miturut adat Jawa kanggo mitoni iku kudu ditindakake ing dina
kang miturut para sesepuh apik, dina apik iku dina Senen awan nganti mbengi utawa
uga dina Jemuwah awan nganti mbengi, sadurunge wulan 'purnamasidhi'.
Ben tambah paham, wacanen teks basa Indonesia ing ngisor iki

ecara teknis, penyelenggaraan upacara ini dilaksanakan oleh dukun atau anggota keluarga
yang dianggap sebagai yang tertua. Kehadiran dukun ini lebih bersifat seremonial, dalam arti
mempersiapkan dan melaksanakan upacara-upacara kehamilan. Serangkaian upacara yang
diselenggarakan pada upacara mitoni adalah:

1. Sungkeman

Upacara mitoni diawali dengan upacara sungkeman. Sungkeman dilakukan pertama-tama


oleh calon ibu kepada calon ayah (suaminya). Kemudian, calon ibu dan ayah, melakukan
sungkeman kepada kedua pasang orang tua mereka. Intinya adalah memohon doa restu agar
proses kehamilan dan kelahiran kelak berjalan dengan lancar dan selamat.

2. Siraman

Siraman atau mandi merupakan simbol upacara sebagai pernyataan tanda pembersihan diri,
baik fisik maupun jiwa. Pembersihan secara simbolis ini bertujuan membebaskan calon ibu
dari dosa-dosa sehingga kalau kelak si calon ibu melahirkan anak tidak mempunyai beban
moral sehingga proses kelahirannya menjadi lancar.

Air siraman adalah air yang berasal dari 7 sumber, misalnya dari rumah orang tua istri, rumah
orang tua suami, tetangga atau saudara lainnya. Pada air siraman juga terdapat bunga 7 rupa.
Setelah acara selesai, bagi tamu yang belum mempunyai keturunan bisa mengambil air
siraman yang belum terpakai, untuk digunakan sebagai air mandi (bisa dibawa pulang).
Diharapkan setelah menggunakan air tersebut, tamu tersebut bisa ‘ketularan’ memiliki
keturunan juga.

3. Pecah Telur

Setelah siraman, calon ayah melakukan upacara pecah telur. 1 butir telur ayam kampung
yang sebelumnya ditempelkan ke dahi dan perut calon ibu, dan kemudian dibanting ke lantai.
Telur tersebut harus pecah, sebagai perlambang proses persalinan nanti dapat berjalan dengan
lancar tanpa aral melintang. Dari referensi yang saya baca, ada juga yang dengan cara
memasukkan telur tersebut ke dalam kain calon ibu.

4. Memutus Lawe/benang/janur

Berikutnya, masih di tempat siraman berlangsung, adalah upacara memutuskan


lawe/benang/janur. Lawe atau Janur diikatkan ke perut calon ibu, kemudian calon ayah
memutuskan lilitan tersebut. Maknanya juga agar proses persalinan berjalan lancar dan tidak
ada halangan.

5. Brojolan

Yaitu memasukkan kelapa gading muda (kelapa cengkir) yang telah dilukis Kamajaya dan
Dewi Ratih. Calon ibu dipakaikan sarung (longgar saja). Bagian pinggir sarung, agar tetap
longgar, dipegang oleh kedua calon kakek, masing-masing di sebelah kiri dan kanan.
Kemudian sang calon ayah memasukkan satu kelapa cengkir tersebut dari atas, dan siap
diterima oleh salah satu calon nenek (misalnya diawali oleh calon nenek dari pihak calon
ibu). Hal ini dilakukan 3 kali berturut-turut. Setelah itu, diikuti dengan proses yang sama
dengan kelapa cengkir kedua, dan diterima oleh calon nenek lainnya (calon nenek dari pihak
calon ayah).

Calon nenek menerima kelapa tersebut sambil membawa selendang, dan merek kemudian
menggendong kelapa tersebut (seperti menggendong bayi) dan membawanya ke kamar tidur.
Kelapa tersebut kemudian ditidurkan di atas tempat tidur, seperti menidurkan bayi. Makna
simbolis dari upacara ini adalah agar kelak bayi lahir dengan mudah tanpa kesulitan.

6. Pecah Kelapa

Selanjutnya, calon ayah mengambil salah satu kelapa tersebut. Mengambilnya dengan dengan
mata tertutup, sehingga ia tidak tahu kelapa yang melambangkan perempuan atau laki-laki
yang diambil. Kelapa diambil dan ditempatkan di area siraman, untuk kemudian dipecahkan.
Hal ini melambangkan perkiraan jenis kelamin calon bayi tersebut.

7. Ganti Busana

Setelah calon ibu dikeringkan dan ganti dengan pakaian kering, dilakukan acara selanjutnya,
yaitu upacara ganti busana. Akan terdapat 7 kali ganti pakaian, yang berupa ganti kain dan
kebaya. Kain dalam tujuh motif melambangkan kebaikan yang diharapkan bagi ibu yang
mengandung tujuh bulan dan bagi si anak kelak kalau sudah lahir. Kain yang digunakan
terdapat 7 macam, dimulai dengan urutan dan makna sebagai berikut:

Sidoluhur : Artinya supaya bayi tersebut menjadi orang yang sopan dan berbudi
pekerti luhur.

Sidomukti : Artinya supaya bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa,
yaitu berbahagia dan disegani karena kewibawaannya.

Truntum : Artinya supaya keluhuran budi orang tuanya menurun pada sang bayi.

Wahyu tumurun : Artinya agar anak yang akan lahir menjadi orang yang beriman
kepada Allah Yang Maha Esa dan selalu mendapat petunjuk serta perlindungan
dari-Nya.

Udan riris : Artinya supaya anak dapat membuat situasi yang menyegarkan, enak
dipandang, dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya.

Sidoasih : Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu di cintai
dan dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih.

Lasem : Bermotif garis vertikal, bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan yang Maha Esa.
Pemakaian kain dibantu oleh kedua calon nenek dan ditanggapi oleh keluarga atau tamu yang
hadir (pada 6 kain dan kebaya pertama) dengan “kurang cocok…” serta pada kain terakhir
(yang ke-7) dengan tanggapan “cocok”…

Kain-kain yang dipakaikan tadi, setelah diganti dengan kain berikutnya, diletakkan di bawah
kaki calon ibu, sehingga lama kelamaan menumpuk dan melingkari kaki calon ibu. Setelah
selesai dengan pakaian ke-7, calon ayah membantu mendudukkan calon ibu di atas tumpukan
kain tersebut, sehingga tampak seperti ‘ayam mengerami telurnya’, yang melambangkan sang
calon ibu menjaga dan memelihara calon bayi dalam kandungannya.

8. Jualan Cendol & Rujak

Selanjutnya adalah upacara jualan rujak dan cendol (dawet) oleh sang calon ayah dan calon
ibu. Calon ayah membawa payung untuk memayungi calon ibu saat berjualan, sementara
calon ibu membawa wadah untuk menampung uang hasil jualan tersebut. Uang yang
digunakan adalah uang koin yang terbuat dari tanah liat (kreweng). Sang calon ayah
menerima uang tersebut dari pembeli untuk dimasukkan dalam wadah tersebut dan sang
calon ibu melayani para pembeli.

Rujak yang merupakan rujak serut tersebut juga dibuat dari 7 macam buah-buahan. Calon ibu
yang meracik sendiri bumbu rujaknya, melambangkan apabila rasanya kurang enak, anaknya
adalah lelaki, dan sebaliknya.

9. Potong Tumpeng

Acara diakhiri dengan upacara potong tumpeng. Tumpeng yang juga merupakan sesajen
dalam upacara mitoni ini. Tumpeng isinya berupa tumpeng terbuat dari nasi, satu tumpeng
besar di tengah-tengah dan 6 tumpeng kecil di sekelilingnya, sehingga totalnya berjumlah 7
buah tumpeng. Sajen tumpeng juga bermakna sebagai pemujaan pada arwah leluhur yang
sudah tiada.

UBARAMPE MITONI
Cengkir gading loro gambar Bathara Kumajaya lan Dewi Ratih,
Air yang berasal dari tujuh sumber mata air, kembang setaman, dua buah kelapa
hijau, gayung yang masih ada daging kelapanya, tujuh perangkat busana, aneka
dedaunan sebagai alas duduk calon ibu, kendi, janur kuning, teropong dan konyoh.
Selain itu, juga diperlukan sarana yang berupa makanan yang meliputi tumpeng
robyong, tumpeng megono, tumpeng pitu, tumpeng uruping damar, nasi kuning, jajan
pasar, pisang sanggan, buah-buahan, jenang abang putih, jenang procot, jenang
sungsum, dan tujuh macam ampyang.
Aneka ubarampe tersebut masing-masing memiliki makna. Tumpeng robyong
melambangkan kebaikan, tumpeng megono memiliki makna kesegaran, tumpeng pitu
bermakna selalu mendapat pertolongan, tumpeng uruping damar melambangkan
keutamaan, nasi kuning melambangkan kesuksesan dalam hidup, jajan pasar dan
buah-buahan bermakna agar jabang bayi bisa lahir normal, tidak kurang suatu
apapun, jenang abang putih melambangkan bertemunya bibit laki-laki dan
perempuan, jenang procot bermakna agar jabang bayi bisa lahir dengan lancar dan
sehat, tujuh macam ampyang yang rasanya manis bermakna agar bayi yang lahir
kelak bisa mendapatkan kehidupan yang manis.

TUGAS 4

Tulisen komentarmu ngenani kagiyatan mitoni iki, komentare ngandhut


RELEVANSI makna sajrone temu manten karo jaman saiki.

a. Apa acara mitoni isih akeh neng nggonmu?


b. Apa hubungan antara saben2 (setiap) makna/simbol saben unsur kegiatan mitoni
karo pagesangan(kehidupan) manungsa?
c. Apa perlu mitoni dilakoni dening calon ibu ing bebrayan Jawa? tulisen alasanmu!

TUGASE PADHA KARO SING WINGI KAN…. kurang enak apa. Nek copas
nang kancane kok ya kenemenen dong…..

*TULIS di BUKU GAPAPA, KETIK di APLIKASI juga GAPAPA

Jangan lupa absen di link berikut ini


(TUGAS tanpa ABSEN sia-sia, ABSEN tanpa TUGAS juga sia-sia)

https://forms.gle/6fa9uXoeZJFtnYAF8

Maturnuwun

Anda mungkin juga menyukai