Tradisi hamil ini juga kadang dilaksanakan pada bulan keempat dana
kelima. Pada bulan keempat, bila istri yang sedang hamil tersebut
sehat, biasa dilakukan selamatan. Do’a yang dibacakan biasanya do’a
selamat dan doa nurbuat.
Saat bayi dalam kandung berumur 5 bulan, diadakan selamatan.
Biasanya keluarga membagikan bangsal (gabah). Maksud dari
selamatan ini adalah agar bayi yang dikandung selamat tidak memiliki
kelainan (bengsal). Kata bangsal merupakan seloka atau kias dari kata
bengsal. Dalama bahasa Sunda kata ini memiliki arti cacat.
Saat bayi berumur 7 bulan, diadakan kembali selamatan 7 bulanan
atau istilah lain yang biasa dipergunakan adalah nembus weteng, babarik,
dan tingkeban.Tradisi tujuh bulan biasa dilakukan pada tanggal yang
mengandung angka 7, yaitu 7, 17, dan 27 bulan hijriah, bukan bulan
pada tahun masehi.
Tradisi ini biasa dilakukan pada pagi hari, kira-kira jam 7 pagi.
Namun demikian di beberapa wilayah, malam harinya diadakan
pengajian. Surat yang dibacakan antara lain surat Maryam, surat Yusuf
atau surat Arakhman atau sesuai dengan keinginan yang punya hajat.
Sarana yang disediakan antara lain:
a. Makanan :
Nasi biasa atau tumpeng dengan tidak boleh disertai daging
hewan sembelihan (sapi, kerbau, dan kambing);
b. Melahirkan
Dengan berakhirnya kegiatan 7 bulanan, keluarga biasanya memiliki
tugas lain, yaitu mengumpulkan akar, umbi, kacang-kacangan, bunga-
bunga dan daun tanaman yang bisa dijadikan obat orang akan
melahirkan.
Orang hamil pun terus menjaga stabilitas diri.Dia biasanya ada dalam
pengawasan indung beurang. Banak larangan yang harus dilakukan oleh
orang hamil, antara lain:
a. Tidak boleh tidur sembarangan dan tidak berbantal, karena bisa
menyebabkan susah saat melahirkan
b. Tidak boleh makan siput, karena akan menyebabkan ngantuk
c. Tidak boleh duduk beralaskan kulit hewan, karena bisa
menimbulkan keluar darah sebelum melahirkan
d. Tidak boleh mandi memakai kain basah teralu lama, karena bisa
mengeluarkan air sebelum melahirkan
e. Tidak boleh mandi silanglang, karena anak yang yang keluar bisa
dalam kondisi telentang
f. Tidak boleh makan telur rebus, karena bayi yang dikandung bisa
bepenyakit bisulan
g. Tidak boleh makan buah salak, karena bayi yang dikandung bisa
kena penyakit koreng.
h. Dan sebagainya, tergatung pada pantangan di daerahnya masing-
masing