“7 BULANAN (TINGKEBAN)”
DISUSUN OLEH :
NAMA : KHATULISTIWA
NIM : 0306222064
Ibu hamil biasanya tidak boleh bercampur dengan suaminya sampai 40 hari sesudah
persalinan. Ia juga dilarang bekerja terlalu berat untuk menghindari hal-hal buruk yang tidak
diinginkan.
Dalam upacara tingkeban, biasanya diadakan pengajian khusus dengan membaca Surat
Yusuf, Lukman, dan Maryam. Dipersiapkan pula peralatan untuk memandikan ibu hamil
dengan kembang 7 rupa.
Upacara 7 bulanan biasanya dipimpin oleh orang yang dituakan, atau orang yang
paling tua di dalam keluarga. Berbagai tahap-tahap 7 bulanan tersebut adalah :
1. Sungkeman
3. Pecah telur
Telur yang digunakan adalah sebutir telur ayam kampung yang ditempelkan terlebih
dahulu ke dahi dan perut calon ibu, lalu dipecahkan ke lantai. Prosesi ini bermaksud agar
persalinan nantinya lancar.
4. Memutus janur/lawe
Janur atau lawe diikatkan ke perut calon ibu lalu calon ayah akan memutus janur atau
lawe tersebut. Sama seperti pecah telur, memutus janur atau lawe bertujuan agar persalinan
berjalan lancar.
5. Brojolan
Brojolan adalah prosesi yang melibatkan kelapa gading muda yang diukir gambar
Kamajaya dan Dewi Ratih. Prosesi brojolan dimaksudkan agar bayi dapat lahir tanpa
kesulitan.
6. Pecah kelapa
Calon ayah mengambil salah satu kelapa tersebut dengan mata tertutup. Kelapa yang
diambil lalu ditempatkan di area siraman, dan dipecahkan. Hal ini dilakukan untuk
memperkirakan jenis kelamin calon bayi.
7. Ganti busana
Setelah siraman dilakukan, calon ibu akan mengeringkan badan dan mengganti busana
yang sebelumnya digunakan. Upacara ganti busana ini akan menggunakan 7 jenis kain yang
melambangkan 7 bulan dan harapan bagi si bayi. Tujuh kain melambangkan:
Sidomukti (Kebahagiaan)
Sidoluhur (Kemuliaan)
Semen Rama (Agar cinta kedua orang tua bertahan selamanya)
Udan Iris (Agar kehadirannya menyenangkan untuk orang di sekitarnya)
Cakar Ayam (Kemandirian)
Kain lurik bermotif lasem (Kesederhanaan)
Pada saat pemakaian kain yang ke-6, para tamu undangan akan ditanggapi “kurang cocok…”
dan yang ke-7 dengan ‘cocok.”
calon ayah dan calon bunda memeragakan berjualan cendol dan rujak. Di mana calon
ayah memayungi calon bunda saat berjualan. Uniknya, uang yang dipakai adalah uang koin
dari tanah liat atau kreweng.
9. Potong tumpeng
Serangkaian proses mitoni berakhir dengan potong tumpeng. Tumpeng berisi dari nasi
dengan enam tumpeng kecil di sekelilingnya.