5 4 1 Ep 1 Identifikasi Masalah Masing Masing Pihak Terkait
5 4 1 Ep 1 Identifikasi Masalah Masing Masing Pihak Terkait
DINAS KESEHATAN
Identifikasi masalah
A. Pengertian Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan, Identifikasi
masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan
menurut jenis program , cakupan , mutu , ketersediaan sumber daya.
2.
B. Sumber Masalah
Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dengan berbagai
cara,diantaranya:
1. Laporan laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang ada
C. Pendekatan Masalah
Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan
yakni :
1. Pendekatan logis
Secara logis, identifikasi masalah kesehatan dilakukan mengukur mortalitas,
morbiditas, dan cacat yang timbul dari penyakit-penyakit yang ada dalam
masyarakat.
2. Pendekatan pragmatis
Pada umumnya setiap orang ingin bebas dari rasa sakit dan rasa tidak aman
yang ditimbulkan penyakit atau kecelakaan. Dengan demikian ukuran
pragmatis suatu masalah gangguan masalah adalah gambaran upaya
masyarakat untuk memperoleh pengobatan, misalnya jumlah orang yang datang
berobat ke suatu fasilitas kesehatan.
3. Pendekatan politis
Dalam pendekatan ini, maslah kesehatan diukur atas dasar pendapat orang-
orang penting dalam suatu masyarakat (pemerintah atau tokoh-tokoh
masyarakat). 7
Infant mortality rate : jumlah kematian bayi dalam 1000 kelahiran hidup
Maternal mortality rate : jumlah kematian ibu melahirkan dalam 100000
kelahiran hidup
Penjabaran ketiga masalah makro tersebut berupa program wajib dan program
penunjang puskesmas. Masalah kesehatan di puskesmas terlihat pada laporan
tahunan yang tidak dapat mencapai target SPM.
Selain itu, sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang terdiri dari
Pelayanan Kesehatan Perorangan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat,
permasalahan kesehatan di puskesmas dapat diidentifikasi dari 2 hal tersebut.
Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
1. Pelaksanaan Manajemen
1. Kondisi Geografis
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legislatif dan
eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai tulang
punggung pendapatan daerah. Ini berarti orang sakit dijadikan tulang
punggung pendapatan daerah. Padahal upaya menyehatkan masyarakat
sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU. No.22 dan UU No. 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan
rakyat. Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah
mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar.
3. Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya
mengupayakan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Jumlah warga
negara Indonesia mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang
mana kondisi ekonominya kurang memadai. Walaupun ada ketentuan yang
memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas, namun kenyataannya orang-orang yang demikian
justru enggan datang ke Puskesmas.
4. Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat
pelayanan yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan
kesehatan pada tingkat pertama, karena pada umumnya pendidikan
masyarakat desa masih rendah, maka pola pikir mereka sangat sederhana
dan kurang atau bahkan belum paham akan arti kesehatan. Mereka
cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional yang sejak dulu dipegang oleh
masyarakat dan lingkungannya.
5. Peran Dinas Kesehatan