Anda di halaman 1dari 22

Akuntansi Investasi

Tugas
Seminar Akuntansi Pemerintahan

Disusun Oleh :
8F / 03 / Arri Febriana Budiman
8F / 18 / Leliantika Handitya Deastri
8F / 21 / Muhammad Yusuf Naseri
8F / 22 / Nur Amin Kadir
8F / 29 / Theresia Ratri Widyastuti

Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus


Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
2015
1. DEFINISI DAN KLASIFIKASI INVESTASI

1.1. Definisi Investasi

Investasi adalah komitmen sejumlah dana saat ini sampai periode waktu tertentu, untuk
menghasilkan pengembalian diakhir periode sebagai kompensasi atas penundaan konsumsi
selama dana tersebut ditempatkan ( Reilly and Brown,2005).

Investasi adalah suatu pengorbanan harta pada saat ini untuk mendapatkan harta pada
masa yang akan datang (Sharpe,1987).

Berdasarkan dua definisi tersebut pada dasarnya investasi merupakan penundaan


konsumsi atas sejumlah dana yang dilakukan pada saat ini untuk digunakan dalam produksi
atau ditanam dalam satu bidang tertentu selama suatu periode waktu dengan tujuan
memperoleh keuntungan yang akan diterima di masa mendatang.

Menurut SAP (PP No.71/2010) investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk
memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat,
terdiri dari investasi jangka pendek dan jangka panjang. Investasi yang dapat segera dicairkan
dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang termasuk investasi
jangka pendek, sedangkan apabila lebih 12 (dua belas) bulan termasuk investasi jangka
panjang Investasi jangka pendek merupakan kelompok aset lancar sedangkan investasi jangka
panjang merupakan kelompok aset non lancar.

Manfaat sosial adalah manfaat yang tidak dapat diukur langsung dengan satuan uang
namun berpengaruh pada peningkatan pelayanan pemerintah pada masyarakat luas maupun
golongan masyarakat tertentu.

Pemerintah melakukan investasi antara lain untuk memperoleh pendapatan dalam


jangka panjang atau memanfaatkan dana yang belum digunakan untuk investasi jangka pendek
dalam rangka manajemen kas.

1.2. Klasifikasi Investasi

Investasi pemerintah diklasifikasikan menjadi dua yaitu investasi jangka pendek dan
investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan kelompok aset lancar sedangkan
investasi jangka panjang merupakan kelompok aset nonlancar.

Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan
dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari 3 (tiga) bulan sampai dengan 12 (dua belas) bulan.
Investasi jangka pendek harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:

Akuntansi Investasi 1
a. Dapat segera diperjual belikan/dicairkan;
b. Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah dapat
menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas;
c. Berisiko rendah.

Dengan memperhatikan kriteria investasi jangka pendek tersebut, maka pembelian


surat-surat berharga yang berisiko tinggi bagi pemerintah, karena dipengaruhi oleh fluktuasi
harga pasar surat berharga, tidak termasuk dalam investasi jangka pendek.

Jenis investasi yang tidak termasuk dalam kelompok investasi jangka pendek antara
lain adalah:
a. Surat berharga yang dibeli pemerintah dalam rangka mengendalikan suatu badan usaha,
misalnya pembelian surat berharga untuk menambah kepemilikan modal saham pada suatu
badan usaha;
b. Surat berharga yang dibeli pemerintah untuk tujuan menjaga hubungan kelembagaan yang
baik dengan pihak lain, misalnya pembelian surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu
lembaga baik dalam negeri maupun luar negeri untuk menunjukkan partisipasi pemerintah;
atau
c. Surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam memenuhi kebutuhan kas
jangka pendek.

Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara lain terdiri
atas:
a. Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan/atau yang dapat diperpanjang
secara otomatis (revolving deposits);
b. Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh pemerintah pusat
maupun daerah dan pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Instrumen-instrumen yang tersedia untuk penempatan dana surplus kas (sebagai bagian
investasi jangka pendek) meliputi:
Penempatan kas di bank sentral;
Penempatan kas di bank komersial;
pada deposito over night (1-3 hari)
pada deposit on call yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pemberitahuan di awal.
pada deposito berjangka yang dapat ditarik pada tanggal jatuh tempo.
Pembelian obligasi pemerintah dari pasar sekunde dan/atau;
Repo/reverse repo.

Investasi pemerintah (dalam jangka panjang) adalah penempatan sejumlah dana


dan/atau barang untuk investasi pembelian surat berharga dan investasi langsung untuk
memperoleh manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya, dan dimaksudkan untuk
dimiliki lebih dari 12 bulan

Akuntansi Investasi 2
Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu permanen
dan nonpermanen. Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan
untuk dimiliki secara berkelanjutan, sedangkan investasi nonpermanen adalah investasi jangka
panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.

Pengertian berkelanjutan adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki terus


menerus tanpa ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali. Sedangkan pengertian
tidak berkelanjutan adalah kepemilikan investasi yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas)
bulan, dimaksudkan untuk tidak dimiliki terus menerus atau ada niat untuk memperjualbelikan
atau menarik kembali.

Investasi permanen yang dilakukan oleh pemerintah adalah investasi yang tidak
dimaksudkan untuk diperjualbelikan, tetapi untuk mendapatkan dividen dan/atau pengaruh yang
signifikan dalam jangka panjang dan/atau menjaga hubungan kelembagaan. Investasi
permanen dapat berupa:
a. Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan negara/daerah, badan internasional dan
badan usaha lainnya yang bukan milik negara;
b. Investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh pemerintah untuk menghasilkan pendapatan
atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Investasi nonpermanen yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain dapat berupa:
a. Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki sampai
dengan tanggal jatuh temponya oleh pemerintah;
b. Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga;
c. Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat seperti bantuan
modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat;
d. Investasi nonpermanen lainnya, yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk dimiliki pemerintah
secara berkelanjutan, seperti penyertaan modal yang dimaksudkan untuk
penyehatan/penyelamatan perekonomian.

Penyertaan modal pemerintah dapat berupa surat berharga (saham) pada suatu
perseroan terbatas dan non surat berharga yaitu kepemilikan modal bukan dalam bentuk saham
pada perusahaan yang bukan perseroan.

Investasi permanen lainnya merupakan bentuk investasi yang tidak bisa dimasukkan ke
penyertaan modal, surat obligasi jangka panjang yang dibeli oleh pemerintah, dan penanaman
modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga, misalnya
investasi dalam properti.

Akuntansi Investasi 3
Dalam Bagan Akun Standar, investasi diklasifikasikan sebagai berikut:
Investasi Jangka Pendek Investasi dalam Saham
Investasi dalam Deposito
Investasi dalam SUN
Investasi dalam SBI
Investasi dalam SPN
Investasi Jangka Pendek BLU
Investasi Jangka Pendek Lainnya
Investasi Jangka Panjang Investasi kepada Badan Usaha Milik Negara
Non Permanen Investasi kepada Badan Usaha Milik Daerah
Investasi kepada Badan Usaha Milik Swasta
Investasi dalam Obligasi
Investasi dalam Proyek Pembangunan
Dana Bergulir
Deposito Jangka Panjang
Investasi Non Permanen Lainnya
Investasi Jangka Panjang Penyertaan Modal Kepada BUMN
Permanen Penyertaan Modal Kepada BUMD
Penyertaan Modal Kepada Badan Usaha
Milik Swasta
Investasi Permanen Lainnya

Akuntansi Investasi 4
2. PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PENGUNGKAPAN INVESTASI
JANGKA PENDEK DAN PENDAPATANNYA

Sebagaimana telah diuraikan di atas, investasi jangka pendek dapat berbentuk deposito
berjangka waktu lebih dari 3 sampai dengan 12 bulan dan/atau yang dapat diperpanjang secara
otomatis (revolving deposits) atau pembelian Surat Berharga Negara (SBN) jangka pendek dan
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) oleh pemerintah pusat. Pembelian surat-surat berharga yang
berisiko tinggi bagi pemerintah, karena dipengaruhi oleh fluktuasi harga pasar surat berharga,
tidak termasuk dalam investasi jangka pendek.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah,


disebutkan bahwa Investasi Pemerintah dilaksanakan oleh Badan Investasi Pemerintah, dalam
hal ini oleh Pusat Investasi Pemerintah. Investasi Pemerintah yang dimaksud dalam PP tersebut
adalah penempatan sejumlah dana dan/atau barang dalam jangka panjang untuk investasi
pembelian surat berharga dan Investasi Langsung untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial,
dan/atau manfaat lainnya. Terkait dengan investasi jangka pendek, satuan kerja tidak
diperbolehkan melakukan investasi jangka pendek, kecuali satuan kerja Badan Layanan Umum
(BLU). Satker BLU dapat melakukan investasi dalam rangka pemanfaatan kas yang
menganggur (idle cash). Pemanfaatan kas tersebut lazimnya dalam bentuk deposito. Apabila
kas yang digunakan oleh BLU untuk investasi jangka pendek berasal dari kas operasional (telah
disahkan oleh Kuasa BUN), maka investasi tersebut disajikan sebagai investasi jangka pendek
dan merupakan bagian dari SiLPA/SAL. Apabila kas yang digunakan oleh BLU untuk investasi
jangka pendek berasal dari kas kelolaan yang akan/belum digulirkan, maka investasi tersebut
disajikan sebagai aset lainnya, dan bukan merupakan bagian dari SiLPA/SAL.

Berdasarkan LKPP Tahun 2013 (audited), Investasi jangka pendek yang disajikan pada
Neraca Pemerintah Pusat per 31 Desember 2013 adalah investasi berupa deposito berjangka
waktu lebih dari 3 bulan sampai dengan 12 bulan yang ada di BLU. Selama tahun 2013 terdapat
deposito (Investasi Jangka Pendek) yang berasal dari Kas pada BLU sebesar Rp1,18 triliun.
Investasi Jangka Pendek per 31 Desember 2013 merupakan deposito yang berada di BLU pada
Kementerian Perhubungan sebesar Rp25.023.013.699, BLU pada Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sebesar Rp1.035.619.969.696, BLU pada Kementerian Kesehatan sebesar
Rp70.105.000.000, BLU pada Kementerian Agama sebesar Rp11.559.000.000, dan BLU pada
Kementerian Kehutanan sebesar Rp40.000.000.000.

Akuntansi Investasi 5
2.1. Pengakuan

Pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan
perubahan piutang menjadi investasi dapat diakui sebagai investasi jangka pendek apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang akan
datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah dalam jangka waktu lebih
dari 3 bulan sampai dengan 12 bulan;
Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable).

Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas
pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja ataupun pengeluaran pembiayaan dalam
Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Apabila dalam pelepasan/penjualan investasi jangka
pendek terdapat kenaikan atau penurunan nilai dari nilai tercatatnya, maka selisihnya diakui
sebagai penambah atau pengurang SILPA dan sebagai keuntungan atau kerugian pada
Laporan Operasional. Keuntungan diakui pada saat harga pelepasan/penjualan (setelah
dikurangi biaya penjualan) lebih tinggi dari nilai tercatatnya, dan kerugian diakui pada saat harga
pelepasan/penjualan (setelah dikurangi biaya penjualan) lebih rendah dari nilai tercatatnya.

2.2. Pengukuran

Terkait dengan pengukuran, dapat digunakan beberapa kriteria, yaitu:


Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat membentuk nilai pasar.
Dalam hal investasi yang demikian, nilai pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai

Akuntansi Investasi 6
wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat dipergunakan
nilai nominal, nilai tercatat atau nilai wajar lainnya.
Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan obligasi jangka
pendek (efek), dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi harga
transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank, dan biaya
lainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut.
Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, maka
investasi dinilai berdasarkan nilai wajar investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar
harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar aset
lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut. Di samping itu, apabila surat
berharga yang diperoleh dari hibah yang tidak memiliki nilai pasar maka dinilai berdasarkan
hasil penilaian sesuai ketentuan.
Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam bentuk deposito jangka
pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut.
Investasi jangka pendek dalam mata uang asing disajikan pada neraca dalam mata uang
Rupiah sebesar kurs tengah Bank Sentral pada tanggal pelaporan.

2.3. Penyajian/Pengungkapan

Berdasarkan IPSAS 1 Presentation of Financial Statements, suatu aset harus


diklasifikasikan sebagai aset lancar apabila:
diharapkan dapat terealisasi, atau ditahan untuk dijual atau dikonsumsi, pada siklus operasi
normal entitas.
ditahan untuk jangka pendek atau yang tujuan utamanya untuk diperdagangkan (trade).
diharapkan untuk direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan;
atau
berupa kas atau aset setara kas (sebagaimana dimaksud pada IPSAS 2), kecuali jika kas
atau aset setara kas tersebut memang ditujukan untuk menyelesaikan kewajiban tertentu
untuk jangka waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan.
sehingga berdasarkan kriteria tersebut, investasi jangka pendek dapat dimasukkan dalam
kelompok aset lancar.

Penyajian/pengungkapan investasi jangka pendek dan hasil dari investasi jangka pendek
dalam Laporan Keuangan, sebagai berikut:
Investasi jangka pendek disajikan pada pos aset lancar pada neraca dan hasil dari investasi,
seperti bunga, diakui sebagai pendapatan dan disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran
dan Laporan Operasional.
Transaksi pengeluaran kas untuk perolehan investasi jangka pendek dicatat sebagai
reklasifikasi kas menjadi investasi jangka pendek oleh BUN dan BLU, dan tidak dilaporkan
dalam LRA.
Keuntungan atau kerugian saat pelepasan investasi jangka pendek disajikan dalam Laporan
Operasional dan sebagai penyesuaian SiLPA pada LRA.

Akuntansi Investasi 7
Pada LAK, investasi jangka pendek disajikan sebagai bagian tersendiri di luar 4 aktivitas
yang ada dalam LAK, dan atas selisih harga penjualan/pelepasan dan nilai tercatat atas
investasi jangka pendek disajikan sebagai penyesuaian terhadap Kas.

Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah berkaitan
dengan investasi jangka pendek, antara lain:
Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi jangka pendek;
Jenis-jenis investasi;
Perubahan harga pasar;
Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut;
Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya; dan
Perubahan pos investasi.
SALINAN
Berikut ini ilustrasi jurnal terkait investasi jangka pendek:
Jurnal pada saat perolehan investasi jangka pendek dengan jangka waktu lebih dari 3
bulan sampai dengan 12 bulan, BUN atau KPA mereklasifikasi saldo kas yang ditempatkan
pada investasi jangka pendek dalam Buku Besar Akrual dengan jurnal:
Investasi Jangka Pendek xxx
Kas dan Setara Kas xxx
Jurnal pada saat pendapatan hasil investasi jangka pendek diterima, KPA menjurnal dan
membukukan di Buku Besar Akrual dan Buku Besar Kas dengan jurnal:
Diterima dari Entitas Lain xxx
Pendapatan Bunga xxx
Kuasa BUN menjurnal penerimaan kas dan membukukan di Buku Besar Kas dan Buku
Besar Akrual sesuai jurnal penerimaan kas.
Jurnal pada saat pelepasan investasi jangka pendek dengan jangka waktu lebih dari 3
bulan sampai dengan 12 bulan, BUN mereklasifikasi saldo investasi jangka pendek yang
dikembalikan ke kas dalam Buku Besar Akrual dengan jurnal:
Kas dan Setara Kas xxx
Investasi Jangka Pendek xxx
Jurnal pada saat investasi jangka pendek dilepas dan mendapatkan keuntungan atas
selisih harga pelepasan dengan nilai tercatat, KPA menjurnal dan membukukan di Buku
Besar Akrual dan Buku Besar Kas dengan jurnal:
Diterima dari Entitas Lain xxx
Pendapatan PNBP Lainnya xxx
Kuasa BUN menjurnal penerimaan kas dan membukukan di Buku Besar Kas dan Buku
Besar Akrual sesuai jurnal penerimaan kas.
Jurnal pada saat investasi jangka pendek dilepas dan mendapatkan kerugian atas
selisih harga pelepasan dengan nilai tercatat, KPA menjurnal dan membukukan di Buku
Besar Akrual dan Buku Besar Kas dengan jurnal:
Belanja Lain-lain xxx
Ditagihkan kepada Entitas Lain xxx
Kuasa BUN menjurnal pengeluaran kas dan membukukan di Buku Besar Kas dan Buku
Besar Akrual sesuai jurnal pengeluaran kas.
Akuntansi Investasi 8
3. Pengakuan, Pengukuran, dan Pelaporan Investasi Jangka Panjang
dan Pendapatannya

3.1. Pengakuan

Dalam PMK No. 219/PMK.05/2013 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat


disebutkan bahwa Pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam bentuk investasi
dan konversi piutang atau aset lain menjadi investasi dapat diakui sebagai investasi jangka
panjang apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang akan
datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah dalam jangka waktu lebih
dari 12 bulan;
2. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara andal (reliable).

Pengeluaran kas dalam rangka perolehan investasi jangka panjang diakui sebagai
pengeluaran pembiayaan. Sedangkan penerimaan kas atas pelepasan/penjualan investasi
jangka panjang diakui sebagai penerimaan pembiayaan. Penerimaan dan pengeluaran
pembiayaan disajikan dalam LRA.

Pada saat pelepasan/penjualan investasi, apabila terjadi perbedaan antara hasil


pelepasan investasi dengan nilai tercatatnya harus dibebankan atau dikreditkan kepada
keuntungan/kerugian pelepasan investasi. Keuntungan/kerugian pelepasan investasi disajikan
dalam LO.

Hasil investasi seperti dividen tunai (cash dividend) dan bunga diakui sebagai
pendapatan baik pada LRA maupun LO. Sedangkan hasil investasi berupa dividen saham
(stock dividend), maka:
1. apabila metode pencatatan yang digunakan adalah metode biaya, maka deviden saham
diakui sebagai pendapatan LO, namun tidak diakui sebagai pendapatan LRA.
2. apabila metode pencatatan yang digunakan adalah metode ekuitas, maka deviden saham
tidak diakui sebagai pendapatan baik pada LRA maupun LO.

3.2. Pengukuran
Dalam PSAP 06 disebutkan bahwa pengukuran terhadap investasi jangka panjang
dibedakan menjadi:
1. Investasi jangka panjang yang bersifat permanen misalnya penyertaan modal pemerintah,
dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah
biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut.
2. Investasi nonpermanen dalam bentuk pembelian obligasi jangka panjang dan investasi yang
dimaksudkan tidak untuk dimiliki berkelanjutan, dinilai sebesar nilai perolehannya.
3. Investasi nonpermanen yang dimaksudkan untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian,
dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan. Misalnya, dana talangan dalam rangka
penyehatan perbankan
Akuntansi Investasi 9
4. Investasi nonpermanen dalam bentuk penanaman modal di proyek-proyek pembangunan
pemerintah (seperti Proyek PIR) dinilai sebesar biaya pembangunan termasuk biaya yang
dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian
proyek sampai proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga.

Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset pemerintah, maka nilai
investasi yang diperoleh pemerintah adalah sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar
investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada.
Harga perolehan investasi dalam valuta asing yang dibayar dengan mata uang asing yang
sama harus dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank
sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi.
Diskonto atau premi pada pembelian investasi diamortisasi selama periode dari pembelian
sampai saat jatuh tempo sehingga hasil yang konstan diperoleh dari investasi tersebut.
Diskonto atau premi yang diamortisasi tersebut dikreditkan atau didebetkan pada pendapatan
bunga, sehingga merupakan penambahan atau pengurangan dari nilai tercatat investasi
(carrying value) tersebut.

Dalam PMK No. 219/PMK.05/2013 dijelaskan bahwa metode yang digunakan untuk
menilai investasi pemerintah adalah:
a. Metode Biaya;
Pada metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan, baik pada saat investasi
awal maupun pencatatan selanjutnya. Biaya perolehan meliputi harga transaksi investasi itu
sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut.

Metode biaya diterapkan untuk:


1. Investasi permanen dengan kepemilikan pemerintah kurang dari 20%. Penghasilan atas
investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi
besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang terkait. Pada metode biaya, bagian
laba berupa dividen tunai yang diperoleh pemerintah dicatat sebagai pendapatan hasil
investasi. Sedangkan dividen dalam bentuk saham diakui sebagai penambah nilai investasi
pemerintah.
2. Investasi non permanen dalam bentuk obligasi atau surat utang jangka panjang dan investasi
yang tidak dimaksudkan untuk dimiliki berkelanjutan.
3. Investasi non permanen dalam bentuk penanaman modal di proyek-proyek pembangunan
pemerintah (seperti Proyek Perkebunan Inti Rakyat/PIR). Biaya perolehan yang dimaksud
adalah biaya pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya
lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek sampai proyek tersebut diserahkan
ke pihak ketiga.

b. Metode Ekuitas;
Metode ekuitas diterapkan untuk investasi permanen dengan kepemilikan pemerintah
sebesar 20% ke atas atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh yang
signifikan.

Akuntansi Investasi 10
Pada metode ekuitas, investasi awal dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan
dimaksud meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam
rangka perolehan investasi tersebut.

Penilaian investasi pada tanggal pelaporan keuangan disajikan sebesar investasi awal
ditambah (dikurangi) proporsi bagian laba (rugi) pemerintah setelah tanggal perolehan dikurangi
dengan penerimaan deviden tunai bagian pemerintah.

Bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh pemerintah dicatat sebagai pendapatan
hasil investasi dan mengurangi nilai investasi pemerintah. Sedangkan dividen dalam bentuk
saham yang diterima tidak mempengaruhi nilai investasi pemerintah.

Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan
nilai investasi pemerintah, misalnya adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta
asing, perjanjian antara pemerintah dengan BUMN serta revaluasi aset tetap.

c. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value);


Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan diterapkan untuk:
1. Investasi non permanen yang dimaksudkan untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian,
misalnya dana talangan dalam rangka penyehatan perbankan.
2. Investasi non permanen berbentuk dana bergulir.

Secara periodik, harus dilakukan penyesuaian terhadap investasi non permanen


sehingga nilai investasi yang tercatat di neraca menggambarkan nilai bersih yang dapat
direalisasikan (net realizable value). Nilai yang dapat direalisasikan ini dapat diperoleh dengan
melakukan penatausahaan investasi sesuai dengan jatuh temponya (aging schedule).
Berdasarkan penatausahaan tersebut, akan diketahui jumlah investasi yang tidak dapat
tertagih/terealisasi, investasi yang diragukan dapat tertagih/terealisasi, dan investasi yang dapat
tertagih/terealisasi.

Pengukuran investasi non permanen di neraca berdasarkan nilai yang dapat


direalisasikan, dilaksanakan dengan mengurangkan nilai investasi non permanen diragukan
tertagih/direalisasikan dari nilai investasi non permanen awal yang dicatat sebesar harga
perolehan. Investasi non permanen dapat dihapuskan jika investasi non permanen tersebut
benar-benar sudah tidak tertagih/direalisasikan dan penghapusannya mengikuti ketentuan yang
berlaku.

Akun lawan (contra account) dari investasi non permanen diragukan


tertagih/direalisasikan adalah beban investasi non permanen diragukan tertagih/direalisasikan.

Dalam kondisi tertentu, kriteria besarnya persentase kepemilikan saham bukan


merupakan faktor yang menentukan dalam pemilihan metode penilaian investasi, tetapi yang
lebih menentukan adalah tingkat pengaruh (the degree of influence) atau pengendalian
terhadap perusahaan investee.

Akuntansi Investasi 11
Ciri-ciri adanya pengaruh atau pengendalian pada perusahaan investee, antara lain:
a. Kemampuan mempengaruhi komposisi dewan komisaris;
b. Kemampuan untuk menunjuk atau menggantikan direksi;
c. Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti dewan direksi perusahaan investee;
d. Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara dalam rapat/pertemuan dewan direksi.

Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset pemerintah, maka nilai
investasi yang diperoleh pemerintah adalah sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar investasi
tersebut jika harga perolehannya tidak ada.

Harga perolehan investasi dalam valuta asing yang dibayar dengan mata uang asing
yang sama harus dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah Bank
Sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada neraca, investasi dalam mata uang asing
dinyatakan dalam mata uang Rupiah sebesar kurs tengah Bank Sentral pada tanggal pelaporan.
Selisih penjabaran mata uang asing ke dalam mata uang Rupiah antara tanggal perolehan
investasi dan tanggal pelaporan disajikan sebagai selisih kurs pada neraca.

3.3. Penyajian/Pengungkapan

Investasi jangka panjang disajikan pada neraca menurut jenisnya, baik yang bersifat non
permanen maupun yang bersifat permanen. Investasi non permanen yang diragukan
tertagih/terealisasi disajikan sebagai pengurang investasi jangka panjang non permanen.

Investasi non permanen yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 12 bulan
setelah tanggal pelaporan direklasifikasi menjadi bagian lancar investasi non permanen pada
aset lancar.

Hasil dari investasi, seperti bunga dan dividen, diakui sebagai pendapatan dan disajikan
pada LRA dan LO. Apabila terdapat hasil investasi yang masih terutang disajikan sebagai
piutang pada neraca.

Berikut adalah ilustrasi penyajian investasi jangka panjang pada neraca:

Akuntansi Investasi 12
Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah berkaitan
dengan investasi pemerintah, antara lain:
a. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi;
b. Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan non permanen;
c. Perubahan harga pasar investasi jangka panjang;
d. Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut;
e. Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya;
f. Perubahan pos investasi;
g. Penjelasan perhitungan penyisihan atas investasi non permanen;

Ilustrasi jurnal terkait investasi jangka panjang, antara lain:


a. Jurnal pada saat perolehan investasi jangka panjang, KPA menjurnal dan membukukan di
Buku Besar Akrual dan Buku Besar Kas dengan jurnal:
Pengeluaran Investasi Pemerintah XXX
Ditagihkan ke Entitas Lain XXX
Kuasa BUN menjurnal pengeluaran kas dan membukukan di Buku Besar Kas dan Buku Besar
Akrual sesuai jurnal pengeluaran kas.
b. Jurnal pada saat pendapatan kas hasil investasi jangka panjang/deviden diterima, KPA
menjurnal dan membukukan di Buku Besar Akrual dan Buku Besar Kas dengan jurnal:

Akuntansi Investasi 13
Diterima dari Entitas Lain XXX
Pendapatan Bagian Laba BUMN XXX
Kuasa BUN menjurnal penerimaan kas dan membukukan di Buku Besar Kas dan Buku Besar
Akrual sesuai jurnal penerimaan kas.
c. Jurnal pada saat pelepasan investasi jangka panjang, KPA menjurnal dan membukukan di
Buku Besar Akrual dan Buku Besar Kas dengan jurnal:
Diterima dari Entitas Lain XXX
Penerimaan Hasil Privatisasi XXX
Kuasa BUN menjurnal penerimaan kas dan membukukan di Buku Besar Kas dan Buku Besar
Akrual sesuai jurnal penerimaan kas.

Akuntansi Investasi 14
4. PENILAIAN INVESTASI JANGKA PANJANG

Berdasarkan PSAP 06 tentang akuntansi investasi serta Peraturan Menteri Keuangan


Republik Indonesia Nomor 219/PMK.05/2013 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat,
metode yang digunakan untuk menilai investasi pemerintah adalah:
a. Metode Biaya;
Pada metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan, baik pada saat investasi
awal maupun pencatatan selanjutnya. Biaya perolehan meliputi harga transaksi investasi itu
sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut.
Metode biaya diterapkan untuk:
1) Investasi permanen dengan kepemilikan pemerintah kurang dari 20%. Penghasilan atas
investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi
besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang terkait.
Pada metode biaya, bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh pemerintah dicatat
sebagai pendapatan hasil investasi. Sedangkan dividen dalam bentuk saham diakui
sebagai penambah nilai investasi pemerintah.
2) Investasi non permanen dalam bentuk obligasi atau surat utang jangka panjang dan
investasi yang tidak dimaksudkan untuk dimiliki berkelanjutan.
3) Investasi non permanen dalam bentuk penanaman modal di proyekproyek
pembangunan pemerintah (seperti Proyek Perkebunan Inti Rakyat/PIR). Biaya perolehan
yang dimaksud adalah biaya pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk
perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek sampai
proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga.

b. Metode Ekuitas;
Metode ekuitas diterapkan untuk investasi permanen dengan kepemilikan pemerintah
sebesar 20% ke atas atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh yang
signifikan.
Pada metode ekuitas, investasi awal dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan
dimaksud meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul
dalam rangka perolehan investasi tersebut.
Penilaian investasi pada tanggal pelaporan keuangan disajikan sebesar investasi awal
ditambah (dikurangi) proporsi bagian laba (rugi) pemerintah setelah tanggal perolehan
dikurangi dengan penerimaan deviden tunai bagian pemerintah.
Bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh pemerintah dicatat sebagai pendapatan
hasil investasi dan mengurangi nilai investasi pemerintah. Sedangkan dividen dalam bentuk
saham yang diterima tidak mempengaruhi nilai investasi pemerintah.
Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan
nilai investasi pemerintah, misalnya adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta
asing, perjanjian antara pemerintah dengan BUMN serta revaluasi aset tetap.

c. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value);


Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan diterapkan untuk:
Akuntansi Investasi 15
1) Investasi non permanen yang dimaksudkan untuk penyehatan/penyelamatan
perekonomian, misalnya dana talangan dalam rangka penyehatan perbankan.
2) Investasi non permanen berbentuk dana bergulir.
Secara periodik, harus dilakukan penyesuaian terhadap investasi non permanen
sehingga nilai investasi yang tercatat di neraca menggambarkan nilai bersih yang dapat
direalisasikan (net realizable value). Nilai yang dapat direalisasikan ini dapat diperoleh
dengan melakukan penatausahaan investasi sesuai dengan jatuh temponya (aging
schedule). Berdasarkan penatausahaan tersebut, akan diketahui jumlah investasi yang
tidak dapat tertagih/terealisasi, investasi yang diragukan dapat tertagih/terealisasi, dan
investasi yang dapat tertagih/terealisasi.
Pengukuran investasi non permanen di neraca berdasarkan nilai yang dapat
direalisasikan, dilaksanakan dengan mengurangkan nilai investasi non permanen
diragukan tertagih/direalisasikan dari nilai investasi non permanen awal yang dicatat
sebesar harga perolehan. Investasi non permanen dapat dihapuskan jika investasi non
permanen tersebut benar-benar sudah tidak tertagih/direalisasikan dan penghapusannya
mengikuti ketentuan yang berlaku.
Akun lawan (contra account) dari investasi non permanen diragukan
tertagih/direalisasikan adalah beban investasi non permanen diragukan
tertagih/direalisasikan.

Dalam kondisi tertentu, kriteria besarnya persentase kepemilikan saham bukan


merupakan faktor yang menentukan dalam pemilihan metode penilaian investasi, tetapi yang
lebih menentukan adalah tingkat pengaruh (the degree of influence) atau pengendalian
terhadap perusahaan investee.

Ciri-ciri adanya pengaruh atau pengendalian pada perusahaan investee, antara lain:
a. Kemampuan mempengaruhi komposisi dewan komisaris;
b. Kemampuan untuk menunjuk atau menggantikan direksi;
c. Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti dewan direksi perusahaan investee;
d. Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara dalam rapat/pertemuan dewan direksi.

Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset pemerintah, maka nilai
investasi yang diperoleh pemerintah adalah sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar investasi
tersebut jika harga perolehannya tidak ada.

Harga perolehan investasi dalam valuta asing yang dibayar dengan mata uang asing
yang sama harus dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah Bank
Sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada neraca, investasi dalam mata uang asing
dinyatakan dalam mata uang Rupiah sebesar kurs tengah Bank Sentral pada tanggal pelaporan.
Selisih penjabaran mata uang asing ke dalam mata uang Rupiah antara tanggal perolehan
investasi dan tanggal pelaporan disajikan sebagai selisih kurs pada neraca.

Akuntansi Investasi 16
5. PELEPASAN INVESTASI

Pelepasan investasi pemerintah dapat terjadi karena penjualan, pelepasan hak karena
peraturan pemerintah, dan lain sebagainya. Pelepasan investasi karena penjualan dikenal juga
dengan divestasi. Divestasi adalah penjualan Surat Berharga dan/atau kepemilikan Pemerintah,
baik sebagian atau keseluruhan kepada pihak lain. Pada prinsipnya investasi yang dilakukan
oleh pemerintah akan berakhir melalui divestasi baik untuk Investasi surat berharga maupun
untuk Investasi Langsung. Divestasi terhadap surat berharga dimaksudkan untuk memperoleh
manfaat ekonomi yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Badan Investasi
Pemerintah untuk investasi berikutnya yang lebih menguntungkan. Sedangkan divestasi atas
Investasi Langsung dimaksudkan untuk diinvestasikan kembali dalam rangka meningkatkan
fasilitas infrastruktur dan bidang lainnya guna memacu roda perekonomian masyarakat. Contoh
divestasi yang terdapat pada LKPP yaitu divestasi PT Kertas Padalarang dimana terdapat uang
yang telah disetor ke kas Negara pada tanggal 19 Desember 2013 sebesar Rp11.700.000.000.
Divestasi lainnya bisa dilihat pada penjualan Indosat pada 2002 silam.

Penerimaan dari penjualan investasi jangka pendek yang berasal dari manajemen kas
diakui sebagai penerimaan kas pemerintah. Penerimaan dari pelepasan investasi ini dan tidak
dilaporkan sebagai pendapatan atau pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran.
Penerimaan ini dilaporkan dalam Laporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi. Sedangkan
penerimaan dari pelepasan investasi jangka panjang diakui sebagai penerimaan pembiayaan.
Pelepasan investasi pemerintah dapat dilakukan hanya terhadap sebagian investasi. Apabila
pelepasan hanya dilakukan untuk sebagian investasi maka nilai investasi yang dilepas dihitung
dengan menggunakan nilai rata-rata dari investasi tersebut.

Perbedaan antara hasil pelepasan investasi dengan nilai tercatatnya harus dibebankan
atau dikreditkan kepada keuntungan/rugi pelepasan investasi. Keuntungan/rugi pelepasan
investasi disajikan dalam laporan operasional.

Akuntansi Investasi 17
CONTOH INVESTASI PEMERINTAH

INVESTASI PEMERINTAH PADA TAHUN 2012 (LKPP)

Investasi Jangka Pendek


Jumlah Investasi Jangka Pendek per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 sebesar
Rp768.125.137.193 dan Rp170.553.016.059, merupakan nilai investasi yang dilakukan dan
diharapkan akan diperoleh kembali dalam jangka waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan
keuangan. Investasi Jangka Pendek per 31 Desember 2012 merupakan deposito yang berada
di BLU pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebesar Rp730.699.384.448, BLU pada
Kementerian Kesehatan sebesar Rp28.653.752.745, dan BLU pada Kementerian Agama
sebesar Rp8.772.000.000.

Investasi Jangka Pendek Lainnya


Jumlah Investasi Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011
sebesar Rp0 dan Rp135.839.486.878. Jumlah Investasi Jangka Pendek Lainnya Tahun 2011
merupakan investasi berupa deposito. Pada LKPP Tahun 2012, seluruh Investasi Jangka
Pendek Lainnya disajikan dalam pos Investasi Jangka Pendek.

Investasi Non Permanen Lainnya


Investasi Non Permanen Lainnya per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 sebesar
Rp7.969.545.521.754 dan Rp4.749.737.167.996 merupakan investasi yang dikelola oleh
beberapa KL atau BUN, yaitu:

Investasi Permanen Penyertaan Modal Negara


Jumlah Investasi Permanen Penyertaan Modal Negara (PMN) per 31 Desember 2012 dan 31
Desember 2011 sebesar Rp912.877.699.396.801 dan Rp736.991.554.233.014 merupakan nilai
penyertaan modal negara pada BUMN, Non BUMN, BHMN, Lembaga Keuangan Internasional,
Badan Usaha Lainnya, BI, dan LPS dengan jumlah:

Akuntansi Investasi 18
Investasi Permanen BLU
Saldo Investasi Permanen BLU per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 yang berjumlah
Rp134.165.377.149 dan Rp6.637.194.500 merupakan penyertaan modal oleh BLU dan
Perguruan Tinggi eks BHMN yang telah ditetapkan menjadi Satuan Kerja BLU pada
perusahaan. Saldo per 31 Desember 2012 terdiri dari:
a. penyertaan modal BLU PPK Gelora Bung Karno (Sekretariat Negara) sebesar
Rp6.637.194.500 pada PT Senayan Trikarya Sempana (PT STS) dengan porsi kepemilikan
sebesar 10%; dan
b. penyertaan modal Institut Teknologi Bandung sebesar Rp32.685.105.653, Universitas
Indonesia sebesar Rp11.488.902.626, Universitas Gajah Mada sebesar Rp61.810.850.000,
Universitas Pendidikan Indonesia sebesar Rp6.518.536.641, Universitas Airlangga sebesar
Rp10.421.613.561, dan Institut Pertanian Bogor sebesar Rp4.603.174.168.

Investasi Permanen Lainnya


Jumlah Investasi Permanen Lainnya per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 sebesar
Rp0 dan Rp87.609.772.784 merupakan nilai PMN pada badan-badan lainnya yang disajikan
berdasarkan metode ekuitas (equity method). Nilai Investasi Permanen Lainnya berupa
penyertaan atau kepemilikan Perguruan Tinggi Eks BHMN pada beberapa perusahaan pada
LKPP 2012 disajikan pada pos Investasi Permanen BLU.

Akuntansi Investasi 19
CONTOH INVESTASI JANGKA PANJANG

CONTOH INVESTASI JANGKA PENDEK

Akuntansi Investasi 20
CONTOH INVESTASI JANGKA PANJANG
PIP Kucuri Dana Segar Rp51 M untuk Jalan di Boalemo
Selasa, 19 November 2013 | 07:16 WIB
Kategori: Investasi, dibaca: 518 kali

Pusat Investasi Pemerintah (PIP) kembali menggelontorkan pinjaman sebesar Rp51


miliar kepada Pemerintah Daerah Boalemo, Gorontalo, untuk pembiayaan infrastruktur
berupa pembangunan tiga ruas jalan di Kabupaten Boalemo. Pinjaman PIP kepada
Pemkab Boalemo tersebut berjangka waktu 5 tahun dengan masa tenggang
pembayaran pokok selama 16 bulan dan tingkat suku bunga 9,25 persen efektif per
tahun. Pembangunan ruas jalan ini mencakup ruas jalan SP.3 Trans Bongo Nol- Bongo
I, ruas jalan Akses Pelahuhan dan ruas jalan Tangga Barito- Dusun Moliliolo.

Ini merupakan bentuk komitmen PIP dalam berinvestasi pada pembangunan


infrastruktur yang diyakini akan turut meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. PIP
juga meminta masyarakat Boalemo untuk turut aktif memantau dan mengawasi
pelaksanaan pembangunan ketiga ruas jalan yang dibiayai tersebut. Perjanjian
pinjaman tersebut langsung ditandatangani oleh Kepala PIP Soritaon Siregar dan Bupati
Boalemo, Rum Pagau di Balairung DPRD Kabupaten Boalemo.

Sebelumnya, PIP juga telah menandatangani pinjaman infrastruktur jalan dengan


kabupaten Mukomuko. Dengan terealisasinya pinjaman untuk dua kabupaten ini,
maka total pinjaman infrastruktur PIP yang telah terealisasi pada tahun 2013
mencapai Rp267 miliar.

CONTOH INVESTASI JANGKA PENDEK

Akuntansi Investasi 21

Anda mungkin juga menyukai